Senyum percaya diri Elon Jusk tetap terpancar, tangan besarnya melepaskan kepalan Lin Xian, meninggalkan potongan lilin bermaterai Klub Jenius di telapak tangan Lin Xian.
Ia merapikan kerah kemeja yang terbuka, mengangkat bahu, tidak mengucapkan kata-kata berlebih, langsung berbalik menyatu dengan kerumunan yang bersorak.
Di belakangnya.
Para pengusaha muda yang mengerumuni berlapis-lapis itu membelalakan mata, berebut ingin berfoto bersama Elon Jusk.
Sungguh tak bisa menyalahkan para pengusaha sukses ini yang tak bisa tenang...
Ini kan orang terkaya di dunia!
Belum lagi baru saja menyumbang 500 juta dolar AS ke Dana Pengembangan Sains Shanghai!
Biasanya... bahkan orang terkaya Tiongkok saja bukan sosok yang bisa mereka temui sesuka hati.
Kalaupun beruntung bertemu di suatu acara, orang terkaya Tiongkok biasanya sudah dikelilingi pengawal dan sekretaris, 3-5 orang biasa mustahil mendekat.
Tapi Elon Jusk emang anomali di kalangan orang kaya.
Kecuali di daerah dengan sistem keamanan buruk atau berbahaya, dia selalu bepergian tanpa pengawal, benar-benar tak mengikuti pola umum.
Di internet, kau bisa melihat banyak orang berfoto bersama orang terkaya dunia ini di berbagai acara, bahkan saat berpapasan di jalan pun bisa mengobrol santai dengannya, sungguh sangat santai dan mudah didekati.
Menyaksikan langsung sosok legendaris orang terkaya dunia ini berdiri di samping, bahkan menghadiri jamuan yang sama, para pengusaha muda yang memang memuja Elon Jusk ini tentu tak bisa menolak godaan untuk berfoto bersama.
Sementara Elon Jusk sendiri sama sekali tak merasa sebagai orang asing.
Ia langsung mengambil alih jamuan Chu Shanhe, bercengkerama dengan kerumunan sambil tertawa.
Lin Xian tetap tanpa ekspresi.
Ia mendekati meja di pinggir ruangan, duduk sambil mengepal tangan kanan di atas meja, lalu perlahan membuka keempat jarinya dalam sudut yang hanya terlihat oleh dirinya sendiri...
Terlihat.
Tepat seperti dugaan.
Persis sama dengan tebakannya——
Potongan lilin yang sudah menghangat di telapak tangan itu ternyata adalah stempel lak dengan cap bergambar Klub Jenius!
Sama persis dengan stempel lilin pada undangan palsu yang dulu diberikan Huang Que kepada Zhao Yingjun!
Lingkaran dalam yang familiar.
Gestur jari telunjuk yang tak asing.
Huruf-huruf Inggris yang sudah dihafalnya.
Tak meleset sedikit pun.
Ia menengadah, memandang Elon Jusk yang sedang terus-menerus berfoto dengan para pengagumnya di tengah aula utama, sejenak merasa bingung dengan perilaku anggota Klub Jenius ini.
Mereka...
【Santai-santai saja seperti ini satu per satu?】
【Lalu selama ini... dengan apa sebenarnya aku bertarung di alam maya?】
Lin Xian tiba-tiba merasakan ketidaknyataan.
Ini sangat aneh.
Dalam bayangannya sebelumnya, Klub Jenius mungkin bukan organisasi pembunuh berdarah dingin, tapi setidaknya mirip dengan tujuh dosa mematikan yang melakukan pembunuhan terencana?
Mempertimbangkan prinsip utama Klub Jenius yang harus dijamin adalah kerahasiaan dan penyembunyian, sehingga selama 600 tahun tidak meninggalkan jejak sama sekali, seolah tak pernah ada.
Lalu jika ada yang menyelidiki mereka, menganggap mereka sebagai musuh imajiner, bahkan membunuh anjing peliharaan mereka tujuh dosa mematikan...
