"BAB 93 Seolah Orang yang Dikenal"

　　"Pemikiran yang semakin dipikir semakin menakutkan ini... membuat Lin Xian merasa sangat gelisah." 　　"Dia tidak yakin." 　　"Pertanyaan yang dia ajukan ini, sebenarnya jawaban apa yang ingin didengarnya dari mulut Dalimao, nama siapa yang ingin didengarnya." 　　"Zhao Yingjun?" 　　Jika Dalimao memberitahunya, bahwa sekarang—600 tahun kemudian—di Shanghai baru yang menara kembarnya menjulang tinggi hingga menembus awan, CEO kantor pusat Perusahaan MX... adalah Zhao Yingjun, masih tetap Zhao Yingjun... apa yang akan dipikirkannya? 　　Lin Xian tidak tahu. 　　Dia tidak pernah membayangkan alur menghebohkan seperti ini. 　　Tapi di sisi lain... 　　Dia merasa, mendengar nama Zhao Yingjun justru merupakan hal yang sangat masuk akal. 　　Pertama. 　　Perusahaan MX memang perusahaan milik pribadi Zhao Yingjun, didirikan dan dikembangkannya sendiri. Logo dengan desain unik itu tetap tidak berubah hingga kini, mungkin menjadi bukti terbaik bahwa dia masih mengendalikan perusahaan. 　　Kedua. 　　Pada suatu waktu antara tahun 2023-2624, cabin hibernasi telah berhasil dikembangkan. Secara teori, Zhao Yingjun sepenuhnya mungkin menggunakan cabin hibernasi untuk menjelajahi waktu, datang ke dunia masa depan 600 tahun kemudian, lalu mengembangkan Perusahaan MX dan membangun Shanghai baru selama bertahun-tahun ini. 　　Terakhir. 　　Zhao Yingjun memang menerima undangan dari Klub Jenius, mungkin dia telah bergabung dan menjadi anggota klub. Sebagai organisasi kuat yang mampu mengubah aliran sejarah dan mencetak cap bergambar di bulan... Lin Xian tidak merasa melintasi 600 tahun ruang-waktu merupakan hal sulit bagi mereka. 　　…… 　　Jadi. 　　Dari semua penjelasan di atas. 　　Mungkinkah... semua ini—termasuk bayangan tangan hitam di bulan, pendirian kota-kota baru seperti Shanghai baru, perkembangan menyimpang di dalam dan luar tembok baja—adalah hasil manipulasi Klub Jenius di balik layar? 　　“Sejak awal, Lin Xian memang tidak bisa memahami klub ini.” 　　“Sekarang, semakin tidak bisa dipahami.” 　　“Apa sebenarnya tujuan mereka?” 　　“Mengapa mereka melakukan ini?” 　　“Sama sekali tidak mengerti.” 　　“Sedikit pun tidak ada petunjuk.” 　　“Aku tidak tahu...” 　　Dalimao menggelengkan kepala dengan bingung: 　　“Tentang hal-hal di dalam Shanghai Baru, pengetahuan kami sangat minim.” 　　“Jangan kira karena kami sudah mencuri bertahun-tahun, barang berguna yang berhasil dicuri sangat sedikit... nanti saat kau cari buku di gudang itu, kau akan paham. Jumlahnya sedikit dan isinya buku-buku tidak berguna.” 　　…… 　　Tidak mendengar nama Zhao Yingjun dari mulut Dalimao. 　　Jujur saja. 　　Lin Xian tanpa alasan merasa lega. 　　Tapi... 　　Dia menoleh, memandang menara kembar yang menindas raksasa baja besar itu, melihat lampu dingin logo MX yang menyala terang di pinggang gedung... 　　Tapi tidak mendengar nama Zhao Yingjun, bukan berarti CEO di dalam sana bukan dia. 　　Jika bukan Zhao Yingjun, lalu siapa? 　　Mengapa Perusahaan MX tiba-tiba berhenti menjual kosmetik dan beralih membangun Shanghai Baru? 　　Misteri. 　　Lagi-lagi misteri yang tak terhitung. 　　“Kak Muka, di mana aku bisa menemukan sejarah perkembangan Perusahaan MX, atau semacam profil perusahaan?” 　　Dalimao menunjuk ke gudang tadi: 　　“Apa di gudang Bos Li ada dokumen dan buku terkait... Buku-buku itu kan dikumpulkan dari pabrik pengolahan sampah Kota Baru Shanghai. Kalau beruntung, mungkin bisa menemukan buku tentang Perusahaan MX ya?” 　　