Lin Xian berbalik badan.
Memandang ruang pamer pribadi Zhao Yingjun yang gelap gulita di belakangnya.
Paviliun pribadinya terletak di lantai tertinggi Museum Rhein, sebuah bangunan terpisah, sesuai statusnya yang tinggi di Istana Langit Rhein.
Benar.
Inilah tujuan utama Lin Xian memasuki mimpi pada malam ini.
Huang Que pernah berkata, suruh dirinya sering-sering bercermin, di dalam cermin ada hal yang diinginkannya.
Dia berpendapat.
Jawaban dari teka-teki ini, kemungkinan besar terdapat di ruang pamer pribadi Zhao Yingjun.
Hadiah yang mungkin tak terduga oleh siapapun, tersembunyi di balik salah satu cermin di sini.
Karenanya, Lin Xian tidak peduli apakah ada jejaknya dalam perjalanan hidup Zhao Yingjun.
Hal yang tidak penting.
Barusan dia hanya merenungi berlalunya waktu, kepergian sahabat lama, dan perasaan berat yang ditimbulkannya, bukan memikirkan hal-hal sepele seperti ini.
Lin Xian berbalik dan berjalan menuju bagian dalam ruang pamer Zhao Yingjun.
“Kenapa gelap?”
Penerangannya mana?
Di dalam paviliun yang pintunya terbuka lebar ini, selapis cahaya redup menyinari karpet merah di tengah, sementara area samping dan dalam sama sekali tanpa penerangan, tak terlihat apapun.
Kalau lampu tidak dinyalakan, mau pamer apa?
“Ruang pamer Zhao Yingjun menggunakan metode proyeksi untuk menampilkan pameran.”
Robot sampah VV memutar roda rantainya di bawah, melaju ke depan Lin Xian, lalu menatap ke atas ke arahnya:
"Seperti di film, menggunakan proyeksi slide dan narasi untuk memutar kehidupan dia; karena Zhao Yingjun semasa hidupnya sangat menyukai film, maka gedung pameran ini memenuhi keinginannya dengan metode seperti ini untuk bercerita."
"Zhao Yingjun suka menonton film?"
Lin Xian tertawa terkekeh:
"Dia tidak suka menonton film, mana sempat dia melakukan hal seperti itu."
Dia terlalu paham.
Zhao Yingjun adalah seorang workaholic, bahkan setiap detik ingin dikorbankan untuk pekerjaan. Menyuruhnya tenang menonton film, itu sama saja menyiksanya.
Yang suka menonton film bukan dia, melainkan dirinya sendiri.
！
Memikirkan hal ini.
Langkah Lin Xian terhenti di tempat, seperti tersedak di tenggorokan, tak bisa berkata-kata.
Mata robot sampah VV berkedip-kedip menyala hijau, memandangi Lin Xian seperti sedang mengedip:
"Kau tidak mau masuk? Aku bisa membuka proyeksinya untukmu. Tempat ini jarang dibuka untuk umum, hari buka pun harus reservasi dulu. Tapi mengingat kau... boleh lah melanggar aturan."
"Buka saja."
Lin Xian berbisik pelan:
"Aku ingin melihat."
……
Mengikuti robot VV berjalan maju.
Krek.
Dinding sebelah kanan tiba-tiba menyala, memproyeksikan foto sepasang suami-istri muda menggendong bayi dalam selimut, keluarga bertiga yang bahagia.
Bersamaan dengan itu, suara narasi tak jelas sumbernya mulai terdengar:
"15 Januari 1999, Nyonya Zhao Yingjun lahir di Beijing, Tiongkok, dari keluarga yang harmonis. Ayahnya adalah pejabat tinggi yang dihormati pada masanya, sementara ibunya merupakan guru rakyat yang disegani."
Berjalan lebih jauh, terpajang foto-foto Zhao Yingjun semasa SD, SMP, hingga studi di luar negeri.
Sejak SMP, aura karismatik Zhao Yingjun mulai bersinar. Meski masih belia, kewibawaannya sudah melebihi remaja seumurannya, menunjukkan bakal seorang CEO.
Memandangi foto-foto yang belum pernah dilihatnya ini, Lin Xian tanpa sadar menunjukkan senyum khas paman.
