“Siapa bilang cuma kita berdua?”
Lin Xian tersenyum pada CC, menunjuk ke motor di belakangnya:
“Naik.”
“Ke mana?” CC bingung.
“Akan kuperkenalkan kau pada Kakak kami.”
BRUUM——
Setelah mengatur tenaga dengan tepat, Lin Xian berhasil menyalakan motor dalam sekali injak, lalu menoleh ke CC:
“Nanti ikuti instruksiku berdasarkan ekspresi wajahku. Lakukan apa yang kusuruh.”
“Apa yang harus kulakukan sebenarnya?”
“Hmm… Sebenarnya kau tidak perlu melakukan apa-apa.”
Lin Xian tampak berpikir dalam-dalam:
“Anggota Geng Wajah masih cukup polos, mudah percaya omongan orang, tidak banyak akal. Kau cukup ikuti saja di belakangku.”
BRAAAP BRAAAP!!
Motor yang mengeluarkan asap hitam itu mengangkut dua orang, melaju tersendat-sendat di jalan tanah yang tidak rata.
CC memberi tahu Lin Xian bahwa Pabrik Pengolahan Sampah tersebut akan mengirim dua armada truk sampah pukul 21:11 malam untuk mengumpulkan sampah melalui rute yang ditentukan, melewati Bank Taemu yang sudah bangkrut.
Lin Xian mengangguk, mencatat waktu keberangkatan ini.
Itu berarti...
Selama mereka berdua bisa menyusup ke dalam truk sampah sebelum pukul 21:11, mereka bisa masuk ke Shanghai Baru dengan menumpang truk sampah dan langsung sampai di Bank Taemu.
Tentu saja, syaratnya CC harus bisa meretas password tepat waktu, melewati program deteksi biometrik, dan melewati pintu keamanan dengan sukses.
Bagi mereka berdua... ini mungkin menjadi perjalanan tanpa kepulangan.
Lin Xian tidak peduli, nyawanya memang tak berharga.
Tapi fakta bahwa CC berani menyetujui perjalanan mematikan ini cukup mengejutkan Lin Xian.
Dari sini terlihat, nama VV dan orang ini mungkin lebih berharga bagi CC daripada nyawanya sendiri.
Karena alasan inilah dia bersedia menghadapi bahaya maut untuk menyusup ke Shanghai Baru dan membuka brankas itu.
Teng!
Tonjolan di jalan tanah nyaris membuat CC yang duduk di belakang terlempar.
Dia buru-buru memeluk Lin Xian untuk menstabilkan posisi, lalu melengkungkan pinggangnya sambil mundur sedikit untuk menjaga jarak.
"Bisa ceritakan tentang hubunganmu dengan VV?"
Lin Xian berteriak menembus angin.
"Tidak, aku tak mau bicara." CC bersikap dingin.
"Jangan begitu dong."
Lin Xian tersenyum:
"Sebenarnya versi dirimu beberapa jam lagi di masa depan sudah menceritakan sebagian, hanya tidak detail. Bisa jadi VV itu ada hubungannya denganku."
“Heh! Kukira kau jangan mengucapkan kebohongan seperti ini.” CC tertawa ringan:
“Aku sama sekali tidak mungkin memberitahu orang lain tentang masalah VV, kalau kau sekarang berbicara bohong seperti ini, hanya akan mengurangi tingkat kepercayaanku padamu.”
“Alasan aku sekarang mempercayai omonganmu... pada dasarnya karena kau menyebutkan nama VV... itu sudah cukup membuatku terkejut, kalau tidak, aku tidak akan percaya cerita-cerita yang kau tuturkan.”
“Tapi aku yakin, bahkan diriku beberapa jam lagi di masa depan, paling-paling hanya akan memberitahumu nama VV, sama sekali tidak akan menceritakan hal lain.”
“Baiklah.”
Lin Xian fokus menyetir, tidak bertanya lagi.
Tampaknya meski terpisah beberapa jam antara masa kini dan masa depan, CC masih sangat memahami CC, dengan mudah menembus kebohongannya sendiri.
