Klik.
Lin Xian menutup tutup pena pulpennya, menjepit pulpen di antara jari-jarinya lalu mulai memutarnya:
"Gao Yang lihat, ini hasil kesimpulanku tentang waktu kematian Zhang Yuqian, tanggal lahir, usia... serta perbandingannya dengan waktu kematian Chu Anqing, tanggal lahir, dan usianya."
Di hadapan mereka.
Di atas kertas putih di meja.
Terpampang beberapa baris tulisan rapi berisi data dan hasil deduksi yang dicatat Lin Xian.
Pagi ini setelah bangun tidur.
Lin Xian langsung menelepon Liu An, Kepala Badan Keamanan Nasional.
Pihak penerima telepon menyambut panggilan Lin Xian dengan sangat antusias.
Bagaimanapun juga di mata Liu An, Lin Xian adalah pahlawan sejati!
Pemuda ini tidak hanya menyumbangkan banyak celah keamanan untuk Tembok Besar keamanan siber Tiongkok, menghentikan aksi peretasan hacker terkuat dunia Kevin Walker.
Bahkan dalam kompetisi peretasan dunia tahun lalu, dia mengharumkan nama Tiongkok dengan mengalahkan Kevin Walker di babak final dan merebut piala juara dunia.
Meski piala itu sendiri tidak bernilai materi, namun di momen genting dan periode khusus itu, gelar tersebut menjadi mahkota kehormatan tertinggi.
Saat perpisahan sebelum pulang ke tanah air, Liu An sempat merencanakan untuk menahan Lin Xian lebih lama di Beijing agar bisa memperkenalkannya pada para pejabat dan mengadakan jamuan makan.
"Tapi saat itu Lin Xian buru-buru ingin kembali ke Shanghai, ditambah pacar kecilnya... sepertinya kabur diam-diam, tidak baik berlama-lama. Jadi Liu An juga tidak menahan terlalu lama, hanya memberitahu Lin Xian, ada urusan atau tidak sering-seringlah berhubungan, kedepannya kalau ada masalah sulit atau hal yang tidak bisa diselesaikan, silakan telepon dia."
"Tenang, hal yang tidak bisa kuselesaikan, aku juga akan menghubungi teman-teman untuk membantumu."
Saat itu, Kepala Biro Liu An sambil tertawa heh-heh menepuk dada dan perut menjamin:
"Lagipula... kalau aku tidak bisa menyelesaikan, masih ada Guru Gao Yan! Hal yang tidak bisa kuselesaikan Guru Gao Yan pasti bisa, kalau ada hal yang tidak enak disampaikan ke Guru Gao Yan, tenang, aku yang akan bicara! Sudah bertahun-tahun jadi murid dan anak buahnya, kulit wajah sudah terkikis, dihadapannya tidak ada hal yang tidak bisa kuutarakan!"
Lin Xian juga tersenyum mengangguk, berjabat tangan berpamitan dengan Kepala Biro Liu An.
Dia bisa melihat, Kepala Biro Liu An adalah orang yang sangat menjunjung tinggi kesetiakawanan.
Seperti kata Gao Yan, berkarakter jujur, tidak pernah berbelit-belit, apa yang dipikirkan langsung diucapkan.
Setelah perpisahan di Beijing itu.
Keduanya pun tidak banyak berhubungan lagi.
Hanya saat Tahun Baru Imlek saling mengirim SMS ucapan.
Dan sekarang.
Tanpa bantuan kemampuan pengumpulan intelijen VV, Lin Xian hanya bisa meminta pertolongan pejabat tinggi ini.
Di telepon, dia terutama meminta Kepala Biro Liu An dua hal.
Hal pertama.
Carilah alamat pasangan lansia bernama Zhang Shi dan Yan Qin yang asalnya dari Qufu, Shandong, sekarang tinggal di Beijing dan kemungkinan besar di sekitar Xidan.
Saat bertemu di West Beijing Shopping Plaza sebelumnya, VV langsung menyelidiki data kedua orang tua itu dan membacakannya untuk Lin Xian.
Sangat detail.
Termasuk usia, latar belakang pendidikan, pengalaman, semuanya ada.
Tapi Lin Xian tidak bisa mengingat semuanya... Saat itu Chu Anqing baru saja terkejut, amarahnya belum pulih, apalagi West Beijing Shopping Center memang ramai dan kacau, dia hanya ingat nama pasangan lansia itu.