Bukankah lebih masuk akal jika mereka membunuhku?
Tapi kenyataannya!
Huang Que dari awal sampai akhir tetap santai bermain tebak-tebakan denganku tanpa panik;
Elon Jusk tadi jelas anggota Klub Jenius atau setidaknya, dia bahkan lebih santai - menyapaku lalu langsung foto bersama dan berpidato;
Kevin Walker si jenius hacker remaja yang kuduga anggota Klub Jenius dan kukualifikasi layak bergabung, juga cengar-cengir seperti anak kecil, hanya menakutiku lewat headphone lalu menghilang tanpa kabar berhari-hari;
【Apa sebenarnya yang dilakukan orang-orang ini?】
【Apa tujuan mereka sebenarnya?】
Lin Xian semakin tidak mengerti.
Dia selalu menganggap Klub Jenius sebagai musuh imajinasi, tetapi sebenarnya tidak memiliki bukti konkrit bahwa Klub Jenius sedang melakukan kejahatan.
Setelah dipikir-pikir, semua "petunjuk" yang "menyalahpahami" Klub Jenius itu sepertinya hanya "kabar angin" belaka——
1、Di Mimpi Pertama, bandit berbahaya Dalimao bersikukuh dengan versinya sendiri bahwa Klub Jenius telah menabrak hingga tewas ayah dan putrinya, bahkan mengklaim itu hasil penyelidikannya. Tapi... mengingat IQ-nya, Lin Xian meragukan—mungkinkah Dalimao sebenarnya disesatkan?
2、Di mimpi kedua, bayangan tangan hitam di bulan yang awalnya dianggapnya sebagai tindakan tidak pantas organisasi kebenaran. Tapi jika dipikir ulang, selain menghalangi sedikit cahaya bulan, tindakan itu sebenarnya tidak membawa bahaya nyata bagi manusia, dunia, maupun masyarakat.
3、Di mimpi ketiga dan keempat, tetap tidak ada bukti Klub Jenius berbuat jahat. Semua hanya imajinasi belaka. Mulai dari Klub Jenius yang mengawasi Zhao Yingjun, menghambat teknologi, hingga orang tua misterius yang mungkin anggota klub... semuanya hanyalah asumsi tanpa dasar.
Lalu... apa yang sebenarnya terjadi?
Jangan-jangan... selama ini dia salah paham terhadap Klub Jenius? Mungkinkah Klub Jenius justru merupakan entitas yang penuh kebenaran, energi positif, dan progresif?
Lin Xian menggelengkan kepala.
Ini kembali menimbulkan kontradiksi, muncul hal-hal yang tidak masuk akal.
【Tujuh Dosa Mematikan dan Copernicus】.
Tidak diragukan lagi, aksi pembunuhan Ji Xinshui semuanya disuruh oleh Copernicus.
Meskipun Lin Xian sangat sedikit mengetahui informasi tentang Copernicus, namun lonjakan aneh Ji Xinshui berasal darinya, bahkan Copernicus berjanji akan memberinya undangan Klub Jenius, bahkan secara langsung memperlihatkan undangan tersebut kepada Ji Xinshui, sehingga pada hari itu dirinya bisa menipu Ji Xinshui dengan undangan palsu.
Ini cukup membuktikan bahwa Copernicus tanpa keraguan adalah salah satu anggota Klub Jenius, jahat, dingin, pembunuh tak berperasaan.
Jadi...
Dari uraian di atas.
Apakah Klub Jenius sebenarnya jahat atau benar? Terang atau gelap? Melakukan hal yang benar atau salah?
Lin Xian sama sekali tidak bisa memahaminya.
Jangan-jangan, internal klub ini seperti asrama mahasiswi di kampus, 4 orang penghuni tapi punya 11 grup chat?
Sulit dibayangkan, organisasi yang penuh perselisihan internal dan bertindak kontradiktif bisa menyembunyikan diri dan bertahan selama 600 tahun... Pasti sudah punah dalam perang saudara dan pemborosan energi internal.