Kenangan masa lalunya dengan VV, ini adalah memori terpenting baginya, sepertinya juga gundukan tanah yang paling tidak ingin diusik.
Apa yang terkubur di bawah tanah itu?
Lin Xian tidak bisa menebak.
Tapi sepertinya... bukan cerita dengan akhir bahagia.
Terasa seperti CC masih menyimpan dendam terselubung terhadap nama VV ini.
Hanya saja karena dia begitu menolak untuk bicara, Lin Xian benar-benar tidak bisa bertanya langsung, hanya bisa mencoba menyusun puzzle ini melalui petunjuk-petunjuk kecil di kemudian hari.
Motor melaju kencang.
Brem! Brem! Brem!
Tiga gundukan tanah lagi membuat CC terlempar, menempel erat pada Lin Xian, berpelukan.
“Bisa tidak kau menyetir lebih stabil?” CC menggerutu.
“Bukan, jangan tempel terlalu dekat!” Lin Xian menggelengkan leher:
“Rambutmu... membuat leherku gatal.”
“Kau pikir aku mau begini?!” CC membalas dengan kesal, mendorong tubuhnya mundur sedikit ke belakang.
Namun...
Brak!
Lagi-lagi sebuah tanjakan tanah.
Keduanya kembali berhimpitan.
“Kau sengaja, ya?” CC mengerutkan alisnya.
“Kau benar-benar narsis... Punya sedikit kesadaran diri, boleh tidak? Keuntungan apa yang bisa kau ambil dariku?”
Dor!
Sebuah tinju kecil menghantam punggung Lin Xian.
“Bagaimana kalau kau yang mengemudi, gantian aku yang duduk di belakang?” Lin Xian mulai tak sabar, menoleh ke belakang:
“Bisakah kita sedikit bekerja sama?”
CC mendengus, tetap membisu.
“Aku kenal seseorang yang wajahnya persis sepertimu.” Lin Xian menoleh sambil berteriak melawan angin.
“Itu pasti kalimat bule paling klise yang pernah kudengar.”
“Lihat! Inilah yang ingin kubicarakan! Kau tahu perbedaan terbesarmu dengannya?”
“Aku tak ingin mendengarnya.” CC berkata datar.
“Perbedaan terbesar antara kalian adalah kau terlalu narsis dan sok benar!” Teriak Lin Xian menantang angin:
“Dia adalah putri bangsawan, putri yang diistimewakan seluruh kota, dikelilingi oleh kasih sayang tak terhingga. Tapi meski begitu, dia tak sesombong dan senarsis dirimu! Malah sangat pengertian, tak pernah berprasangka, tak pernah merasa dirinya istimewa atau mengira setiap pria ingin mengambil keuntungan darinya.”
“Tak perlu pakai kiasan.” CC menopang bahu Lin Xian, terkekeh:
“Jadi? Kau menyukainya? Lalu menganggap semua gadis di dunia harus seperti dia?”
“Aku tak berkata begitu.”
Lin Xian memutar kemudi dengan kasar untuk menghindari lubang tanah:
"Jangan asal menjelek-jelekkan saya, saya hanya merasa kita akan bekerja sama cukup lama kedepan, lebih baik memperjelas banyak hal dari awal."
"Motor ini memang sudah reot, jalannya juga tidak rata. Kau bisa duduk manis di belakang, atau turun dan lari mengikuti motor."
Watak buruk macam apa ini?
Lin Xian tidak memanjakan dia.
Benar bahwa orang tak bisa dinilai dari penampilannya... Wajah yang sama tapi menyimpan dua kepribadian berbeda.
Bruuk!
Ada lagi tanjakan tanah.
CC menempel lagi.
“……”
“……”
Perjalanan selanjutnya tetap berguncang, CC terkadang menyandarkan tangan di bahu Lin Xian, terkadang memeluknya untuk menstabilkan posisi.
Akhirnya mereka tiba di "titik kelahiran" dengan susah payah.