Tapi dengan nama lengkap kedua pasangan suami-istri, sudah cukup mudah untuk menyelidiki.
Kepala Biro Liu An langsung menyanggupi permintaan ini, mengatakan alamat dll sangat mudah ditemukan.
Hal kedua.
Lin Xian meminta Kepala Biro Liu An menyelidiki kecelakaan mobil yang terjadi di Qufu, Shandong pada Januari 2000.
Korban bernama Zhang Yuqian, gadis muda kelahiran 1980 yang merupakan anak tunggal dari pasangan lansia Zhang Shi dan Yan Qin.
Karena arsip saat itu belum masuk ke internet, apalagi VV juga menemukan ini hanya kecelakaan biasa bukan tabrakan sengaja; tidak ada pihak yang bersalah, Yan Qin sendiri yang menabrak pohon, semua tanggung jawab ada padanya sehingga kasus ini tidak rumit dan diproses sesuai prosedur dasar tanpa meninggalkan dokumen.
Lagipula sudah 20 tahun, terlalu lama.
Namun di luar dugaan Lin Xian, Kepala Biro Liu An juga langsung menyetujui:
"Tenang saja, saya yang akan urus ini."
……
Tak lama kemudian, lokasi kompleks perumahan dan alamat lengkap Zhang Shi serta Yan Qin dikirim ke ponsel Lin Xian.
Menjelang tengah hari, seorang perwira polisi dari Qufu, Shandong menambahkan WeChat Lin Xian dan mengirimkan berbagai halaman dokumen yang menguning, pecah-pecah, bahkan bekas gigitan tikus dan terendam air.
Sambil menyampaikan:
"Tuan Lin, kami sudah mencari lama di berbagai gudang penyimpanan, memeriksa semua dokumen tahun 2000, dan hanya menemukan catatan terkait ini. Kecelakaan ini benar-benar tidak ada yang istimewa saat itu, tidak ada implikasi lebih lanjut, paling-paling hanya mengganti kerugian ke departemen pertamanan... Tentang kerusakan kendaraan, mobil saat itu hanya memiliki asuransi wajib, kami tidak tahu bagaimana Yan Qin menangani mobil tersebut setelahnya."
"Di era tahun 2000, ponsel saja belum umum, apalagi dashcam, CCTV di jalan-jalan juga hampir tidak ada. Jadi... detail kecelakaan semua berasal dari keterangan lisan Yan Qin, tidak ada bukti nyata atau foto."
"Terlebih lagi, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, ini bukan kejadian kriminal maupun pelanggaran lalu lintas. Lagipula Yan baru melapor ke pihak berwajak lama setelah kejadian... Mereka sendiri sedang berduka karena putrinya meninggal, sama sekali tidak terpikir untuk melapor."
“Kemudian, departemen pertamanan yang hendak menyelidiki masalah kompensasi jalur hijau dan pepohonan. Setelah Yan Qin mengetahui hal ini, baru dia secara sukarela melapor dan memberikan kompensasi sesuai peraturan. Semuanya berjalan lancar dan cepat, sehingga dokumen yang tersisa sangat sedikit. 20 tahun berlalu, yang bisa ditemukan semakin langka……”
Melihat dokumen berharga dan sulit didapat ini, Lin Xian segera berterima kasih kepada polisi, menyatakan bahwa ini sudah cukup, sangat berterima kasih, dan menghargai kerja keras mereka.
Ia tak bisa menahan kekaguman...
VV Meskipun merupakan kecerdasan buatan, dalam masyarakat manusia yang mementingkan hubungan sosial, tetap memiliki keterbatasan besar.
VV Memang bisa mencari data intelijen di seluruh jaringan dalam satu detik itu benar.
Tapi meski kau beri seluruh daya listrik Bendungan Tiga Ngarai, tetap tak bisa menggerakkan satu pegawai arsip pun untuk membongkar dokumen usang yang tertimbun 20 tahun.
Jelas terlihat, mustahil disuruh-suruh. Tak ada yang mau bekerja atas perintah VV... kecuali dirinya sendiri.
Kepala Biro Liu An berbeda.
Kepala Badan Keamanan Nasional, bahkan tanpa perlu campur tangan kepala biro, cukup satu telepon saja seluruh arsip kota Qufu akan digerakkan. Makanya... bisa secepat ini, hanya dalam hitungan jam, semua arsip tua tahun 2000 dibongkar habis.