Narasi latar terus bergulir:
"Sejak kecil Nyonya Zhao Yingjun telah menunjukkan prestasi akademik dan moral yang luar biasa. Selain ranking teratas, bakat bisnisnya yang luar biasa membuat sang ayah mengirimnya studi ke luar negeri setelah SMP... kemudian melanjutkan ke IESE Business School di Spanyol... lulus dengan nilai sempurna di semua mata kuliah."
Maju beberapa langkah, foto berganti menjadi rekaman video.
Lin Xian mengenali ini sebagai dokumentasi awal pendirian Perusahaan MX.
Tampak wajah-wajah familiar: wakil direktur, Kak Wang... rekan-rekan yang sering ia temui sehari-hari.
"Setelah lulus, Nyonya Zhao Yingjun mendirikan Perusahaan MX di Shanghai yang fokus pada pengembangan kosmetik inovatif. Dalam dua tahun, merek ini mulai dikenal nasional. Titik balik yang mengubah MX menjadi raksasa kosmetik dunia... dimulai dari peluncuran krim pelembab Rhein yang menggemparkan industri."
Langkah Lin Xian berjalan maju, di dinding sebelah kiri terpampang gambar produk krim pelembab Rhein.
Tentu saja, ada juga potret kartun Kucing Rhein.
"Berkat dorongan maskot Kucing Rhein, merek Rhein dengan cepat menjadi populer di dunia. Hingga kini, meskipun Perusahaan Rhein sudah bangkrut dan orang-orang tak lagi membutuhkan krim pelembab Rhein untuk melindungi kulit, Kucing Rhein tetap menjadi citra boneka favorit para gadis saat ini, laris selama lebih dari 600 tahun di dunia ini."
Melihat ini, Lin Xian sudah memiliki firasat.
Memang...
Robot sampah itu benar, keberadaan dirinya, sejarahnya, pengalamannya semua telah dihapus.
Termasuk rekaman pesta perayaan Perusahaan MX, foto bersama, wawancara... di acara-acara itu sebenarnya dirinya hadir, bahkan dia masih ingat jelas posisinya saat itu.
Tapi.
Dalam gambar-gambar proyeksi yang terpampang ini, sama sekali tidak ada jejak keberadaannya.
Pencipta Kucing Rhein juga berubah menjadi Zhao Yingjun.
Kontributor krim pelembab Rhein, bahkan tidak disebut-sebut.
Lin Xian menoleh, lalu melanjutkan langkahnya.
"...Kemudian, akibat penyesuaian bisnis perusahaan, Perusahaan MX berganti nama menjadi Grup Rhein, secara resmi membuka prolog legenda agung ini."
Gambar yang diproyeksikan adalah foto saat peresmian Grup Rhein.
Zhao Yingjun berdiri di tengah, disampingnya Kak Wang dan Chu Shanhe.
Tak ada bayangan dirinya.
【Sejarah, memang telah dimanipulasi.】
Tidak heran sebelumnya VV berkata, sejarah di sini tidak ada artinya meskipun diketahui.
Apa gunanya merujuk sejarah palsu?
Malah akan menyesatkan diri sendiri.
Sejarah apapun yang tercatat dalam arsip, tidak lebih bisa diandalkan daripada mata sendiri, apalagi... Lin Xian hidup di era sejarah 600 tahun yang lalu, keberadaannya sendiri adalah sejarah paling nyata.
Terus berjalan maju...
Tak lama kemudian, sampai pada bagian yang paling menarik minatnya.
“Tahun 2026, kabin hibernasi generasi pertama mulai digunakan. Meski efek samping kehilangan memori bersifat tidak dapat dipulihkan, kerumunan besar di seluruh dunia tetap berebut masuk ke kabin hibernasi, berharap dapat melewati waktu panjang dalam tidur hingga mencapai masa depan indah ratusan tahun kemudian. Zhao Yingjun sendiri pun menjadi salah satu yang masuk ke kabin hibernasi generasi pertama...”
“Namun, Zhao Yingjun sangat menghargai memorinya. Ia tak ingin kehilangan ingatan selama hibernasi panjang. Karenanya, ia membuat rencana hibernasi yang sangat merusak tubuh - setiap hibernasi sepuluh tahun, akan terbangun sekali untuk memperkuat memori yang hampir hilang selama setengah tahun, lalu kembali masuk kabin hibernasi menuju sepuluh tahun berikutnya.”
……
Di bagian rekaman ini, Lin Xian memperlambat langkahnya.
