"Maksudku bukan ingin kau jadi sekretaris penuh waktu."
Zhao Yingjun segera menambahkan:
"Tentang hal ini... sebenarnya sudah kupikirkan lama."
"Jujur saja, sekarang kau sudah merdeka secara finansial. Pendapatan per kuartalmu bahkan melebihi pendapatan tahunan banyak perusahaan besar. Memintamu yang sekarang menjadi sekretaris memang tidak pantas. Ini juga alasan mengapa aku ragu membicarakan ini."
"Meski sekarang kau bawahanku, dari sudut pandang kelangsungan perusahaan, mungkin kaulah sesungguhnya bos Perusahaan MX. Pernah kupikirkan bagaimana perusahaan ini akan berkembang jika kau meninggalkan MX nanti. Tapi ini tidak relevan dengan pembicaraan kita hari ini."
"Kita pernah berbincang, kau bilang ingin merintis usaha sendiri, belajar pola pikir bisnis, dan mengumpulkan pengalaman. Aku juga setuju ini penting dan mendukungmu. Posisi terbaik untuk mempelajari semua itu... tak diragukan lagi adalah sebagai sekretaris CEO."
“Seorang sekretaris sama seperti CEO, setiap hari akan terpapar informasi bisnis dalam jumlah besar bahkan rahasia, perlu mempertimbangkan cara memilih, memilah, dan memutuskan layaknya CEO. Terkadang keputusan kecil saja bisa mempengaruhi kelangsungan seluruh perusahaan. Hal-hal ini tidak bisa dipelajari dari posisi pekerjaan mana pun... Hanya bisa diperoleh melalui pengalaman langsung. Bahkan saya, bahkan Chu Shanhe, masih harus menabrak tembok dalam banyak hal sebelum maju.”
“Mengingat akhirnya kita membahas hal ini hari ini, inilah kata-kata dari hati saya. Selama ini kau banyak membantu saya, sudah sewajarnya saya berbagi semua pengalaman dan pelajaran tahun-tahun ini tanpa reserva dalam perjalanan wirausaha-mu.”
“Jadi, pertimbangkanlah tawaran ini. Jika kau berminat... tanpa mengganggu kehidupan sehari-hari dan pekerjaan, cobalah menjadi 【sekretaris paruh waktu】 saya.”
……
Zhao Yingjun berbicara dengan tulus.
Lin Xian belum pernah melihat Zhao Yingjun berbicara sebanyak ini dalam satu tarikan napas. Rupanya dia memang telah merenungkan matang-matang, baru berani mengutarakan hal rumit ini dengan cara berputar-putar.
Ucapannya masuk akal.
Dari sudut pandang orang lain, menyuruh "Ayah perusahaan"-nya yang telah merdeka finansial dan sukses di usia muda menjadi sekretarisnya memang hal yang sulit diutarakan.
Makanya sepanjang malam ini dia tampak gelisah, berkali-kali ingin bicara tapi mengurungkan niat.
Mungkin dia khawatir Lin Xian salah paham, mengira ini bentuk meremehkan atau merendahkan dirinya.
Sekretaris paruh waktu.
Zhao Yingjun benar-benar telah mempertimbangkan semuanya secara menyeluruh.
“Dia tidak akan mengikat Lin Xian 24 jam, lebih banyak meminta Lin Xian membantu menangani urusan rahasia yang tidak bisa dia selesaikan sendiri. Di waktu lain, Lin Xian bebas mengatur waktunya.”
“Untung sebelumnya aku membangun citra 'ingin sukses', 'ingin berkembang', 'ingin belajar', sehingga Zhao Yingjun mempertimbangkan untuk mempromosikanku sebagai sekretaris...”
Sedangkan Lin Xian.
Sudah menunggu momen ini sangat lama.
“Dengan senang hati.”
Lin Xian tersenyum:
“Aku merasa terhormat Anda mempercayaiku seperti ini. Aku yakin bisa melakukan pekerjaan ini dengan baik.”
Zhao Yingjun terkekeh kecil, memalingkan kepala, menatap pemandangan malam berkilauan di seberang sungai. Seolah melepas beban, dia menurunkan lengan yang sebelumnya terlipat, menyandarkannya di pinggiran pagar sungai:
“Kukira kau akan menolak.”
“Kalau dulu mungkin iya...” Lin Xian berbisik pelan:
“Tapi sekarang pemikiranku benar-benar berubah. Aku memang ingin mempelajari kemampuan nyata, dan menjadi sekretarismu jelas jalan tercepat untuk berkembang. Apa yang harus kulakukan?”
“Hari-harimu tetap berjalan normal seperti biasa.”
Zhao Yingjun menoleh, menatap Lin Xian:
“Hanya saja kedepannya aku mungkin lebih sering memanggilmu. Urusan perusahaan semakin menumpuk, aku benar-benar kewalahan. Banyak hal tidak bisa kukerjakan sendiri, jadi akan lebih sering merepotkanmu.”
“Beberapa urusan terkait rahasia dagang perusahaan juga akan perlahan kuperkenalkan padamu. Untuk ini baru ada rencana awal, detailnya bisa kita koordinasi perlahan nanti.”