Lihat kondisi kertas di foto-foto ini.
Terpanggang matahari, digerogoti tikus, menguning, pecah-pecah... bertahun-tahun menderita dan terabaikan.
Sungguh kerja keras yang luar biasa dari para pegawai ini.
Lin Xian mengucapkan terima kasih berkali-kali. Sebenarnya dia tidak bermaksud meminta dokumen sedetail ini, hanya ingin memahami situasi tahun itu secara sederhana, tak menyangka akan merepotkan pegawai Qufu sebegitu rupa:
"Terima kasih, terima kasih banyak! Sungguh merepotkan Yang Mulia semua! Ini sudah lebih dari cukup!"
Setelah mengucapkan terima kasih secara sopan, Lin Xian mulai membaca teliti satu per satu catatan lisan dari tahun 2000, rekaman kasus, laporan polisi, serta dokumen penanganan, sambil mengekstrak informasi berguna.
Persis seperti yang dikatakan perwira polisi itu.
Kecelakaan yang menewaskan Zhang Yuqian terjadi sekitar pukul 1 tengah malam tanggal 21 Januari 2000, namun laporan polisi baru dibuat pada 7 Februari 2000, dengan selisih waktu hampir dua minggu.
Alasannya sudah dijelaskan Kamerad perwira tadi.
Di tahun 2000, kesadaran hukum dan prosedur pelaporan masyarakat belum kuat. Mereka menganggap tidak ada korban lain yang dirugikan, sehingga tak terpikir untuk melapor. Hanya menabrak pohon saja, siapa yang akan melapor?
Ditambah lagi Yan Qin dan Zhang Shi yang kehilangan putri tunggal mereka, reaksi pertama pasti berfokus pada pengobatan atau pengurusan jenazah, mana ada pikiran untuk urusan administratif.
Baru setelah departemen pertamanan mengeluarkan pemberitahuan, mereka datang melapor. Saat itu prosesi pemakaman Zhang Yuqian sudah selesai, jenazah terkubur di tanah. Proses hanya bisa dilengkapi dengan pengambilan kesaksian, melengkapi detail kasus, lalu diselesaikan dengan ganti rugi.
Tapi...
Dari dokumen kesaksian yang tercecer ini, Lin Xian berhasil menemukan informasi yang dicarinya.
Persis seperti yang tertulis di kertas saat ini.
Gao Yang sedang menggosok gigi, dengan sikat gigi masih di mulut ia berjalan mendekat:
"Tulisannya apa sih, boleh aku lihat?"
Lin Xian mendorongkan sebuah kursi untuknya, lalu mengambil kuas dan menunjuk satu per satu huruf di kertas:
"Lihat, data dari kantor polisi ini menunjukkan Zhang Yuqian lahir pada 21 Januari 1980, kecelakaan terjadi dini hari tanggal 21 Januari 2000."
"Waduh!"
Gao Yang menyemburkan busa pasta gigi:
"Persis 20 tahun! Kecelakaan terjadi tepat di hari ulang tahun ke-20nya! Ini... terlalu kebetulan! Yang paling penting, Chu Anqing juga sama! Waktu Chu Anqing melompat dari pesawat antariksa lalu menghilang beberapa hari lalu, bukankah juga terjadi di... e... dini hari ulang tahun ke-20nya? Benar kan, waktu itu kamu bilang jam 00:42?"
"Betul."
Lin Xian menggeser kuasnya ke baris kedua:
"Mari lihat informasi Chu Anqing. Lahir 28 Maret 2004, waktu berubah menjadi partikel kuantum - atau debu bintang biru yang menghilang - tepat pada 28 Maret 2024 pukul 00:42."
"Aku tidak yakin, apakah waktu kematian Zhang Yuqian persis 00:42. Data dari polisi tidak mencantumkan detail waktu, hanya menyebut 'sekitar pukul 1 dini hari' berdasarkan kesaksian sopir mobil dan Yan Qin, ibu kandung Zhang Yuqian."
Gao Yang meludahkan sisa busa pasta gigi ke tempat sampah:
"Kalau menurutku, pasti jam 00:42."
