BAB 4 Kekuatan Kolonial Ternyata Diriku Sendiri?

　　Rhein... Kota Langit? 　　Setelah berkata demikian, anak itu menoleh dan berlari kecil menuju kerumunan di tempat penerangan terkumpul. 　　Lin Xian mendengar nama yang terlalu familiar ini, memandang kota langit yang didorong ke angkasa oleh ribuan mesin menyemburkan berkas ion biru... tenggelam dalam perenungan. 　　Rhein ini. 　　Benarkah perusahaan Rhein yang baru saja didirikannya siang tadi? 　　Dia sendiri sulit mempercayainya. 　　Perusahaan Rhein ini sebenarnya hanya dibuat asal-asalan, tujuannya bukan untuk menjadi besar atau raksasa dunia, hanya sebagai kedok untuk mendanai rencana berikutnya. 　　Bahkan CEO-nya sendiri sudah berpikir jadi pelepas tanggung jawab sebelum bisnis dibuka... 　　Mungkinkah perusahaan santai seperti ini bisa membangun kota langit yang menutupi langit 600 tahun kemudian? 　　Ini bahkan tidak bisa dipercaya oleh sang pendiri sendiri! 　　Tapi... 　　Fakta tetaplah fakta. 　　Mengingat kemarin malam saat masuk mimpi, dirinya masih lahir di Shanghai Lama, masih berada di dunia mimpi kedua. 　　Maka tak perlu dijelaskan lagi. 　　Jangkar yang menyebabkan perubahan mimpi kembali terjadi dan efek kupu-kupu temporal tercipta secara masif, pasti terjadi hari ini! 　　Sedangkan "intervensi" terbesar diriku terhadap sejarah hari ini, tentu saja keputusan untuk meninggalkan Perusahaan MX, serta langkah monumental dalam hidupku yang dipandu oleh Zhao Yingjun— 　　Mendirikan [Perusahaan Rhein]. 　　Oleh karena itu. 　　Sangat besar kemungkinannya. 　　Rhein Sky City yang berada di atas kepalaku sekarang ini, adalah evolusi bertahap atau konstruksi yang diinisiasi oleh Perusahaan Rhein yang baru kudirikan selama 600 tahun terakhir. 　　Pada hakikatnya, mungkin Rhein Sky City ini tidak berbeda dengan New Shanghai yang pernah dibangun oleh Perusahaan MX dulu. 　　Satu-satunya yang membingungkan adalah... 　　Mengapa Perusahaan Rhein membangun kota langit ini? 　　Apakah ini merupakan maksud diriku di masa depan? 　　Tiba-tiba tersadar, ternyata kekuatan kolonial itu adalah diriku sendiri? 　　Ataukah... 　　Dalam rentang 600 tahun yang panjang ini, aku sudah kehilangan kendali atas Perusahaan Rhein, dan kepemilikan perusahaan telah berganti-ganti tangan sehingga hanya menyisakan nama yang sama dengan perusahaanku 600 tahun lalu? 　　Tidak bisa dimengerti... 　　Bagaimanapun juga 600 tahun adalah waktu yang terlalu lama dan jauh. 　　Lin Xian terus berjalan menjauh, meningkatkan jarak dengan kota langit itu sambil menatap ribuan mesin ion bercahaya biru di atasnya—objek yang sebelumnya salah kukira sebagai "bulan". 　　Adegan ini terasa familiar, seolah pernah muncul dalam film 《Bumi Mengembara》. 　　Dalam pengaturan film 《Bumi Mengembara》, umat manusia memutuskan untuk membangun ribuan mesin planet demi menghindari bencana helium flash akibat penuaan matahari. Kemudian semua mesin ini dinyalakan secara bersamaan untuk menghasilkan daya dorong kuat yang akan melepaskan bumi dari orbit aslinya... mengarungi angkasa yang lebih jauh, mengembara di alam semesta mencari bintang baru sebagai rumah. 　　Lin Xian hingga kini masih ingat. 　　