Di waktu yang sama, Ruang Rapat Tim Khusus Kasus Xu Yun, Kantor Polisi Shanghai.
“Besok sudah tanggal 12 April. Kita harus membuat keputusan tentang aksi tengah malam nanti.”
Seorang anggota tim pria menunjuk foto di layar proyeksi dengan tongkat pengajar:
“Lima ilmuwan ini, pada pukul 00:42 dini hari besok malam semuanya berisiko terekspos di jalanan. Namun demi kerahasiaan operasi dan mencegah para pelaku kejahatan menyadari penyergapan, anggota tim khusus kita maksimal hanya bisa menyergap dua lokasi sekaligus... Saya tidak yakin jika harus meminjam pasukan polisi dari departemen lain.”
“Hari ini kita semua telah mengumpulkan banyak informasi intelijen, sekarang kita harus membuat keputusan. Mari mulai voting, menurut kalian ilmuwan mana yang paling mungkin menjadi target pembunuhan bayaran pada pukul 00:42 besok malam?”
Anggota tim di ruang rapat serempak menunjuk para ilmuwan yang meneliti bidang hibernasi.
Ini sangat jelas.
Karena baik petunjuk yang ditinggalkan Ji Lin, maupun kesamaan kasus Xu Yun dan Tang Xin, semuanya membuktikan bahwa para pelaku kejahatan memang menargetkan ilmuwan bidang hibernasi ini.
Sedangkan Lin Xian,
dengan tekad mantap juga menunjuk jarinya ke salah satu ilmuwan hibernasi:
“Menurutku dua ilmuwan di bandara itu kecil kemungkinannya menjadi target, karena arus penumpang Bandara Shanghai terlalu padat. Jalan internal semuanya dikunci rapat, area tunggu taksi diatur antrian tertib, kendaraan penjemput juga diparkir di parkir bawah tanah. Kemungkinan kecelakaan sangat minim.”
“Menurutku fokus utama sumber daya dan pasukan kita harus diarahkan ke dua ilmuwan yang akan menghadiri jamuan sains ini.”
Para anggota tim mengangguk setuju, menyetujui analisis Lin Xian.
Maka anggota tim pria yang bertugas mempresentasikan langsung mengoperasikan ponselnya, menghapus foto dua ilmuwan yang tiba di bandara tengah malam.
Sekarang di layar hanya tersisa dua ilmuwan bidang hibernasi yang menghadiri Jamuan Malam akademis, serta Akademisi Leon dari bidang penelitian superkonduktor suhu ruang.
"Menurut saya Akademisi Leon juga bisa langsung dicoret."
Anggota kelompok pria itu berkata:
"Pertama, dia bukan ilmuwan bidang hibernasi; Kedua, belakangan ini dia bolak-balik ke berbagai negara di dunia, menghadiri banyak pesta sains yang semuanya berlangsung aman. Masak si pembunuh harus membunuhnya di Shanghai? Lagipula sejauh ini belum ada preseden ilmuwan bidang lain yang dibunuh. Dengan sumber daya terbatas, lebih baik kita fokuskan seluruh perhatian pada dua ilmuwan bidang hibernasi itu. Bagaimana pendapat kalian?"
"Saya setuju."
Lin Xian pertama kali mengangkat tangan, menyetujui pandangan anggota pria itu, sambil tersenyum berkata:
"Yang satu ini tidak perlu kita pertimbangkan. Berdasarkan kesimpulan Ji Lin sebelumnya... Akademisi Leon sama sekali tidak memenuhi karakteristik jenazah, dia seharusnya aman, tidak perlu kita urusi."
……
"Aku mengerti maksud Ji Lin."
Prefektur Kagawa, Jepang, dalam bangunan bergaya tradisional.
Leon melahap kue-kue di meja kayu sambil terkekeh:
"Jadi maksudnya, aku hanya perlu memperpanjang waktu di pesta besok malam, lalu berdiri di zebra cross tepat pada pukul 00:42?"
"Tepat sekali."
Ji Lin tersenyum puas:
"Kurang lebih seperti itu, tapi pastikan posisi yang tepat benar-benar kau ingat. Soalnya kita hanya sedang berakting, bukan benar-benar menyebabkan kecelakaan."
Ji Lin mengeluarkan tablet komputer, membuka sebuah gambar untuk diperlihatkan pada Leon:
"Ini adalah zebra cross di jalan belakang Gedung Pertemuan Jamuan Malam Sains besok malam. Ingat, harus pintu belakang. Saat kau pergi ke pesta besok, pastikan survei lokasi dulu dan hafal posisinya."