Lin Xian menyembunyikan motornya lalu menarik CC bersembunyi di gang.
Melihat jam tangan.
Lewat setengah enam.
Kurang dari sepuluh menit lagi, pencuri tiga pedang itu akan muncul.
"Kita menunggu apa di sini?" tanya CC penasaran.
"Menunggu pencuri tiga pedang."
"Apaan tuh?" wajah CC terlihat bingung.
Tiba-tiba.
Dari kejauhan terdengar teriakan Nenek Li yang terengah-engah:
"Tangkap--tangkap pencuri! Tang... tangkap pencuri!"
Shu!
Pencuri bertopi hitam melintas seperti angin di mulut gang.
Lin Xian keluar dan bertemu dengan Nenek Li yang panik.
Nenek Li memegang lengan Lin Xian seperti melihat juru selamat:
"Nak..."
"Baik, baik, tunggu."
"Selesai bicara, dia melesat ke depan, mengejar si pencuri."
"Hei!"
CC juga tidak tahu harus berbuat apa, ikut bergegas di belakang Lin Xian, memperhatikan gerak-geriknya yang lincah.
"Enak saja——" "Aduh!"
Layaknya pekerja pabrik yang terlatih, Lin Xian merogoh tiga bilah pedang dari tubuh pencuri, lalu menarik ikat pinggangnya untuk mengikat kedua tangan si pencuri di tanah.
CC benar-benar terpana oleh rangkaian gerakan sempurna itu, berkedip beberapa kali sebelum menatap Lin Xian:
"Kok bisa seandal ini caramu?"
"Udah berapa kali... mata tertutup pun bisa kuborgol."
Lin Xian memandang pencuri yang celananya melorot dan menggeliat seperti belatung, sambil menepuk-nepuk debu di tangannya:
"Tinggal nunggu Kakak muncul. Kau sembunyi dulu di gang itu."
CC mengangguk.
Pikirannya melayang pada percakapan di hutan tadi - tentang aliran waktu, masa depan dan masa lalu, siklus tak berujung, hingga kata-kata 'penghancur 00:42'...
Ia berjalan masuk ke gang sambil melirik Lin Xian untuk terakhir kali:
"Kalau benar kau bisa mengulang waktu... lebih baik bawa aku langsung melihat pertunjukan ramalan masa depan ini. Pasti lebih meyakinkan."
"Ide bagus."
Lin Xian menampung saran itu.
CC memang benar. Nama VV hanyalah pintu masuk kepercayaan. Kunci sejatinya terletak pada kemampuan memprediksi, menguasai, dan membuktikan masa depan.
Lain kali memang lebih baik langsung tunjukkan bukti nyata pada CC tentang peristiwa yang akan terjadi. Itu lebih efektif daripada banyak bicara.
BOOM！！！
Tumpukan kayu bakar di mulut gang seberang ditendang terbuka, Dalimao muncul tepat waktu sesuai janji.
……
"Aku rasa bisa."
San Pang mengangguk bijak, menyetujui keputusan Lin Xian bergabung dengan Geng Wajah.
"Bagus! Kalau begitu masalah ini sudah diputuskan!"
Dalimao tertawa terbahak-bahak sambil memeluk leher Lin Xian:
"Mulai hari ini, Saudara resmi menjadi anggota Geng Wajah kami!"
"Kak Muka, sebenarnya penangkapan pencuri ini bukan semata hasil kerjaku sendirian."
Lin Xian menunjuk ke belatung yang celananya melorot di tanah:
"Aku punya rekan dengan kemampuan fisik yang sangat baik, keahlian memanjat dan melompat tembok tidak kalah dariku, dan dia juga punya banyak informasi tentang Pabrik Pengolahan Sampah Shanghai Baru. Benar-benar talenta hebat, maukah Kak mempertimbangkan merekrutnya juga?"
"Oh? Talenta ya!"