Saat ribuan mesin planet dinyalakan bersamaan, sisi bumi yang menghadap matahari memancarkan ribuan sinar ion biru seperti Kota Langit Rhein yang tergantung di langit sekarang, perlahan mendorong bumi menjauh... 　　Prinsip keduanya kira-kira serupa. 　　Menurut dugaan Lin Xian. 　　Mesin-mesin yang memancarkan sinar biru itu kemungkinan adalah mesin fusi nuklir terkendali. 　　Bagaimanapun... 　　Hanya energi murni dan ekstrem dari inti atom inilah yang mampu menopang kota sebesar ini tanpa henti tahun demi tahun. 　　Jika menggunakan bentuk konversi energi lain, mustahil mencapai efek spektakuler seperti ini. 　　"Artinya, tingkat perkembangan sains di mimpi ketiga telah melompat jauh dibanding mimpi kedua." 　　Lin Xian ingat betul, di Shanghai Baru pada mimpi kedua hanya ada penerapan baterai nuklir mini, namun jarak menuju realisasi fusi nuklir terkendali masih sangat jauh. 　　Tapi kini di mimpi ketiga, teknologi bisa melesat sedemikian rupa... 　　“Apakah karena kemunculan perusahaan Rhein yang mendadak ini, benar-benar mengubah sejarah selama 600 tahun terakhir, dan secara tidak langsung mendorong terobosan teknologi fusi nuklir terkendali?” 　　Mempercepat langkah. 　　Lin Xian semakin menjauh dari ribuan mesin fusi nuklir terkendali berwarna biru kehijauan itu, sehingga sudut pandangnya semakin miring, memungkinkannya melihat lebih banyak pemandangan di kota langit. 　　Berdasarkan perkiraan visualnya. 　　Ketinggian melayang kota langit Rhein ini seharusnya berada di ketinggian 2000-3000 meter di langit. 　　Namun data ini hanya perkiraan, belum tentu akurat, disimpulkannya berdasarkan intuisi perspektif benda dekat terlihat besar dan jauh terlihat kecil. 　　Melalui bagian yang terlihat dari kota langit, Lin Xian secara intuitif merasakan bahwa tingkat teknologi di kota langit ini tampaknya lebih maju dan lebih cyberpunk dibandingkan Shanghai Baru di mimpi kedua. 　　Ditambah ingatan tentang air limbah berbau busuk, tinja, dan lumpur yang baru saja jatuh dari langit... 　　Tidak perlu dikatakan lagi, barang-barang menjijikkan itu pasti adalah limbah domestik yang dibuang dari kota langit Rhein. 　　Ini... sungguh tidak beradab! 　　Penduduk kota langit langsung membuang kotoran setelah buang air besar, semua urine dan muntahan langsung dialirkan ke permukaan bumi, bagaimana orang-orang di bawah bisa tinggal? 　　Kalian hidup di tempat tinggi dengan udara segar dan sinar matahari cerah, bukankah dunia di bawah ini menjadi lubang tinja? 　　“Jika aku yang berkuasa, pasti tidak akan mengizinkan hal seperti ini terjadi, sungguh tak berhati nurani.” 　　Lin Xian terus berjalan ke luar. 　　Dia bertanya pada hati nuraninya, jika dirinya adalah CEO perusahaan Rhein, akankah dia mengizinkan hal-hal ini terjadi? 　　Jelas, tidak akan. 　　Baik itu kota langit yang tinggi menjulang, maupun yang sembarangan membuang sampah dan kotoran ke permukaan bumi, dia sama sekali tidak bisa menerima. 　　Jika disuruh memilih. 　　Dia lebih suka membangun Perusahaan Rhein menjadi perusahaan yang membuat masa depan umat manusia lebih baik, bukan perusahaan tak berhati nurani yang sewenang-wenang dan otoriter seperti ini. 　　Tapi... 　　Masih seperti pepatah lama. 　　Waktu 600 tahun itu terlalu panjang dan jauh. 　　