"Di zebra cross ini, hitung garis putih keempat dari selatan. Kau harus berdiri tepat di garis keempat ini pada pukul 00:42, jangan bergerak sembarangan. Aku sudah berkoordinasi dengan 【Kerakusan】, dia akan menyetir taksi melintas di sebelah garis keempat. Selama kau tidak bergerak, kau tidak akan terluka."
"Untuk memancing keluar si pengacau sejarah, akting kita harus sempurna. Jadi kau harus tetap diam di garis keempat itu, 【Kerakusan】akan mengarahkan setir tepat waktu untuk menghindar."
"Gampang!"
Leon menepuk dadanya berjanji:
"Aktingku selalu bagus, kalau tidak bagaimana bisa dapat kekayaan dan posisi ini?"
"Ngomong-ngomong Ji Lin... aku mau konfirmasi lagi, soal hak paten superkonduktor suhu ruang itu, benar kan aku boleh mengatur lisensinya sesuka hati? Hehe... sudah beberapa perusahaan multinasional menghubungiku soal lisensi, tawaran mereka benar-benar menggiurkan!"
"Saat Si Arogan kasih naskah ke aku juga tidak bilang apa-apa. Kalau dia tidak memberi batasan, berarti aku bebas mengaturnya! Kalian berdua harus jadi saksiku hari ini ya, sudah kukonsultasikan dengan kalian!"
Ji Lin menundukkan kepala tersenyum:
"Tentu saja. Semua paten yang kami berikan, kau boleh perlakukan sesukamu. Lakukan saja tugasmu dengan baik, jangan sampai Si Arogan kecewa."
“Baiklah, kalau begitu saya lega hahaha! Urusan besok serahkan saja padaku! Cuma perlu menunda waktu sampai 00:42, lalu berdiri diam di zebra cross keempat～ Sama sekali tidak masalah!”
Setelah berkata demikian, dia langsung bangkit dari meja rendah sambil menggeliat:
“Ada hal lain lagi tidak? Kalau tidak ada, saya akan pergi... Jarang-jarang datang ke Jepang, saya mau bersenang-senang dulu, besok naik pesawat ke Shanghai Tiongkok untuk rapat.”
“Tidak ada lagi, silakan pergi.”
Leon menyelusupkan tubuh gemuknya keluar dari pintu geser, langkah kakinya semakin menjauh, menghilang dalam deru mesin kendaraan di tengah kegelapan malam...
“Memang pantas disebut [Keserakahan].” Zhou Duan Yun tersenyum sinis:
“Ini malam terakhirnya bersenang-senang, besok malam adalah Hari Kematiannya.”
“Benar, bagaimanapun juga kita harus memastikan dia mati besok malam.”
Ji Lin juga bangkit dari posisi duduk bersila di atas tatami:
“Untuk memverifikasi kemampuan Lin Xian memprediksi masa depan dan mengacaukan sejarah, kita harus memastikan peristiwa [Akademisi Leon tewas dalam kecelakaan mobil pada pukul 00:42] benar-benar terjadi. Hanya dengan ini kita bisa membuktikan Lin Xian memang memiliki strategi tertentu untuk meramal masa depan.”
……
“Pengelompokan, cukup dibagi seperti ini saja.”
Di ruang rapat Kantor Polisi Shanghai, anggota tim pria menunjuk PPT di layar proyeksi yang membagi anggota menjadi dua kelompok:
“Kelompok A sudah disiagakan di sekitar ilmuwan A, Kelompok B disiagakan di sekitar ilmuwan B. Pasang jaring penghalang tersembunyi di depan jalan dan rintangan tersembunyi di belakang. Utamakan keselamatan nyawa para ilmuwan, baru kemudian menangkap kendaraan pelaku. Jangan biarkan penjahat kabur lagi.”
“Kenapa tidak ada nama Lin Xian?”
Seorang rekan kerja perempuan menyadari, dalam daftar pembagian kelompok tidak tercantum nama Lin Xian.
“Karena Lin Xian bukan staf internal kami, dia tidak punya wewenang penegakan hukum. Menurut peraturan tidak boleh ikut dalam operasi kepolisian,” jelas anggota tim pria.
“Maaf, saya hanya akan koordinasi dari jarak jauh.” Lin Xian tersenyum kecut:
“Latar belakang saya bukan profesional, kalau asal turun lapangan malah bisa ketahuan dan menjadi beban. Saya bertanggung jawab di belakang saja.”
