Ah.
Lin Xian menghela napas pelan, merapikan buket bunga palsu yang kusut di depan dadanya, persis seperti gerakan yang pernah dilakukannya 600 tahun silam. Jarinya memutar-mutar kertas timah yang berkerut, melicinkan satu per satu hingga rangkaian bunga yang menembus zaman ini tampak lebih rapi.
Persis seperti malam ulang tahun ke-24 Zhao Yingjun, hadiah istimewa yang tak terlupakan.
Dia bilang akan mengingatnya selamanya.
Tapi tak disangka... "selamanya" itu ternyata 600 tahun.
Ini 600 tahun, lho.
Rentang waktu dari era keemasan Yongle di Dinasti Ming hingga tahun 2023 sekarang.
Bagi dirinya, 600 tahun itu cuma seperti menguap di malam hari lalu merebahkan diri di ranjang – berlalu begitu saja tanpa bekas.
Tapi bagi Zhao Yingjun...
Enam abad itu dijalaninya detik demi detik, tanpa ada yang terkurangi.
Kesepian yang tak terucapkan.
Lin Xian memejamkan mata, membayangkan sorot mata Zhao Yingjun saat pertama kali masuk ke cabin hibernasi.
Bagaimana perasaanmu saat harus terbangun setiap sepuluh tahun hibernasi, menyaksikan dunia yang semakin asing dan sunyi?
Dari slide presentasi di koridor proyeksi tadi, efek samping seperti idiot, keterbelakangan mental, hingga atrofi otak yang muncul di cabin hibernasi generasi pertama tahun 2026, sepertinya sudah diatasi oleh obat hasil penelitian Tang Xin.
Tapi efek samping [kehilangan memori] yang disebutkan Profesor Xu Yun sejak awal, memang tak bisa dihindari.
Justru karena alasan inilah Zhao Yingjun tidak ingin melupakan kenangan masa lalu, sehingga memilih rencana hibernasi selama sepuluh tahun dan terbangun sekali yang merugikan dirinya sendiri.
Proses hibernasi dan kebangkitan yang berulang memberikan beban dan kerusakan besar pada tubuh.
Meskipun ingatan bisa dipertahankan, kondisi fisik pasti akan semakin memburuk, mungkin disertai penderitaan selama proses ini.
Lin Xian tidak memahami, juga tidak mengetahui hal ini.
Dia tidak tahu apakah keengganan Zhao Yingjun untuk menunjukkannya dalam keadaan tua terkait dengan kerusakan fisik akibat metode hibernasi ini.
Maka...
Dia menggenggam erat rangkaian bunga ini.
Bagaimanapun caranya dirinya mengalami kegagalan di masa depan ini, bagaimana Zhao Yingjun melewati 600 tahun kehidupan menyendiri.
【Dia harus membuat masa depan ini menjadi sejarah yang tidak pernah ada!】
Tidak boleh menyia-nyiakan niat baik Zhao Yingjun, juga tidak boleh mengabaikan perjuangannya yang melintasi 600 tahun.
Barang yang ditinggalkannya untuknya harus ditemukan.
Lalu...ubah semua ini!
Melihat sekeliling aula pameran ini, Lin Xian merasa teka-teki cermin yang disebut Huang Que mungkin tidak ada di sini.
Dari sudut pandang logika ruang-waktu, mustahil Huang Que adalah Zhao Yingjun.
Karena Zhao Yingjun telah meninggal di masa depan, seluruh penghuni Istana Langit Rhein menyaksikan kematiannya dan abu jenazahnya yang ditaburkan ke angin yang menerpa Sihai.
Jadi, tidak mungkin Huang Que adalah Zhao Yingjun yang melakukan perjalanan waktu dari masa depan.
Lagipula, Zhao Yingjun tidak hanya mati sekali ini saja.
Sejak awal di masa depan mimpi kedua, Zhao Yingjun sudah tewas dalam kasus penembakan tak terduga. Sebelum itu, Huang Que sudah muncul di dunia nyata mengantarkan undangan palsu Klub Jenius ke resepsionis Perusahaan MX.
Ini bertentangan dengan logika ruang-waktu.
Jika Zhao Yingjun benar-benar mati di masa depan, dari mana Huang Que melakukan perjalanan lintas waktu?
Bagaimanapun, mungkin keduanya hanya mirip secara aura, tapi sebenarnya tidak memiliki hubungan sama sekali—
Huang Que tetap Huang Que, Zhao Yingjun tetap Zhao Yingjun.
Seperti hubungan antara CC dan Chu Anqing.
