Melihat wanita yang mengaku sebagai bos Lin Xian ini pergi dengan angkuh, Su Su mengerutkan alis dan mencibir kesal.
Keduanya jelas-jelas bersekongkol mempermainkanku!
Terutama wanita sombong ini, sebagai bos Lin Xian pasti Lin Xian tidak berani menyuruhnya berakting.
Adegan tadi jelas improvisasinya untuk mempermalukanku!
Ini membuatku terlihat sangat kacau...
Seolah...aku cemburu buta karena pria ini! Sungguh memalukan!
Su Su merasa seluruh tubuhnya seperti digerayangi semut, belum pernah sepanjang hidupnya merasa semalu ini.
“Sebenarnya dia melihat lantai satu restoran penuh, tidak ada tempat duduk, lalu kebetulan melihatku makan di lantai dua, makanya naik ke sini.”
Lin Xian aktif menjelaskan pada Su Su.
"Lagipula ini adalah calon jodoh yang direkomendasikan Chu Shanhe untukku. Bukan demi menghormati biarawan tapi Buddha-nya. Kalau tidak, Chu Shanhe juga tidak akan bisa menyelamatkan muka. Jadi Lin Xian bermaksud memberi dia jalan mundur, biar berpisah dengan baik:"
"Saat itu kebetulan kau pergi, dia tidak melihatmu, jadi mengira aku sedang makan sendirian di sini. Jadi... ini cuma kebetulan dan salah paham, jangan kau pikirkan."
"Benarkah dia bosmu?" Su Su menatap Lin Xian.
"Iya," jawab Lin Xian jujur:
"Dia adalah CEO Perusahaan MX."
"Ternyata masih sangat muda!" seru Su Su terkejut.
Tentu saja dia tahu Perusahaan MX. Krim pelembab yang digunakannya sekarang adalah merek Rhein, efeknya jauh lebih baik daripada merek luxury ribuan tael yang dulu dibelinya, benar-benar terobosan teknologi di dunia skincare.
Tapi dia biasanya tidak peduli urusan bisnis, teman-temannya juga anak-anak borjuis yang hanya tahu bersenang-senang. Jadi setelah tahu CEO Perusahaan MX ternyata sebaya dengannya... dia sangat terkejut:
"Dan secantik itu."
"Benar."
Lin Xian mengangguk membenarkan. Hari ini Zhao Yingjun telah membelanya dan mempertahankan harga dirinya, tentu pantas dipuji:
"Lagipula karakternya sangat baik, seluruh staf di perusahaan kami mengaguminya."
"Hmph."
Su Su melirik Lin Xian dengan kesal:
“Kau sedang pakai kiasan untuk bilang sifatku jelek? Kalian berdua jangan pura-pura jadi orang baik di sini! Aku lihat penampilan kalian berdua langsung tahu pasti ada hubungan tidak senonoh! Jujur saja, apa kau mau nyari janda kaya buat jadi wajah putih yang hidup numpang?”
Lin Xian tersenyum kecil, tidak menjawab pertanyaannya.
Antara manusia... benar-benar tak ada perbandingan tak ada luka...
Sebelumnya, setelah membandingkan dengan CC, barulah dia merasa sifat Chu Anqing benar-benar baik; hari ini setelah dibandingkan dengan Su Su di depannya... kecerdasan emosional dan keluguan Chu Anqing sudah bisa dibilang tingkat dewi.
Kapanpun berbicara dengan Chu Anqing selalu nyaman, dan dia tak pernah membuat orang lain canggung.
Bahkan saat sketsa itu, waktu dirinya membuat alasan konyol segitu, keluarga langsung menutupinya tanpa membuat Lin Xian malu sedikitpun.
Lagipula cara bicara Chu Anqing selalu disertai senyuman lembut, sementara Su Su di depan mata ini seperti baru merangkak keluar dari tumpukan mesiu... terlalu sulit diajak bergaul.
Siapa yang menikahi perempuan seperti ini, benar-benar sial delapan turunan.
“Ada apa!”
Su Su menyadari tatapan jijik Lin Xian, meluruskan pinggangnya:
“Tatapan macam apa itu! Berani berbuat tak berani mengaku ya!”
“Ah...”
Lin Xian menghela nafas, memandangnya dengan pasrah:
“Ayahmu kan teman Chu Shanhe... pasti kenal Chu Anqing kan?”
“Tentu dong!”
Su Su langsung menjawab:
“An Qing aku tidak mungkin tidak kenal? Aku adalah dia——”
Hmm!
Di tengah kalimat, Su Su tersangkut.
Tiba-tiba ia sadar, kakaknya pernah memperingatkan untuk tidak memberitahu Lin Xian status aslinya... Ini menyangkut pencairan rekening bank, ia tak berani sembarangan.