Dia mengambil gelas kumur, berkumur beberapa kali, lalu meludahkannya ke tempat sampah:
"Mengingat Zhang Yuqian dan Chu Anqing sangat mirip, bahkan posisi tahi lalat air mata pun kau bilang identik, ditambah tanggal kematian mereka bertepatan dengan hari ulang tahun ke-20. Mengapa deduksi kita tidak lebih berani - langsung mengasumsikan waktu kematian Zhang Yuqian adalah pukul 00:42! Tidak meleset sedetik pun!"
"Bahkan!"
Gao Yang meludahkan air kumur terakhir, mengambil tisu dan menyeka mulutnya, lalu menatap Lin Xian:
"Bahkan! Mari kita lebih berani lagi——"
"【Langsung berasumsi bahwa waktu kelahiran spesifik Chu Anqing dan Zhang Yuqian juga pukul 00:42!】"
"Menurutmu mungkin tidak? Lagipula proses melahirkan, waktu kelahiran bisa kapan saja. Justru menurutku, kematian di hari ulang tahun ke-20 saja sudah kebetulan, mengapa tidak bisa lebih kebetulan? Mungkin waktu kelahiran mereka tepat pukul 00:42. Lalu waktu kematiannya juga pukul 00:42."
"Dengan begini! Baru benar-benar genap 20 tahun! Dua puluh tahun hidup! Persis dua dekade dengan perhitungan serius, tidak meleset sedikit pun!"
Tiba-tiba, wajah Gao Yang menjadi serius, dia menepuk-nepuk pipinya sendiri:
"Cih, cih, cih, kita tidak boleh menggunakan kata 'mati'. Chu Anqing adalah teman kita, kita tidak boleh menyantetnya. Sekarang aku semakin yakin... Chu Anqing mungkin tidak benar-benar meninggal... Tapi detailnya aku juga tidak paham, tidak bisa memastikan."
“Ah cih cih cih, kenapa saya bilang mati lagi, benar-benar pertanda buruk. Hilang! Hilang! HILANG juga boleh, kita harus menggunakan istilah ini untuk menggambarkan Chu Anqing. Zhang Yuqian tidak masalah, dia mungkin benar-benar sudah mati... Waduh!!”
Gao Yang langsung menyadari:
“Waduh Lin Xian! Alasanmu memanggilku ke Qufu, Shandong, jangan-jangan mau menggali makam Zhang Yuqian?! Ya Tuhan apa yang kau pikirkan! Saya kira maksudmu menggali makam peringatan untuk Chu Anqing... Ternyata kau mau aku menggali kuburan orang mati?”
“Ini keterlaluan! Meskipun sebagai teman sejak kecilmu, perilakumu ini sudah tidak bisa ditolerir! Apa yang ada di pikiranmu? Kau tahu konsep mengeruk makam leluhur orang di Tiongkok? Ini hal yang berani dilakukan orang biasa? Manusia tidak bisa... Paling tidak seharusnya tidak...”
“Sudah, jangan ribut.” Lin Xian mengangkat tangan menghentikannya:
“Saya juga tahu ini tidak etis, melakukan hal yang tidak baik. Tapi seperti yang kau katakan, Chu Anqing adalah teman kita. Bukankah kita harus mencari kejelasan tentang kepergiannya? Bukankah kita harus bertanggung jawab pada teman kita?”
“Di koper ada rambut Chu Anqing yang saya cabut dulu. Kita hanya perlu menggali makam Zhang Yuqian, mengambil sisa tulang atau gigi dari jenazahnya, lalu membandingkan DNA-nya dengan rambut Chu Anqing. Dengan ini kita bisa mengetahui hubungan konkret antara dua gadis yang berwajah identik ini.”
“Kalau [membandingkan DNA] tidak cocok, benar-benar bukan orang yang sama, maka kita bisa [naif] menganggap mereka berdua sebagai orang yang mirip... Tapi melihat situasi saat ini, bagaimana pun juga kedua orang ini tidak mungkin tidak memiliki hubungan kan? [saya] bahkan menduga kemungkinan besar mereka adalah orang yang sama.”
“[Sekarang] [saya] juga tidak tahu apa yang akan terjadi setelah [membandingkan DNA], ke [arah] mana perkembangan masalah ini... Tapi, saat ini untuk memahami apa yang terjadi pada [Chu Anqing], [petunjuk] [satu-satunya] adalah [Zhang Yuqian], [kuburan] [Zhang Yuqian], DNA. Kita tidak bisa mengabaikan [petunjuk] seterang ini kan? [saya] harus mencari tahu [yang sebenarnya], kembali ke [Shanghai] untuk memberi [Chu Shanhe] [pengakuan].”
