“Sejarah palsu?”
Zhou Duanyun mengerutkan alut:
“Maksudmu apa? Sejarah kok bisa dipalsukan?”
“Sejarah pada dasarnya adalah fakta yang telah terjadi. Dalam mulut Arogansi, meski menyebut 'membuat sejarah', sebenarnya yang mereka maksud adalah masa depan yang seharusnya terjadi.”
Zhou Duanyun mengangguk, ini sudah lama dia sadari.
Si tua kering Arogansi itu setiap hari mengoceh tentang sejarah, tapi bukan sejarah yang sudah terjadi, melainkan masa depan yang belum terjadi namun seharusnya terjadi.
Dia selalu yakin Arogansi punya atasan, seseorang yang memerintahkannya.
Tapi dia tidak berani mengungkit hal ini di hadapan Arogansi. Orang tua itu sangat menyeramkan, kekuasaan dan pengaruhnya sangat besar, bisa dengan mudah menghancurkan siapa pun.
“Dia juga tidak tahu apa yang selalu disibukkan oleh Arogan, apa tujuannya, seolah-olah jika tidak sedang membunuh ya dalam perjalanan mempersiapkan pembunuhan.”
“Tapi dia juga tidak peduli dengan semua ini, Arogan memberikannya sesuatu yang sangat diidamkannya.”
“Dia tidak berterima kasih pada Arogan, karena ini seharusnya memang menjadi miliknya, hanya bekerja untuk Arogan... bisa mendapatkan lebih banyak saja.”
“Aku paham maksudmu.” Zhou Duanyun mengerti:
“Kamu ingin memalsukan suatu peristiwa dari awal, dan memastikan peristiwa ini benar-benar terjadi, maka bagi masa depan, peristiwa ini akan menjadi sejarah.”
“Benar, aku tidak hanya harus memastikannya terjadi, tapi juga memastikannya harus terjadi, barulah ini bisa dianggap sebagai sejarah yang sebenarnya.”
“Lalu bagaimana kamu memastikan Lin Xian pasti akan mengganggunya?” Zhou Duanyun bertanya:
“Sekarang dia sudah cukup hati-hati, meskipun kamu memalsukan sejarah, dia mungkin tidak akan menghiraukanmu, sangat mungkin demi menyelamatkan diri langsung mengabaikanmu.”
“Dia pasti akan melakukannya.”
Ji Lin berjalan ke meja makan, melihat dua cetakan rekaman chat yang tergeletak di atasnya...
Kedua rekaman chat ini adalah palsu, pesan mesra yang dikirim Tang Xin ke pria lain pada pukul 00:42:
“Jika Lin Xian tahu sebelumnya bahwa ada seseorang yang akan mati di jalanan pada pukul 00:42 seperti Xu Yun dan Tang Xin, dengan karakter Lin Xian, dia tidak akan tinggal diam.”
Zhou Duanyun tersenyum:
“Bagaimana jika dia tidak sebaik itu?”
“Ini bukan soal kebaikan...” Ji Lin menggelengkan kepala:
“Kami ingin memburunya, dia juga ingin menangkap kami. Beri dia kesempatan untuk menangkap kami, pasti tidak akan disia-siakan.”
……
Perusahaan MX, lantai 20, kantor Lin Xian.
Dia mencari informasi tentang lembaga penelitian tempat Tang Xin bekerja di komputer, berusaha menemukan data bos lembaga tersebut.
Hasilnya nihil.
Setelah berpikir lama, lebih baik mencoba pendekatan berbeda.
Tang Xin pernah bilang, orang yang mengundangnya ke Shanghai adalah mantan mentor Profesor Xu Yun. Coba selidiki ini.
Lin Xian mulai mencari kata kunci "guru Xu Yun".
Wah, hasil pencariannya banyak sekali. Banyak orang di internet mengaku sebagai guru Xu Yun, bahkan beberapa pernah diwawancarai media.