Memikirkan ini.
Lin Xian kembali teringat pada CC.
Saat bersiap naik balon helium bersama Dalimao dan Azhuang hari ini, dia juga menanyakan tentang Bank Thyme dan brankas paduan hafnium.
Keduanya sama sekali tidak tahu, mengaku belum pernah mendengar bank semacam itu.
Ini membuat Lin Xian frustrasi.
Tidak ada di Istana Langit Rhein, juga tidak di permukaan bumi—lalu kemana perginya Bank Thyme ini?
Jika tidak bisa menemukan Bank Thyme, dimanakah CC di dunia ini?
Bukan berarti Lin Xian harus bertemu CC.
Hanya merasa kehadiran CC baginya seperti rasa aman, sebuah jangkar, partner yang tak tergantikan.
Jika tidak menemukannya di mimpi ini...
Bagaimana dengan mimpi berikutnya?
Lalu mimpi setelahnya?
Apakah dia akan semakin menjauh dari dirinya sendiri, sampai tidak bisa ditemukan selamanya?
Pada saat ini, Lin Xian baru benar-benar menyadari betapa besarnya dunia ini.
Dia sama sekali tidak bisa menemukan CC.
Kecuali...
Harus menemukan Bank Thyme terlebih dahulu.
Di mana letak masalah sebenarnya?
Apakah karena perubahan besar di dunia, Bank Thyme bangkrut lebih awal dan menghilang dalam debu waktu sejarah?
Atau...
Karena perubahan ruang-waktu kali ini terlalu drastis, sehingga Bank Thyme yang seharusnya berdiri pada paruh kedua tahun 2023 tidak pernah terbentuk dan benar-benar hilang dari sejarah?
Apa sebenarnya penyebabnya?
"Hey hey hey! Hey hey hey!"
Di bawah kaki, robot tempat sampah VV berputar-putar dengan kesal mengelilinginya, capit mekaniknya terus mencolek lutut:
"Katakanlah! Jangan bikin penasaran! Sudah bikin penasaran malah diam seperti orang mati!"
"Mengenai apa?" Lin Xian menunduk memandangnya.
Sru.
Robot tempat sampah VV mengulurkan cakarnya, menunjuk buket mawar palsu yang dipegang Lin Xian:
"Tadi kau bilang di sini masih ada jejakmu, maksudmu apa sebenarnya?"
"Ah, ini."
Lin Xian tersenyum tipis, mengangkat buket bunga di tangannya:
"Buket ini, adalah peninggalan Zhao Yingjun untukku."
"Ih--" Robot tempat sampah mengeluarkan suara merendahkan:
"Apa kau terlalu narsis?"
“Terserah kau percaya atau tidak.” Lin Xian malas menghiraukannya.
“Tapi... memang banyak hal aneh di mobil ini.” Robot tempat sampah itu memutar roda rantainya, bergerak ke area roda depan.
Lalu mengangkat penjepit mekaniknya, menunjuk tulisan indah di kaca depan:
“Nyonya Zhao Yingjun menulis di kaca bahwa ini adalah mobil pertama dalam sejarah manusia yang terbang di langit... tapi sebenarnya ini mustahil, tidak realistis.”
“Karena mobil antik ini menggunakan mesin pembakaran dalam yang sudah ketinggalan zaman, bahan bakar fosil yang sudah usang, dan tidak memiliki peralatan penggerak untuk terbang... jadi... mobil antik ini hanya bisa berjalan di darat, bagaimanapun tidak mungkin terbang.”
“Tapi karena status terhormat Nyonya Zhao Yingjun di Istana Langit Rhein, serta kecintaannya yang besar pada mobil ini, kita semua tidak percaya dia akan berbohong tentang hal yang jelas seperti ini. Hingga kini para sejarawan dan kritikus pun bingung... mengapa dia mengatakan mobil ini bisa terbang?”
Heh.
Lin Xian terkekeh pendek:
“Mau tahu?”
Robot tempat sampah VV mengangguk.
“Kalau begitu bawakan aku satu mobil.” Kata Lin Xian.
Dia yakin ini hal mudah bagi VV.
Meskipun VV menyebut dirinya sebagai Raja Rhein demi bermain-main dengan fantasi abad pertengahan, sebenarnya dialah penguasa sejati Rhein. Seluruh kota Rhein, mulai dari mesin fusi nuklir di atas hingga robot penyapu lantai di bawah, semuanya tunduk pada kendalinya.
Namun...
