“Ini mustahil!”
Saluran radio langsung menyuarakan teriakan Wei Cheng:
“Pesawat antariksa memang tidak dirancang untuk kerja luar kabin, apalagi kau belum pernah mendapat pelatihan! Keluar kabin di ketinggian 40.000 meter atmosfer sangat berbahaya! Kita bukan berada di ruang dimensi tanpa gravitasi, melainkan di atmosfer dengan angin, gravitasi, dan suhu super rendah.”
"Keluar kabin sama sekali tidak mungkin! Sama saja dengan bunuh diri! Meskipun nilai latihan keseimbangan tubuh dan koordinasi Anda sangat tinggi, tapi bekerja di luar kabin di atmosfer setinggi 40.000 meter... Belum pernah ada yang melakukan ini! Tidak ada astronaut atau pilot mana pun yang bisa! Apalagi ini pesawat antariksa!"
"Tapi! Sekarang sudah tidak ada cara lain!"
Suara Chu Anqing bergetar:
"Kita... Kita tidak bisa hanya berdiam melihat Partikel Ruang-Waktu menghilang begitu saja!"
Klik.
Dia langsung mengangkat masker helm pakaian antariksa, menatap kerumunan yang terkejut dalam kabin:
"Untuk mengejar partikel ruang-waktu ini, kita semua sudah berusaha begitu lama, mengorbankan begitu banyak... Tapi hanya aku yang tidak melakukan apa-apa, sama sekali tidak bisa membantu... Sekarang, akhirnya aku bisa berguna, inilah satu-satunya hal yang bisa kulakukan!"
Chu Anqing memalingkan kepala, menatap Liu Feng:
"Guru Liu Feng, masih ingat? Dulu di laboratorium Universitas Shanghai, Anda pernah berkata padaku. Anda bilang... Jangan mudah menyangkal nilai diri sendiri, waktunya belum tiba untuk memainkan peran; terkadang, salah seumur hidup tidak masalah, beberapa hal yang sangat penting cukup benar sekali seumur hidup."
"Anda mengatakan, di dunia ini pasti ada satu hal yang disiapkan khusus untukku, tercipta untukku, hanya aku yang bisa melakukannya. Selain aku... tidak ada yang lain."
Dia menatap Liu Feng yang terdiam dan mulai gagap:
“Guru Liu Feng, saya ingin… sekarang, seperti yang kau katakan, ini saatnya saya mewujudkan nilai diri dan berperan. Keluar kabin, menangkap Partikel Ruang-Waktu itu, itulah satu-satunya hal di dunia yang hanya bisa saya lakukan!”
Setelah berkata demikian.
Chu Anqing menoleh ke Lin Xian:
“Maaf Senior Lin Xian, tadi saya menguping percakapanmu dengan Kakak Huang Que… Kalian bilang, jika Partikel Ruang-Waktu ini tidak ditangkap sekarang, dunia dan segalanya akan menjadi ribuan kali lebih buruk, bahkan sepuluh ribu kali lebih parah dari sekarang.”
“Jika… jika Partikel Ruang-Waktu ini benar-benar sepenting itu, dan saat ini sayalah satu-satunya di pesawat antariksa yang bisa melihatnya… maka sudah seharusnya saya yang maju. Saya tak bisa… tak bisa terus-terusan bersembunyi di belakang kalian, hanya bisa menyemangati, atau menjadi maskot saja kan?”
“Tadi kau dan Guru Liu Feng berebut ingin menyentuh Partikel Ruang-Waktu, bukankah itu lebih berbahaya daripada keluar kabin untuk menangkapnya? Tapi kalian berdua tidak takut, jadi saya juga harus berani! Tidak bisa hanya karena saya masih muda, atau perempuan… lalu selamanya mengurung diri di belakang tanpa berbuat apa-apa kan?”
Terakhir.