Dalimao mengangguk:
"Geng Wajah tentu menyambut talenta, tapi... meski direkomendasikan olehmu, proses penerimaan tetap sama. Harus melalui ujian dan disetujui mayoritas voting."
"Tidak masalah."
Lin Xian melambai ke CC yang berdiri di bayangan:
"Keluarlah CC, ini kakak pemimpin kita, panggil Kak Muka."
CC yang mengenakan baju ketat hitam melangkah keluar dari bayangan dengan kaki rampingnya. Siluet tubuhnya yang sempurna seperti model meregang panjang di bawah cahaya senja.
Dia tersenyum, matanya melengkung seperti dua bulan sabit indah, lesung pipi kecil di sudut bibirnya samar-samar terlihat, wajah cantiknya bagaikan bunga pir putih yang mekar, jari-jari putih ramping di tangan kanannya terangkat, melambai ke kerumunan:
"Kalian baik-baik saja."
Er Zhuzi menegakkan pinggangnya!
Lubang hidungnya menyemburkan dua aliran udara panas seperti cerobong kereta api uap! Melangkah ke depan dan erat menggenggam tangan Lin Xian, penuh semangat:
"Inikah adik ipar perempuan kami?!!"
"Bukan."
Er Zhuzi mendengus kesal, memandang CC dengan wajah hambar:
"Geng Wajah kami bukan desa kecantikan atau gua laba-laba, mana ada aturan menerima perempuan masuk geng? Kalau ini tersiar pasti jadi bahan ejekan! Geng-geng sekitar pasti akan meremehkan kita?"
"Kak Muka! Soal perempuan masuk geng ini, saya tidak setuju!"
Dalimao juga mengangguk setuju.
Memang benar...
Mana ada yang menerima perempuan masuk geng, dia benar-benar tak menyangka sekutu baru yang disebut bawahan ini ternyata seorang perempuan.
"Apa salahnya perempuan?!!"
Azhuang meninggikan nada suaranya, melangkah ke depan sambil membusungkan dada:
"Sejak zaman dahulu, perubahan membawa kemajuan, stagnasi mengundang kehancuran! Tren besar dunia mana ada yang abadi tak berubah! Saya setuju! Biarkan pahlawan wanita ini bergabung dengan geng!"
"Waduh?"
Dalimao terkejut, mengetuk-ngetuk kepala Azhuang:
"Dari mana kau belajar kata-kata ini? Ini bukan gaya bicaramu yang biasa, hampir seperti sedang bernyanyi!"
“San Pang menatap CC, memandang senyuman memabukkan seperti bunga pir yang mekar, mengangguk bijaksana:”
“Menurutku boleh.”
“Dalimao berbalik mengetuk kepala San Pang, bunyi Dor-Dor bergema seolah kosong:”
“Kau bisa lagi? Sudah belajar menjawab duluan?”
“Pokoknya...”
“Dua suara setuju, satu suara menolak.”
“Baiklah.”
“Dalimao mengangguk pasrah:”
“Kami sangat demokratis. Kalau begitu... Selamat bergabung di Geng Wajah! Nona cantik siapa namanya?”
“CC.” CC sudah tak tahan tertawa, dia menoleh sambil tersenyum pada Lin Xian:
“Teman-temanmu sangat lucu. Ngomong-ngomong... Kenapa tidak namakan Geng Kucing? Kok harus Geng Wajah?”
“Ini masalah filosofi yang rumit.” Bisik Lin Xian, namun tetap bertepuk tangan bersama Dalimao, Azhuang, dan San Pang:
“Selamat bergabung di Geng Wajah!”
“Terima kasih, suatu kehormatan.”
……
“Hmm... Barang ini memang mirip yang dipakai petugas pengawas pabrik sampah di telinga mereka.”
Di halaman rumah Li Cheng.
Li Cheng yang bertubuh kekar memandang perangkat seperti earphone Bluetooth di tangannya, lalu mengembalikannya ke CC:
“Maksudmu, kau sudah perangkat ini, bisa melihat semua informasi operasional pabrik sampah di Shanghai Baru?”