[Gao Yang] [wajah]-nya pucat pasi, gemetaran duduk kembali di [kursi]:
“Masalahmu ini... Bagaimana pun dilihat, terlalu tidak masuk akal. Selain itu dari [sudut] lain, bukankah [Zhang Yuqian] yang sudah [mati] seharusnya [dikremasi]? Setelah [pembakaran] suhu tinggi, [abu jenazah] mana mungkin masih ada DNA! Tidak bisa diperiksa apa-apa, [kau] [Gali kubur] sama saja [sibuk] [putih].”
“Harus dicoba dulu.”
[Lin Xian] meletakkan [kuas] di tangan, bersandar di sandaran [kursi], menatap [Gao Yang]:
“Di era [tahun 2000], pemikiran orang masih sangat kolot, banyak yang [menolak] [dikremasi], dan saat itu [kebijakan] kremasi wajib juga belum diterapkan, sebenarnya yang benar-benar [dikremasi] tidak banyak... Bahkan bisa dibilang, sangat sedikit.”
“Nenek buyutku meninggal tak lama setelah aku lahir. Menurut orang tuaku, jenazahnya juga tidak dikremasi dan langsung dikuburkan diam-diam. Pada masa itu semua orang memang seperti itu, pemikiran tradisional Tiongkok sulit menerima kremasi. Jadi kemungkinan besar Zhang Yuqian juga dikubur tanpa dikremasi. Bahkan sekarang... banyak orang masih menentang kremasi, apalagi lebih dari 20 tahun yang lalu?”
“Lagi pula, Gao Yang... Luar angkasa saja berani kau jelajahi, sarang tawon waktu kecil berani kau obrak-abrik, bahkan lubang kotoran pun berani kau terjang... Lalu apa yang kutakutkan dari menggali kuburan? Makhluk fisik saja tidak kau takuti, masa takut pada hal gaib begini? Kan kau prajurit materialis, percaya pada dirimu sendiri.”
“Tidak tidak tidak...”
Kepala Gao Yang menggeleng seperti drum mainan:
“Ini beda! Ini bukan soal percaya takhyul atau tidak. Prajurit materialis tidak takut hujan peluru, tapi berapa prajurit materialis yang berani menggali makam leluhur orang? Kalau kuburan yang jelas-jelas hanya berisi abu jenazah, mungkin aku masih berani... Tapi rencanamu ini sengaja mencari-cari tulang gadis itu. Siapa lagi yang sepsikopat kau ini! Penggali kubur Lin Xian!”
“Lagipula bagaimana kalau aku kemasukan roh jahat? Jangan bilang tidak mungkin! Tadi malam aku benar-benar merasakan aura mistis, seperti ketindihan hantu sampai sulit bernapas, langsung terbangun sesak. Pas bangun malah melihat kau berdiam diri di balkon seperti hantu!”
“Saat itu benar-benar membuatku mati kutu... Lin Xian, kau sudah kehilangan wujud aslimu!”
Hah.
Lin Xian menghela napas, mengulurkan tangan menghentikan Gao Yang yang sedang bacot, menunjuk ke arah barat:
“Kalau kau benar-benar takut, di arah sana ada Distrik Shijingshan. Pergilah sembahyang ke kuil, minta jimat buat ngeberaniin diri.”
“Apa Buddha yang penuh welas asih bisa ngejamin keselamatan?”
Gao Yang kembali merenung dengan serius:
“Ada nggak dewa yang lebih sangar?”
Lin Xian menunjuk ke arah barat daya:
“Kalau mau yang deket, ke Istana Pangeran Gong, bekas kediaman He Shen. Di barisan rumah paling belakang istana itu, dulu He Shen nyembah deretan dewa-dewa sangar, kayak pasukan ilahi sebarisan lengkap.”
“Tapi akhirnya itu juga nggak nyelametin He Shen! Tetep aja dipenggal!” Gao Yang teriak kaget.
“Gak bisa lah, takhayul kayak gini tetap nggak bisa diandalkan.”
Gao Yang mengeluarkan ponsel, mulai mencari sesuatu:
“Harus percaya sains. Aku cari senjata rahasia yang cocok buat dibawa. Sekalian kalo emang mau gali kuburan, kan butuh peralatan? Aku beli sekalian.”