Ia kembali berpaling, menatap Huang Que:
“Kakak Huang Que…”
Ia menggigit bibir bawahnya, wajahnya menyeringai kompleks sambil menatap Huang Que:
“Kumohon, biarkan saya pergi. Bukankah kau sengaja memanggilku kemari… untuk momen seperti ini?”
Huang Que menutup rapat matanya, alutnya berkerut.
Akhirnya mengangguk:
“Bersiap… keluar kabin!”
“Eh bukan! Kau gila ya!” Gao Yang langsung beranjak dari kursi operasi, menunjuk Huang Que:
“Dari dulu aku sudah merasa wanita ini terlalu dingin! Kau sama sekali tidak peduli pada kami! Yang kau pedulikan cuma Partikel Ruang-Waktu!”
“Sudah.”
Lin Xian menahan Gao Yang, mencegahnya meluapkan amarah pada Huang Que.
Memang benar di mata Huang Que hanya ada Partikel Ruang-Waktu, bahkan hilangnya VV sudah dihitungnya demi mengejar partikel ini dengan segala risiko.
Dia menyembunyikan banyak kebenaran, menipu banyak orang, dan membiarkan banyak hal terjadi meski tahu.
Tapi...
Pada akhirnya.
【Yang menginginkan Partikel Ruang-Waktu... adalah diriku sendiri.】
Seperti kata Huang Que, orang-orang yang berkumpul hari ini bukan untuk Huang Que, tapi untukku... termasuk Huang Que sendiri, juga demi kepentingannya.
“Aku sudah memikirkannya matang-matang.” Lin Xian menoleh memandang Liu Feng dan Gao Yang:
“Memang pesawat antariksa tidak memenuhi syarat untuk aktivitas luar kabin di luar angkasa, tapi aku pernah merasakan... maksudku, pernah mempelajari sensasi terpapar di ketinggian 30-40 ribu meter. Memang berbahaya, tapi tidak seseram itu.”
“Angin di stratosfer sendiri cukup stabil dengan aliran udara yang teratur, apalagi kita sedang terbang searah angin. Kecepatan angin dan pesawat saling menetralisir sehingga angin di luar pesawat tidak terlalu kencang. Soal suhu ultra-rendah, kita semua memakai pakaian antariksa dengan peralatan canggih yang bisa menjaga suhu tubuh dan tekanan udara. Di sisi ini tidak perlu khawatir.”
“Dan kabin lengan mekanik itu, saat di darat kami sudah menelitinya. Letaknya cekung ke dalam dengan kedalaman lebih dari satu meter. Selama Wei Cheng mengemudi dengan stabil, berdiri di dalam kabin lengan mekanik itu sama seperti naik balon udara. Di dunia ini banyak orang yang naik balon udara hingga ketinggian 30.000-40.000 meter. Ditambah lagi kami punya tali pengaman yang bisa dikunci ke dinding kabin bagian dalam, jadi justru lebih aman dibanding atlet olahraga ekstrem.”
“Omong kosong!” Setelah mendengar retorika panjang Lin Xian, Wei Cheng yang sedang mengemudikan pesawat antariksa langsung marah:
“Lin Xian, kau ini benar-benar kaum teori! Pernah praktik langsung? Tahukah kau apa artinya bekerja di ketinggian puluhan ribu meter?”
Lin Xian menghela napas dalam hati.
Bagaimana mungkin dirinya tidak tahu?
Bukankah di mimpi ketiga, setiap hari dia naik balon helium hingga ketinggian 20.000-30.000 meter, lalu melompat dengan pakaian antariksa untuk menyusup ke kota langit?
Meski dalam mimpi tentu lebih berani, dan tak perlu memikirkan konsekuensi kegagalan.
Tapi dari informasi Huang Que maupun tindakan Elon Jusk dan Kevin Walker, semua menunjukkan bahwa Partikel Ruang-Waktu ini pasti sangat istimewa.