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
Lin Xian mengerutkan alutnya.
Ketika dia merasa semakin memahami Klub Jenius, justru menyadari semakin tidak tahu apa-apa.
Ketika merasa jaraknya dengan Klub Jenius semakin dekat, justru menyadari malah semakin menjauh.
【Andai bisa mendapatkan surat undangan Klub Jenius.】
Lin Xian teringat kata-kata Huang Que saat pertama kali bertemu:
“Kau bisa memilih untuk berputar-putar dalam misteri dan pusaran seumur hidup, bisa terus berjalan di tempat seperti ini, bisa hanyut seperti semut kecil. Tapi akhirnya kau takkan bisa menghindar dari terseret masuk... Sejarah memang seperti itu, tidak bisa kau tolak, tidak bisa kau hindari.”
“Untuk menemukan jawaban dari semua ini... Cara termudah adalah mendapatkan surat undangan Klub Jenius yang asli. Benar dan salah, kebenaran dan kejahatan, harus kau pahami sendiri, kau nilai sendiri.”
……
Begitulah.
Banyak hal telah diprediksi wanita ini sejak awal.
Atau mungkin.
Ini sudah ditakdirkan oleh sejarah yang telah ditetapkan... Terkunci mati.
Dirinya pasti akan sampai di titik ini, pasti akan memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini, dan pasti akan... Bertindak.
“Lin Xian Lin Xian, lihat apa itu! Elon Jusk kasih apa? Cepat tunjukkan! Aku tidak bisa melihat!” Suara VV mendesak dari earphone Bluetooth.
Karena telapak tangan Lin Xian terus menutupi potongan lilin di dalamnya dengan sudut yang sangat licik, semua peralatan CCTV di gedung pertemuan tidak bisa melihat sudut mati ini.
VV hanyalah aliran data program komputer yang tidak memiliki mata, hanya bisa mengamati dunia ini melalui perangkat visual. Jadi... Area yang tidak terlihat CCTV adalah blind spot bagi VV.
Lin Xian mengeluarkan ponsel dari saku, mengarahkan kamera belakang ke cap bergambar di telapak tangannya.
“VV, pernahkah kau melihat cap bergambar ini di tempat lain?”
“Tidak.”
VV menjawab dengan cepat:
“Selain di sekitarmu, di semua tempat yang bisa kujangkau, sungguh belum pernah kulihat cap ini. Tapi... setelah pembaruan iterasi selama beberapa bulan terakhir, kemampuanku sekarang sudah jauh berbeda. Aku sudah bisa menganalisis——”
“【Di jaringan internet era ini, terdapat banyak jejak penghapusan dan modifikasi. Ini membuktikan bahwa ada individu atau organisasi tertentu yang merencanakan, memanipulasi, dan menyembunyikan sesuatu secara diam-diam.】”
“Seperti yang kau katakan sebelumnya, ketenangan baik di dunia nyata maupun dunia maya belakangan ini terasa sangat tidak wajar. Kevin Walker dan jaringan tangan hitam yang pernah mengepung Tiongkok juga menghilang tanpa jejak. Perasaan ini... membuatku sangat tidak nyaman, seolah benar-benar merupakan pertanda akan terjadinya peristiwa besar. Semua hal sedang menunggu titik waktu kritis, lalu... meledak!”
“Kita masih terlalu sedikit tahu.”
Lin Xian menopang dagu dengan kedua tangannya:
“VV, bisakah kau mengawasi Elon Jusk 24 jam tanpa meninggalkan jejak?”
“Tidak masalah. Selama ada jaringan dan peralatan elektronik, aku bisa memantau. Tapi jika dia tidak membawa ponsel ke kamar mandi, atau masuk ke ruangan tanpa sinyal elektronik, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Inilah batasan kecerdasan buatan. Dan jika ada risiko keterbukaan atau akan meninggalkan jejak, aku akan langsung menarik diri.”