“Lagipula bukankah kau juga mau cari buku ayahku 《Pengantar Konstanta Semesta》 di gudang itu? Ayo kita cari bersama.” 　　“Jika di mana-mana juga tidak ketemu... Mungkin memang tidak ada cara lain, lebih baik kau lupakan saja rasa penasaran ini. Sejarah asli hanya bisa ditemukan di toko buku Kota Baru Shanghai... Tapi kita tidak bisa masuk ke kota itu, percuma saja kau berharap.” 　　“Kalau bisa ketemu ayah lebih cepat, mungkin bisa minta dia bawa beberapa buku saat pulang? Tapi menurutku ini tidak realistis. Kota Baru Shanghai saja sudah sangat luar biasa mengundangnya ke seminar, mana mungkin mengizinkan bawa buku keluar?” 　　Lin Xian pun tidak banyak bicara. 　　Ia dan Dalimao pergi ke gudang tempat Li Cheng menyimpan "buku-buku curian". 　　Kreek— 　　Saat pintu besi terbuka, menyergap mereka adalah aura yang tak sedap. 　　Aroma yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. 　　Seperti sampah yang sudah terfermentasi sepuluh ribu tahun, kelinci mati sepuluh ribu tahun lalu, hingga tinja yang baru dikeringkan... 　　“Pyuu! Bau banget sih!” Dalimao menjepit hidungnya, menyalakan lentera gudang dengan suara melengking: 　　“Saudara, buku yang diambil dari tong sampah itu baunya paling menyengat! Lengket dengan berbagai macam kotoran... Kau tidak bisa mencucinya dengan air, hanya bisa dijemur sampai kering, lalu pakai tangan untuk mengorek gumpalan-gumpalan di dalamnya——” 　　“Sudahlah Kak Muka, jangan kau cerita lagi.” 　　Lin Xian mengernyitkan alut masuk ke dalam, memandang rak-rak buku yang berjejer di kedua sisi: 　　“Ayo kita buruan cari. Tolong saat mencari, jangan hanya fokus pada buku 《Pengantar Konstanta Semesta》 itu, perhatikan juga apakah ada laporan atau buku tentang Perusahaan MX. Saya masih penasaran siapa CEO mereka sebenarnya.” 　　“Baik.” 　　Keduanya berpisah mencari, satu ke kiri satu ke kanan. 　　Sebenarnya Lin Xian mengira gudang ini akan dipenuhi buku seperti perpustakaan... Namun kenyataannya berkebalikan, buku di sini sangat sedikit. 　　Di sisi Lin Xian ada sekitar tiga rak buku, sementara sisi Dalimao sekitar lima rak. Totalnya tidak sampai banyak. 　　Ini membuktikan... kegiatan mencuri mereka pun tidak mudah, tidak selalu bisa mendapat hasil melimpah. 　　Lin Xian juga memikirkan kemungkinan penyebab lain. 　　Menurut gambaran film dan game fiksi ilmiah di zamannya tahun 2023... sepertinya orang-orang di masa depan sudah tidak membaca buku lagi. Mereka menggunakan produk teknologi canggih seperti kacamata holografis, VR, atau ipad dengan kertas tipis. 　　Mungkin karena alasan ini, jumlah orang yang membeli dan membaca buku di Shanghai Baru memang sudah sedikit, sehingga buku di pabrik pengolahan sampah juga sedikit, otomatis buku yang bisa mereka curi pun terbatas. 　　Lin Xian mencari dengan sangat teliti. 　　Benar seperti kata Dalimao, buku-buku yang ada di sini memang hampir tidak memiliki nilai sama sekali... 　　"Ada novel, buku resep, buku latihan, buku tugas, dan sejenisnya, tapi tidak ada satu pun buku yang bisa berguna." 　　"Kak Muka, apakah buku-buku berguna sudah dikirim keluar oleh Bos Li sejak lama? Seperti buku ayahmu [Pengantar Konstanta Alam Semesta] itu?" 　　"Betul." Dalimao menjawab sambil menutup hidungnya: 　　"Materi yang benar-benar berguna, buku-buku yang bisa dipakai, pasti sudah Bos Li berikan ke orang-orang yang bisa memahaminya. Yang tersisa di sini memang barang-barang sisa yang tidak berguna." 　　