“Tentu saja……kalau ada waktu, tolong bantu saya membersihkan kantor.”
Dia tersenyum malu, angin malam menggerakkan helai rambut di pelipisnya, tertiup masuk ke matanya:
“Tidak perlu dibersihkan setiap hari, lakukan saja saat ada waktu. Kantor yang bersih memang baik untuk suasana hati, tapi jangan biarkan orang lain masuk ke kantor. Pelajaran dari masa lalu, lebih baik berhati-hati.”
Lin Xian mengangguk mencatat:
“Saya akan berusaha sebaik mungkin.”
“Oh ya, ingatlah password pintu berkode kantor.” Zhao Yingjun menggosok matanya:
“32375246。”
“Sekompleks ini? Apakah ada makna khusus?” Lin Xian awalnya ingin mencatat di ponsel, tapi mengingat kurang aman, akhirnya mengulang dalam hati beberapa kali hingga berhasil menghafal kombinasi angka tanpa pola ini.
Dia mengira pasti ada polanya... Mengapa Zhao Yingjun mengatur password aneh seperti ini?
“Tidak ada maknanya sama sekali.” Zhao Yingjun tersenyum tipis:
“【Password yang bermakna suatu saat bisa ditebak, memiliki kemungkinan diretas. Tapi password tanpa makna seperti ini relatif lebih aman.】”
“Mungkin terdengar tidak masuk akal, tapi password ini benar-benar saya buat sembarangan tanpa arti apa pun.”
“Baiklah.” Lin Xian kembali mengulang dalam pikirannya beberapa kali.
Perkataan Zhao Yingjun memang benar.
Sungguh sulit diingat...
32375246
Password ini lebih seperti mengamankan diri sendiri daripada orang lain. Kalau tidak diulang sebelum tidur, mungkin besok pagi sudah lupa.
“Tenang saja, saya sudah mengingatnya.”
“Jangan beritahu siapa pun, Lin Xian.” Zhao Yingjun bangkit dari pagar, menatap awan hitam yang semakin tebal dan menekan:
“【Password ini hanya kita berdua yang tahu.】”
“Saya akan merahasiakannya.”
Lin Xian menenangkannya:
“Setelah Tahun Baru, kau akan melihat kantor yang bersih seperti baru.”
“Begitu? Saya sangat menantikannya.”
BOOM!!!
Petir mengguntur lagi, jaraknya sangat dekat, seolah tepat di atas kepala mereka.
Titik-titik hujan mulai menetes.
Dari gerimis halus, berubah cepat menjadi butiran sebesar kacang yang berdebar-debar menghujam.
“Hujan turun. Lin Xian, cepat masuk ke mobil.”
“Baik.”
Keduanya berlari kecil masuk ke mobil.
Hujan deras mengubah kaca mobil menjadi tirai air tebal, wiper depan bergerak bolak-balik secepatnya tapi tak sanggup mengusir genangan.
“Kenapa tiba-tiba hujan sebanyak ini?”
“Cuaca musim ini... mungkin memang begini.”
……
Demi keamanan, mobil melaju pelan. Saat mengantarkan Zhao Yingjun sampai rumah, hari sudah hampir tengah malam.
“Mengemudilah pelan-pelan di jalan.”
Setelah turun, Zhao Yingjun berpesan:
“Kau juga tak punya mobil, bawa saja mobil ini pulang untuk tahun baru, lebih praktis.”
“Ini terlalu mencolok, Direktur Zhao. Lebih baik tidak usah.”
Lin Xian menggelengkan kepala:
“Saya akan parkir mobil di garasi perusahaan dan mengembalikan kuncinya ke 【kantor】.”
“Aku ingat kau selalu menyimpan 【kunci mobil】 di 【laci】?”
Zhao Yingjun menundukkan kepala dan tersenyum:
“Lin Xian, kau adalah sekretarisku. Hal-hal seperti ini ke depannya kau yang putuskan saja. Kalau ada waktu, rapikan kantorku dengan baik, ingat posisi setiap barang, buat perencanaan yang matang.”
“Baik.”
……
Bzzz——
Mesin garang Ferrari LaFerrari meraung dalam derasnya hujan.
“32375246。”
Lin Xian membisikkan rangkaian angka itu di tengah bunyi tik-tak lampu sein.
“Akhirnya... berhasil.”
Senyum mengembang di sudut bibirnya, detak jantung Lin Xian berdegup kencang bagai mesin V12 yang tak mau berhenti.
Undangan Klub Jenius yang tersembunyi di kantor Zhao Yingjun... akhirnya bisa melihat isinya.
Klub Jenius...
Organisasi misterius yang bersembunyi dalam aliran waktu sejarah lebih dari 600 tahun ini akhirnya menyingkap secuil tabirnya, setidaknya... bisa mencitrakan wujudnya.
Ia begitu mistis, namun juga sangat perkasa.
Berdiri di pusat pusaran misteri, menggerakkan seluruh vorteks hitam itu.
Xu Yun.
Konstanta alam semesta 42.
Shanghai Baru.
Bulan yang terlilit tangan hitam.