Ia melihat Zhao Yingjun yang pertama kali melangkah masuk ke kabin hibernasi.
Sangat muda.
Persis seperti Zhao Yingjun yang ia temui siang hari di perusahaan, tetap gagah dengan mantel hitam dan anting batu hitam yang bergoyang, datang ke pusat hibernasi.
Sebelum masuk ke ruang ganti pakaian, dia jongkok dan memeluk seekor anjing kecil berwarna putih untuk terakhir kalinya.
Itu adalah anjing hias kecil yang dimanjakan, kemungkinan jenis Pomeranian, bulunya yang halus dan mengembang seperti bunga dandelion raksasa.
"Ini adalah anjing Pomeranian yang telah lama dipelihara Zhao Yingjun, bernama VV. Saat itu VV sudah berusia 10 tahun, termasuk usia lanjut dalam siklus hidup anjing. Bagaimanapun juga, dia tidak mungkin hidup sampai 10 tahun kemudian ketika Zhao Yingjun bangun dari hibernasi. Jadi... ini adalah pertemuan terakhir mereka berdua dalam kehidupan ini."
Lin Xian berhenti di depan foto Zhao Yingjun sedang menggendong anjing ini.
Ternyata Zhao Yingjun benar-benar memelihara seekor anjing kecil!
Tidak pernah kudengar dia menceritakan hal ini.
Tapi... kalau dipikir-pikir, sebenarnya kami berdua tidak pernah membahas topik seputar hewan peliharaan, Zhao Yingjun juga tidak perlu khusus menyebutkannya.
Eh, tunggu!
Tiba-tiba Lin Xian sendiri mulai ragu.
Begitu banyak foto sejarah sebelumnya yang telah dipastikan sebagai pemalsuan dan manipulasi... apakah foto menggendong anjing ini serta keberadaan Pomeranian bernama VV ini benar-benar asli, sebenarnya masih dipertanyakan.
Ah.
Pada momen inilah Lin Xian benar-benar menyadari betapa mengerikannya pemalsuan sejarah.
Tindakan seperti ini membuat seluruh catatan sejarah menjadi tidak bisa dipercaya.
Bahkan yang asli pun akan dicurigai sebagai palsu.
Sejarah yang kehilangan bobot... mungkin akan membuat peradaban manusia kehilangan dasar, dan hati manusia kehilangan kepercayaan.
Lin Xian melanjutkan langkahnya.
Video proyeksi berikutnya menunjukkan momen Zhao Yingjun mengenakan pakaian hibernasi dan berbaring di dalam kabin hibernasi.
Entah ini hanya perasaan semata...
Di balik tatapan terakhirnya sebelum menutup mata, terukir kerinduan yang mendalam, namun juga dipenuhi keteguhan dan kegigihan.
Seiring dengan tertutupnya kedua matanya.
Video ini pun terhenti tiba-tiba.
Setelahnya.
Waktu terus bergulir.
Setiap langkah Lin Xian di atas karpet merah di bawah kakinya, mewakili sepuluh tahun perjalanan Zhao Yingjun.
Ia menyaksikan perkembangan teknologi kabin hibernasi yang semakin baik dengan ukuran semakin ringkas.
Di saat yang sama...
Zhao Yingjun yang terus-menerus mengalami proses pencairan, terbangun, hibernasi, pencairan, dan terbangun kembali... mulai menunjukkan tanda-tanda kedewasaan dan penuaan yang kasat mata.
Penampakan terakhir Zhao Yingjun yang bisa dilihat adalah sosoknya yang mengenakan helm pengaman, berdiri di puncak bukit yang menjulang tinggi bersama sekelompok insinyur yang memandang ke hamparan bumi kosong di kejauhan.
Di telinga, narasi kembali terdengar:
"Memasuki abad ke-24, Grup Rhein mulai membangun Istana Langit Rhein. Setelah konstruksi selama ratusan tahun, akhirnya terselesaikanlah pembangunan infrastruktur kota, 6712 mesin fusi dingin, serta otak pusat kecerdasan buatan generasi pertama VV. Istana Langit Rhein pun berhasil naik ke langit! Menjadi kota di awan pertama dalam sejarah manusia yang berhasil mapan di angkasa!"
Narasi yang panjang ini beriringan dengan langkah-langkah Lin Xian yang menempuh perjalanan jauh.
Namun dalam foto dan video berikutnya, sama sekali tidak ada rekaman wajah Zhao Yingjun.