“Hm?” Lin Xian menatap Su Su: “Lanjutkan, kau ini An Qing-nya apa?”
“A-Aku dikenalkan ayah An Qing untuk berkenalan.” Su Su berusaha menutupi.
“……”
Lin Xian menghela napas:
“Kau benar-benar mesin rekaman andal, mengulangi omonganku dengan hambar.”
“Ngapa kau sebut-sebut An Qing?” Su Su mengalihkan topik.
“Maksudku sifat An Qing cukup baik dan disukai orang, kalian bisa berteman dan mengobrol lebih lanjut.”
Braak!
Su Su menepuk meja:
“Aku tak kekurangan orang yang suka! Aing peringatkan, wajah putih jangan bermimpi mendekati An Qing, kau lihat berani tidak Chu Shanhe membuangmu ke Sungai Huangpu untuk jadi makanan ikan!”
Lin Xian merasa benar-benar tak ada lagi yang bisa dibicarakan.
Lagipula makan sudah selesai, ia menengadah bertanya:
“Sudah kenyang?”
“Sudah kenyang karena marah padamu!”
“Kalau begitu... kita pulang masing-masing?”
“Kau!”
Su Su benar-benar gemas, merasa hari ini sungguh memalukan dan penuh amarah!
Dari awal sampai akhir, acara kencan ini membuatnya seperti badut.
“Berdasarkan rencana awalnya, kencan buta ini seharusnya berakhir dengan kepergiannya yang santai... Tapi malah berakhir dengan si brengsek menjebak ini yang lebih dulu mengusir tamu.”
“Kalau kau tidak mau pulang cepat... kita bisa nonton bioskop.” Lin Xian mengusulkan.
“Nonton apaan! Daaah!”
Su Su berdiri, mengambil tas tangan lalu pergi.
Haih.
Lin Xian menghela napas dalam hati.
Kencan buta ini benar-benar seperti membuka blind box, pantas saja banyak orang di internet langsung ciut mendengarnya.
Dia juga berdiri, mengikuti Su Su menuruni tangga.
Keluar dari restoran, mereka berjalan berurutan. Su Su langsung belok ke area parkir di persimpangan, sementara Lin Xian melanjutkan ke tepi jalan untuk mencari taksi pulang.
“Hah?”
Su Su mundur memandangi Lin Xian:
“Kau tidak bawa mobil?”
“Aku tidak punya mobil...”
“Tidak punya mobil?!”
Su Su memandangi Lin Xian dengan ekspresi tak percaya, seperti melihat kera zaman purba yang sedang menggesek kayu membuat api:
“Bukannya kau sudah jadi wakil direktur di Perusahaan MX? Dasar bos pelit, masa tidak menyediakan mobil untukmu!”
Seperti menemukan titik balik dan posisi strategis, Su Su tiba-tiba bersikap sok superior:
“Ngapain kerja ke bos kayak gitu! Terlalu kikir!”
“Tidak apa-apa kok...”
Lin Xian menjawab jujur:
“Aku senang dengan pekerjaanku.”
“Pria tanpa mobil benar-benar tidak bisa.” Su Su seolah menemukan panggung utamanya, penuh keyakinan:
“Mobil adalah muka seorang pria!”
“Kau bilang benar ya sudah...” Lin Xian benar-benar tak tahu kenapa setiap bahas mobil, nona ini jadi semangat sekali, langsung berbalik pergi.
“Eh eh eh, jangan pergi dong!” Su Su buru-buru menarik lengan Lin Xian, menyeretnya ke area parkir:
“Ayo, kubiarin kau lihat mobilku!”
“Nggak usah, sungguh nggak perlu...”
Tapi Su Su sudah ngebet banget pengen pamer ke Lin Xian. Dengan terpaksa Lin Xian diseret sampai ke samping McLaren merah itu.
Dor! Dor! Dor!
Su Su dengan bangga menepuk-nepuk bodi serat karbon McLaren:
“Gimana? Keren kan mobilku ini!”
“Hmm, emang bagus,” jawab Lin Xian datar.
Ini adalah McLaren Sabre, terjemahan namanya Anak Angin atau Anak Hantu. Pengetahuan Lin Xian tentang mobil cukup mumpuni.
Mobil ini sangat langka... Katanya cuma ada 15 unit di seluruh dunia. Entah benar atau tidak Lin Xian juga nggak tau. Ini pertama kalinya dia melihat langsung McLaren Sabre di dunia nyata, selain di gambar internet atau adegan game.
Desain mobil ini super futuristik. Di bodinya dipasang kit aerodinamika berukuran ekstra besar, termasuk lampu depan ramping nan tajam, spoiler depan besar, dan alur di kap mesin... Semua itu bikin penampilan mobil ini terlihat sangar, cocok banget sama karakter Su Su.
