“Waduh! Ini apaan sih!”
Melihat tongkat besi berpucuk kulit tempat sampah di belakang, Dalimao yang baru saja mulai rileks langsung siaga, melompat ke samping.
“Robot tempat sampah.”
Lin Xian memandang robot tua bernama 【VV】 ini dengan putus asa.
Sebelumnya, dia mengira robot ini rusak karena tertabraknya, sehingga salah mengira dirinya sebagai sampah dan terus menjepit.
Tapi sekarang, ternyata dia sudah berprasangka buruk.
Robot ini memang sudah rusak dan error sejak awal.
Atau... mungkin karena terlalu tua dan ketinggalan zaman, mungkin sudah lama dianggap usang.
Setidaknya di kota ini, Lin Xian belum pernah melihat robot yang begitu kuno dan reyek.
Di luar alun-alun, jalanan dipenuhi teknologi futuristik. Berbagai robot warna-warni berlarian di atap dan dinding gedung, banyak yang bergerak begitu cepat sampai tak terlihat jelas.
Dia juga pernah melihat robot pengolah sampah canggih asli. Teknologi masa depan yang benar-benar tak bisa dipahami itu membersihkan semua sampah di jalurnya, membuat lantai bersih seperti baru dijilat.
Sebaliknya...
Robot bodoh di depannya yang cuma tahu mengunci pergelangan kaki ini, baik dari gaya maupun kecerdasannya, terlihat sangat ketinggalan zaman.
Sulit dipercaya.
Di podium patung Zhao Yingjun yang sangat dihormati warga Kota Langit, ternyata ada robot usang seperti ini. Sungguh tidak sesuai dengan lingkungannya.
Yang lebih membingungkan Lin Xian...
Jika programnya memang kacau dan rusak - menganggap semua manusia sebagai sampah,
Mengapa cakar mekaniknya tidak menjepit Dalimao dan Azhuang?
Tadi mereka bertiga berdiri bersama, tapi robot ini malah langsung mengarahkan roda rantainya ke dirinya, menjepit pergelangan kakinya dengan akurat.
"Sampah! Sampah! Terdeteksi sampah!"
Dalimao menunjuk Lin Xian:
"Dia memarahimu sebagai sampah."
"Memang agak aneh..." akui Lin Xian.
Dia mencoba merangkum semua petunjuk tentang robot sampah ini:
"Pertama, robot sampah ini terlalu usang untuk berada di dekat patung Zhao Yingjun; mengingat Zhao Yingjun bersusah payah membangun alun-alun ini dan melarang penerbangan, berarti dia juga sangat memperhatikan tempat ini. Dari sudut pandang ini... robot tong sampah ini pasti sengaja ditempatkan di sini olehnya."
"Kalau memang sengaja ditempatkan di sini, berarti ini pasti disiapkan khusus untukku?"
"Tapi robot bodoh ini, selain mengganggu dan membuat masalah, adakah fungsi lain sama sekali?"
"Kedua, nama lengkap robot sampah ini adalah [Robot Pengolah Sampah Mini - VV]; VV, nama yang jelas terkait dengan diriku. Hubungan ini semakin menguatkan bahwa tujuan kehadiran robot bodoh ini di sini pasti berhubungan denganku."
"Terakhir, yang paling krusial. Dalam pengaturan program robot sampah ini, sepertinya tidak mengenali orang lain sebagai sampah, hanya terobsesi padaku dan selalu mengunci pergelangan kakiku."
"Dengan mempertimbangkan semua faktor ini."
"Lin Xian yakin robot sampah ini pasti petunjuk yang ditinggalkan Zhao Yingjun untuknya."
"Tapi..."
"Petunjuk apa sebenarnya ini?"
"Di bagian ini, Lin Xian merasa seolah setiap orang di sekitarnya adalah pencipta teka-teki yang terus memaksanya menebak, membuat kepalanya pusing."