Hanya siluet punggungnya, atau gambar yang diambil dari kejauhan.
"Bahkan dalam rekaman setelah Kota Langit mengudara... sosok Zhao Yingjun tidak lagi muncul."
"Tapi dia masih hidup."
"Hal ini dipastikan Lin Xian, karena koridor proyeksi ini belum sampai ke ujung, menandakan masih ada kelanjutan cerita."
"Melangkah lebih jauh, layar video menampilkan robot tempat sampah yang familiar."
"Sampah! Sampah! Sampah terdeteksi!"
"Robot itu bersuara elektronik jernih, menjepit biji apel di lantai dengan capit mekanis, lalu—Dor!—ubun-ubunnya terbuka. Biji apel dilempar masuk, roda rantai berputar menuju gulungan kertas berikutnya:"
"Sampah! Sampah! Sampah terdeteksi!"
"Lin Xian terhibur oleh adegan ini."
"Dia menunduk memandang robot tempat sampah yang memandu di depannya... Bukankah ini model yang sama?"
"Satu-satunya perbedaan adalah versi di layar masih baru, cat dan pelat besinya mengilap; sementara benda usang yang telah terpapar angin-matahari ratusan tahun ini sendiri telah menjadi sampah."
"Narasi suara menjelaskan:"
"'Robot Pengolah Sampah Mini VV, merupakan robot pembersih rumah tangga yang dirancang langsung oleh Zhao Yingjun. Namun karena fungsi kuno dan logika kikuk, produk ini tidak laris dan segera tergantikan oleh produk lebih canggih.'"
“Para kritikus sejarah berpendapat, alasan Zhao Yingjun merancang robot tempat sampah yang jelas ketinggalan zaman ini sebenarnya untuk memperingati anjing kecil VV yang pernah dipeliharanya; Dari banyak detail terlihat jelas bahwa Zhao Yingjun sangat menyukai VV, anjing kecil yang menemani pertumbuhannya.”
“Dia tidak hanya menamakan otak pusat kecerdasan Istana Langit Rhein sebagai VV, tetapi juga memberi nama VV pada robot tempat sampah rancangannya sendiri. Hal ini membuktikan betapa besar rasa sayang dan kerinduannya pada anjing Pomeranian yang dipeliharanya dulu. Oleh karena itu... meskipun robot mikro pengolah sampah VV ini sudah lama usang, Zhao Yingjun tetap menyimpannya di rumah, menemani hari-hari tuanya hingga akhir hayat.”
“Menurut wasiat Zhao Yingjun, abu jenazahnya akan ditebar ke angin setelah kematiannya, terbang mengarungi Sihai. Sedangkan robot mikro pengolah sampah VV dengan baterai tenaga nuklir kecil yang tak pernah kehabisan daya ini, akan ditempatkan selamanya di podium tinggi patung Zhao Yingjun di alun-alun peringatan. Selamanya menemani, menjaga, membersihkan sampah di sekitarnya, dan mengelilinginya.”
“Kali ini, Zhao Yingjun dan VV takkan pernah terpisahkan lagi.”
……
Narasi yang memikat itu terhenti tiba-tiba di sini.
Foto terakhir di ujung koridor diambil di bawah patung giok putih Zhao Yingjun.
Robot sampah VV yang bulat dan pendek berdiri di bawah patung giok, memandangi sang pendiri Kota Langit.
Patung setinggi puluhan meter itu megah dan gagah, tak jelas siapa yang menjaga siapa.
Seluruh alun-alun dilarang untuk terbang.
Panggung tempat patung itu berada dipisahkan oleh pintu elektronik baja dari dunia luar.
Di panggung tinggi ini, selamanya hanya ada patung Zhao Yingjun dan robot sampah VV.
Persis seperti masa tua Zhao Yingjun yang dihabiskan di Kota Langit...
Di ruangan bersih, dia tersenyum duduk sendirian di ruang tamu, melempar gumpalan tisu yang diremas-remas ke lantai.
"Sampah! Sampah! Terdeteksi sampah!"
Robot sampah VV yang kikuk itu matanya bersinar hijau, capit mekanisnya mengeluarkan suara Krek saat menjepit gulungan tisu, lalu membuka ubun-ubunnya di tengah tawa Zhao Yingjun untuk memasukkan sampah ke dalam kepalanya.
Kemudian...