Mendengar ini, semangat Lin Xian langsung turun setengah. 　　Karena tidak menemukan apa-apa di bagiannya, dia beralih membantu Dalimao mencari. 　　Hasilnya... 　　Tetap tidak menemukan. 　　Tidak ada satu pun buku berguna, materi, atau petunjuk yang ditemukan. 　　Lin Xian menghela napas. 　　Sudah capek berkeliling, tapi tetap tidak bisa menghindari rencana awal yang terpikirkan—— 　　Hanya ada satu cara: menyusup ke Kota Baru Shanghai untuk menemukan catatan sejarah sejati, buku [Pengantar Konstanta Alam Semesta], menemukan ayah Dalimao, serta mengetahui nama CEO sebenarnya dan sejarah perkembangan Perusahaan MX. 　　Berputar-putar terus. 　　Untuk mengetahui semua jawaban, tidak ada jalan pintas. Harus dengan jujur mencari cara 【menyusup ke Kota Baru Shanghai】. 　　"Ayo pulang makan, Saudara. Istriku sudah menyiapkan makanan untuk kita." 　　Dalimao menutup pintu gudang, memanggil Lin Xian naik motor: 　　"Cepat kita pulang isi perut, jam 10 malam harus berkumpul di sini lagi... untuk memulai operasi malam ini!" 　　Lin Xian mengangguk, lalu naik ke motor. 　　Sebenarnya dia awalnya tidak terlalu tertarik dengan rencana "Menyelundupkan Sampah di Pabrik Pengolahan Sampah" yang disebutkan malam ini... 　　Dia hanya penasaran polos, ingin tahu apa yang Dalimao dan Erzhu Zi lakukan diam-diam setiap malam. Sekarang setelah yang sebenarnya sudah terungkap, tidak ada lagi rasa penasaran. 　　Tapi. 　　Sudah datang sampai sini. 　　Sudah bergabung dengan geng, sudah bertemu bos, sekarang kabur rasanya tidak etis. 　　Apalagi... 　　Tujuan akhirnya adalah menyusup ke New Shanghai. 　　Karena sekarang sama sekali tidak ada petunjuk, kenapa tidak ikut mereka mengamati situasi keluar-masuk New Shanghai dari dekat? 　　Mungkin di sekitar pabrik pengolahan sampah, bisa menemukan jejak-jejak kecil yang memberi kesempatan atau petunjuk untuk menyusup masuk. 　　…… 　　Tiba di rumah Dalimao. 　　Istri Dalimao masih sangat ramah, menghangatkan kembali makanan dan menyajikannya. 　　Dalimao membuka sebotol alkohol, bilang ingin memberi semangat pada Lin Xian yang pertama kali ikut aksi hari ini: 　　"Jangan gugup Lin Xian." 　　Setelah menyentuhkan gelas dengan Lin Xian, Dalimao tertawa terbahak-bahak: 　　"Cukup ikuti perintah Kak Muka. Kau belum akrab dengan A Zhuang, Erzhu Zi, Sanpang, tapi perlahan-lahan akan akrab. Mereka semua saudara baik." 　　Lin Xian tersenyum dalam hati. 　　Tidak akrab? 　　Justru aku terlalu akrab... 　　“Azhuang yang suka mencuri, Erzhuzi yang menggoda kakak ipar, Sanpang yang berkhianat ingin saling sikut... sudah tak terhitung kali mereka ditembak mati dalam mimpi pertama.” 　　“Sejauh ini, Azhuang dan Sanpang terlihat sudah bertobat dan berubah sikap.” 　　“Hanya Erzhuzi si brengsek ini...” 　　“Sepertinya masih mengincar kakak ipar, watak buruknya tak bisa diubah.” 　　“Sambil saling menuangkan alkohol, malam semakin larut.” 　　“Anak lelaki dan putri Dalimao sudah tidur, Istri Dalimao mulai memotong lobak di dapur untuk membuat acar besok pagi.” 　　“Dalimao melihat jam tangannya, menghabiskan gelas terakhir, lalu menepuk bahu Lin Xian:” 　　“Saudara, ambil topengmu, kita harus berangkat!” 　　…… 　　“Naik motor Dalimao, dua puluh menit kemudian mereka tiba di rumah Li Cheng.” 　　“Di halaman luas yang megah, Azhuang, Erzhuzi, dan Sanpang sudah memakai topeng siap bersiap.” 　　