"Sudahlah, hari ini jangan dipikirkan dulu."
"Lin Xian melepaskan capit robot sampah dari pergelangan kakinya, menyingkirkannya jauh-jauh, lalu bersama Dalimao dan Azhuang melompat turun dari platform tinggi menuju alun-alun."
Kerumunan yang jarang di sini, serta pakaian aneh yang mereka kenakan, membuat Dalimao dan Azhuang terpukau, terkejut melihat kemajuan teknologi.
Dan ketika mereka benar-benar keluar dari alun-alun, tiba di pinggir jalan...
Baru benar-benar memahami apa arti serangan hukum karma yang sebenarnya.
Kota neon 3D mata telanjang, arus kendaraan berlapis-lapis seperti kawanan ikan, robot-robot berbagai ukuran, dan gedung pencakar langit yang menyembul ke awan.
Tentu saja, termasuk juga pejalan kaki yang tertawa riang tanpa beban di jalanan.
"Cih!"
Dalimao tidak bisa menahan amarahnya, meludah ke tanah:
"Sialan, kami menderita di bawah sana, mereka malah bersenang-senang seperti ini di atas!"
Seketika——
Pemandangan yang tak terduga muncul!
Saat ludah kental yang dilontarkan Dalimao hampir menyentuh tanah, tiba-tiba ditangkap oleh kekuatan misterius, berputar 270 derajat di udara, lalu melesat ke langit!
Pandangan ketiganya mengikuti ludah itu, berbelok ke atas jalan raya.
Terlihat...
Sebuah truk sampah seukuran mobil van melayang di sana, sedang melaju kencang. Ludah Dalimao itu seperti burung yang mengejar truk sampah, "Shu!" langsung masuk ke dalam bak sampah.
Lin Xian dan Dalimao saling memandang, tercekat tanpa kata.
Azhuang menepuk paha keras-keras:
“Ini baru namanya robot tong sampah! Jauh lebih canggih dari yang rusak tadi!”
Setelah berkata demikian, seolah sedang menguji, Azhuang mengeluarkan selembar tisu toilet dari saku celananya dan langsung melemparkannya ke tanah.
Tidak sampai tiga detik.
Syu——
Gulungan tisu itu seperti ikan yang tersangkut pancing, melayang membentuk kurva indah ke atas dan tersedot ke dalam truk sampah yang melayang belasan meter di atas kepala mereka.
Desain truk sampah ini sama persis dengan yang terbang tadi. Karena melayang tepat di atas ketiga orang itu, Lin Xian yang mendongak langsung melihat identifikasi model di bagian bawah truk sampah——
【Robot Pengolah Sampah Model Terapung－A37】
Jadi kesimpulannya...
A37, inikah model dari robot truk sampah ini?
Modelnya cukup intuitif dan mudah dipahami.
Huruf A mungkin singkatan dari seri tertentu, sedangkan angka 37 kemungkinan menunjukkan ukuran atau jumlah iterasi pembaruan.
Mengingat kembali robot bodoh VV tadi...
Model apa itu sebenarnya?
Tidak jelas sama sekali.
"Sudah main-main, ayo kita berangkat."
Lin Xian menghentikan Dalimao yang hendak membuang ingus ke tanah, menarik kedua temannya menuju jalan di depan.
Tadi di taman, dia sudah bertanya pada pejalan kaki dan mengetahui bahwa Museum Rhein tidak jauh dari sini, cukup berjalan satu persimpangan saja.
Baguslah, tidak perlu reprep naik kendaraan.
“Lin Xian semakin yakin bahwa petunjuk yang ditinggalkan Zhao Yingjun untuknya, serta rahasia di balik cermin yang disebut Huang Que, semuanya pasti berada di Museum Rhein ini.”
“Ketiga orang ini berjalan di jalanan tanpa menarik perhatian khusus.”
