Lin Xian membawa undangan ini kembali ke kantor.
Ia tak kunjung mengerti…
Mengapa Chu Shanhe secara khusus mengirimkan undangan padanya.
Dari sudut mana pun, dirinya tidak pantas menghadiri Jamuan Malam Tahun Baru Shanghai Chamber of Commerce, statusnya jelas tak setinggi itu.
Tapi, tak ada salahnya untuk hadir, harus menjaga image "Macan MX" di depan Zhao Yingjun.
Melihat jam tangannya.
Sudah pukul setengah tujuh, bahkan jika masuk mimpi sekarang pun tak akan menyusup ke alur cerita pencuri aliran tiga pedang.
Sebenarnya, mimpi malam ini sudah tak bernilai lagi bagi Lin Xian.
Eksplorasi mimpi keduanya kini memasuki fase kedua——
Menyusup ke Shanghai Baru.
“Sepertinya mulai sekarang harus masuk mimpi saat siang hari.”
"Di dalam mimpi tadi malam, CC sudah memberitahuku bahwa sampai malam nanti dia akan bersembunyi di hutan belakang rumah Li Cheng."
"Asalkan saat itu menggunakan rahasia 'VV' untuk menyambung komunikasi dengannya, kita berdua bisa mulai merencanakan penyusupan ke Shanghai Baru."
"Kalau begitu malam ini... mari bersantai sejenak setelah sekian lama."
Lin Xian menggeliatkan badan, mematikan lampu lalu keluar dari kantor.
……
Hari berikutnya.
Siang hari.
Setelah makan siang sederhana di rumah dan menonton TV sebentar untuk memancing kantuk, Lin Xian melirik jam: 14:30.
Waktu masuk mimpi terawalnya adalah 12:42. Agar bisa tidur lebih awal siang ini, kemarin malam dia sengaja begadang sampai larut.
Tapi karena tidak terbiasa tidur siang, baru sekarang rasa kantuk itu mulai datang.
Menutup gorden, berbaring di ranjang.
Lin Xian menutup mata.
Masuk ke alam mimpi.
……
……
……
Masih tanpa hembusan angin musim panas yang familiar, rumah-rumah kecil swadaya yang berjejal memblokir semua aliran angin.
Tapi suhu siang tetap tinggi.
Begitu membuka mata, Lin Xian langsung melompat dua langkah ke tempat teduh. Suhu tubuhnya langsung turun drastis.
Dia melihat jam tangannya.
14:51
Ternyata benar, proses tertidur di siang hari memang lebih lambat.
"Langkah pertama, harus menemukan CC di hutan belakang rumah Li Cheng dulu."
Lin Xian melihat ke kiri-kanan.
Jarak ke rumah Li Cheng dari sini masih cukup jauh.
“Walau lari juga bisa sampai... tapi waktunya terlalu lama.”
“Sudah saatnya menunjukkan jati diri warga baik bintang lima Los Angeles.”
Lin Xian langsung berjalan menuju rumah Dalimao.
Motor Dalimao meski reyot dan hampir berantakan. Tapi bagaimanapun itu tetap sebuah motor, yang statusnya di desa miskin kumuh ini tak kalah dengan Ferrari.
Apalagi Dalimao sebagai preman desa, sangat sombong, kunci motornya tak pernah dicabut dari kontaknya.
Mungkin dia sangat yakin, di desa ini tak ada yang berani mencuri motor Ketua Geng Wajah.
“Hari ini akan kuajari Dalimao pelajaran berharga.”
“Agar dia paham...”
“Apa arti pencuri dalam selimut.”
Brak!
Baru keluar dari mulut gang, Lin Xian bertubrukan dengan pria bertopi hitam.
“Minggir!!”
Pria bertopi hitam itu memaki sambil mendorong Lin Xian ke tembok! Lalu mengambil dompet yang jatuh dan buru-buru pergi.
“Waduh...”
Lin Xian sudah tak tahu harus berkata apa.
Sekilas dia mengenali, orang yang lewat tadi adalah pencuri tiga pedang yang mencuri tas tangan Nenek Li sore hari dan kotak uang Keparat kios malam ini!
“...Apa ada harta karun di desa ini?”
Lin Xian tak bisa menahan gumam, dalam hal tekad dan konsistensi, pencuri tiga pedang ini benar-benar sebanding dengan CC.
CC adalah sosok yang tak peduli seberapa drastis dunia berubah, tujuannya hanya satu—membuka brankas Lin Xian.
Pencuri ini juga sama...
Dari pagi sampai malam dia mengendap di desa kecil ini mencuri, pasti dia sangat mencintai bumi ini, cinta yang begitu dalam.
