“Wah! Ternyata semua mau ke Shanghai ya!”
Gao Yang yang mendengar Zhou Duanyun juga akan ke Shanghai tertawa terbahak:
“Datang semua! Hahaha, kita berempat langsung bisa main mahjong satu meja!”
“Sudah, kalian berdua yang terakhir. Sekarang semua sudah lengkap, kalian naik dulu saja! Ruang VIP paling besar di lantai dua ujung timur, isinya semua teman sekelas kita!”
Zhou Duanyun tersenyum memandang Tang Xin:
“Ini nona cantik siapa?”
“Halo, nama saya Tang Xin.” Tang Xin tersenyum ramah:
“Halo, teman sekelas Zhou.”
“Ah! Tang Xin!” Zhou Duanyun seperti tersadar:
“Aku ingat! Waktu kelas 2 SMA kamu pindah sekolah ke sini, tapi belum beberapa hari sudah ke luar negeri.”
？？？
Lin Xian dan Gao Yang saling memandang, sama-sama melihat kejutan di sorot mata satu sama lain.
Jenius memori macam apa ini?
《Super Brain》yang pindah kesini? Kok ingatan semua orang bagus-bagus begini?
Tang Xin juga terkejut, tersenyum:
"Benar-benar... agak tersanjung. Sebenarnya hatiku agak dag-dig-dug datang ke reuni kali ini, takut kalian semua sudah lupa padaku."
"Hahaha, wanita cantik selalu meninggalkan kesan mendalam. Silakan, nona duluan." Zhou Duanyun sambil tersenyum mengangkat tirai pintu, mengajak Tang Xin masuk.
"Terima kasih." Tang Xin mengangguk pada Zhou Duanyun, lalu melambaikan tangan ke Lin Xian:
"Kalau begitu aku naik dulu ya Lin Xian, sampai ketemu nanti～"
……
Gao Yang menjulurkan kepalanya, menyaksikan kedua orang itu naik lift di aula utama, menyeringai nakal ke arah Lin Xian:
"Hehehe, keberuntunganmu luar biasa Lin Xian! Tang Xin dari tadi sama sekali tidak melirikku! Jelas-jelas dia datang untukmu!"
"Sudah kukatakan, kenapa begitu kamu muncul di grup kelas, Tang Xin langsung merespon dengan menyebut namamu... Rupanya dia sudah mengintaimu! Kalau bukan karena ucapanmu itu, mungkin Tang Xin tidak akan datang hari ini!"
Lin Xian tidak berkata apa-apa.
Sudah terlalu akrab dengan Gao Yang, tidak perlu bertele-tele basa-basi.
Dia bukan orang bodoh...
Kehangatan Tang Xin padanya, mana mungkin tidak dia sadari?
Hanya tadi Tang Xin sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tapi terpotong oleh teriakan Gao Yang.
“Kau ini……”
Lin Xian memandang Gao Yang dengan kesal.
Si brengsek ini dalam hal tertentu sama seperti Dalimao, hanya bisa merusak segalanya.
Ia melihat daftar berkerut di tangan Gao Yang:
“Sudah dicek? Semua sudah hadir?”
Gao Yang melihat daftar sekali lagi, mengangguk, lalu melipatnya dan memasukkan ke saku:
“Total 41 orang, semua sudah datang, lebih banyak dari perkiraan… Untungnya di ruang VIP ada empat meja besar, cukup untuk semua.”
“Kalau begitu kita juga naik.”
……
Di ruang VIP lantai dua, suasana sangat meriah.
Teman sekelas yang tidak bertemu selama lima tahun terus mengobrol penuh sukacita.
Semua berkumpul sesuai kedekatan hubungan sehari-hari, empat meja dikelilingi para tamu yang berseri-seri.
Zhou Duanyun jelas menjadi pusat perhatian, dikerumuni teman-teman sekelas:
“Zhou Duanyun, Rolls-Royce itu milikmu! Kami tadi dari lantai atas memperbincangkan pemiliknya… Setelah sekian tahun tak jumpa, kau benar-benar sukses!”
