Keesokan harinya siang.
Sebuah mobil bisnis khusus menjemputnya di bawah kompleks perumahan.
Sopir ini diatur oleh Chu Shanhe.
Mobil tiba di perkebunan megah milik Chu Shanhe.
Setelah turun, Chu Shanhe bersama istri dan putrinya menyambut di depan pintu:
“Selamat datang! Hahaha, Lin Xian, Tante Xiuying sudah lama ingin bertemu denganmu.”
“Halo, Tante.”
Lin Xian tersenyum menyapa nyonya yang anggun dan cantik ini.
Di Jamuan Malam Tahun Baru Shanghai Chamber of Commerce, dia pernah melihat Su Xiuying, pasangan hidup Chu Shanhe.
Saat ini Su Xiuying masih memakai apron, jelas sedang memasak. Berdampingan dengan Chu Shanhe dan Chu Anqing, terpancar aura kehidupan yang hangat.
“Lin Xian, Tante sudah lama ingin melihatmu.”
Su Xiuying tersenyum ramah mengajak Lin Xian masuk:
“An Qing terus-menerus membicarakanmu. Memang lebih baik melihat langsung daripada mendengar cerita! Benar-benar pemuda yang tampan dan berbakat!”
Chu Shanhe membawa Lin Xian berkeliling sebentar di rumah, memperkenalkan koleksinya, lalu menunjuk ke ruang minum:
"Mereka berdua sedang menyiapkan makan siang, masih perlu menunggu sebentar. Mari kita minum teh dulu sambil mengobrol."
Setelah pintu ruang minum tertutup.
Dengan mahir Chu Shanhe menggunakan berbagai peralatan teh, membuatkan secangkir teh untuk Lin Xian sambil bercerita tentang asal-usul daun teh dan pemahamannya tentang seni minum teh.
Setelah mengobrol beberapa saat, Chu Shanhe meletakkan cangkir tehnya dan menatap Lin Xian:
"Lin Xian, aku ingin membicarakan sesuatu. Harap... jangan menolak."
"Apa itu, Tuan Chu?"
Begitu Lin Xian bertanya.
Pak.
Chu Shanhe mengeluarkan sebuah rekening bank dengan kertas tempel, meletakkannya di sebelah mangkuk teh Lin Xian:
"Ini sedikit tanda terima kasih dari aku dan Bibi Xiuying."
"Hadiah ini belum cukup mengungkapkan rasa syukurku. Jadi nanti jika ada keperluan, jangan ragu untuk meminta bantuan. Apapun itu, akan kucoba carikan solusi."
……
Perkataan Chu Shanhe sangat jelas.
Terimalah uang ini.
Tapi hutang budi tetap kuingat.
Nanti kalau ada perlu, langsung saja.
Lin Xian juga paham.
Tapi...
Dia justru mendorong kembali rekening bank itu:
"Tuan Chu, saya mengerti maksud Bapak, tapi uang ini benar-benar tidak bisa saya terima."
Lin Xian menengadah, memandang Chu Shanhe:
“An Qing dan saya memang satu sekolah, secara pribadi kami juga berteman. Menyelamatkannya dalam situasi seperti itu adalah hal yang seharusnya. Menurut saya bantuan timbal balik antar teman tidak perlu diucapkan terima kasih.”
“Selain itu... Saya tidak tahu apakah An Qing sudah memberitahumu. Perempuan yang meninggal dalam kecelakaan ini adalah teman SMA saya, hubungan pribadi kami sangat dekat. Namun dia tetap tewas dalam kecelakaan ini. Saya bahkan pergi ke Hangzhou untuk menghadiri pemakamannya.”
Chu Shanhe tidak berbicara, hanya menganggukkan kepala menandakan dia mengetahui hal tersebut.
“Jadi, secara emosional maupun logika, saya sangat menghargai niat baikmu. Tapi sungguh saya tidak bisa menerima hadiah ucapan terima kasih ini.” Lin Xian berkata terus terang.
Chu Shanhe mengambil teko teh, menuangkan secangkir teh untuk Lin Xian, kemudian tersenyum sambil menghela napas dan menggelengkan kepala:
“Kau benar-benar seperti yang digambarkan An Qing, berbudi luhur dan berkemampuan. Pemuda sepertimu sekarang ini sangat langka.”