“Saya yakin kali ini kita akan berhasil. Begitu menangkap pelaku, kita bisa telusuri jejaknya dan menggulung seluruh jaringan penjahat dari depan hingga belakang layar!”
……
“Jadi kita hanya perlu menunggu jawaban di sini?”
Di dalam bangunan kayu bergaya Jepang, Zhou Duan Yun juga duduk bersila di depan meja rendah, menyesap cangkir tehnya:
“Perhatian kepolisian Shanghai seluruhnya tertuju pada ilmuwan hibernasi. Jika Lin Xian benar-benar bisa meramalkan kematian 【Keserakahan】, pasti dia akan berusaha menghalangi dan menangkap orang.”
“Selama dia muncul di lokasi, apapun alasannya, kita bisa jadikan ini sebagai bukti kemampuannya meramal masa depan dan mengacaukan sejarah.”
Ji Lin terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab dengan suara lembut:
“Benar.”
"Dia menatap cangkir teh di hadapannya, sebatang daun teh yang tegak di dalamnya bergoyang perlahan mengikuti uap panas yang mengepul, akhirnya tenggelam ke dasar cangkir."
"Dring-dring dring-dring dring-dring dring-dring dring-dring dring-dring——"
"Bel ponsel berbunyi."
"Dia mengambilnya dan melihat nama kontak 【Kerakusan】 di layar."
"Du."
"Menekan tombol penerimaan, meletakkan ponsel di samping telinga:"
"“Kondisi jalan di sekitar gedung pertemuan pesta sudah di survei ya? Benar... Kau harus menghitung dengan cermat posisi zebra cross. Nanti, ilmuwan itu akan tepat waktu berdiri di zebra cross putih keempat dari selatan pada pukul 00:42...”"
"Ji Lin mengambil cangkir teh, menyesap sedikit, meletakkannya di meja lalu mengangguk:"
"“Tepat, cukup injak gas saja, tidak perlu mengubah arah...”"
"“Tubruk saja sampai mati.”"
……
"12 April, jam dua sore."
"10 jam tersisa sebelum kelompok khusus Profesor Xu Yun memulai aksi."
"Lin Xian mengendarai Ferrari LaFerrari menuju Rumah Sakit Afiliasi Universitas Shanghai, mengambil seikat kecil bunga lili di kursi penumpang depan, masuk ke gedung rawat inap, lalu menekan tombol lift lantai 17."
"Dia tiba di ruangan pasien Xu Yiyi."
"Membuang rangkaian bunga layu di vas, mengganti airnya dengan yang baru, kemudian menata bunga lili putih ke dalam vas dan meletakkannya di atas meja kamar."
"Dia menoleh mendekati ranjang pasien Xu Yiyi."
"Gadis yang telah tertidur selama sepuluh tahun ini, meski kurus tinggal kulit pembalut tulang, terlihat seputih dan sesuci bunga lili saat disinari cahaya matahari."
“Yi Yi, malam ini, semuanya akan berakhir.”
Dia meniru cara Profesor Xu Yun, membantu Xu Yiyi merapikan selimut, lalu merasa angin hari ini cukup kencang. Ia berjalan ke jendela dan membukanya sedikit.
“Aku akan menangkap pelaku kejahatan yang membunuh Ayahmu.”
Lin Xian bersandar pada sandaran ranjang, berjanji pada Xu Yiyi:
“Satu per satu, aku akan menyeret mereka keluar... Tak satu pun bisa lolos!”
Ia menatap terakhir kali ke arah Xu Yiyi yang terbaring tenang.
Berpaling dan pergi——
“Hah?”“Hmm?”
Di luar pintu, tiba-tiba masuk seorang pria yang tak terduga.
Postur atletis, wajah penuh bekas luka, senyum ramah:
“Tuan Lin, kau datang menjenguk Yi Yi ya.”
Tamu itu tak lain adalah Kakak kandung Zheng Xiangyue dari kamar sebelah, Zheng Chenghe.
Lin Xian melirik ke luar jendela, matahari bersinar terik.
Ini siang hari...
Ia menoleh memandang Zheng Chenghe:
“Kau tidak masuk kerja hari ini? Jam segini... Bukankah shift pagimu?”
“Ah, sopir shift malam ada urusan, kami tukar shift.”
Zheng Chenghe tersenyum, bekas luka di pipi kanannya berkerut:
“Taksi hari ini, aku yang ambil shift malam.”