“Di kota langit yang bebas ini, berbagai gaya pakaian terlihat di jalanan. Dibandingkan dengan yang lain, penampilan mereka bertiga sudah cukup biasa dan sederhana.”
“Tak lama kemudian, ketiganya tiba di lokasi Museum Rhein.”
“Selain jalan utama di depan museum, lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan di sekitarnya relatif sepi. Bagaimanapun juga museum tidak beroperasi di malam hari, jadi tidak ada gunanya datang ke sini untuk bersenang-senang.”
“Dari kejauhan terlihat jelas bahwa Museum Rhein memiliki luas tanah yang sangat besar. Antara gedung depan dan belakang tidak hanya memiliki perbedaan ketinggian yang mencolok, tetapi juga dipisahkan oleh sebuah jalan raya.”
“Namun...”
“Masalah saat ini bukanlah bagaimana masuk ke gedung belakang. Ketika tiba di depan pintu gerbang tembok museum, ketiganya menemukan bahwa pintu gerbang itu terkunci rapat.”
“Seperti pintu elektronik yang umum terlihat di kota langit ini, sama dengan pintu besar di bawah patung Zhao Yingjun, tidak terlihat tombol atau komponen kunci apapun, sama sekali tidak tahu cara membukanya.”
“Saat ini, tanpa melalui pintu elektronik ini, mustahil memasuki halaman museum, apalagi masuk ke ruang pameran di dalamnya.”
“'Ayo keluarkan senjata rahasia.'"
“Dalimao bergumam sambil mengeluarkan benda berwarna abu-abu yang direkat dengan selotip dari pinggangnya.”
“'Waduh.'"
“Lin Xian menatap 'senjata rahasia' yang sudah lama tidak ia lihat ini:”
"C4？Kau kok kepikiran bawa barang ini waktu terjun payung?"
"Nggak bawa C4 rasanya nggak aman kalau keluar rumah." Dalimao terkekeh sambil menunjukkan keprofesionalannya:
"Tapi kita nggak bisa ngebom pintu gerbang. Secara umum pintu gerbang itu bagian terkuat dan tersulit untuk diledakkan, apalagi kemungkinan besar ada alat alarm. Kita muter ke samping, ledakkan tembok samping... Lihat saja tembok luar museum ini kebanyakan dibangun dari batu, pake C4 pasti gampang bolong."
"Tapi... Kak Muka."
Lin Xian mencoba mencegah:
"Pemakaian C4 di area terbuka beda dengan dalam ruangan. Di luar, suara ledakan sebesar itu, cahaya, debu... mustahil nggak menarik perhatian. Tujuan aku menyusup ke museum bukan buat mencuri, aku harus memeriksa isinya dengan baik. Jadi kalau sampai menarik polisi atau patroli, percuma kita datang malam ini."
"Terus gimana dong?"
Dalimao memasukkan kembali C4 ke ikat pinggangnya:
"Satu-satunya jalan masuk ke tembok museum ini ya pintu elektronik baja ini. Kau nggak bisa buka, nggak mau ledakkan tembok samping pake C4, jelas nggak ada cara lain buat masuk."
Lin Xian menopang dagu sambil merenung, matanya mengamati tembok luar museum dari atas ke bawah.
Permukaan luarnya cukup halus, tapi tingginya terbatas, hanya sekitar 4 meter lebih.
Matanya beralih ke tubuh Dalimao dan Azhuang yang tinggi besar.
Nggak ada cara lain.
Ulangi trik yang dulu saja.
"Buat tangga manusia yuk." Lin Xian menatap Dalimao dan Azhuang:
“Kalian berdua topang tembok luar dan buatkan tangga manusia untukku, aku akan menginjak kalian lalu melompat masuk. Setelah itu, kalian langsung pergi merampok obat-obatan di apotek. Kalau sudah dapat obat, carilah tempat untuk terjun payung, tak usah pedulikan aku.”
“Omong kosong macam apa yang kau ucapkan ini!”