Saat di darat, mereka sudah mempelajari konstruksi kabin peralatan pesawat antariksa ini.
Sebenarnya kabin penyimpanan lengan mekanik yang terlipat di atas itu terhubung dengan kabin peralatan tempat mereka berdiri sekarang, hanya dipisahkan oleh pintu kabin.
Menurut rencana yang paling mulus seharusnya...
Setelah Gao Yang berhasil menangkap Partikel Ruang-Waktu menggunakan penanak nasi, lengan mekanik akan menariknya kembali lalu melipat masuk ke kabin, sementara pintu kabin luar menutup.
Kemudian, setelah tekanan udara seimbang, kabin penghubung akan terbuka. Mereka bisa langsung mengambil penanak nasi dari ruang peralatan.
"Saya dan An Qing pergi bersama."
Lin Xian berkata:
"Saya pasti tidak akan mengizinkan An Qing pergi sendiri. Kabin tempat lengan mekanik itu bisa menampung dua orang. Kami berdua akan pergi bersama."
"Dengan begitu, saat An Qing mengangkat penanak nasi untuk menangkap Partikel Ruang-Waktu, saya bisa menopangnya dari belakang dan membantu menstabilkan tubuhnya. Ini lebih aman."
Akhirnya...
Meskipun Wei Cheng berusaha keras mencegah.
Tapi bagaimanapun Huang Que-lah komandan utama. Dia harus mematuhi perintah Huang Que.
"Tutup pintu penghubung kabin peralatan dan kabin penumpang. Semua personel kenakan pakaian antariksa, pastikan tekanan internal stabil, kunci masker helm untuk menghindari pembukaan tak sengaja."
Huang Que memerintahkan kerumunan untuk mengunci semua masker helm:
"Sekarang tekanan udara di kabin peralatan normal, tapi di ketinggian 40.000 meter di luar, atmosfer tipis dengan tekanan sangat rendah. Jika terjadi kesalahan, perbedaan tekanan besar bisa menyedot kita keluar dari pesawat antariksa dan terlempar di ketinggian. Itu sangat berbahaya."
"Karena itu, mulai sekarang, aktifkan semua fungsi pakaian antariksa. Kita akan menurunkan tekanan kabin peralatan secara proaktif agar sesuai dengan tekanan luar. Dengan begitu, saat nanti Lin Xian dan Chu Anqing keluar dari sini, meskipun kabin dalam dan luar terhubung, tidak akan terjadi turbulensi tekanan."
“Tentu saja, ini adalah persiapan berdasarkan skenario terburuk. Hal-hal yang saya sebutkan belum tentu terjadi, tapi kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan mengaitkan kedua tali pengikat pakaian antariksa ke pengait di dalam kabin.”
……
Di atas ruang peralatan, terdapat kabin penyimpanan lengan mekanik dengan panjang sekitar dua meter, lebar satu meter, dan kedalaman kira-kira satu setengah meter.
Jika menggunakan lengan mekanik, pasti bisa membuka pintu kabin luar dan dalam secara intermiten tanpa menyebabkan ketidakseimbangan tekanan udara yang memicu turbulensi.
Tapi sekarang Lin Xian dan Chu Anqing harus keluar bersama, volume tubuh mereka jauh lebih besar daripada lengan mekanik. Apalagi lengan mekanik itu sendiri juga terlipat di dalam kabin dan sudah memakan banyak ruang.
Oleh karena itu.
Ruang gerak yang tersisa untuk Lin Xian dan Chu Anqing sangat terbatas.
Mereka hanya bisa membuka pintu kabin dalam dan luar secara bersamaan, langsung menghubungkan ruang dalam dan luar agar Lin Xian dan Chu Anqing bisa masuk.
Jika tidak menyeimbangkan tekanan udara terlebih dahulu, pasti akan terjadi masalah besar.
Tidak heran Wei Cheng sangat menentang Rencana ini...
Pada saat ini.