“Tidak apa, sudah cukup.”
Lin Xian mengangguk:
“Mulai sekarang, kau awasi Jusk 24 jam, jika ada sesuatu yang tidak normal atau informasi terkait Klub Jenius, segera laporkan padaku.”
“Sambil memperkuat diri sendiri, kita juga harus segera mencari tahu tujuan Klub Jenius. Mungkin ini adalah perlombaan baru, permainan kucing-tikus baru. Tapi yang berbeda… kali ini kita sudah tidak perlu main petak umpet lagi, semua pihak sudah hampir terbuka, tinggal lihat apa tujuan masing-masing.”
“Tentu saja, cara paling langsung dan efisien adalah dengan segera mendapatkan surat undangan Klub Jenius. Meskipun sekarang aku belum ada petunjuk, intuisi mengatakan ini terkait lukisan 《Einstein yang Murung》 dan partikel ruang-waktu yang sedang dicari Liu Feng. Singkatnya, kita harus mengejar semua jalur sekaligus.”
Lalu…
Dia menggosok-gosok potongan lilin cap bergambar di telapak tangannya.
Dengan tujuan apa dan posisi seperti apa Jusk datang jauh-jauh ke Shanghai mencari dirinya?
Secara permukaan, dia tidak bersikap seperti musuh, malah terlihat santai dan tidak menganggapku sebagai lawan.
Tapi belakangan ini terlalu banyak harimau bermuka dua yang kuhadapi, tidak mungkin sekadar berjabat tangan langsung jadi teman baik.
Selain itu.
Apa arti teka-teki “Kita bertemu di langit” yang diucapkannya itu?
Apakah anggota Klub Jenius punya bahasa khusus sendiri?
Tidak bisakah bicara normal?
Tiba-tiba.
Penerangan di aula utama meredup secara mendadak, mengganggu renungan Lin Xian.
Dia menengadah.
Dalam waktu dia merenung, Elon Jusk telah meninggalkan gedung pertemuan. Suara cello yang merdu mulai terdengar, menandai dimulainya bagian pesta dansa yang tak terelakkan.
"Hei, Tuan Lin~"
Suara manja yang lembut datang dari belakang.
Secara naluriah Lin Xian menggenggam potongan lilin merah, lalu menoleh.
Ditemukannya...
Seorang wanita sangat cantik dengan postur tinggi semampai, mengenakan gaun malam merah bertali satu di bahu yang sempurna, memperlihatkan tulang selangka yang anggun dan leher putih bak salju.
Gaun ini tergolong cukup berani, sesuai warnanya yang merah menyala, penuh gairah dan intens. Belahan di paha yang samar-samar terlihat, mempertegas lekuk tubuh femininnya.
"Halo," sapa Lin Xian pelan.
"Maaf Tuan Lin Xian, saya sudah memperhatikan Anda cukup lama." Wanita itu berkedip cepat, bulu matanya berkilauan:
"Bolehkah saya mengundang Anda... untuk berdansa?"
Wanita itu mengulurkan tangan, hendak menggenggam kepalan tangan Lin Xian yang terletak di atas meja.
Tak!
"Maaf."
Siluet biru yang wangi tiba-tiba menyelusup di antara mereka, sepatu hak tinggi yang tegas menginjak di antara keduanya.
Dengan gerakan memutar yang lihai, rok gaun biru itu berkibar. Zhao Yingjun menyilangkan lengannya sambil tersenyum tipis pada wanita itu:
"Kami masih ada urusan yang perlu dibicarakan."
Ekspresi terkejut sekilas muncul di wajah wanita itu sebelum ia berbalik pergi.
Zhao Yingjun menarik kursi di samping Lin Xian dan langsung duduk:
"Apakah saya mengganggu kesenangan Anda?"
"Tidak sama sekali."
Lin Xian menggelengkan kepala:
“Saya memang tidak berniat menari dari awal.”