Harga McLaren ini mungkin di atas 20 juta RMB. Tapi karena kelangkaan dan minimnya perputaran di pasar, harga pastinya sulit ditebak.
“Namun……”
Alut Su Su berkerut sedikit.
Sikap "datar" Lin Xian ini membuatnya sangat tidak puas, tidak sesuai dengan harapannya.
Secara logika, desain ekstrim seperti ini, tenaga mengerikan sebesar ini, mana mungkin lelaki biasa tidak menjerit histeris, setidaknya pasti terkejut!
Sikap pria di depan matanya ini terlalu polos.
“Kau tidak paham mobil ya?” Su Sudah menebak jawabannya.
“Bagaimana kalau kau jelaskan padaku?” Lin Xian tersenyum.
“McLaren Speedtail ini memiliki mesin twin-turbocharged V8 tengah terkuat di permukaan bumi, output maksimal mencapai 824 tenaga kuda! Akselerasi 0-100 meter hanya 2 detik!”
“Hebat, hebat.” Lin Xian bertepuk tangan perlahan.
“Kau tahu apa artinya ini?!” Su Su mengangkat alutnya, mengibaskan tangan dengan bangga:
“Artinya… Sudahlah, kau tetap tidak akan mengerti, masuklah!”
“Untuk apa?” Lin Xian tertegun.
Bukannya janjinya hanya melihat mobil? Kok malah dipaksa seperti perampok?
“Aku akan mengantarmu pulang!” Su Su menawarkan diri:
“Sekalian kau rasakan langsung performa mobil ini! Hanya dengar-dengar saja tidak akan membuatmu paham betapa luar biasanya... Kau sama sekali tidak bisa membayangkan sensasi tekanan punggung dan tekanan angin yang memesona ini!”
“Lebih baik aku naik taksi saja.”
“Ah, kau ini benar-benar tidak bersemangat! Hargailah kesempatan ini, orang biasa seumur hidup pun tidak akan pernah melihat mobil ini sekilas!”
Hampir seperti memaksakan, Su Su membuka pintu gunting McLaren dan memasukkan Lin Xian ke dalam.
Lin Xian tak bisa berkutik, mengencangkan sabuk pengaman.
Harus diakui, pantas disebut supercar top! Desain interior dan eksteriornya sempurna kelas termasyhur, benar-benar dibuat untuk kemewahan dan sirkuit balap.
Sayangnya... Lin Xian sudah terlalu banyak bermain mobil mewah dalam mimpinya selama bertahun-tahun. Dia sudah kebal dengan supercar seperti ini, yang dia inginkan cuma pulang cepat.
BOOM!!!
Su Su menekan tombol start McLaren Sabre. Bahkan sengaja menurunkan kaca jendela agar Lin Xian mendengar raungan mesin yang menggema bak guntur!
"Gimana? Keren kan!"
"Agak berisik. Bisa tutup jendelanya?"
"Ini namanya symphony mesin! Kalau nggak berisik masih pantas disebut symphony? Dasar kampungan."
Su Su menginjak gas hingga mobil van melompat dengan cepat! Trik lama diulang lagi - tanpa menunggu palang parkir terbuka, memanfaatkan bodi rendah untuk menerobos bawah palang!
Dia melirik ke arah Lin Xian...
？？？
Masih sama sekali tidak ada reaksi!
Apa tindakan seperti ini tidak pantas dibuat kaget sedikit?
Su Su menggigit bibir dalam hati. Baiklah... nanti juga kubuat kau ketakutan setengah mati!
Belok kiri-kanan, mobil naik ke jalan layang.
"Tunggu, ini bukan arah rumahku. Kau salah jalan." Lin Xian mengingatkan.
"Diam saja! Arah sana terlalu banyak mobil."
"Lho, banyak mobil hubungannya apa dengan aku pulang?!" Lin Xian benar-benar jengkel pada Putra Keenam ini. Asal main serobot saja!
BOOM!!!
Suara mesin yang meraung penuh terdengar! McLaren ini berubah menjadi binatang buas yang mengaum! Mesin V8 digeber maksimal, berakselerasi sepenuhnya menuju jalan layang luar kota yang sepi lalu lintas di kejauhan!
Angka-angka di speedometer elektronik melonjak drastis!
120、140、180！200！
Kecepatan super 200 kilometer per jam membuat angin di luar jendela seketat tajamnya mata pedang!
Su Su tidak bisa menahan diri untuk tidak memicingkan mata, menatap Lin Xian di sampingnya.
Kali ini! Kau tidak bisa lagi berpura-pura tenang!
"Pindah lajur ke kiri." Lin Xian setengah mengantuk memicingkan mata, siku bertumpu pada jendela menyangga dagu:
"Di persimpangan depan ganti jalan layang, putar balik antar saya pulang."