“Saya memahami pemikiranmu, tapi dari sudut pandang saya sebagai ayah yang putrinya kau selamatkan, tidak mungkin sama sekali tidak memberikan balas jasa. Itu sungguh tidak sopan.”
“Tapi... Saya juga bisa merasakan perasaanmu saat ini. Karena kau tidak mau menerima uang ini, saya tidak akan memaksamu. Saya akan membalas budimmu dengan cara lain.”
“Setidaknya di wilayah Shanghai, masalah apa pun yang kau hadapi atau kebutuhan yang kau punya, semua bisa saya selesaikan.”
Setelah menghabiskan secangkir teh, Chu Shanhe meletakkan cangkirnya dan melanjutkan:
“Gadis yang meninggal itu……bernama Tang Xin, An Qing juga sudah berkali-kali memberitahuku tentang hal ini. Aku juga sangat menyesalkan karena dia masih sangat muda dan seorang peneliti sains. Aku selalu mengikuti kasus ini.”
“Sejujurnya, meskipun polisi Shanghai tidak mengumumkan secara publik, sebenarnya internal mereka menangani kasus Tang Xin dan kasus Xu Yun secara bersamaan, bahkan membentuk kelompok investigasi khusus.”
Lin Xian mengangguk.
Ternyata, dari Chu Shanhe bisa didengar informasi yang berguna.
Polisi Shanghai sama sekali tidak menyebutkan hal ini ke publik, termasuk ketika Gao Yang dan adik Tang Xin menanyakan ke kantor polisi, pihak kepolisian juga tidak membocorkan informasi.
Tapi hal ini bisa dimaklumi, karena detail prosedur penyelidikan polisi memang tidak perlu diumumkan.
Tampaknya……
Pihak kepolisian memang menyadari kaitan antara kasus Xu Yun dan Tang Xin.
“Sayangnya……”
Chu Shanhe beberapa kali ragu-ragu, akhirnya mengutarakan:
“Sudahlah, Lin Xian, aku tidak akan menyembunyikan darimu lagi.”
“Sebenarnya hal ini tidak boleh diungkapkan, tapi kau adalah penyelamat putriku dan juga teman sekelas Tang Xin. Menurutku tidak masalah memberitahumu di sini.”
Lin Xian duduk tegak, menyimak dengan seksama:
“Apa masalahnya Tuan Chu? Tenang saja, aku pasti tidak akan menyebarkannya.”
“Awalnya aku benar-benar tidak berniat memberitahumu hal ini.”
Ekspresi Chu Shanhe cukup kompleks, tersenyum canggung, kembali menuangkan teh untuk mereka berdua:
“Sebenarnya……【Hasil investigasi kasus Tang Xin sudah keluar, pelaku kejahatan juga sudah ditemukan.】”
“Apa?” Lin Xian mengerutkan alut：
“Kalau begitu mengapa belum diumumkan setelah semuanya sudah diselidiki?”
“Karena latar belakang kasus ini... tidak terlalu terpuji.” Chu Shanhe menatap Lin Xian：
“Awalnya aku tidak ingin memberitahumu, juga karena mempertimbangkan kalian berdua adalah teman sekelas. Aku tidak ingin kau melihat sisi tidak terpuji dari Tang Xin.”
“Tuan Chu, sebenarnya apa yang terjadi?” Lin Xian semakin bingung mendengar penjelasan ini...
Bukankah Tang Xin adalah korban? Kenapa malah dikaitkan dengan hal tidak terpuji?
“Polisi Shanghai awalnya juga mengira pelaku pembunuhan Tang Xin dan Xu Yun adalah orang yang sama. Tapi setelah penyelidikan... kedua kasus ini hanya terlihat mirip, sebenarnya tidak ada hubungan.”
“Melalui rekaman dashcam dari mobil Rolls-Royce saat itu, meski polisi tidak menemukan kendaraan pelaku, mereka cepat mengidentifikasi status pelaku.”
“Setelah ponsel yang dibuang Tang Xin di-retas dan dipindai, riwayat chat berhasil dipulihkan. Banyak hal sudah menjadi jelas——”
Chu Shanhe berhenti sejenak：
“Kematian Tang Xin... adalah sebuah 【pembunuhan asmara】.”