Guru SD, guru SMP, guru SMA, dosen waktu kuliah... tak terhitung jumlahnya.
"Ini jelas-jelas cuma numpang tenar saja."
Setelah melihat lama, tak ada informasi berguna yang ditemukan.
Lin Xian menopang dagunya sambil berpikir, informasi di internet terlalu berantakan. Perlu mempersempit target pencarian.
"Ada ide."
Dia membuka profil Profesor Xu Yun, mulai mempelajari riwayat hidupnya.
Ini informasi resmi yang dipublikasikan, 100% terpercaya.
Profesor Xu Yun tidak mengambil S1 di Universitas Shanghai, tapi di sebuah universitas di barat laut.
Kemudian melanjutkan S2 ke Universitas Shanghai, langsung lanjut S3, akhirnya mengajar di Universitas Shanghai.
"Artinya, orang yang mengundang Tang Xin ke Shanghai untuk melakukan penelitian kemungkinan besar adalah pembimbing akademik Xu Yun selama masa S2-nya, atau pembimbing S3-nya... Soalnya biasanya orang memanggil guru langsung dengan sebutan 'guru', hanya di tingkat S2/S3 lah sebutan 'pembimbing akademik' ini digunakan."
Lin Xian mencari waktu kelulusan Xu Yun di setiap jenjang pendidikannya.
Waktu kelulusan S2: tahun 2004.
Waktu kelulusan S3: tahun 2007.
Rencana Lin Xian adalah sebagai berikut——
Setiap lulusan Universitas Shanghai, informasi kelulusan dan foto bersama angkatan mereka akan dijilid dalam buku 《XXXXXX》.
Buku kenangan ini tidak hanya dibagikan ke setiap lulusan, tetapi juga disimpan di perpustakaan Universitas Shanghai.
Ini prosedur standar setiap universitas. Dulu informasi Liu Feng juga ditemukan dengan cara seperti ini, jadi mencari pembimbing akademik Xu Yun tinggal meniru caranya.
……
Lin Xian naik taksi menuju Universitas Shanghai.
Tapi, masalah muncul...
Satpam tidak mengizinkannya masuk!
Harus menggesek kartu mahasiswa.
Tak disangka setelah tahun baru, keamanan kampus jadi lebih ketat. Apalagi mengingat masuk perpustakaan juga perlu kartu mahasiswa... Ini hal yang tidak bisa dihindari.
Tidak ada cara lain, ajak orang lain saja.
Lin Xian mengeluarkan ponselnya dan menelepon Chu Anqing.
Tak lama kemudian.
Si gadis ceria ini berlari-lompat dengan poni tinggi yang bergelombang menggemaskan menuju gerbang kampus:
"Senior Lin Xian~ Kenapa kamu datang ke sini?"
Melihat Lin Xian, Chu Anqing terlihat sangat senang.
"Aku ingin mencari sesuatu di perpustakaan." Lin Xian tersenyum sambil berkata:
"Dulu waktu masih kuliah, sekolah selalu mengklaim almamater kita seumur hidup... Tapi setelah lulus, pintu gerbang saja tidak boleh dimasuki."
Chu Anqing tidak bisa menahan tawa, dengan lancar mengantar Lin Xian masuk ke sekolah dan menuju perpustakaan.
Popularitas Chu Anqing memang sangat baik, dia juga akrab dengan adik tingkat yang bertugas di perpustakaan. Keduanya segera menemukan tempat penyimpanan buku kenangan kelulusan.
"Senior Lin Xian, tahun berapa buku kenangan yang ingin kau cari?"
Lin Xian menyebutkan tahun kelulusan S2 dan S3 Profesor Xu Yun:
"2004, 2007. Cari yang dua tahun ini dulu, lihat apakah bisa ditemukan."
"Yang S1 tidak perlu dilihat, fokus ke magister dan doktor saja."
Penataan buku kenangan di sini memang sangat berantakan.