Dalimao menggerutu sambil marah:
“Kau yang bawa kami masuk, sejak awal sudah sepakat untuk membantumu masuk ke museum, ya harus dituntaskan sampai akhir. Mana mungkin kami meninggalkanmu? Perbuatan tak bersahabat dan tak bermoral seperti itu tak mungkin kulakukan.”
Melihat Dalimao masih setia seperti biasa, Lin Xian tersenyum sambil menepuk bahunya:
“Niat baikmu kuhargai, tapi jangan khawatir tentangku. Aku juga membawa parasut cadangan. Aku punya rute pelarian sendiri yang jauh lebih mahir dari kalian. Lokasi apotek sudah kuberi tahu, setelah membuat tangga manusia, segeralah jalankan misi kalian... Orang-orang di bawah masih menunggu.”
Melihat Azhuang juga mendekat, Lin Xian mengangguk padanya:
“Tenang, kita bertemu di bawah. Ikatan kita sangat kokoh, ruang-waktu maupun takdir takkan bisa memisahkan...”
“Percayalah, kita pasti bertemu lagi.”
Akhirnya, Dalimao dan Azhuang berhasil dibujuk.
Setelah ketiganya bertepuk tangan ringan, Dalimao berjongkok menopang tembok museum sementara Azhuang memanjat punggungnya dan menginjak bahunya, membentuk tangga manusia miring setinggi lebih dari tiga meter.
Hmm.
Ketinggian ini sudah cukup.
Bagi ahli parkour seperti Lin Xian, melangkahi jarak terakhir lebih dari satu meter dengan menginjak tangga manusia itu semudah membalik telapak tangan, jauh lebih mudah daripada memanjat tempat sampah sebelumnya.
"Terima kasih, Saudara."
Dalimao menegangkan otot sambil menopang dinding, menoleh ke Lin Xian yang sedang bersiap-siap berlari:
"Pastikan kau kembali!"
Lin Xian tersenyum tipis, membungkukkan badan:
"Tentu saja, aku masih harus mengembalikan dompet ke Ningning."
Shu!
Lin Xian bangkit seperti cheetah dan berlari kencang, memanjat Dalimao dan Azhuang dengan beberapa kali gebrakan, lalu melompat tinggi sambil meraih tembok! Berhasil melewati tembok luar museum!
Brak!!
Suara jatuh keras... Lantai batu keras di dalam membuat kaki Lin Xian sakit berdenyut. Untungnya posisi mendarat yang profesional mengurangi banyak gaya dorong, setelah dipijat-pijat tidak apa-apa.
Dari luar tembok terdengar dua siulan pendek, menandakan Dalimao dan kawanan akan mundur. Lin Xian pun bangkit dan mulai mengamati lingkungan sekitarnya.
Harus diakui, Kota Langit ini mungkin sudah terlalu lama terbiasa dengan kedamaian, sama sekali tidak ada kesan sistem keamanan di mana-mana, bahkan pintu gerbangnya pun sepenuhnya hanya untuk mencegah orang jujur bukan penjahat.
"Tapi ini juga menunjukkan secara tidak langsung, kehidupan di sini benar-benar sangat baik, sandang pangan tercukupi, energi tak terbatas, tingkat kejahatan pun secara alami sangat rendah; ditambah lagi letaknya di ketinggian lebih dari 2000 meter, dengan jaringan pertahanan udara yang mencakup langit setinggi sepuluh ribu meter... benar-benar sebuah benteng yang mustahil disusupi, jadi wajar jika tidak banyak orang yang mempermasalahkan keamanan."
"Mungkinkah..."
"Ini juga termasuk dalam rencana Zhao Yingjun? Semuanya untuk memudahkan dirinya sendiri?"
Lin Xian tidak berani yakin.
"Tapi setidaknya berdasarkan pengalaman sejauh ini, Kota Langit Rhein jauh lebih nyaman dibandingkan Shanghai Baru."