Dilemparlah gulungan tisu berikutnya.
Demikianlah Zhao Yingjun dan robot sampah VV menghabiskan hari-hari terakhir mereka tanpa gangguan.
Ratusan tahun kemudian.
Masih tetap sama.
Di panggung tinggi patung giok itu.
Zhao Yingjun dan VV saling memandang, saling menanti.
Menanti kedatangan seorang sahabat lama.
Menanti...
Reuni yang menjembatani 600 tahun.
……
……
Proyeksi di koridor pameran pun berakhir.
Lin Xian berjalan hingga ujung, menemui papan pengumuman yang terkesan seperti peringatan:
Di masa tua Zhao Yingjun tidak meninggalkan foto atau rekaman video apapun, dia hanya mengucapkan kalimat penuh arti——
【"Aku tidak ingin dunia ini melihat diriku yang telah menua."】
Sejarawan dan kritikus menganalisis bahwa pernyataan Nyonya Zhao Yingjun ini mencerminkan kerinduan dan keengganannya terhadap waktu yang berlalu, mengungkapkan kekagetan akan perubahan zaman yang tak terelakkan, menciptakan atmosfer melankolis namun berdamai dengan usia, serta menghadirkan estetika kemurnian putih dan rambut hitam yang tetap terjaga; Nyonya Zhao Yingjun ingin meninggalkan citra terindah dan masa keemasan dirinya untuk dunia, menginspirasi para pemuda agar menghargai momen saat ini, berjuang keras, dan membuat masa muda bersinar bak nyala kehidupan.
Tak.
Seiring langkah Lin Xian yang maju selangkah lagi.
Karpet merah sudah sampai ujung.
Dia memasuki sebuah ruang pamer yang gelap gulita.
Robot tong sampah VV di depan berbalik:
"Lihat, aku tidak bohong! Dalam jejak hidup Zhao Yingjun, sama sekali tidak ada bekasmu. Aku sengaja tidak membuatmu sedih."
"Tidak-tidak."
Lin Xian memalingkan kepala:
"Kau terlalu banyak berpikir."
"Nah, karena kau sudah selesai melihat proyeksi di koridor, aku akan nyalakan lampu."
Robot tong sampah mengangkat capit mekaniknya, meniru gaya manusia menjentikkan jari——Krek! Penerangan ruang pamer tiba-tiba menyala terang benderang bagai siang hari.
Lin Xian memicingkan mata.
Matanya masih belum beradaptasi dengan cahaya terang itu.
Dia berjalan sambil memandang ke kiri dan kanan.
Yang dipamerkan di sini adalah benda-benda yang pernah ditampilkan di koridor proyeksi tadi, bahkan ada prototipe cabin hibernasi generasi pertama yang ukurannya sangat besar, hampir sebesar truk.
Seiring perkembangan teknologi, ukuran cabin hibernasi di koridor proyeksi semakin mengecil, hingga akhirnya benar-benar sebesar ranjang.
Hanya saja... efek samping kehilangan memori ini ternyata belum teratasi sampai sekarang, 600 tahun kemudian.
Koleksi lain termasuk barang-barang pribadi dan koleksi Zhao Yingjun, sejujurnya tidak ada yang istimewa.
Lin Xian mencari-cari apakah ada cermin.
Hasilnya mengecewakan, tidak ada satu pun cermin.
"Hah?"
Saat tiba di tengah aula pamer, Lin Xian mengangkat kepala melihat podium di tengah.
Di atasnya!
Ternyata dipajang sebuah mobil!
Mobil sport convertible Bentley biru!
Continental GT!
Persis mobil yang dia kendarai saat melompati jalan layang hingga hancur berantakan!
Tapi...
Mobil itu sudah dibuang karena rusak total, asnya patah, pasti tidak bisa diperbaiki.
"Ini koleksi favorit Zhao Yingjun."
Robot sampah VV bergerak mendekat dengan roda rantainya:
"Ini mobil antik berusia 600 tahun yang sudah tidak bisa dikendarai, semua komponen dalamnya rusak parah, hanya bernilai kenangan saja."
“Jangan kau lihat interior dalam dan bodi luar yang masih baru, sebenarnya sudah diganti tak terhitung kali, hampir setiap puluhan tahun pasti berkarat dan usang lalu diganti baru lagi. Jadi... Daripada disebut mobil antik 600 tahun yang lalu, lebih tepat dikatakan replika. Setelah berganti-ganti selama ini, tak ada satu pun komponen asli dari 600 tahun lalu yang tersisa.”