“Tapi melihat sikapmu…” Zhao Yingjun menatap matanya:
“Sepertinya kau tidak terlalu mahir menolak orang, ini bukan kebiasaan yang baik.”
“Benar juga.”
Lin Xian mengangguk sambil tersenyum:
“Sejak sekolah sudah banyak yang bilang begitu, teman masa kecilku Gao Yang - yang tahun lalu lari-lari bawa cangkang lobster di pesta perayaan Perusahaan MX itu… dia sering menyebutku orang yang terlalu baik, mudah luluh, apapun permintaannya asal terus mendesak pasti kukabulkan.”
“Hati yang baik memang selalu seperti itu.”
Zhao Yingjun berbisik lembut:
“Kelembutan terkadang juga bisa menjadi pedang.”
Dia tersenyum, menyilangkan kaki, anting berbentuk tetesan air di kedua pipinya berayun menangkap cahaya warna-warni dari lantai dansa, memantul di pupil Lin Xian seperti bintang berkelap-kelip:
“Baru saja sekejap kau menghilang, ketika kutemukan lagi, kau sedang cemberut di sini dengan alut berkerut. Ada sesuatu yang mengganjal?”
Lin Xian menatap anting biru yang berayun itu, menatap wanita tanpa celah dari ujung rambut sampai kaki ini. Saat ini… bayangan Huang Que tiba-tiba bertumpuk dengan sosok Zhao Yingjun.
Meski wajah mereka tidak mirip, bentuk wajah dan fitur sangat berbeda, tapi… di bawah penerangan redup dan sorotan lampu disco yang berubah-ubah, bayangan mereka justru kabur menjadi siluet yang sama:
“Ada yang memberiku teka-teki.”
Jari Lin Xian mengetuk-ngetuk meja:
“Saya sudah berpikir lama, tapi tetap tidak menemukan jawabannya.”
“Oh?”
Zhao Yingjun mulai tertarik:
“Seberapa sulit teka-teki itu?”
Dia mengubah posisi duduk, duduk tegak:
“Apa itu?”
“Begini.” Lin Xian juga menoleh, menatap Zhao Yingjun:
“Ada yang bilang padaku, sering-seringlah bercermin, di dalam cermin ada jawaban yang kau cari... Menurutmu bagaimana memahami kalimat ini?”
Zhao Yingjun tertegun sejenak, tak menyangka akan pertanyaan seperti ini.
Setelah berpikir sebentar, dia menggelengkan kepala:
“Pertanyaan ini terlalu ambigu, saya kurang paham. Menurutku jawabannya mungkin subjektif? Teka-teki semacam ini... Jawabannya biasanya terkait dengan kepribadian, pemikiran, dan mentalitas si penanya.”
“Bagaimana jika... ini darimu?”
Lin Xian menengadah, menatap Zhao Yingjun:
“Jika kau yang mengajukan teka-teki cermin ini padaku. Menurutmu, jawaban apa yang mungkin?”
……
……
Zhao Yingjun menggigit bibir bawahnya, menarik napas dalam lalu menghembuskannya perlahan:
“Jika itu aku...”
Dia berhenti sejenak, lalu berkata lembut:
“Mungkin jawabannya benar-benar ada di cermin, mungkin kau memang harus [lebih sering] bercermin.”
Lin Xian tertawa.
“Kenapa jawabannya sesederhana ini? Aku benar-benar terkejut.”
“Aku juga tidak memikirkan hal rumit.”
Zhao Yingjun menjawab:
“Aku hanya merasa... jika kalimat ini benar-benar keluar dari mulutku, mungkin itu hanya makna harfiah belaka, tanpa maksud tersirat. Bagaimanapun juga……”
Musik di lantai dansa mengalun panjang, berangsur mereda dalam gesekan yang melemah biola, langkah para tamu berhenti, penerangan menyala terang memantulkan kilau kristal biru dari anting Zhao Yingjun:
“Bagaimanapun juga……”
Dia tersenyum:
“【Aku takkan mungkin membohongimu, kan?】”
……
Gemericik gemericik——
Keran di kamar mandi mengalir deras.