？？？
Su Su benar-benar tidak habis pikir!
Kakak!
Tenangnya kau keterlaluan!
Ini jalan layang kota! Kecepatan 200 kilometer per jam!
Dulu saat dia berkendara 160 km/jam, teman perempuannya sampai terlonjak ketakutan!
Kok orang ini malah seperti mau tertidur?
Namun.
Sebelum dia sempat terkejut, sesuatu yang lebih mengejutkan terjadi!
Syu——
Meskipun McLaren ini sedang melaju dengan kecepatan gila 200 km/jam, sebuah siluet merah tiba-tiba menyusul dari sebelah kirinya seperti hantu!
Kecepatan relatifnya pun sangat tinggi!
Ini bukan hanya membuat Su Su terpana, tapi juga menarik minat Lin Xian.
Kecepatan ini... minimal 240 km/jam, masih ada orang yang nekat seperti ini?
"Setelah menyalip, bayangan merah itu langsung pindah jalur di depan McLaren dengan provokatif, memperlambat kecepatan, lalu menyalakan lampu sein kiri dan kanan bergantian, sangat arogan."
Lin Xian melihat dengan jelas.
Itu adalah sebuah Ferrari LaFerrari, sama persis dengan milik Zhao Yingjun.
Saat melihat plat nomor belakangnya...
"Waduh?"
Lin Xian langsung duduk tegak!
Ada apa ini?
Ferrari LaFerrari ini adalah mobilnya Zhao Yingjun! Dia sendiri pernah mengemudikannya di malam hujan itu!
Bukankah Zhao Yingjun sudah pulang ke rumah?
Jangan-jangan dia kembali ke kantor dan sengaja mengeluarkan LaFerrari ini untuk balapan?
Ini mustahil...
Di depan ada tikungan ke kiri!
Pada kecepatan 200 kilometer per jam, setiap tikungan menjadi berbahaya. Su Su langsung menginjak rem sekuat-kuatnya!
Tapi LaFerrari di depan sama sekali tidak mengurangi kecepatan... Langsung melakukan drift memutar ekor! Ban menggesek aspal, membentuk garis lengkung sempurna masuk ke tikungan!
"Waduh!" "Waduh!" Su Su dan Lin Xian serentak berseru!
Skill mengemudinya... Luar biasa! Hampir seperti dewa!
Sekarang Lin Xian semakin yakin, sopir Ferrari LaFerrari itu pasti bukan Zhao Yingjun!
Dia pasti tidak punya skill seperti itu!
Orang biasa mana mungkin punya kemampuan seperti ini!
Siapa sebenarnya di dalam mobil itu?
Siapa yang mengemudikan mobil Zhao Yingjun?
"Sesuai logika, kunci Ferrari ini seharusnya ada di laci meja kantor Zhao Yingjun! Yang tahu password kantor hanya saya sendiri dan Zhao Yingjun-"
"Tidak benar!"
Lin Xian tersadar tiba-tiba.
Masih ada satu orang yang tahu passwordnya!
Huang Que!
Perempuan misterius yang sudah menyergapnya lebih awal di malam hujan menyeramkan itu, duduk di sofa kantor!
Orang yang duduk di Ferrari LaFerrari di depan, sangat mungkin adalah Huang Que yang penuh misteri itu!
"Kejar dia!" teriak Lin Xian.
Dia punya banyak pertanyaan untuk Huang Que, kesempatan langka ini tidak boleh dibiarkan lolos:
"Cepat kejar!"
"Bahkan tanpa kau bilang pun aku akan mengejarnya!!"
Kapan Su Su pernah menerima provokasi seperti ini?
Hari ini orang-orang ini, satu per satu, benar-benar membuatnya gila!
Dia menginjak gas sepenuhnya, membuntuti bayangan merah itu!
"Kamu tidak bisa seperti ini."
Lin Xian melihat Su Su kembali tertinggal di tikungan, semakin panik:
"Cuma lurus cepat tidak cukup, setiap belokan kamu pelan dan tertinggal, mana mungkin bisa mengejar? Nanti pasti akan tertinggal. Kamu harus drift di tikungan agar tidak kehilangan kecepatan."
"Jangan ribut!" Kening Su Su mulai berkeringat, tangannya mencengkeram setir sambil menyalip dua mobil di jalur yang sama.
"Tidak, cara menyalipmu salah!" Lin Xian tidak tahan memberi instruksi:
“Kamu mengurangi kecepatan terlalu banyak! Lihat Ferrari itu, orang-orang langsung menyelip dengan memutar setir. Sudah balapan kok nyetirnya sopan banget!”
“Kau teriak-teriak apa sih!”
Ferrari merah itu semakin menjauh. Su Su tak tahan lagi, menepuk setir dengan keras:
“Kalau bisa, kau saja yang nyetir!”