“Wahaha, Duanyun, kita baru lulus beberapa tahun ini. Di mana kau bekerja sampai bisa kaya raya? Katanya saat liburan ujian dulu kau menang lotre, benarkah?”
“Iya nih! Ada juga yang bilang kau tidak kuliah malah jadi MLM… Ini beneran atau enggak? Kalau ada bisnis legit, jangan lupa sama teman-teman ya haha!”
Zhou Duanyun tetap tenang dengan senyum tipisnya, menepuk bahul teman pria di sebelahnya:
“Ini semua salahku karena waktu SMA jarang berkomunikasi dengan semua orang, sampai kalian salah paham padaku... Memang selama ini menghasilkan banyak uang, rumor juga banyak, tapi hal-hal yang tidak benar pasti tidak bisa dilakukan, cari uang juga harus ada prinsipnya.”
……
Jawaban Zhou Duanyun memang cukup berbobot.
Sebenarnya Lin Xian juga penasaran, bagaimana Zhou Duanyun bisa menghasilkan uang sebanyak ini, dia pun menyimak baik-baik.
Sayangnya dia malah mengelak seperti bermain taichi, empat tael menggerakkan seribu kati, kelihatan menjawab tapi sebenarnya tidak berkata apa-apa, benar-benar ahli dalam bermain kata-kata.
Memang kesan Lin Xian terhadap Zhou Duanyun tidak terlalu dalam.
Meski sekelas selama tiga tahun SMA, tapi dia selalu menyendiri di pojokan, nilai akademiknya jelek, kondisi keluarga juga buruk, pakaiannya lusuh, dan tidak punya teman.
Dalam ingatan Lin Xian tidak pernah berbicara dengan Zhou Duanyun, kalaupun pernah pasti tidak banyak, jadi Lin Xian agak terkejut ketika Zhou Duanyun langsung mengenalinya.
“Sudah sudah! Semuanya sudah datang! Ayo cari tempat duduk!”
Gao Yang mempersilakan semua orang duduk.
Langsung dia menekan Tang Xin ke kursi di sebelah kiri Lin Xian:
“Tang Xin kau duduk saja di samping Lin Xian, kulihat kau tidak terlalu akrab dengan yang lain, ngobrollah lebih banyak dengan Lin Xian.”
“Terima kasih Ketua Kelas.” Tang Xin tersenyum natural dan duduk di sebelah Lin Xian.
Empat meja siswa segera diatur dengan rapi oleh Gao Yang.
"Pada dasarnya ada dua meja untuk teman pria, satu meja untuk teman wanita, lalu di meja Lin Xian dan Gao Yang ada campuran pria dan wanita dengan perbandingan hampir 50-50."
"Selain Lin Xian, Gao Yang, Zhou Duanyun, Tang Xin, dan kembar dari keluarga Xia, ada juga dua pria dan dua wanita. Kami semua cukup dekat sejak SMA, kebanyakan adalah pengurus kelas, sehingga secara alami duduk di satu meja."
"Setelah pidato Gao Yang yang terkesan resmi, reuni kelas pun dimulai. Semua orang memperkenalkan diri secara singkat, pelayan mulai mendorong gerobak berisi makanan yang sudah disiapkan sebelumnya sambil membuka botol anggur merah dan putih secara bergantian, menuangkannya ke decanter dan gelas distribusi. Suasana ruangan langsung menjadi ramai."
"Saat hidangan panas terakhir telah diantarkan, beberapa pelayan mengisi ulang teh para tamu yang masih duduk sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan."
"Bang!"
"Pintu bilik VIP tertutup rapat. Dengan kepergian para pelayan, para mantan teman sekelas yang lama tak bertemu ini akhirnya bisa leluasa bercengkerama sambil mengenang masa lalu."
"Tang Xin, sedang apa di Amerika? Masih melanjutkan studi?"