Setiap langkah yang mereka ambil bagai menjilat darah di ujung pedang.
Sssst——
Suara desisan menusuk telinga.
Pakaian antariksa yang dikenakan kerumunan perlahan menggelembung seperti balon, membuat mereka terlihat gemuk seperti maskot ban Michelin.
Ini disebabkan oleh penurunan tekanan udara kabin peralatan yang dilakukan secara sengaja.
"Di dalam pakaian antariksa saat ini terdapat tekanan atmosfer standar. Namun di kabin peralatan dan ruang eksternal yang terhubung, serta atmosfer pada ketinggian 40.000 meter... tekanan udaranya hanya 1% dari standar, sehingga seperti efek balon, pakaian antariksa langsung mengembang."
"Senior Lin Xian, mari kita pergi."
Di dalam helm antariksa yang terkunci rapat, suara Chu Anqing terdengar melalui komunikator radio.
Saat ini, Chu Anqing berdiri tepat di depan Lin Xian.
Dua tali pengikat menyambungkan pakaian antariksa mereka, dan setelah benar-benar keluar kabin di atas pesawat antariksa... masing-masing akan memiliki dua tali tambahan yang mengamankan mereka ke dinding kabin lengan mekanik, memastikan keamanan mutlak.
"Hm, mari kita mulai."
Dengan pakaian antariksa yang saling menempel, mereka berjalan berurutan menaiki tangga kabin peralatan... melewati pintu kabin dalam, menuju ruangan yang berisi lengan mekanik.
Menengadah ke atas...
Latar belakang kosmos yang gelap gulita masih sama, bintang-bintang tetap berkilauan.
Dalam mimpi ketiga, Lin Xian pernah naik balon helium hingga mencapai ketinggian 35.000 meter di atmosfer. Kini pesawat antariksa berada pada ketinggian sekitar 43.000 meter.
Meski lebih tinggi beberapa ribu meter, sensasinya tidak terlalu berbeda.
Untungnya angin di stratosfer cukup stabil, ditambah pesawat terbang searah angin... kecepatan angin yang dirasakan hanya sekitar belasan meter per detik, tidak terlalu kencang.
Klik, klik.
Lin Xian mengunci tali pakaian antariksa mereka ke kunci di dinding:
"Baik, sekarang sudah aman. Setidaknya kita tidak akan jatuh. Mari mulai menangkap Partikel Ruang-Waktu."
Sekarang.
Lin Xian dan Chu Anqing satu di belakang satu di depan, berdiri di dalam kabin lengan mekanik.
Paha Lin Xian dan bagian bawah pinggang Chu Anqing berada di dalam kabin, sementara tubuh bagian atas mereka terpapar di atmosfer.
Chu Anqing memegang penanak nasi terbuka dengan kedua tangan, sambil mengarahkan Wei Cheng yang mengemudikan pesawat antariksa melalui komunikasi radio, dan terus menatap Partikel Ruang-Waktu yang semakin mendekat...
Seperti katak yang akan menjulurkan lidah untuk menangkap cacing terbang, sudah siap di ambang aksi.
Lin Xian memegangi Chu Anqing dari belakang.
Adegan ini...
Meskipun memikirkan hal seperti ini di saat seperti ini agak tidak pantas.
Tapi Lin Xian merasa, adegan ini sangat mirip dengan lukisan Jack dan Rose yang berdiri di haluan kapal Titanic dalam film 《Titanic》.
Persis seperti...
Foto yang dikirim VV ke ponselnya dulu, ketika mereka berdiri di atap Hotel Aman di Manhattan, New York, menghadap dunia dan Chu Anqing meneriakkan kalimat andalan "You jump, I jump!".
Saat itu VV terus mendesaknya untuk segera memeluk dari belakang.
Tapi tidak terduga.
Sekarang keinginan si drama queen VV telah terwujud, bahkan dalam versi premium Titanic – di pesawat antariksa 40.000 meter di atas permukaan bumi... Tapi VV sudah tidak ada, tidak melihat adegan yang diharapkannya.