Lin Xian tidak mendengarkan VV, dia menyangga lengannya di podium tinggi lalu melompat naik.
Di atas terdapat papan profil elektronik bertuliskan:
Ini adalah mobil favorit almarhumah Nyonya Zhao Yingjun, tetap sama selama 600 tahun.
Dia tak pernah menyetir mobil yang sudah tak layak jalan ini, hanya sering duduk di kursi penumpang depan, bersandar sambil memejamkan mata.
Bahkan beberapa kali dia tertidur di kursi depan mobil ini, mungkin bagi Nyonya Zhao Yingjun, mobil ini memberikan rasa nyaman dan aman yang melebihi ranjang.
“Dia juga suka menaruh robot sampah ini di posisi kursi pengemudi.”
Di bawah kaki.
Robot sampah VV mengitari area, naik melalui jalur kunjungan normal lalu menambahkan sambil memandang Lin Xian:
“Tadi di koridor proyeksi kau berjalan terlalu cepat, mungkin tidak melihat foto itu, matamu hanya tertuju pada sisi kanan... Saat itu di foto yang diproyeksikan di sebelah kiri, Zhao Yingjun menaruh robot pengolah sampah ini di kursi pengemudi utama, lalu bersandar sendiri di kursi penumpang depan. Sayangnya... ini juga foto yang diambil dari sudut belakang mobil, kau tetap tidak bisa melihat wajahnya yang sudah berkerut.”
Lin Xian berjalan mengelilingi mobil convertible biru yang familiar ini.
Di kaca depan, terdapat sebaris tulisan tangan yang indah, sepertinya catatan Zhao Yingjun tentang mobil ini:
Ini adalah mobil pertama dalam sejarah manusia yang terbang di langit, semoga ia juga bisa melewati waktu.
Kalimat ini memang tidak salah.
Bagaimanapun prinsip terbangnya berbeda dengan mobil terbang yang memenuhi langit kota di luar sana sekarang.
Cukup lucu.
Namun Lin Xian sama sekali tidak bisa tertawa.
Tangannya mengusap tepi pintu mobil sambil berputar, sampai di sisi kanan belakang kendaraan.
Dia menemukan...
Di kursi belakang yang sempit, ternyata ada seikat bunga palsu!
Matanya membelalak, dia menarik napas dalam-dalam...
Itu adalah buket mawar merah yang dibungkus kertas timah.
Satu-satunya yang tidak selaras adalah...
Meskipun ini adalah bunga plastik yang tidak akan pernah layu...
Kertas timah yang membungkus tangkainya jelas-jelas cacat produksi - kusut, robek-robek, sangat tidak serasi dengan mobil yang masih baru dan mawar yang selalu merah segar.
“VV, kau salah.”
Lin Xian menundukkan kepala, berkata dengan suara lembut:
"Di sini sama sekali tidak... tidak ada sedikitpun jejakku."
Robot sampah memiringkan kepalanya, matanya berkelip:
"Apa katamu?"
Namun...
Lin Xian menyeringai kecil, tidak menjawab pertanyaannya:
"Omong kosong para kritikus dan sejarawan, benar-benar nilai membaca nol... Masih bilang ini tentang kerinduan akan masa lalu, menciptakan suasana muram... Sama sekali bukan seperti itu."
Dia mengulurkan tangan.
Mengambil buket mawar yang kusut itu.
Pada detik ini.
Seperti jembatan waktu 600 tahun runtuh berdebum.
Pandangan Lin Xian mulai buram...
Dalam bias cahaya yang remang, ia merasakan hembusan angin malam.
Di bawah cahaya bulan yang purnama.
Angin malam menerpa Shanghai di tengah malam, menerpa jembatan layang, menerpa gaun malam Zhao Yingjun, menerbangkan helai rambut di pelipisnya:
"Aku tidak ingin dunia ini melihatku menjadi tua."
Dia tampak angkuh sekaligus cantik.
Dengan jari telunjuk, ia merapikan helai rambut di telinganya, lalu menoleh dalam pantulan Oriental Pearl Tower di tepi sungai jauh.
Pupilnya memantulkan cahaya neon warna-warni, menatap ke seberang jurang 600 tahun, tersenyum manis:
"Dan duniaku... adalah mimpimu."