“Bisa beli pas sampai Qufu. Gimana mau bawa naik pesawat atau kereta cepat kalau beli sekarang?”
“Oke, aku cari dulu tokonya.”
……
Setelah itu, Gao Yang pergi mempersiapkan senjatanya.
Lin Xian menundukkan kepala, melanjutkan pemeriksaan terhadap petunjuk-petunjuk yang sudah diklasifikasikannya di atas kertas putih.
Tiba-tiba ia sadar.
Percakapan tadi dengan Gao Yang ibarat memperdengarkan kecapi pada sapi - sama sekali sia-sia.
Sekarang ia sedikit paham mengapa Pelatih Wei Cheng sering kelimpungan menghadapi Gao Yang...
Tampaknya ke depannya, jangan harap bisa ngajak orang ini diskusi logika atau rencana.
Langsung kasih tahu aja harus ngapain dan caranya gimana.
“Menundukkan kepala kembali.”
Lin Xian terus mengamati daftar kesamaan antara dua gadis, Chu Anqing dan Zhang Yuqian, yang telah dia rangkum.
Terlalu kebetulan.
Selain perbedaan tanggal lahir, era kehidupan, waktu kematian, dan perjalanan hidup masing-masing...
Hampir semua aspek lain benar-benar identik!
Mengingat penjelasan Huang Que tentang 【Tiang Milenium】dan 【Penguncian Sejarah】.
Mungkinkah kedua hal ini berkaitan dengan Chu Anqing?
Tiang...
Tiang merupakan benda yang cukup umum dalam kehidupan sehari-hari.
Lin Xian bangkit berdiri.
Dia kembali menuju balkon, memandang lokasi konstruksi yang sedang melakukan pekerjaan fondasi di kejauhan.
Entah bangunan apa yang akan didirikan di sana.
Tapi apapun itu, selama bukan rumah petak, pasti membutuhkan sistem tiang untuk fondasi yang kokoh dan struktur bangunan.
Saat ini, dua mesin pemancang raksasa terparkir di area konstruksi tersebut.
BOOM!
BOOM!
BOOM!
Palu baja berat mesin pemancang terus naik-turun, energi kinetik dasyatnya secara bertahap menghujamkan tiang-tiang baja ke dalam tanah.
Pukul!
Pukul!
Pukul!
Setiap dentuman berat menandakan proses pemancangan 【tiang】yang semakin terkunci.
Mengunci fondasi, mengunci bangunan, mengunci seluruh proyek.
"Sejarah... terkunci..."
Lin Xian berbisik, mengulang hukum ruang-waktu pertama yang dijelaskan Huang Que kemarin.
Penguncian sejarah.
Siapa yang bisa mengunci sejarah?
Memandang tiang-tiang baja yang terus dihujamkan di lokasi konstruksi nun jauh di sana.
Lin Xian tiba-tiba mendapat ide aneh!
“Mungkinkah…”
Tiang milenium, adalah tiang pengunci sejarah?
Jika Chu Anqing adalah tiang milenium.
Lalu apakah Zhang Yuqian juga tiang milenium?
Apakah CC juga termasuk tiang milenium?
Tujuan keberadaan mereka, mungkinkah untuk menjadi tiang-tiang yang dipakukan pada jalur sejarah, untuk mengunci dan membekukan sejarah!
Jika benar demikian…
“Lalu bagaimana cara mereka mengunci sejarah?”
Lin Xian berkedip-kedip sama sekali tak mengerti.
Sekaligus:
“Apa maksud sebenarnya dari mengunci sejarah? Apa yang akan terjadi setelah sejarah terkunci? Perubahan apa yang akan muncul?”
Lin Xian juga tak bisa memahaminya.
Tapi.
Jika terus melanjutkan alur pikiran ini, dia teringat masalah yang lebih menyeramkan.
Seketika punggungnya merinding.
Jika…
Kebenaran tentang tiang milenium memang seperti yang dia duga, digunakan untuk mengunci sejarah.
Lin Xian menengadah.
Memicingkan mata, menatap mentari terik di langit:
“Kalau begitu…”
Dia menelan ludah, jakun bergerak, berbisik pelan:
“Siapa sebenarnya yang ingin mengunci aliran sejarah ini?”
“Dan siapa…”
“【Yang secara pribadi memakukan tiang-tiang milenium demi mengunci sungai besar sejarah ini?】”