"Bahkan rute pelariannya sama persis..."
Lin Xian sudah tak punya tenaga lagi untuk menggerutu.
Dia berbalik dan bersiap melanjutkan perjalanan ke rumah Dalimao, tapi beberapa wajah garang menghadang di depannya.
Dalimao membawa tiga anak buahnya terengah-engah datang, menepuk keras bahu Lin Xian:
"Adik! Apa kau melihat pencuri bertopi hitam?"
"Lihat."
"Lari ke arah mana?!"
"Sana." Lin Xian menunjuk ke arah rute pelarian pencuri bertiga pedang.
"Kejar!"
Dalimao meludah sambil mengumpat:
"Berani-beraninya mencuri di wilayah kekuasaan aku sih... Dia benar-benar memberontak!"
Brengsek-brengsek...
Geng Wajah yang sekumpulan orang sembarangan itu saling dorong mengejar ke dalam gang.
Lin Xian tersenyum.
Bagus juga.
Dengan mengalihkan perhatian Dalimao, setidaknya tak ada yang menghalanginya mencuri motor.
Mengalihkan kucing dari gunung.
……
Sampai di rumah Dalimao.
Setelah memastikan aman dari luar, Lin Xian masuk lebar-lebar langsung melompati motor.
Memutar kunci, menghidupkan mesin, lalu menginjak kick starter dengan keras—
Bruum.
Tidak bisa menyalakan mesin.
Kaki kembali menginjak kuat tuas starter——
Gruduk.
Masih tidak bisa menyala.
"Kenapa semua motor Dalimao rusak begini!"
Lin Xian menghela napas.
Di Mimpi Pertama, mobil van transmisi manual itu memang sulit dikendarai, pastinya ada masalah dengan girboks.
Motor tua kali ini punya masalah serupa, mesinnya enggan hidup.
Dulu setiap kali Dalimao selalu bisa menyalakan sekali injak, mungkin motor rongsokan seperti ini memang butuh teknik khusus.
"Bu! Ada pencuri motor!!"
Di lantai dua, putri Dalimao menyembulkan kepala, langsung berteriak melihat Lin Xian:
"Adik! Gigit dia!"
BRECET-BRECET BRUMMM BRUMMM BRECET——
Dentingan peralatan masak berantakan disertai raungan mengerikan bergema dari dalam rumah.
BRUK!
Pintu rumah ditabrak habis-habisan oleh versi mini Dalimao dengan serangan bodi, menerjang liar ke arah Lin Xian!
KREEK!
Suara pecahan jelas.
Dalimao mini menabrak pilar baja penyangga tanaman anggur, benjol besar langsung menggelembung di alutnya!
"Huuuu——waaaa!!!"
Sudut bibir anak lelaki Dalimao mencong, duduk di tanah sambil teriak histeris.
BRUMMM——
Di detik itu juga, Lin Xian akhirnya berhasil menyalakan motornya. Asap hitam pekat menyembur dari knalpot yang bergetar.
“Hati-hati ya, Dalimao.”
Lin Xian melepas helm yang tergantung di kaca spion, mengaitkannya ke kepala Dalimao sambil tersenyum dan melambai:
“Paman pergi dulu～”
BOOM—— Tangan kanan menarik gas hingga penuh, motor melesat dengan bau ban terbakar menyengat, menerobos keluar pintu gerbang.
……
Rumah Li Cheng terletak di sisi lain desa, hampir di tepian paling ujung, sehingga memiliki halaman seluas itu.
Sebelumnya Dalimao sudah beberapa kali mengajak Lin Xian ke sini.
Sudah hafal di luar kepala.
Ciiiiiiiiiiii——
Baru sekarang Lin Xian mengerti kenapa Dalimao selalu mengerem dengan sepatu kulit... Rem motor tua ini memang sama sekali tidak berfungsi.
Untungnya Lin Xian mengerem di area berdebu dengan pepohonan, zona penyangganya cukup, kalau tidak pasti sudah celaka.
Dia menegakkan motor lalu turun.
Ini adalah hutan belakang rumah Li Cheng.
Sangat rimbun, pepohonan rapat dengan dedaunan lebat, sinar matahari pun sulit menembus.
Tempat yang cocok untuk berteduh.
“CC！！”
Lin Xian berteriak kencang.
Tak ada jawaban.
Mungkin sedang bersembunyi.
“CC！！”
Lin Xian berganti posisi, matanya menjelajah ke kiri-kanan di antara rimbunnya daun, tetap saja sepi.
“Keluar lah!! Aku VV!!”
