"Tentu saja bukan."
Dari balik lubang mata topeng Ultraman, CC berkedip:
"Mengapa kau mengira namaku itu? Pertanyaanmu ini... benar-benar aneh."
"Kalau begitu, apakah ingatanmu sejak lahir sampai sekarang bersambung dan jelas?" Lin Xian melanjutkan pertanyaannya:
“Contohnya……Apakah kau tahu jelas siapa orangtua kau, apa nama mereka, di mana dilahirkan, di mana dibesarkan, dan apakah pengalaman hidup selama belasan tahun ini……bersambung dan konsisten?”
CC tidak menunjukkan reaksi khusus terhadap nama Chu Anqing, hal ini juga sudah diantisipasi Lin Xian.
Jika benar-benar mempertimbangkan kemungkinan Chu Anqing yang menggunakan kabin hibernasi untuk sampai ke masa depan 600 tahun kemudian; serta mempertimbangkan pernyataan Profesor Xu Yun bahwa efek samping terbesar hibernasi adalah kehilangan ingatan, maka dia pasti tidak akan ingat nama Chu Anqing.
Maka dalam kondisi seperti ini.
Sebenarnya bertanya pada CC tentang urusan Chu Anqing, masalah Chu Shanhe, atau masa lalu 600 tahun yang lalu sama sekali tidak ada artinya.
Jika dia benar-benar hibernasi selama 600 tahun, pasti sudah melupakan semua hal sebelumnya.
Jadi daripada memverifikasi memori, lebih baik memverifikasi [koherensi dan kelengkapan memori].
Jika CC tidak jelas dengan memori sejak lahir, tumbuh besar, hingga dewasa, tentu ini mencurigakan; sekalipun ada celah yang jelas, itu menunjukkan kemungkinan hibernasi.
Tapi.
Jika CC memiliki memori kehidupan yang lengkap, maka analisis hubungan antara CC dan Chu Anqing……harus didekati dari sudut pandang lain.
CC terkekeh:
“Tentu saja saya tahu siapa orangtua saya, tahu di mana dilahirkan……Apa kau bertanya ini karena merasa nama saya aneh?”
“Saya tidak lahir di Tiongkok, orangtua saya adalah warga negara Tionghoa perantauan, sejak kecil dibesarkan di luar negeri. Brooklyn, Brooklyn, di situlah tempat kelahiran dan pertumbuhan saya.”
“Saya datang ke Shanghai Baru ini hanya untuk mencari brankas milik Lin Xian itu.”
“Sebelumnya saya selalu tinggal di Brooklyn di sebelas New York City, dari segi kondisi kehidupan, Brooklyn hampir sama dengan Shanghai lama. Tapi New Shanghai jelas lebih makmur dan maju sedikit dibandingkan New York City.”
Brooklyn……
Lin Xian mengetahui kota ini.
Brooklyn adalah wilayah terluas di antara lima distrik besar New York City Amerika, merupakan kota terbesar keempat di Amerika Serikat.
Sekaligus, pada tahun 2023 ketika Lin Xian hidup, Brooklyn juga merupakan salah satu daerah permukiman utama komunitas Tionghoa.
Meski tidak tahu bagaimana kondisi Brooklyn di mimpi kedua 600 tahun kemudian ini.
Tapi dari perkataan CC……
Brooklyn juga sama seperti Shanghai lama, merupakan desa kecil yang miskin.
Di sebelahnya seharusnya ada kota fiksi ilmiah dikelilingi tembok baja seperti New Shanghai, yaitu New York City.
Lin Xian tidak peduli dengan ini.
Karena CC bilang dia memiliki memori masa kecil yang utuh, ingatan lengkap sejak lahir sampai sekarang, dan juga tahu siapa orangtuanya……
Maka ini menunjukkan——
【CC seharusnya adalah penduduk asli yang lahir dan besar di dunia masa depan, dia memiliki ingatan utuh dan konsisten dari masa kanak-kanak sampai hari ini.】
Dia lahir di permukiman Tionghoa Brooklyn Amerika lebih dari sepuluh tahun lalu, lalu tumbuh besar di sana.
Dari sini terlihat.
CC mungkin benar-benar bukan Chu Anqing, bukan dia yang datang dari 600 tahun lalu menggunakan cabin hibernasi.
Lin Xian berpikir sejenak, lalu merendahkan kepala melihat CC.