"Pelatih Wei Cheng, tolong geser sedikit ke kiri, lebih kiri lagi... Kelebihan, kelebihan, ke kanan, oke, kiri-kanan sudah pas. Ketinggiannya kalau lebih tinggi lagi saya tidak bisa menjangkau, naikkan sedikit lagi, pelan-pelan..."
Di komunikator radio, Chu Anqing sebagai satu-satunya yang bisa melihat partikel ruang-waktu, sedang memerintahkan Wei Cheng mengoperasikan pesawat antariksa agar sedekat mungkin dengan partikel tersebut.
Lin Xian menengadah, memandang langit yang kosong.
Meski masih gelap gulita.
Namun ketinggian hanya 40 ribu meter lebih, sudah jauh dari kategori luar angkasa.
Melihat ke bawah.
Dari ketinggian ini, memandang Bumi sangat berbeda dibandingkan dari luar angkasa.
Hampir tak terlihat kelengkungan Bumi, dengan lentera-lentera, pegunungan, dan sungai di permukaan mulai tampak samar.
Perjalanan penuh rintangan ini.
Mereka bahkan terbang dengan roket ke orbit Bumi, lalu turun terus dari ketinggian orbit 300 kilometer hingga mencapai langit 40 ribu meter sekarang.
Sungguh sulit dipercaya.
"Sampai! Pertahankan kecepatan dan arah ini!"
Suara teriak Chu Anqing terdengar di radio. Lin Xian tersentak, lalu memeluk pinggang Chu Anqing erat-erat untuk menjaganya.
"Hah!"
Chu Anqing berjinjit mencoba meraih sesuatu.
Bagi Lin Xian, gerakan itu seperti menangkap bayangan karena dia tak bisa melihat partikel ruang-waktu:
"Bagaimana?"
"Tidak berhasil, masih terlalu jauh."
Chu Anqing mengatupkan gigi, memandang ke udara kosong di sebelah kiri:
"Tunggu sebentar."
Kemudian——
"Hiyah!"
Dia melompat keras sodor penanak nasi ke kanan seperti menusuk sesuatu.
Tapi sepertinya masih gagal, dia terus membungkuk, helm di atas pakaian antariksa oranye seperti ayam mematuk beras, perlahan-lahan ke kiri dan kanan. Pasti matanya sedang mengejar partikel ruang-waktu yang terus berkedip.
"Di sini!"
Chu Anqing berteriak penuh keyakinan!
Dia melihatnya!
Posisi partikel ruang-waktu kali ini terlalu sempurna! Tepat di atas penanak nasi!
Huang Que sudah memberi instruksi, cukup gunakan panci dalam penanak nasi untuk menjaring partikel itu. Tidak perlu menutup wajan, bahkan jika penanak nasinya jatuh pun tidak masalah! Bisa dicari perlahan!
Kesempatan langka!
Chu Anqing mengatupkan gigi, cepat-cepat menekuk lutut dan membungkuk, lalu tiba-tiba melompat——
"Kutangkap!!"
Namun!
Tali tambatan yang mengikat tubuhnya ke dinding kabin meregang! Langsung menarik Chu Anqing yang sedang melayang di udara!
Badannya miring, penanak nasi yang seharusnya sempurna menjaring partikel itu tiba-tiba bergeser. Partikel ruang-waktu langsung menembus pakaian antariksa dan sarung tangannya!
Mengambang ringan.
Tak ada sensasi apapun.
Tak ada rasa nyata dari kontak.
Bola listrik kecil kebiruan itu, partikel ruang-waktu, dengan sunyi melintasi telapak tangannya!
"Sialan!"
Chu Anqing menggigit giginya:
"Hanya tinggal sediki——"
Braak!
Matanya terbelalak lebar!
Braak!
Detak jantungnya kembali berdegup kencang!