"Saat ini posisinya berada di halaman terbuka museum, selain lansekap hijau dan beberapa bangunan seni, tidak ada sesuatu yang bernilai."
"Untuk melihat sejarah Kota Langit Rhein, serta memasuki ruang pamer pribadi Zhao Yingjun, harus mencari cara masuk ke gedung pameran dalam."
Lin Xian berjalan menuju tangga panjang, melanjutkan ke atas.
"Museum di malam hari sepi tak berpenghuni, sangat sunyi. Berjalan di tangga panjang yang menanjak ini, entah mengapa terasa ada rasa berat ruang-waktu."
"Karena ia merasa tidak termasuk bagian dari sini, namun sedang menyusuri sejarah kota ini."
"Apa yang ada di dalam gedung pameran?"
"Apa lagi yang ada di ruang pamer pribadi Zhao Yingjun?"
Lin Xian sudah tidak sabar lagi.
"Namun."
"Hah... pintu elektronik lagi."
Lin Xian menghela nafas memandangi pintu gerbang besi gedung pameran.
"Sama seperti pintu halaman terbuka museum dan pintu di bawah patung Zhao Yingjun, semua menggunakan pintu gerbang besi yang mustahil diretas ini."
"Bagaimana ini harus diselesaikan?"
"Ini adalah gedung dalam ruangan, tidak mungkin ada cara untuk memanjat tembok."
"Apakah ada jendela yang lupa ditutup yang bisa kunaiki? Seharusnya tadi minta bom C4 Dalimao."
Lin Xian berputar-putar lama, tapi tidak menemukan jendela yang bisa dibuka. Bahkan karena masalah ketinggian, jendela yang bisa dijangkau pun sedikit.
"Ini harus bagaimana..." Lin Xian menggaruk-garuk kepalanya.
Krek!
Suara jepitan yang familiar!
Lin Xian kaget melihat pergelangan kakinya sendiri, dijepit penjepit berkarat yang familiar.
"Sampah! Sampah! Menemukan sampah!"
Menoleh ke belakang...
Hantu yang tak mau pergi ya...
Masih dengan bentuk tong sampah yang familiar, sorot mata hijau yang sama, robot tong sampah VV!
"Kakak..."
Kali ini Lin Xian benar-benar kehabisan kata.
Seberapa gigihnya makhluk ini menganggapnya sebagai sampah? Apa dia benar-benar mengejar dari patung Zhao Yingjun sampai ke museum?
Lin Xian teringat film sci-fi "Terminator 2" sutradara Cameron, pengejaran tanpa henti tong sampah ini mirip dengan robot cair T1000.
"Eh? Tunggu dulu?"
Lin Xian memicingkan mata, menatap robot tua reyot yang mengunci pergelangan kakinya sambil menyebutnya sampah.
Ada yang tidak beres...
Saat bermimpi terakhir kali, dia sudah menyadari ada yang tidak beres dengan robot ini——
Panggung patung Zhao Yingjun dan alun-alun dipisahkan oleh pintu elektronik baja tinggi yang menghalangi akses.
Jadi agar Lin Xian dan yang lain bisa masuk ke alun-alun, mereka harus memanjat tembok untuk turun.
Tapi!
Dalam mimpi sebelumnya, setelah Lin Xian melempar robot sampah ini dari panggung tinggi, tak lama kemudian robot itu sendiri langsung merangkak kembali ke atas panggung.
Ini sangat aneh, bagaimana dia bisa naik?
Satu-satunya jalan adalah pintu elektronik baja itu.
Mungkinkah dia bisa membuka pintu elektronik itu?
Saat itu Lin Xian tidak terlalu memikirkannya, hanya mengira mungkin ada jalur kecil lain untuk robot sampah ini keluar masuk.
Tapi sekarang.
Tembok museum ini juga sepenuhnya tertutup, dipisahkan oleh pintu elektronik baja yang sama, namun robot bodoh ini lagi-lagi bisa mengejar tanpa hambatan.