“Kamu yakin tidak pernah menggunakan cabin hibernasi? Ini harus kamu pikirkan baik-baik, karena katanya alat ini punya efek samping menyebabkan kehilangan ingatan. Mungkin kamu pernah menggunakannya, tapi setelah bangun jadi amnesia.”
“Mana mungkin... Aku ini bukan orang bodoh. Kalau benar pernah menggunakan alat itu, mana mungkin sama sekali tidak tahu?” CC mendengus:
“Lagipula alat itu hanya ada di kota baru, mana mungkin aku bisa mengaksesnya. Bahkan keberadaan alat itu di kota baru sendiri masih sebatas kabar angin... Pertanyaan macam apa lagi ini?”
“Kalau begitu, apakah di lengan kirimu ada bekas luka berbentuk lingkaran? Cekungan? Atau luka apapun?” Lin Xian terus bertanya.
“Tidak, aku tidak pernah terluka. Tidak ada bekas luka di tubuhku.”
“Apakah kalian sekarang sudah tidak melakukan vaksinasi BCG lagi?”
“Apa itu?” CC menggelengkan kepala:
“Aku tidak pernah dengar tentang vaksin itu... Ngomong-ngomong, kukira kamu akan menanyakan hal-hal yang lebih bermakna. Kenapa pertanyaannya semua urusan pribadi?”
Lin Xian bisa merasakan.
CC mulai agak tidak sabar.
Tapi tidak apa.
Sekalipun dia marah, besok bisa diulang lagi tingkat kesukaannya. Hari ini gagal pun tidak masalah.
Lin Xian menopang dagunya sambil berpikir...
Mengingat CC mengatakan tidak pernah melakukan hibernasi, dan tidak ada bekas vaksinasi BCG di lengan kiri seperti Chu Anqing...
Dari sini bisa dilihat.
Sekitar saat ini bisa ditarik dua kesimpulan awal—
1、CC dan Chu Anqing seharusnya bukan orang yang sama, setidaknya dalam ranah biologis.
2、CC memang memiliki banyak fragmen memori yang bukan miliknya di otaknya, tapi ini tidak mempengaruhi integritas dan koherensi memori aslinya, dia bisa membedakannya.
Mungkinkah...
Jawaban dari pertanyaan ini.
Apakah juga tersembunyi di dalam brankas paduan hafnium itu?
Kemungkinannya cukup besar.
Lagipula, dari suara pria berjanggut tebal itu, sepertinya dia tahu banyak tentang kebenaran CC, makanya dia menyuruhnya membuka brankas.
Ah.
Lin Xian tak bisa menahan diri menghela napas dalam hati.
Di dalam brankas bandel ini...
Berapa banyak rahasia yang tersimpan di dalamnya!
Untungnya, setidaknya sekarang lokasi brankas paduan hafnium sudah ditemukan.
Kalau tidak, dengan perubahan dunia yang begitu besar dan New Shanghai yang dikelilingi tembok baja setinggi ratusan meter... dia benar-benar tidak tahu harus mencari brankasnya ke mana.
"Baiklah, tidak ada hal lain yang ingin kutanyakan, untuk malam ini cukup sampai di sini."
Lin Xian merentangkan tubuhnya, memandang tembok pabrik sampah No.221 di depan:
"Bagaimanapun juga... tujuan akhir kita berdua datang ke pabrik pengolahan sampah ini malam ini adalah sama."
Lin Xian melipat lengan, menatap drone yang berdengung melintas di atas tembok tinggi pabrik pengolahan sampah:
"Setidaknya dalam hal membuka brankas ini, tujuan kita berdua sejalan."
"Kenapa kau juga mencari brankas itu?" CC bertanya.
"Ada satu hal sangat penting yang perlu kukonfirmasi." Lin Xian juga berlaku seperti orang yang berbicara dengan teka-teki, menatap CC:
“Bagaimana kalau kita bertukar informasi lagi? Mari saling bertukar [hal penting ini].”
“Maaf, aku tidak ingin bicara.”
CC menjawab dengan tegas, menggelengkan kepala:
“Ini privasi dan rahasiaku, tidak ingin kuberitahu orang lain. Lagipula alasanmu tidak terlalu kupedulikan, yang penting kau tidak menghalangiku membuka brankas.”
“Isi brankas itu boleh kau ambil, aku hanya ingin tahu isinya apa, melihat sekilas saja.”
……
Lin Xian tidak melanjutkan bicara.
Sikap CC memang reaksi yang sudah diduga.
Perempuan memang seperti itu.