“Ini tidak mungkin.” Lin Xian tak bisa menahan tawa, terlalu mengada-ada.
“Aku tahu ini sulit dipercaya bagimu, tapi berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan polisi, kehidupan asmara Nyonya Tang Xin memang agak... rumit.”
“Ini juga tidak kukatakan pada An Qing. Karena baik di mata An Qing maupun dirimu, Tang Xin pasti terlihat sebagai wanita luar biasa. Hasil penyelidikan seperti ini pasti sulit kalian terima secara emosional.”
“Ini bukan masalah tidak bisa menerima...” Lin Xian merasa dunia ini sangat absurd:
“Padahal Tang Xin bukanlah orang seperti itu, juga tidak pernah melakukan hal-hal sembrono dalam hubungan asmara, kok tiba-tiba muncul investigasi palsu semacam ini?”
Berdasarkan interaksi selama ini, Lin Xian yakin Tang Xin bukan tipe perempuan seperti itu.
Pantas saja Chu Shanhe hari ini terlihat ragu-ragu bicara denganku, rupanya mengira aku salah satu ikan di kolam Tang Xin? Mengira aku pakai tudung hijau?
“Tuan Chu, hasil investigasi yang Anda berikan sulit kupercaya... Aku tidak mau berbasa-basi lagi, sebenarnya aku cukup paham kehidupan pribadi Tang Xin, dan aku yakin dia bukan orang seperti itu.”
“Tapi seperti katamu, polisi menangani kasus juga perlu bukti. Apakah riwayat obrolan bisa dianggap bukti mutlak? Bagaimana jika itu palsu? Atau mungkin ada yang sengaja memfitnah Tang Xin?”
Lin Xian semakin merasa ada yang tidak beres...
Awalnya dia mengira kematian Tang Xin sudah berakhir di sini, tujuan pelaku kejahatan tercapai, tinggal menunggu kasus ini terlupakan seperti kasus Profesor Xu Yun...
Tapi.
Sekarang operasi apa lagi yang tidak bisa dipahami ini?
Mengapa harus memaksakan fitnah pada Tang Xin?
Jangan-jangan para pelaku kejahatan punya tujuan lain?
Soal rekaman dashcam dari Zhou Duanyun dan riwayat obrolan yang dipulihkan dari ponsel... Lin Xian sama sekali tidak percaya itu autentik.
"Bagi para pelaku kejahatan yang rela menghabiskan berbulan-bulan untuk merencanakan pembunuhan pukul 00:42, memalsukan catatan obrolan dan rekaman dashboard kamera bukanlah hal yang rumit."
"Kau benar, Lin Xian. Polisi juga mempertimbangkan hal itu, jadi saat ini hasil penyelidikan tersebut belum dipublikasikan."
Chu Shanhe tersenyum:
"Tapi kurasa kebenaran akhirnya akan terungkap. An Qing pasti sudah memberitahumu, gadis kecil itu benar-benar tak bisa menyimpan rahasia... Polisi Shanghai telah merekrut seorang 【staf non-pegawai】 untuk membantu penyelidikan kedua kasus ini."
"Meski disebut membantu... tapi orang ini benar-benar kompeten. Sejak datang ke Polisi Shanghai, dia dengan cepat memecahkan banyak kasus lama dan memperoleh kepercayaan semua orang. Jadi sebenarnya kasus Xu Yun dan Tang Xin dipimpin olehnya. Kemampuannya tak perlu diragukan."
"Bisakah kau memberitahuku... siapakah 【staf non-pegawai】 ini?" tanya Lin Xian.
Bukan berarti dia meragukan kemampuan orang tersebut. Jika benar seperti kata Chu Shanhe bahwa dia telah membantu polisi Shanghai memecahkan banyak kasus lama, pasti dia memang memiliki keahlian khusus.
Hanya saja...
Dalam kasus Tang Xin, mungkin staf non-pegawai ini benar-benar tertipu oleh bukti palsu, sehingga menarik kesimpulan yang salah.
"Sudah kubicarakan sebanyak ini, tak ada salahnya memberitahumu. Kau pasti familiar dengan namanya."
Chu Shanhe berkata sambil tertawa:
"Dia adalah penulis bestseller muda yang dijuluki jenius novel detektif--"
"Ji Lin."