Dia tidak bisa memanjat tembok, satu-satunya cara masuk museum adalah dengan membuka pintu elektronik baja!
"Mungkinkah..."
Seketika, Lin Xian mendapat pencerahan, menunduk memandang robot bodoh yang mengunci pergelangan kakinya.
Tiba-tiba.
Robot berkarat itu terlihat agak menawan di matanya.
Dia membuka paksa penjepit di pergelangan kakinya, mengangkat robot bodoh itu dan menatapnya:
"Mungkinkah kau adalah..."
"【Robot Pembuka Pintu】?"
Semakin dipikir, Lin Xian semakin yakin bahwa ini mungkin benar.
"Kalau tidak, mustahil menjelaskan semua keanehan ini dengan jelas. Kecuali... robot ini memiliki otoritas tinggi yang bisa membuka semua pintu elektronik di Kota Langit ini!"
"Mengingat ia satu-satunya 'makhluk hidup' di sekitar patung Zhao Yingjun... Mengingat semua rancangan terstruktur Zhao Yingjun yang saling berkaitan..."
"Robot sampah ini mungkin saja merupakan sebuah kunci."
"Coba saja langsung praktekkan."
Lin Xian memeluk robot tempat sampah itu, lalu berlari cepat ke pintu aula pameran museum.
Begitu dia meletakkan robot di lantai...
Krek!
Penjepit mekanik yang familiar mengunci pergelangan kakinya.
"Sampah! Sampah! Terdeteksi sampah!"
Tapi tiba-tiba...
Diit! Kriiik——
Setelah bunyi mekanik halus, pintu baja elektronik yang awalnya terkunci rapat langsung terbelah di tengah, bergeser perlahan ke kedua sisi!
Bersamaan dengan itu, lampu-lampu di aula pameran dalam menyala berurutan bagai salam sembah penyambutan. Seluruh ruang pameran mendadak terang benderang, mengundang Lin Xian sang tamu agung untuk masuk.
"Aduh..."
Lin Xian belum pernah merasakan perlakuan istimewa seperti ini.
Dia mengelus tutup sampah robot itu:
"Rupanya kau benar-benar robot pembuka pintu, kunci yang ditinggalkan Zhao Yingjun untukku!"
Pada detik ini.
Lin Xian akhirnya memahami maksud tersembunyi Zhao Yingjun.
Sungguh detail sekali, seperti pengasuh yang meninggalkan kunci super berotoritas penuh, bisa membuka semua pintu elektronik di Kota Langit ini.
“Jika saya menyadari hal ini lebih awal, bukankah tidak perlu repot seperti sekarang? Langsung memeluk tong sampah untuk membuka jalan saja.”
Meskipun tong sampah ini terlihat cantik dan rapi, tetapi terkunci di pergelangan kaki tetap tidak nyaman dan menyulitkan berjalan. Akhirnya Lin Xian langsung mengangkatnya, memeluknya di dada, lalu masuk ke museum yang terang benderang ini.
Ruang pamer museum sangat luas, dengan banyak barang yang dipamerkan.
Biasanya tempat ini pasti bisa menampung banyak pengunjung, namun malam ini, museum ini hanya dibuka untuk dirinya sendiri.
Lin Xian berjalan-jalan sembarangan di dalam.
Di sini dipamerkan banyak peninggalan sejarah terkait Kota Langit Rhein.
Misalnya...
Gambar desain Kota Langit.
Di layar elektronik profil singkat di samping tertulis: Kota Langit Rhein dirancang dan dibangun oleh Perusahaan Rhein di bawah pimpinan Zhao Yingjun, semua detail dan tata letak dikerjakan langsung oleh Zhao Yingjun sendiri, demi menciptakan kota di langit pertama dalam sejarah manusia yang sempurna.