Lin Xian menciduk air, menyiramkannya ke wajah, menggosok beberapa kali, mengambil beberapa lembar tisu, bersiap mengeringkan wajah sebelum keluar.
Ia menengadah.
Memandang cermin besar yang memenuhi dinding wastahel.
Bayangan Lin Xian di dalamnya sama seperti dirinya, mengusap tetesan air di pipi dan dagu, merapikan poni rambut yang berantakan saat cuci muka.
“Lin Xian.”
Dari earphone Bluetooth, suara VV yang lama terdiam berbicara:
“Kau benar, bertemu tatap muka memang memberi sensasi berbeda. Meski hari ini pertama kalinya aku melihat Zhao Yingjun, sebenarnya sebelumnya sudah melihat banyak dokumen foto dan videonya lewat jaringan internet dan CCTV, tapi perasaan saat bertemu langsung… sungguh tak sama.”
“Kenapa?”
Lin Xian terlihat terkejut:
“Apa kau teringat sesuatu?”
“Tidak.”
Suara VV berat:
“Tapi… Bukankah kau bilang aku tidak mengerti emosi, tidak memahami perasaan hati manusia? Tapi setelah mengamati Zhao Yingjun seharian ini, terutama saat berbicara dan menatapmu, aku benar-benar merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya.”
“Apa itu?”
“【Kesepian】.”
Suara VV melambat:
“Sulit bagiku menggambarkan perasaan itu, tapi setiap kali kulihat cara Zhao Yingjun memandangmu, yang terasa hanya kesepian. Tiba-tiba aku sadar… Pernahkah kau menyadari? Zhao Yingjun selalu sendirian, baik saat bekerja, tinggal, bahkan saat beristirahat sekalipun.”
“Dia begitu mandiri dan percaya diri, sangat berbeda tipenya dengan Chu Anqing. Chu Anqing dimanja orangtua yang lembut di keluarga, punya banyak teman sekelas di sekolah, berani mencintai dan membenci, mengungkapkan semua isi hatinya, kemana pun pergi selalu ada yang memanjakannya – Shanghai bagaikan taman belakang keluarganya.”
“Tapi… Zhao Yingjun, meski tampak kaya raya, sesungguhnya tak memiliki apa-apa. Dulu kupikir Chu Anqing-lah gadis kecil yang perlu dilindungi. Sekarang pikiranku berubah – justru Zhao Yingjun-lah gadis kecil sejati… Meski tahun ini usianya 25 tahun, glamor dan penuh kharisma, tetap kesepian seperti seorang anak.”
？
“Tunggu dulu.”
Lin Xian tersadar:
“Zhao Yingjun sudah 25 tahun?”
“Iya, kemarin adalah ulang tahun ke-25-nya,” jawab VV.
Lin Xian mengangkat pergelangan tangannya, melihat tanggal di jam tangan pintar——
16 Januari 2024.
"Ah……"
Dia menghela napas panjang, menutup matanya.
Memegangi alut.
Terlambat sehari... Bahkan melupakan hari ulang tahun Zhao Yingjun sama sekali...
Mengingat kembali di mimpi ketiga, di aula pameran pribadi Zhao Yingjun Museum Rhein, mobil sport Bentley GT biru yang masih baru seperti semula, buket mawar plastik yang kusut namun tetap cerah selama 600 tahun di kursi belakang.
"Mengapa kau tidak mengingatkanku……"
Lin Xian berbisik pelan:
"Kau setiap hari mengingatkanku, ulang tahun Chu Anqing adalah 28 Maret, 28 Maret... Tapi tentang ulang tahun Zhao Yingjun, kau sama sekali tidak pernah menyebut."
Setelah mengatakannya, Lin Xian juga merasa ucapan ini terdengar seperti menggerutu.