Saat dia tidak mau bicara, meski kau tempelkan pistol di kepalanya, tetap tak akan berkata.
Sekalipun jawabannya hanya hal sepele.
Sekalipun dalam mimpi berikutnya ketika tingkat kesukaannya sedikit meningkat, dia langsung mengaku.
Tapi.
Saat dia tidak mau bicara, benar-benar tidak bisa dipaksa.
Dibandingkan...
Lin Xian lebih menyukai Li Cheng dari mimpi pertama.
Cukup tempelkan pistol ke kepala, langsung masuk mode Tmall Genie, menjawab semua pertanyaan tanpa ragu.
Jadi, menghadapi CC yang lebih lunak daripada keras seperti ini, bertanya lagi pun percuma.
Lebih baik cari kesempatan untuk "meningkatkan tingkat kesukaan" nanti.
Di mimpi kedua, tingkat kesukaan CC lebih mudah ditingkatkan dibanding mimpi pertama.
Karena alasan fisik CC yang misterius...
“Dia tidak hanya mempertahankan memori dari mimpi pertama, tetapi juga mewarisi perasaan familiar dan ketertarikan terhadap dirimu dari mimpi pertama itu.”
“Sekarang setiap kali bertemu, sikap CC padanya langsung dimulai dari [keakraban dan kepercayaan halus]. Jika ada kesempatan meningkatkan ketertarikan lagi, mungkin bisa mencapai tingkat [kepercayaan penuh].”
“Jika benar sampai sejauh itu, mungkin CC juga akan memberitahukan hal sangat penting yang lebih berharga daripada nyawa itu padanya.”
“Baiklah.”
Lin Xian berkata sambil lalu.
Bagaimanapun informasi yang didapat hari ini sudah cukup banyak, hasilnya lumayan:
“Kerjasama yang menyenangkan.”
“Hei——!”
Dalimao menoleh dengan wajah terkejut, melirik CC lalu Lin Xian:
“Kalian berdua kok bisa ngobrol? Bahkan sedekat ini! Dasar kau ini mau apa!”
Dalimao dengan wajah serius menuding keras Lin Xian:
“Aku peringatkan kau Saudara, jangan berani-berani mendekati Ningning! Dia putri bos, jangan berniat jahat! Apalagi Ningning baru XX tahun, jaga jarakmu!”
“Apa?”
Lin Xian terkejut mendengar angka itu: “Li Ningning baru XX tahun?”
Tampak begitu dewasa, sorot mata yang menggoda.
Apakah ini bakat menggoda bawaan lahir?
“Baru XX tahun sudah secantik itu?” Lin Xian masih tak percaya.
“Hmph! Itu berkat kakak iparku yang cantik alami dari keturunan!” Er Zhu Zi menegakkan pinggangnya dengan bangga:
“Ningning bisa secantik ini semua karena menurun dari kakak iparku! Dasar kau, cepat menjauh dari Ningning! Kau hampir menempel!”
A Zhuang juga mencibir, melototi Lin Xian:
“Sungguh tidak pantas, Lin, bagaimana bisa kau melakukan hal seperti ini? Sangat mengecewakan! Sanpang, bagaimana menurutmu?”
Sanpang menggelengkan kepala dengan bijak:
“Menurutku tidak boleh.”
Tiga vote veto.
“Kalian benar-benar sok mengatur...”
Lin Xian merasa kesal.
Dia melangkah ke kanan, menjauh dari CC.
“Fokus semua! Kita hampir memasuki area blind spot kamera! Bersiap!”
Teriakan Dalimao membuat kerumunan langsung diam.
A Zhuang, Er Zhuzi, dan Sanpang patuh menoleh kembali. Mereka mulai memutar pinggang atau meregangkan kaki dan pergelangan tangan di posisi masing-masing, mempersiapkan aksi selanjutnya.
Dalimao juga membuka kuda-kuda, mulai meregangkan otot.
Sebagai pilar penopang tangga manusia, tekanan yang ditanggungnya sangat besar, tanggung jawabnya pun tak kalah berat.
Harus diakui, Dalimao sebagai pemimpin geng dan kepala tim memang cukup bertanggung jawab.
Matanya tak lepas mengawasi beberapa drone yang berpatroli di langit, menyaksikannya mendekat, bersilangan, lalu perlahan menjauh...
Sambil terus memandang jam tangannya.
00:04
“Sekarang!”
Area blind spot kamera muncul!
Dalimao memerah wajahnya sambil berteriak:
“Mulai menyusun tangga manusia!”