“Benar.”
CC menjelaskan:
“Waktu keberangkatan dan kedatangan semua truk sampah, serta tugas kerja setiap kendaraan, semuanya bisa terlihat jelas.”
“Malam ini pukul 23:19, di Pabrik Pengolahan Sampah 314, akan ada pengiriman buku basah dalam jumlah besar ke pabrik sampah.” Lin Xian menatap Li Cheng, langsung membahas inti permasalahan:
“Bos Li, ini kesempatan langka bagi kalian. Meskipun tidak ada buku sejarah di antara buku-buku basah itu, tapi terdapat banyak buku pelajaran dan literatur jenis lain. Logika patroli drone juga kurang lebih sama, sangat cocok untuk kalian mencuri buku.”
Li Cheng mengangguk.
Saat melihat perangkat seperti earphone Bluetooth ini, ia sama sekali tidak meragukan perkataan sepasang pria tampan dan wanita cantik ini:
“Terima kasih telah memberi kami informasi penting ini. Lalu... adakah yang perlu kami lakukan? Walau kemampuan saya terbatas, selama bisa membantu, saya tidak akan menolak.”
Lin Xian dan CC saling memandang, lalu mengungkapkan rencana mereka.
Mereka berencana menyusup secepatnya ke Pabrik Sampah No.221, yaitu pabrik tempat Dalimao dan kawan-kawan biasa mencuri.
Dua armada truk sampah akan berangkat dari pabrik pukul 21:11 - itu kesempatan terbaik untuk menyusup ke Shanghai Baru... Asal bisa melewati pintu keamanan itu, truk sampah akan mengantar mereka ke Bank Taem sesuai rute normal, di mana mereka bisa langsung turun dan membuka brankas.
Tentu saja, mereka hanya perlu meminjam beberapa formasi tumpuan manusia, tidak perlu Dalimao dan Li Ningning ikut mengambil risiko.
Setelah kedua orang ini melompat masuk, Dalimao dan Ningning bisa langsung beralih ke Pabrik Sampah 314 untuk mencuri buku.
Ini seperti transaksi pertukaran informasi dan formasi manusia.
Setelah mengetahui rencana keduanya untuk menyusup ke Shanghai Baru, Li Cheng sangat terkejut dan berusaha membujuk mereka berkali-kali. Namun setelah menyadari tekad kuat kedua orang itu, akhirnya dia menyerah dan menyetujui rencana mereka.
"Lihat, tangga manusia sudah siap." Lin Xian menatap CC.
CC mengatupkan bibirnya sambil mengangguk:
"Kau memang hebat. Awalnya kupikir kau hanya bercanda saat bilang namamu Lin Xian... Tapi sekarang, mengingat semua kejadian luar biasa yang menimpamu, mungkin saja kau benar-benar Lin Xian."
"Nah, baru benar." Lin Xian tersenyum:
"Meski harus percaya sains, hal yang tak bisa dijelaskan belum tentu tidak ilmiah. Bisa jadi bukan hanya brankas itu milikku, tapi VV di otakmu itu juga aku."
"Itu mustahil." CC menggelengkan kepala dengan yakin:
"Kalian berdua sama sekali berbeda sifat."
Bukan satu jenis karakter?
Perkataan CC membuat Lin Xian teringat hubungannya dengan Chu Anqing...
Keduanya juga seperti ini.
Wajah sama, karakter berbeda, bukan orang yang sama.
Jika menggunakan logika ini untuk melakukan deduksi.
Laki-laki paruh baya berjanggut itu dan dirinya sendiri...
Mungkinkah mengalami situasi serupa?
Suara sama, mungkin aspek lain juga sama, tapi tetap bukan orang yang sama.
Lalu apa itu?
Kloningan?
Lin Xian menggelengkan kepala, tak bisa memahaminya.
Tapi dia merasa... jika bisa mengungkap rahasia antara CC dan Chu Anqing, mungkin itu juga jawaban hubungannya dengan pria berjanggut itu.
"Berangkat!"