Banyak hal, siapa yang bisa menjamin? 　　"Seandainya aku bisa langsung lahir di Istana Langit Rhein, pasti banyak hal akan langsung bisa kumengerti." 　　Batuk-batuk. 　　Dia teringat animasi Miyazaki, juga kota langit Columbia dalam game... Di tengah Istana Langit Rhein ini, jangan-jangan ada patung dirinya sendiri? 　　Diabadikan sebagai pendiri, dipuji-puji? 　　Aneh juga rasanya. 　　"Ngomong-ngomong, apakah Klub Jenius masih ada?" 　　Baru sekarang Lin Xian teringat, tujuan awalnya melihat ke langit adalah untuk mencari tahu apakah logo Klub Jenius di bulan masih ada. 　　Sedangkan sekarang... 　　Saat menengadah ke langit, tiba-tiba dia tidak bisa menemukan bulan. 　　Mungkin posisinya berada di area langit yang tertutup oleh Istana Langit Rhein yang raksasa ini. 　　Lin Xian menyesuaikan arah larinya, dengan menggunakan arah, konstelasi bintang, dan perkiraan waktu untuk menentukan posisi bulan seharusnya, perlahan mengubah sudut pandang. 　　Akhirnya. 　　Di antara gedung-gedung pencakar langit Istana Langit Rhein, bulan pemalu yang selalu menutupi wajahnya akhirnya memperlihatkan wajah aslinya. 　　Ia masih begitu bulat, begitu terang. 　　Waktu 600 tahun, bagi umat manusia terasa sangat lama. 　　Tapi bagi Bulan yang telah ada selama lebih dari dua miliar tahun... 　　600 tahun hanyalah sekejap mata. 　　Bahkan ketika dunia di Bumi telah mengalami perubahan drastis, Bulan hanya seperti berkedip dan terlelap sebentar. 　　Masih terbit di timur, terbenam di barat. Masih mengalami fase purnama dan sabit. Masih menatap Bumi dengan wajah yang sama selamanya— 　　Ia tetap seperti dulu. 　　Lin Xian menatap bayangan tangan hitam yang membentang lurus dari kutub utara ke selatan di permukaan Bulan... 　　Masih begitu familiar. 　　Persis seperti Bulan dalam mimpi kedua. 　　Pada logo Klub Jenius itu, jari telunjuk hitam yang menjulur lurus masih menunjuk angkasa dengan sikap arogan dan ganjil, mengejek manusia-manusia tak berdaya di Bumi... menertawakan takdir yang tak bisa diubah. 　　"Baiklah." 　　Dengan demikian, di dunia masa depan mimpi ketiga, "penyakit kulit" bernama Klub Jenius ini masih eksis. 　　Ini membuat misteri Kota Langit Rhein semakin membingungkan. 　　Apa sebenarnya tujuan keberadaannya? 　　Jika hanya untuk memisahkan rakyat di dalam dan luar tembok tinggi, memonopoli teknologi, memutus sejarah... Keberadaan New Shanghai saja sudah cukup, dan berjalan baik. Mengapa repot-repot membangun kota langit yang menyusahkan rakyat? 　　Atau mungkin... 　　Kota langit ini dibangun untuk 【menyembunyikan】 sesuatu? 　　Sembunyikan dari siapa? 　　Dari Klub Jenius? 　　Atau mungkin…… 　　“Sembunyikan untuk diri saya sendiri?” 　　Sejenak. 　　Lin Xian terdiam di tempat, menatap kota langit yang megah ini. 　　Mungkin. 　　Benar-benar ada kemungkinan! 　　Coba bayangkan sebaliknya, jika Rhein Sky City ini benar-benar dibangun berdasarkan rencananya sendiri. 　　Maka diri sendiri di masa depan tentu tahu kemampuan dirinya untuk bermimpi melintasi waktu dan tiba di tanggal 28 Agustus 2624! 　　Jadi…… 　　Mungkinkah diri masa depannya sedang menunggu di Rhein Sky City? 　　Karena dia tahu pasti dirinya akan datang dan mencari ke Rhein Sky City! 　　