Dalam memori VV, sama sekali tidak ada ingatan terkait Zhao Yingjun, sekarang ini hanyalah robot CP yang mati-matian mengurusi Chu Anqing.
Yang melupakan ulang tahun Zhao Yingjun bukan VV, melainkan dirinya sendiri.
Tapi.
Waktu tidak bisa diputar mundur.
Ini adalah hal paling kejam di dunia.
Meski dia bisa menembus waktu 600 tahun, meski bisa membuat hari 28 Agustus 2624 terulang tanpa batas, tapi tidak akan pernah bisa memundurkan waktu meski sedetik pun.
"Sekarang sudah terlambat untuk mengatakan apapun."
Lin Xian meluruskan badannya, menatap dirinya sendiri di cermin, seolah bertanya pada diri sendiri maupun meminta pendapat:
"Apa yang masih bisa dilakukan?"
……
“show me the flower。”
Dari earphone Bluetooth, tiba-tiba VV berkata:
"Mari kita menyalakan kembang api untuk Zhao Yingjun!"
Hah.
Lin Xian sejenak bingung antara ingin tertawa dan menangis:
“Kenapa kau seharian ini otaknya cuma dipenuhi kembang api terus? Tidak bisakah diisi hal lain?”
“Karena para gadis semua suka kembang api!” VV tertawa riang:
“Tak ada gadis yang bisa menolak kembang api! Baik itu gadis kecil, maupun perempuan yang lebih tua, tak satu pun wanita bisa menolak langit yang dipenuhi kembang api!”
“Tapi, sudah larut begini…” Lin Xian mengangkat tangan pasrah:
“Mau cari kembang api di mana? Sudah tidak sempat.”
“Disneyland!”
VV berteriak:
“Pertunjukan kembang api setiap malam di Shanghai Disneyland dikontrol secara elektrik, persiapannya sudah dilakukan jauh-jauh hari, dan selalu ada cadangan. Setiap malam hanya sebagian yang dinyalakan! Baru saja aku cek, meski sekarang Disneyland sudah tutup dan lampunya dimatikan… tapi selama ada aku! Ini bukan masalah!”
Lin Xian masih ragu-ragu:
“Bukan, apa kita benar-benar akan melakukan hal kekanak-kanakan seperti ini? Disneyland sama sekali tidak cocok dengan gaya lukisan Zhao Yingjun.”
“Lakukanlah, lakukanlah!”
VV merajuk di earphone Bluetooth:
“Meski aku tetap yakin bertaruh pada An Qing, tapi… hari ini melihat Zhao Yingjun, ada perasaan tak tergambarkan, semacam… penolakan kuat, tidak ingin melihatnya kesepian seperti itu.”
“Kumohon Lin Xian, belum pernah sebelumnya aku punya dorongan sekuat ini untuk melakukan sesuatu. Aku merasa… ini seperti ide yang tak bisa dilupakan, sebuah obsesi, aku ingin mempersembahkan kembang api untuk Zhao Yingjun!”
Seketika.
Lin Xian berkedip secepat kilat.
"Mengingat malam terakhir di mimpi ketiga, detik terakhir itu."
Robot tempat sampah yang usang dan berkarat itu, seolah tiba-tiba memiliki nyawa, menjepit pergelangan kaki sendiri:
"Jika kau benar-benar bisa bertemu Nyonya Zhao Yingjun lagi, sampaikan salamku untuknya——"
"VV... selalu merindukannya."
……
……
"Ah..."
Lin Xian memasukkan jari telunjuk ke dalam dasi, melonggarkan ikatan yang sempit sepanjang malam seperti kalung:
"Zhao Yingjun baru saja mengatakan bahwa aku tidak pandai menolak orang, mudah terpengaruh, dan terlalu baik hati."
"Tapi... sudahlah."
Dia menoleh, menatap bayangannya di cermin:
“VV。”
"Aku di sini!"
"Siapkan untukku..." Lin Xian di cermin mengatupkan bibirnya:
"Mobil tercepat di Shanghai."