"Setelah beberapa putaran minum, seluruh penghuni meja mulai merasa lebih akrab dengan Tang Xin dan mulai mengajaknya mengobrol."
"Aku bekerja di lembaga penelitian, masih bersama mentor semasa kuliah dulu."
"Pipinya memerah setelah beberapa gelas anggur merah:
"Tapi setelah tahun baru, aku harus kembali ke Shanghai. Seorang tokoh terkemuka di bidang farmasi mengundangku ke lembaga penelitiannya. Aku ragu cukup lama... tapi akhirnya setuju juga."
"Nah, itu baru benar!"
Gao Yang tertawa hahaha sambil mengangkat gelas:
"Selamat datang ilmuwan pulang ke tanah air!"
"Ketua kelas, ilmuwan aku belum pantas disebut... cuma seorang peneliti saja."
"Tetap selamat datang pulang! Hasil penelitian apapun lebih baik disimpan di dalam negeri! Ayo ayo! Kita bersulang untuk Tang Xin!"
Gao Yang memang jagoan sales, ahli penghangat suasana, apapun alasannya bisa mengajak semua orang minum.
Entah merayakan tahun baru.
Merayakan lima tahun kerja sama.
Merayakan hari Kamis dan sebagainya...
Dari empat meja yang ada, alkohol di meja mereka yang paling cepat habis.
Mengangkat gelas, Lin Xian menatap Tang Xin:
"Kamu meneliti bidang apa?"
"【Hibernasi】."
Gelas di tangan Lin Xian tertegun di udara.
"Hibernasi? Sama seperti Profesor Xu Yun?"
"Jauh di bawah Profesor Xu Yun..." Tang Xin meneguk anggur merahnya, tersenyum pada Lin Xian:
"Profesor Xu Yun benar-benar luar biasa, penemuannya merevolusi banyak bidang penelitian. Lin Xian, mungkin kamu kurang memperhatikan, tapi sekarang komunitas sains dalam maupun luar negeri seperti merayakan tahun baru... Setiap hari ada penemuan baru, setiap hari ada terobosan baru."
"Penelitianku lebih ke bidang farmasi, tapi kebetulan efektif mengatasi efek samping hibernasi, hanya itu satu-satunya kegunaannya... Jadi aku juga harus berterima kasih pada Profesor Xu Yun, kalau tidak aku tidak akan mendapat perlakuan istimewa seperti sekarang."
Efek samping hibernasi.
"Bisa menyembuhkan kehilangan ingatan?" tanya Lin Xian.
Tang Xin terlihat agak terkejut:
“Lin Xian, tak kusangka kau benar-benar mempelajari hibernasi, apakah kau biasanya juga mengikuti berita di bidang ini?”
“Kebetulan saja melihat.” Lin Xian mengalihkan topik dengan ringan:
“Jadi obat yang kau teliti bisa menyelesaikan masalah kehilangan ingatan akibat hibernasi? Kalau begitu prediksi saya, Penghargaan Nobel berikutnya mungkin akan menjadi milikmu.”
Tang Xin terkikik:
“Jika benar bisa mengatasi masalah kehilangan ingatan, mungkin memang pantas mendapat Nobel.”
“Tapi sayangnya Lin Xian... Efek samping kehilangan ingatan sepertinya tidak bisa diatasi saat ini. Ini masalah mekanisme dasar saraf otak, bukan sesuatu yang bisa diobati.”
“Selain itu efek samping hibernasi tidak hanya kehilangan ingatan. Dibandingkan efek lain, kehilangan ingatan sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh. Di bidang penelitian ilmiah kami, bahkan tidak dianggap sebagai efek samping.”
“Mengerti.”
Ternyata, sudut pandang dalam memikirkan masalah berbeda tergantung situasi.
Bagi Profesor Xu Yun, kehilangan ingatan adalah efek samping terburuk yang sama sekali tidak bisa diterima.