Robot tempat sampah VV memiringkan kepalanya yang dikepang, tampak tak memahami maksud Lin Xian:
"Kau mau mobil seperti apa?"
"Yang tercepat."
Lin Xian mengelus Bentley Continental GT yang pernah terbang melintasi jembatan layang Shanghai:
"Berikan aku... mobil tercepat di seluruh Istana Langit Rhein."
……
Huuu huuu huuu huuu huuu huuu!!!
Desiran angin menusuk menerpa telinga.
Sebuah mobil sport convertible ungu melesat di antara gedung-gedung pencakar langit, begitu cepat sampai bayangan terlihat di pandangan!
Tempat sampah yang diikat sembarangan dengan sabuk pengaman di kursi penumpang depan mengangkat capit mekaniknya:
"Ternyata duduk di kursi depan seenak ini, pantasan Zhao Yingjun paling suka duduk sini! Tapi... aman tidak kau ngebut begitu? Kalau nabrak, aku sih tidak apa, tapi kau bisa mati."
"Mana mudahnya aku mati."
Di dashboard, kecepatan terbang mobil ini menunjukkan angka menakutkan: 400 kilometer per jam, mencapai sepertiga kecepatan suara!
Dan ini bukan di sirkuit profesional, melainkan di langit perkotaan yang rumit!
Bahkan jika VV telah memerintahkan semua kendaraan otomatis di langit untuk memberi jalan pada Lin Xian, gedung-gedung pencakar langit yang berjejal itu tetap tidak bisa dipindahkan.
Sementara Lin Xian menyandarkan sikunya di bingkai pintu mobil, menopang dagunya dengan santai seolah tak ada kesulitan.
Pertama-tama ia menarik setir, menerbangkan mobil convertible ini ke titik tertinggi Istana Langit Rhein, mencari posisi alun-alun tempat patung Zhao Yingjun berdiri.
Kemudian, menemukan puncak gedung pencakar langit yang datar dan luas.
Brak!
Guncangan keras terdengar saat mobil sport convertible mewah ini menghantam atap gedung. Lin Xian langsung menginjak gas sampai dasar! Akselerasi brutal! Undercarriage menggesek lantai atap hingga memercikkan bunga api sementara jarum speedometer terus merayap ke kanan - kecepatan semakin meningkat!
"Eh... mobil ini tidak punya fungsi berkendara darat, di bawahnya sama sekali tidak ada roda."
Robot tempat sampah menoleh, mengingatkan dengan baik:
"Dan tombol yang kau tekan tadi telah mematikan semua program otomatis, termasuk fungsi terbang."
"Tepat."
Lin Xian tetap acuh, menggenggam setir sambil membidik alun-alun tempat patung Zhao Yingjun di kejauhan:
"Kalau tidak, bagaimana bisa disebut terbang?"
Syu——
Mobil sport dengan undercarriage yang sudah memerah itu melesat dari tepi gedung pencakar langit, terjun bebas menuju alun-alun peringatan, melayang ke arah Zhao Yingjun.
"Robot tempat sampah ini seluruh tubuhnya terlalu licin, hanya sebuah tabung murni. Setelah sabuk pengaman kehilangan gesekan, separuh tubuhnya terlempar keluar."
Dor.
Lin Xian mengosongkan tangan kanannya menekan ubun-ubun robot itu, memaksanya tertahan di kursi penumpang depan mobil yang sedang menuruni parabola:
"600 tahun yang lalu, mobil Bentley itu terbang seperti ini juga."
"Pantas saja interior mobil itu berantakan... Dan cara terbang seperti ini juga tidak bisa dianggap sebagai yang pertama dalam sejarah." VV berkomentar sinis.
Persis seperti malam ketika cahaya bulan begitu indah.
Mobil terbang yang kehilangan tenaga ini meluncur di bawah pengaruh inersia paling primitif - mengarungi langit, menyusuri cahaya bulan, masuk ke Alun-alun Peringatan Rhein.
Saat memasuki zona larangan terbang, dasbor mobil mati total.
Tapi seketika, lampu menyala kembali. Tentu saja VV yang telah mencabut larangan terbang mobil ini, memungkinkannya mengaktifkan mode terbang di detik-detik terakhir sebelum mendarat, berhenti dengan gaya drift spektakuler di platform tinggi tempat Patung Zhao Yingjun berdiri.
Lin Xian mengangkat robot tempat sampah keluar dari mobil.
Keduanya berdiri di depan patung marmer putih, manusia dan tong sampah sama-sama mendongak memandang wanita agung yang sangat dihormati ini.