Karya era baru ini menghabiskan semua kekayaan yang terkumpul oleh Grup Rhein selama ratusan tahun, dan tak lama setelah Kota Langit Rhein mengudara, Perusahaan Rhein bangkrut.
Namun manusia tetap berterima kasih pada Perusahaan Rhein dan Zhao Yingjun atas kontribusi mereka, sehingga meskipun perusahaan sudah tidak ada, nama Rhein tetap menjadi ikon peringatan paling unik di kota langit ini.
“Mengapa sama sekali tidak ada jejak keberadaan saya? Bukankah Perusahaan Rhein didirikan oleh saya?”
“Ini juga merupakan kebingungan yang selalu dimiliki Lin Xian.”
“Bagaimana mungkin sejarah di sini sama sekali berbeda dengan sejarah yang sebenarnya?”
“Seolah-olah Zhao Yingjun adalah pendiri Perusahaan Rhein, sama sekali tidak ada urusannya dengan dirinya sendiri, bahkan keberadaannya sendiri seolah-olah dihapus.”
“Apa yang sebenarnya terjadi selama ratusan tahun ini?”
Lin Xian terus berjalan ke dalam, menemukan banyak benda menarik:
Model generasi pertama mesin fusi dingin.
Robot kota generasi pertama.
Dan lain-lain... banyak yang bisa dipahami maupun tidak.
Di balik setiap benda terdapat sejarah yang terlihat luar biasa.
Lin Xian akhirnya paham.
“Museum ini memamerkan barang-barang lama dan peninggalan yang terkait dengan Kota Langit Rhein, memang penuh nilai sejarah, tapi bagi diriku tidak bisa menyambungkan sejarah secara utuh, juga tidak menjawab kebingunganku tentang perkembangan sejarah ratusan tahun ini.”
“Lebih baik segera ke paviliun belakang, lihat pameran pribadi Zhao Yingjun.”
Meskipun sebelumnya petugas apotek sudah memberitahunya bahwa pameran pribadi Zhao Yingjun tidak dibuka setiap hari.
“Karena pamerannya berupa proyeksi yang menceritakan kehidupan Zhao Yingjun, jadi hanya ditampilkan pada waktu tertentu dan perlu reservasi terlebih dahulu.”
“Tapi aku punya robot pembuka pintu, tak perlu khawatir... Selama ada pintu, aku bisa masuk.”
Lin Xian melanjutkan langkahnya ke dalam ruang pamer.
Saat sampai di tengah ruang pamer, dia menemukan benda raksasa yang terpasang di tengah ruangan.
Ukuran pameran ini setinggi beberapa lantai, terlihat seperti gabungan rumit dari komputer-komputer canggih yang tak terhitung jumlahnya. Dilihat dari posisi pamerannya, ini pasti barang pameran paling berharga dan bernilai di antara semua pameran.
Ini komputer?
Bentuknya persegi, ada banyak perangkat tak terbaca.
Lin Xian berkeliling sampai ke depan perangkat raksasa ini, menemukan papan elektronik penjelas yang bertuliskan nama pameran ini—
【Pusat Kecerdasan Buatan Generasi Pertama Rhein Sky City－VV】
“VV？”
Lin Xian tak sengaja melafalkan nama ini, kenapa VV lagi?
Dia hendak mengamati lebih dekat.
Namun!
Saat robot tong sampah di dadanya mendengar teriakan "VV", matanya langsung berkedip merah-hijau!
Setelah berkedip beberapa kali.
Perlahan menoleh, mata hijau yang sangat dekat menatap Lin Xian:
"Silakan masukkan password!"
"Apa?" Lin Xian tak langsung paham.
Meletakkan robot di lantai.
Krek!
Robot tong sampah seperti biasa menjepit pergelangan kaki Lin Xian dengan penjepit mekanik, tapi tidak meneriakkan kalimat temuan sampah, tetap menatap dengan mata hijau yang tajam:
"Silakan masukkan password!"