Tapi bagi para "ahli riset farmasi" seperti Tang Xin, kehilangan ingatan bahkan tidak layak disebut efek samping... Mungkin karena tidak membahayakan tubuh, terutama bagi pasien seperti Xu Yiyi, efek samping ini sepele.
“Jadi hibernasi sebenarnya punya efek samping lain yang berbahaya bagi tubuh.”
“Benar.”
Tang Xin mengangguk:
“Jadi saya merasa terhormat bisa datang ke lembaga penelitian ini di Shanghai.”
“Bukankah seharusnya itu kehormatan bagi mereka?”
“Kau benar-benar bercanda, Lin Xian. Lembaga penelitian ini berbeda dari yang lain.”
Cahaya memabukkan berkilau di mata Tang Xin, ia mengangkat kepala memandang Lin Xian:
“Kau pasti tidak akan menyangka siapa yang mengundangku ke sini. Lembaga ini adalah milik pribadinya, tapi dari segi prestise di industri, tidak kalah dengan banyak lembaga penelitian tingkat negara.”
“Kalau begitu saya pasti tidak bisa menebak.” Lin Xian tersenyum meletakkan gelas anggur, mengelap tangannya dengan handuk basah:
“Dari cara bicaramu, pasti itu ahli yang sangat berpengaruh di dunia internasional ya?”
“Benar, tapi dia punya status yang lebih penting lagi.”
Tang Xin tersenyum misterius, mendekatkan diri ke Lin Xian dan berbisik pelan:
“【Dia adalah mantan mentor Profesor Xu Yun lho.】”
……
Mentor Xu Yun...
Lin Xian menggosok tangannya dengan handuk, teringat perkataan Zhao Yingjun bahwa Profesor Xu Yun karena bersikeras meneliti cabin hibernasi akhirnya dikucilkan semua orang, tidak hanya diusir dari sekolahnya, tapi bahkan murid-muridnya pun meninggalkannya.
Sekarang setelah Xu Yun sukses, berani-beraninya si mentor ini mengaku sebagai mentornya lagi?
“Lalu tidakkah kau tanya mengapa dulu dia mengusir Xu Yun dari sekolahnya?” tanya Lin Xian sambil tersenyum.
Mengingat Xu Yun yang tewas tragis di jalanan, Lin Xian tidak punya kesan baik terhadap sang mentor yang mengaku-aku ini.
“Saya tidak mungkin menyentuh kendi yang tidak bertutup, bukan?”
Tang Xin tersenyum pasrah:
“Tapi melihat ekspresi guru ini ketika menyebut Profesor Xu Yun... Kupikir dia pasti juga sangat sedih.”
“Hei! Kalian berdua ngobrol diam-diam apa nih! Ayo minum!”
Teriakan Gao Yang memutuskan bisikan-bisikan mereka.
Lin Xian dan Tang Xin melihat ke atas, menemukan semua teman se-meja sedang mengangkat gelas menunggu mereka.
“Bukannya baru saja minum?”
Lin Xian benar-benar kewalahan dengan Gao Yang:
“Alasan untuk gelas ini apa lagi? Merayakan apa?”
“Merayakan momen ini!”
“Lalu momen selanjutnya?”
“Momen selanjutnya untuk gelas berikutnya!”
Dalam riuh tawa, kerumunan bersama-sama mengangkat gelas, meneguk lagi secangkir penuh untuk merayakan saat-saat ini.
Hari ini benar-benar minum banyak.
Gao Yang baru saja bersendawa, seorang pelayan mendekat dari belakang sambil membungkuk:
“Tuan Gao, kami perlu konfirmasi... Bubur sarang burung walet dengan pir salju benar dipesan 41 mangkuk?”
“Iya.”
Gao Yang menoleh, bingung memandangi pelayan:
“Satu orang satu mangkuk, 41 mangkuk, ada masalah?”
“Tapi...”
Pelayan itu tampak serba salah, berdiri tegak memandang ruang bising:
“Tapi di ruangan ini... jelas ada 42 orang...”