Beberapa belas detik kemudian.
Shu!
Siluet hitam jatuh dari langit disertai dedaunan yang beterbangan.
Lin Xian menatap tajam—wajah oval yang cantik, tahi lalat air mata di sudut mata kiri, tubuh ramping bak model.
Itu CC, asli tanpa keraguan.
CC yang melihat penampilan Lin Xian juga tertegun sejenak, lalu bertanya:
"Kau VV?"
"Bukan." Jawab Lin Xian jujur.
"Lalu kenapa kau tahu nama VV?"
"Dirimu yang memberitahuku malam ini." Lin Xian menatap CC, menceritakan peristiwa yang akan terjadi dalam beberapa jam ke depan.
Termasuk rencana aslinya, penyamarannya sebagai Li Ningning, seni tangga manusia, brankas yang tak kunjung datang di pabrik sampah.
Dia juga menyebutkan informasi lalu lintas Pabrik Pengolahan Sampah dengan akurat.
Sekaligus menjelaskan fragmen memori di otak CC.
Tentu saja.
Yang paling krusial, adalah mengatakan kebenaran:
"Nama VV ini diberitahukan oleh dirimu beberapa jam kemudian, tujuannya agar kau percaya pada ucapanku."
"VV itu nama pria paruh baya berjanggut panjang itu kan? Suaranya pasti mirip denganku. Sebenarnya kurasa pria itu 80% adalah aku, tapi kau tak percaya. Aku tak punya bukti, sulit dijelaskan."
"Masih ada pertanyaan? Jika tidak, mari kita rencanakan langkah selanjutnya."
……
CC merenung lama.
Sekitar belasan menit.
Lin Xian tak mengganggunya.
Karena alur cerita bak novel fantasi ini butuh waktu untuk dicerna siapa pun.
Apalagi bagi CC, menghentikan rencana yang telah lama dipersiapkan demi mempercayai orang asing yang muncul tiba-tiba—sungguh keputusan yang sulit.
“Maksudmu… brankas yang tertulis nama Lin Xian itu baru akan tiba di pabrik sampah pada pukul 00:57, tapi dunia di sini akan hancur pada pukul 00:42.”
CC mengerutkan alis, menundukkan kepala berpikir:
“Jadi demi menyusup ke Shanghai Baru dan membuka brankas ini lebih awal, kau kembali ke titik waktu sekarang ini.”
Lin Xian menganggukkan kepala:
“Meski ada sedikit kesalahan pemahaman, secara garis besar memang begitu maksudnya.”
“Tidak peduli kau percaya atau tidak, Shanghai Baru tetap akan kucoba susupi karena ini satu-satunya cara membuka brankas… Kau tak bisa menunggu di pabrik sampah, dalam hal ini tak perlu aku bohongi.”
Akhirnya…
CC mengangguk-angguk penuh arti:
“Sebenarnya aku tidak percaya omonganmu, tapi… pertama wajahmu memang pernah kulihat di fragmen memori; kedua kau bisa menyebut nama VV… Aku tak paham kenapa kau tahu ini, tapi cukup meyakinkan.”
Dia menatap Lin Xian:
“Termasuk informasi arus truk sampah yang kau ketahui… Banyak dari data ini baru dirilis pagi tadi. Meski aku tak percaya perjalanan waktu… Tampaknya tak ada penjelasan lain yang masuk akal.”
“Jadi…”
Lin Xian mengulurkan tangan kanan dengan ramah:
“Bekerja sama? Rencana menyusup ke Shanghai Baru mustahil tanpa ahli kripto sepertimu.”
CC kembali ragu beberapa saat.
Akhirnya.
Dia mengayunkan tangan kanan, bertepuk ringan dengan Lin Xian:
“Kau menyebut banyak rencanaku di masa depan. Aku pilih untuk mempercayaimu.”
“Tapi masalah terbesar saat ini adalah……”
CC menyilangkan lengan, menoleh memandang kota baja raksasa yang gelap gulita di kejauhan:
“Jika kita ingin menggunakan truk sampah untuk menyusup ke Shanghai Baru, pertama-tama kita harus mencari cara masuk ke Pabrik Pengolahan Sampah.”
“Banyak orang di sekitar sini seperti Li Cheng dan Dalimao yang bekerja mencuri dari pabrik sampah. Mereka semua menggunakan metode membangun tangga manusia… Meski merepotkan, tapi memang efisien dan efektif.”
“Tapi sekarang hanya kita berdua saja……”
“Bagaimana caranya kita membangun tangga manusia untuk melompati tembok pabrik sampah setinggi 8 meter ini?”