Sedangkan dia. 　　Hanya perlu menggunakan kabin hibernasi dan strategi lain untuk bertahan hidup sampai 600 tahun kemudian. 　　Lin Xian dari 600 tahun lalu bertemu dengan Lin Xian dari 600 tahun kemudian…… 　　Hal semacam ini. 　　Bisakah ini benar-benar terwujud? 　　Lin Xian merasakan bulu kuduknya berdiri. 　　Dia tidak jelas merasakan apa saat ini, tapi ada nuansa menyeramkan yang sulit diungkapkan. 　　“Mungkin aku overthinking, bisa jadi diriku di masa depan sudah lama meninggal.” 　　“Tapi tidak menutup kemungkinan, jika benar ingin meninggalkan informasi penting untuk diri masa lalu, pasti akan kusimpan di Rhein Sky City.” 　　Lin Xian mencoba menyimulasikan pola pikirnya. 　　Orang yang paling mengerti dirinya adalah dirinya sendiri…… 　　Dengan asumsi Rhein Sky City ini terkait dengannya, hanya ada satu alasan logis membangunnya dengan susah payah—— 　　【Menyampaikan informasi untuk diri sendiri yang datang melalui mimpi dari 600 tahun lalu!】 　　“Ternyata begitu……” 　　Lin Xian seketika tersadar. 　　Saat bermain-main dengan brankas bersama CC di Bank Thyme selama mimpi kedua sebelumnya, dia pernah terpikir. 　　Menjelang akhir tahun 2023, atau awal tahun 2024 setelah Bank Thyme di dunia nyata resmi berdiri, dia bisa memanfaatkan brankas lintas 600 tahun itu untuk mengirim barang dari masa lalu ke masa depan. 　　Ini juga merupakan bentuk dukungan masa lalu untuk masa depan. 　　Lalu, jika dibalik. 　　Adakah cara agar diri sendiri di masa depan bisa membantu masa lalu? 　　Waktu itu Lin Xian merasa ide ini tidak realistis karena waktu bersifat tidak dapat dipulihkan. 　　Tapi... 　　Sekarang... 　　Tampaknya kecerdasan manusia benar-benar tak terbatas. 　　Jika benar seperti yang dia bayangkan – diri masa depannya meninggalkan informasi, dokumen, petunjuk, bahkan benda fisik di Kota Langit Rhein, bahkan diri sendiri duduk di singgasana tengah kota langit... 　　Bukankah ini benar-benar mencapai tujuan masa depan mendukung masa lalu? 　　Semakin dipikir, logika Lin Xian semakin jernih. 　　Dia merasa jika memiliki kemampuan tersebut, pasti akan melakukannya! 　　Ini baru masuk akal! 　　Dengan begini, perusahaan Rhein dan Kota Langit Rhein baru memiliki makna! 　　“Sepertinya... Kota Langit Rhein ini harus dikunjungi.” 　　Lin Xian menengadahkan kepala. 　　Memandang kembali kota di langit yang ditopang ribuan unit mesin fusi nuklir terkendali... 　　Meskipun... 　　Semua dugaan sejauh ini hanyalah khayalan dan spekulasi tanpa dasar. 　　Tapi dia yakin. 　　“Nama Rhein, sebagai awal dari segala sesuatu dalam diri sendiri, sebagai warisan terbaik selama 600 tahun ini, keberadaannya seharusnya tidak sesederhana ini, pasti memiliki makna khusus.” 　　“Apakah dugaan diri sendiri benar atau salah.” 　　“Diri sendiri di masa depan sedang menunggu di atas sana atau tidak.” 　　“Apakah ada informasi yang ditinggalkan untukku di Sky City atau tidak.” 　　“Bagaimanapun.” 　　“Semua misteri ini hanya bisa terjawab dengan menjelajahi Rhein Sky City sendiri!” 　　“Jika kota di langit ini benar-benar ada untuk menungguku...” 　　Lin Xian menatap benda raksasa yang menutupi langit sambil tersenyum tipis: 　　“Seharusnya mereka menyisakan pintu belakang untukku, bukan?”