Chu Anqing seperti tertembak! Kepalanya pusing! Langit dan bumi berputar!
Braak!
Bagai kepala ditembak tepat di tengah! Tubuh Chu Anqing kehilangan keseimbangan! Langsung terjatuh ke pelukan Lin Xian dengan posisi membungkuk!
Saat telapak tangannya menyentuh Partikel Ruang-Waktu, ribuan bayangan seperti dipaksa masuk ke dalam otaknya——
【Topi besar jembatan lonceng menara bunga kamelia gorden pensil cincin kelingking podium foto kait kelingking kabel baja permen mobil gaun putih daun maple tongkat mata biru grafiti magnet jepit rambut kereta api es krim bulan sepatu cat minyak kereta kuda pesta angkatan laut kopi cangkir teh bioskop password koper syal kumis kembang api pistol orang tua koran teleskop potret kapal biola anggur merah lencana lilin——】
"An Qing!"
Lin Xian segera menyangga tubuhnya.
Braak! Gubrak-gubrak...
Chu Anqing yang kehilangan tenaga di tangan gagal memegang Penangkap Partikel Ruang-Waktu. Benda berbentuk penanak nasi itu menghantam kulit pesawat antariksa, menggelinding beberapa putaran sebelum jatuh dari ketinggian.
Secepat kilat, benda itu sudah terjun bebas menghilang.
"Ada apa?" "Apa yang terjadi?" "Lin Xian! Anqing kenapa?!"
Suara kerumunan yang khawatir bergema di saluran radio.
Lin Xian segera berjongkok, mengguncang-guncang Chu Anqing yang matanya membelalak, seluruh tubuh bergetar, dan pandangan kosong.
Tapi tidak ada respon sama sekali.
“An Qing!”
Lin Xian berteriak memanggil namanya.
Tiba-tiba!
Chu Anqing seperti tersadar dari lamunan, darah hidung langsung mengalir deras dari lubang hidungnya, dalam sekejap menyipratkan setengah wajahnya!
Dia menutup mata dengan erat!
Kedua tangan memukul helm seperti orang gila:
“Ah——”
Teriakan melengking keluar!
Ekspresi wajahnya menunjukkan penderitaan yang luar biasa!
“Cepat kembali!”
Suara panik Huang Que terdengar di telinga:
“Buka langsung pintu kabin lengan mekanik! Cepat! Semua anggota berpegangan kuat!”
Dor.
Suara berat bergema.
Pintu kabin lengan mekanik menuju ruang peralatan terbuka, Lin Xian dan Chu Anqing jatuh bebas, tergantung di udara oleh tali pengaman yang terkunci di dinding kabin.
“Wei Cheng! Tutup pintu kabin luar! Beri tekanan udara di ruang peralatan! Tekanan udara sekarang!”
Dor.
Kembali suara berat bergema.
Pintu kabin luar lengan mekanik menutup.
Memisahkan sepenuhnya pesawat antariksa dengan ketinggian ekstrem di luar.
Sssst——
Udara berdesakan masuk, tekanan ruang peralatan naik drastis. Baju antariksa oranye para kru yang menggembung seperti balon, mulai mengempis.
Menandakan tekanan udara dalam dan luar baju antariksa telah seimbang, helm bisa dibuka dengan aman.
Klik-klik-klik-klik-klik!
Bunyi cepat masker helm yang terbuka.
Lin Xian, Gao Yang, Liu Feng, dan Huang Que segera mengerumuni Chu Anqing, membuka maskernya.
“An Qing! Tarik napas dalam! Tarik napas dalam!”
Huang Que berteriak, mengambil tisu dari samping, lalu membersihkan bekas darah di wajah Chu Anqing.
Tik tak...
Tik tak...
Tik tak...
Huang Que tertegun.
Semua orang membeku.
An Qing yang kini sudah sadar mulai berkedip teratur, namun setiap kedipan mengeluarkan tetesan air mata dari sudut matanya.