Sejarah kosong selama 600 tahun.
Waktu, masa lalu, masa depan.
Bahkan mungkin brankas itu, CC, Chu Anqing, pria berjanggut tebal... semuanya terkait dengan organisasi rahasia ini.
Lin Xian selalu bingung, mengapa Zhao Yingjun punya hak menerima undangan ini.
Tapi sekarang...
Jarak menuju jawaban...
Tinggal selangkah lagi!
Kriiik——
Ferrari berhenti di garasi bawah tanah perusahaan, hujan deras membersihkan debu di bodinya hingga bersih, bersinar seperti baru, merah menyala seperti api.
Setelah mengunci mobil, Lin Xian langsung naik lift dan menekan tombol lantai 22.
Klong.
Klong.
Klong.
Lift di tengah malam sunyi senyap.
Setiap gesekan kabel pada pengait baja terdengar memekakkan telinga.
Sekarang waktu sudah lewat tengah malam pukul 12.30, seluruh perusahaan sepi tak berpenghuni. Sebenarnya pun jika ada orang juga tidak masalah, karena sekarang dia sudah menjadi sekretaris Zhao Yingjun, muncul di kantor Zhao Yingjun kapan saja adalah hal yang wajar.
Apalagi, Zhao Yingjun adalah orang yang sangat memperhatikan privasi. Di koridor lantai 22 tidak ada CCTV sama sekali, kantor itu sendiri juga tidak memiliki peralatan pengawasan.
Tak ada yang tahu apa yang akan dia lakukan.
Lebih lagi tak ada yang tahu apa yang dia lakukan di kantor Zhao Yingjun.
Seperti yang dikatakan Zhao Yingjun...
32375246。
Password ini hanya diketahui oleh mereka berdua.
Ding——
Suara pintu lift yang terbuka membuat deg-degan tak karuan.
Lin Xian melangkah satu persatu keluar dari lift yang terang, menuju pintu berkode di depan dengan lampu indikator biru yang berdenyut.
Pintu lift di belakang secara perlahan menutup...
Cahaya yang tersisa bagai air pasang yang menyurut, dari bentuk kipas menyempit cepat menjadi garis tipis, akhirnya, menghilang dalam gelap, hanya menyisakan lampu indikator biru yang berkedip-kedip di pintu berkode.
Seperti makhluk hidup.
Seperti detak jantung.
Seperti napas.
Seperti garis kehidupan yang naik turun di monitor elektrokardiogram.
Dak.
Dak.
Dak.
Sepatu bot kulit Lin Xian yang basah oleh hujan menginjak lantai gelap tanpa cahaya, langkahnya terasa sangat berat dan bergema nyaring.
Jarak belasan meter ini terasa seperti ditempuh Lin Xian selama berbulan-bulan.
Sejak pertama kali melihat surat undangan itu, hingga kini akhirnya berdiri di depan pintu berkode ini, rasanya seperti baru kemarin namun juga seperti terpisah tiga musim gugur.
Dia mengulurkan jari telunjuk kanannya.
Menekan satu per satu delapan digit angka yang diperoleh susah payah di keypad kode.
3、2、3、7、5、2、4、6。
Boom!
Suara gedebuk yang familiar terdengar, pintu berkode ganda pun terbuka sesuai bunyi.
Kriiik...
Mendorong pintu berkode yang tebal.
Yang menyambutnya adalah kantor gelap gulita dimana hujan deras menghantam jendela dari lantai ke langit-langit dengan suara gemerincing.
Meski semua jendela tertutup rapat, namun bau anyir khas hujan seakan merembes melalui celah-celah, memenuhi ruangan dengan aroma besi berkarat yang lembab.
Tak ada secercah lampu pun.
Tak ada pantulan cahaya bulan.
Hanya titik putih standby yang berkedip pelan di tepi bawah monitor komputer yang dalam mode sleep.
BOOM!!!
Kilat menyambar, menerangi seluruh ruangan secerah siang namun lenyap secepat blitz kamera, tirai hujan merayapi jendela besar bagai gorden air yang mengaburkan dunia di luar.
Dak.
Dak.
Dak.
……
Lin Xian menghirup bau besi berkarat yang lembap, matanya tidak melirik, langkah demi langkah berjalan lurus menuju meja kerja Zhao Yingjun.
Dia ingat betul undangan Klub Jenius itu disimpan di laci sebelah kanan.
Gemerincing.
Dia membuka laci, mengobrak-abrik isinya.
Tidak ada.
Gemerincing.
Membuka laci lain dan mengobrak-abrik lagi.
Masih tidak ada.
Dia membungkuk, membuka lemari arsip di samping.
"Heh……"
Tawa ringan seorang wanita tiba-tiba terdengar di belakangnya!
BOOM!!!
Kilat lagi menerobos tirai hujan, Lin Xian langsung berdiri tegak!
Di sofa samping kantor, duduk seorang wanita menyilangkan kaki sambil mengayun-ayunkan sepatu hak tingginya!
Jas hujan tergantung di bahunya, anting biru di telinganya berkilauan diterangi kilat, tersenyum ke arah sini:
"Lin Xian, sedang mencari apa?"