Sama sekali tidak diurutkan berdasarkan kronologi, debu pun menempel tipis, jelas sudah lama tidak ada yang membuka.
Sambil mencari, mereka berdua mengobrol.
Chu Anqing membersihkan debu dari album foto kenangan kelulusan, lalu menatap Lin Xian:
"Senior Lin Xian, ngomong-ngomong... Apakah ayahku menghubungimu beberapa hari ini?"
"Ketua Chu?"
Lin Xian menggelengkan kepala sambil membuka album:
"Tidak, beberapa hari terakhir aku tidak menerima telepon dari ayahmu. Ada perlu apa?"
"Dia..."
Chu Anqing menggaruk kepala, merasa ini juga bukan tempat yang tepat untuk membicarakan urusan Tante-nya secara langsung, hanya akan mempersulit Lin Xian:
“Orang tua sepertinya ingin menjodohkanmu.”
“Oh, heh.” Lin Xian tersenyum:
“Sampaikan terima kasihku atas perhatian mereka. Sebenarnya... aku belum pernah dijodohkan sebelumnya.”
“Kau belum pernah ikut perjodohan?” Gosip dalam hati Chu Anqing mulai muncul.
“Tidak, tahun lalu aku baru lulus. Lagipula aku tidak tinggal di kampung halaman, di Shanghai juga tidak ada kerabat.”
“Kalau gitu... tipe perempuan seperti apa yang kau suka?!”
Chu Anqing mendekat:
“Tipe perempuan keren, kau suka nggak?” Pikirannya langsung melayang ke Tantenya yang suka berbuat semaunya.
“Perempuan keren?” Wajah pertama yang muncul di benak Lin Xian adalah CC, ia menoleh memandang Chu Anqing yang mirip sekali dengan CC:
“Cukup oke sih, perempuan keren memang punya karakter.”
“Batuk-batuk.”
Chu Anqing pura-pura batuk:
“Maksudku... yang suka balapan, temperamennya kurang baik, suka debat, dan gampang menyindir orang.”
Gambaran CC yang sok tahu dan keras kepala muncul di benak Lin Xian.
Ah, tipe seperti itu memang menyebalkan, apalagi selalu jadi si pembuat teka-teki.
Tapi tatkala melihat Chu Anqing di depannya yang sedang mengedipkan mata manis, entah mengapa wajah CC yang serupa tiba-tiba terlihat lebih imut:
“Sebenarnya... nggak masalah juga, yang penting hatinya baik.”
Hati Chu Anqing berdegup kencang.
Ini!
Ternyata tante-nya sendiri dan Lin Xian benar-benar cocok!
Senior Lin Xian benar-benar menyukai hal seperti ini?
"Ketemu, di sini."
Saat Chu Anqing kaget, Lin Xian berhasil menemukan foto wisuda doktoral Xu Yun.
Di halaman album yang terbuka... terdapat foto buram, menguning, dan sangat bernuansa nostalgia di tengah.
Ini adalah foto wisuda doktoral dengan sedikit orang.
Di posisi tengah berdiri seorang pria muda tertawa terbahak-bahak yang langsung dikenali Lin Xian sebagai Xu Yun.
Di kolom nama bawah foto, nama di tengah memang tertulis Xu Yun.
Benar.
Kali ini mereka benar-benar menemukan yang tepat.
Di belakang Xu Yun, seseorang dengan tangan di bahunya adalah pria tua berambut putih dengan senyum ramah.
Matanya tidak melihat ke kamera, melainkan memandang Xu Yun dengan penuh sukacita dan kebanggaan... seperti melihat anak sendiri.
Ini mungkin profesor pembimbing Xu Yun.
Lin Xian melihat ke kolom nama di bagian bawah halaman buku, dan segera menemukan nama profesor tersebut.
Namanya tepat berada di atas Xu Yun, sesuai posisi mereka di foto.
Namanya terdiri dari tiga karakter sederhana -
【Ji Xinshui】