“Topeng yang dipakai ketiganya tidak dikenali Lin Xian, tampak seperti karakter kartun berbentuk hewan.” 　　“Topeng Dalimao berbentuk helm mecha yang keren. Topeng kali ini berukuran besar, akhirnya bisa menutupi wajah berototnya yang sangar.” 　　“Lin Xian memandang topeng Kucing Rhein kecil di tangannya...” 　　“Perasaan yang tak terlukiskan.” 　　“Kini, dia adalah anggota Kelompok Dalimao, filsuf sejati Dalimao, tangan kanan Li Cheng, ahli ilmu bela diri yang diakui Azhuang dan Sanpang.” 　　"Tapi hanya beberapa jam ini saja." 　　"Begitu tiba besok, masuk kembali ke dalam mimpi." 　　"Orang-orang ini akan kembali menjadi orang asing yang tak pernah mengenal diriku, akan meragukanku, akan mempertanyakanku..." 　　"Sebenarnya dari sudut pandang Lin Xian, melihat teman-teman yang dulunya begitu akrab memandangnya dengan tatapan waspada yang asing, tetap terasa sedikit pahit." 　　"Seandainya... waktu bisa terus mengalir ke depan, alangkah baiknya." 　　Lin Xian menghela napas dari hati. 　　Bahkan jika waktu hanya bisa berlanjut satu hari, satu hari saja... 　　Setelah masuk ke mimpi, dia bisa dengan percaya diri pergi ke rumah Dalimao, memanggil Kak Muka, menyuruhnya mengendarai motor untuk jalan-jalan. 　　Juga bisa sambil mengunyah kuaci, menonton A Zhuang, Er Zhuzi, San Pang bertengkar bodoh, menikmati kebahagiaan unik geng muka yang tolol ini. 　　Atau bisa menggunakan statusnya yang sudah bergabung dalam operasi rahasia, datang ke rumah Li Cheng, mencari mainan kecil yang menarik di gudang. 　　Tapi... 　　Tidak bisa. 　　Waktu berhenti tepat di pukul 00:42 malam. 　　Ini adalah hambatan abadi yang membuat semua usaha Lin Xian sia-sia, semuanya harus diulang dari awal. 　　"Heh... hari ini pada datang semua lebih awal!" 　　Li Cheng tersenyum lebar keluar dari rumah, memandang seluruh anggota geng muka di halaman. 　　"Wah, Dalimao merekrut anak buah baru nih!" 　　Dari belakang Li Cheng. 　　Seorang wanita berpenampilan menawan dengan cheongsam yang masih memancarkan pesona keluar, tubuhnya langsing dan anggun, senyumnya merebak seperti bunga, riasan wajahnya tipis dan natural, sangat familiar bagi Lin Xian. 　　Dalimao tertawa terbahak-bahak sambil mendorong Lin Xian ke depan: 　　"Lin Xian, perkenalkan! Ini adalah—" "Selir." Lin Xian spontan menjawab. 　　"Brengsek!!" 　　Dalimao menampar bagian belakang kepala Lin Xian, lalu tersenyum kecut pada wanita bercheongsam: 　　"Kakak ipar, anak buahku ini memang kurang cerdas, tapi gesit bertindak! Tipe otot berkembang tapi otak sederhana... Dia hanya mengoceh, jangan ditanggapi!" 　　Wanita itu sangat santun, menatap Li Cheng sambil tersenyum: 　　"Ini bukan omong kosong, jelas-jelas mengungkapkan isi hati Bos Li. Istri tidak sebaik selir, selir tidak sebaik yang dicuri kan?" 　　Li Cheng tertawa ringan menutupi kejadian. 　　"Sudah lengkap?" Lin Xian melihat ke kiri-kanan: "Kapan kita berangkat?" 　　"Masih kurang satu orang." Kak Muka melirik ke sekeliling, menunjuk gadis yang datang dari koridor timur: 　　"Nah, sedang dibicarakan dia datang! Pemain andalan kita!" 　　Lin Xian memandang ke arah timur koridor. 　　Terlihat seorang gadis bertubuh ramping seperti model, berjalan dengan langkah yang tidak terburu-buru. 　　Gadis itu mengenakan baju ketat hitam yang semakin menonjolkan lekuk tubuhnya yang proporsional. Rambutnya diikat tinggi di belakang kepala, terlihat penuh. 　　Sedangkan pada wajahnya... 　　"Memakai topeng Ultraman yang dingin!"