Lin Xian mengamati wajah Zhao Yingjun saat ini - persis seperti foto terakhir di Koridor Proyeksi yang masih menampakkan wajah aslinya.
Berusia tiga puluhan tahun.
Lebih matang dibanding masa di Perusahaan MX dulu, tapi tetap memancarkan kecantikan dan kegagahan.
“VV, tidak ada satu pun foto tua Zhao Yingjun dari masa lalunya yang tersisa. Kau juga yang menghapusnya untuknya, bukan?”
“Benar.”
Robot sampah VV menjawab:
“Saya bisa menjamin, di seluruh Istana Langit Rhein tidak akan kau temukan foto Zhao Yingjun di masa tuanya. Tapi karena batasan kode dasar, saya tidak bisa keluar dari Rhein dan tidak bisa mengontrol informasi apapun di luar.”
“Jadi... jika kau ingin mencari foto masa tua Zhao Yingjun, mungkin bisa kau temukan di istana langit lainnya.”
“Tidak perlu.”
Lin Xian menggelengkan kepala:
“Dia selalu seperti ini. Dalam pandanganku, Zhao Yingjun selamanya akan tetap muda dan bangga... Dia tidak akan kehilangan itu. Jika hilang, dia bukan lagi Zhao Yingjun.”
“Sepertinya kau baru saja mengucapkan kata-kata yang sulit dipahami.” VV juga menengadah, bersama Lin Xian memandangi patung giok putih setinggi puluhan meter.
Entah hanya ilusi.
Patung hari ini... seolah lebih lembut dan tersentuh dibanding kekhidmatan biasanya.
Lin Xian kembali menyisir area sekitar patung, sudut demi sudut, tetap tidak menemukan benda terkait cermin atau petunjuk lain.
Kini dia yakin, tentang [teka-teki cermin] Huang Que, tebakannya mungkin salah. Seharusnya tidak ada hubungannya dengan mimpinya maupun Zhao Yingjun.
Tinggal menunggu kembali ke dunia nyata untuk mencari petunjuk lain.
Saat ini...
Hanya tersisa satu hal yang harus diselesaikan.
“VV, di Istana Langit Rhein, saya memiliki wewenang tertinggi, benar?”
“Benar.”
Mata robot tempat sampah berkedip cahaya hijau:
“Meski menyebutmu sebagai pangeran Rhein adalah lelucon... tapi sebenarnya hampir benar juga. Aku akan menuruti semua perintahmu, bahkan jika melanggar Tiga Hukum Robotika. Karena kau bukan robot, kau tak perlu mematuhi ini.”
“Baguslah.”
Lin Xian terkekeh, lalu berbalik.
Dia menyilangkan tangan, menatap langit malam yang sedang diamati patung Zhao Yingjun, serta titik-titik cahaya yang semakin banyak berkumpul di permukaan bumi:
“【Matikan saja 6000 lebih mesin fusi nuklir di bawah Kota Langit itu.】”
“Menutup?”
Kedip mata robot tempat sampah semakin cepat:
“Jika kau ingin menurunkan Kota Langit ke bumi... sebenarnya aku punya cara yang lebih keren! Bagaimana kalau kita ledakkan saja mesin-mesin fusi nuklir itu? Sudah lama ingin mencoba!”
“Biarkan aku bermain! Aku sangat suka seni ledakan yang jatuh dari langit seperti ini! Hanya perintahmu yang bisa membuatku melakukannya... Jangan khawatir, aku akan mengontrol ritme dan kecepatan dengan tepat, menjamin Kota Langit mendarat dengan mulus dan aman, sama sekali tidak ada korban!”
“Baiklah, terserah.”
Lin Xian berjalan ke tepi platform tinggi, memandang area tempat mereka berangkat di bawah, dimana titik-titik putih semakin banyak berkumpul.
Rupanya warga permukaan bumi yang melihat mereka bertiga mendarat dengan selamat, menyebarkan kabar hingga semakin banyak orang berkumpul, menunggu keajaiban yang akan terjadi...
“Dulu saya pernah berjanji pada Li Ningning, akan meledakkan sebuah kota untuknya. Tapi sayang, kali terakhir saya mengingkari janji itu.”
“Tapi kesempatan kali ini juga bagus. Lebih dari 6000 mesin fusi nuklir yang meledak itu... harus lebih indah, bukan?”
Lin Xian menoleh ke belakang, tersenyum melihat robot tempat sampah:
“Mari kita pertunjukkan kembang api terbesar di dunia... untuk gadis kecil itu!”