Air mata membentuk untaian mutiara.
Tanpa suara, dia menangis begitu pilu.
"Ada apa ini?" Gao Yang menatap Lin Xian penuh tanya.
Lin Xian juga tak mengerti, berjongkok:
"An Qing... ada apa denganmu?"
Namun.
Chu Anqing tidak menatap Lin Xian, melainkan memandang Huang Que dengan tatapan memohon dan putus asa.
Pandangan berkabut.
Air mata tak henti mengalir.
"Kakak Huang Que..."
Dia merintih penuh kepedihan:
"Semua ini... ini... benarkah? Hu... benarkah semua ini?"
Huang Que ragu untuk berbicara.
Beberapa kali menggigit bibir, wajahnya serius:
"Kau... kau sudah tahu?"
"Benarkah semua ini?"
Tatapan Chu Anqing penuh keputusasaan, tangannya mencengkeram lengan Huang Que dengan erat, bibir bergetar:
"Kakak Huang Que!!"
Huang Que mengatupkan gigi...
Akhirnya.
Mengangguk.
Chu Anqing tak bisa menahan diri lagi, melolong keras.
Membenamkan diri ke dada Huang Que, tersedu-sedu tak terbendung.
Huang Que memeluk Chu Anqing dengan kedua lengannya, tidak berkata apapun, hanya terus memeluknya, memeluknya.
"Ada apa sebenarnya?"
Lin Xian masih bingung.
Ini apaan sih? Kok tiba-tiba semua jadi orang yang berbicara dengan teka-teki!
"An Qing."
Dia jongkok, berada di samping Chu Anqing:
"An Qing, tadi terjadi apa? Kamu tahu apa? Sebenarnya apa yang terjadi tadi?"
Chu Anqing menengadah.
Matanya berkaca-kaca memandang Lin Xian, bibirnya meringis:
"Senior Lin Xian! Kita--"
Tiba-tiba.
Dia berhenti tersedu-sedu.
Tertegun di tempat.
Matanya berkedip cepat.
Seperti tersedak, kata-katanya terhenti di tenggorokan.
Perlahan.
Dia menutup mulutnya.
Amarahnya pun mereda.
Setelah beberapa kali menarik napas dalam, Chu Anqing mengambil tisu dari tangan Huang Que, membersihkan darah hidung dan air mata di wajahnya.
Kemudian.
Menoleh, memandang Lin Xian dengan tenang:
"Senior Lin Xian, masih ingat malam itu, masalah yang katanya tak bisa kau temukan jawabannya?"
"Ha?"
Perubahan topik yang tiba-tiba membuat Lin Xian tak segera bereaksi.
"Yaitu, di malam ulang tahunmu, di ruang latihan."
Chu Anqing menenangkan napasnya, menghirup hidung:
"Kau bilang padaku, mau menulis sebuah 【kertas kecil】, lalu menyimpannya di brankas."
“Dikatakan bahwa kertas kecil ini tidak takut dilihat orang, tidak takut direplikasi, tidak takut ada yang membuka brankas lebih dulu darimu... Begitu kau melihat kertas ini, kau akan langsung tahu apakah dunia ini nyata atau palsu.”
“Dulu kau frustasi lama, tidak tahu harus menulis apa di kertas itu, konten seperti apa yang bisa menipu musuh, sutradara, seluruh dunia... tapi hanya bisa dimengerti olehmu.”
Lin Xian mengangguk.
Dia teringat.
Memang ada kejadian itu.
Tapi... Mengapa Chu Anqing tiba-tiba menyebut ini di sini?
“Ambilkan saya selembar kertas dan sebuah pena.”
Chu Anqing melemparkan kertas basah oleh darah hidung dan air mata di tangannya.
Bangkit dari lantai, menatap Lin Xian dari atas:
“【Aku akan menuliskannya untukmu!】”
