Ternyata.
Lagi-lagi "tidak bisa diucapkan/mengatakannya".
Lin Xian mendengus pelan.
Karena tidak ada penolakan tegas... kemungkinan besar, perjalanan lintas waktu Yu Xi masih ada hubungannya dengan Klub Jenius.
Tapi hubungannya tidak bisa ditebak, bisa positif maupun negatif.
Situasi saat ini semakin membingungkan.
Lin Xian merasa pusaran misteri di sekitarnya semakin besar... harus segera memecahkan situasi!
"Kalau begitu aku tidur dulu."
Lin Xian menutup mata, berpesan pada Yu Xi:
"Kalau lelah menyetir, bangunkan aku."
"Baik."
Jawaban Yu Xi singkat tapi tegas.
"Apakah pembunuh bayaran ruang-waktu itu sudah menyusul lagi?" Lin Xian membuka mata lagi.
Yu Xi menggelengkan kepala:
"Dia masih berkeliaran di Princeton. Tenang saja, meski banyak misteri tentangnya, tapi pada akhirnya dia juga manusia biasa."
"Dia tidak bisa terbang, tidak tahan peluru, plus posisinya bisa kudeteksi, tidak semenakutkan yang kau bayangkan. Tidurlah, kalau ada masalah akan kubangunkan."
Lin Xian mengangguk.
Istirahat yang cukup baru bisa menghadapi pertarungan esok hari.
Dia menunduk melihat jam tangan.
Sekarang Waktu Amerika tengah malam 01:23, setara dengan Waktu Tiongkok siang 13:23.
Tidur di jam ini pasti akan masuk ke mimpi.
Tapi setelah dirinya sendiri masuk ke mimpi, kecuali menunggu hingga jam 00:42 waktu Tiongkok atau mati dalam mimpi, mustahil orang luar bisa membangunkan dirinya.
Waktu kecil pernah terjadi kasus seperti ini, orangtuanya sama sekali tidak bisa membangunkan dirinya hingga panik dan langsung dibawa ke rumah sakit.
Dokter sudah memeriksa namun tidak menemukan masalah, akhirnya hanya menyimpulkan bahwa tidurnya terlalu nyenyak... Meskipun jarang melihat orang yang tidur sedalem itu, kenyataan berbicara lebih keras.
Tapi situasi sekarang tidak memungkinkan untuk tidur sedalam itu.
Jika benar-benar menghadapi bahaya, Yu Xi tidak bisa membangunkan dirinya bahkan dengan dipukul sekalipun, mungkin nyawanya akan langsung melayang.
Jadi...
Harus mencari cara untuk mati cepat, bangun sekali, lalu tidur kembali.
Mimpi keempat berbeda dengan mimpi lain, tidak banyak kesempatan untuk membuat masalah.
Area geraknya sangat terbatas, dan begitu melewatkan kesempatan awal, dia akan tersetrum pingsan masuk ke kondisi terputus dari realitas dan mimpi... Mirip seperti kematian sesungguhnya.
Kelopak mata semakin berat.
Perlahan-lahan...
Lin Xian terlelap dalam mimpi.
……
……
Huh...
Angin musim panas yang familiar dan keramaian yang sudah biasa.
Lin Xian cepat-cepat membuka mata.
Seperti biasa, puluhan prajurit mengepungnya, belasan kapal udara balon bermerek iklan Bank Thyme berputar-putar di langit.
Semua prajurit dengan gugup mengangkat senapan, membuka pengaman, menghadapi pria muda yang tiba-tiba muncul bak pertunjukan sulap.
Prajurit yang berpakaian seperti komandan tim baru saja bersiap melangkah maju……
“Heh.”
Lin Xian tertawa kecil, melompat ke arah target pilihannya ——
Seorang prajurit yang tidak terlalu mahir dalam mengoperasikan senjata, gerakannya lebih lambat setengah langkah dari yang lain.
Dia langsung menerjang ke laras pistol, mengarahkannya ke alutnya, tangan kanannya meraih dan menekan pelatuk dengan keras!
Dor!
Dentuman senjata yang mengguncang kepala membuat penglihatan Lin Xian gelap seketika.
……
……
……
Brem!
Lin Xian terlonjak dari kursi penumpang depan mobil.
Detak jantungnya melonjak, napasnya terengah-engah.
Yu Xi menoleh penuh tanya:
“Ada apa? Mimpi buruk?”
Lin Xian menarik napas panjang lalu menatap Yu Xi.
Tampaknya.
Penjelajah waktu yang datang dari masa depan untuk melindungi dirinya ini tidak mengetahui rahasia mimpinya.
Ini mungkin juga menjadi bukti tak terbantahkan bahwa dia benar-benar tidak mengenal Huang Que.
Huang Que mengetahui semua latar belakangnya, termasuk kemampuan bermimpi untuk melintasi waktu.
Tapi Yu Xi……
Sepertinya sama sekali tidak tahu tentang urusan mimpinya.
Baiklah.
Lin Xian sendiri juga tidak berniat membagikan rahasia paling berharganya ini.
“Sedikit saja.”
Lin Xian menjawab asal-asalan.
Kemudian membalikkan badan dan melanjutkan tidurnya.
Begitu "terlempar" karena mati dalam mimpi, sampai siklus mimpi berikutnya tiba, tidak akan ada mimpi lagi.
Sekarang bisa tidur nyenyak.
Semalam tanpa mimpi.
……
Keesokan harinya bangun, hampir tengah hari.
Yu Xi masih duduk dalam posisi yang sama menyetir, sama sekali tidak terlihat lelah.
Lin Xian menguap lalu bangkit dari tempat duduknya.
Mengembalikan jok yang direbahkan ke posisi tegak, memandang keluar ke hamparan luas.
Benar saja, dataran yang rata membentang.
Jalan tol di depan terlihat lurus yang tidak pantas, membentang hingga ke ujung cakrawala tanpa belokan sama sekali, pantas saja banyak orang bilang kalau menyetir di jalan tol Amerika, kita bisa mengunci setir lalu tidur.
"Gantian aku yang menyetir."
Lin Xian menatap Yu Xi:
"Kau tidur dan istirahat dulu, makan sesuatu. Saat kau bangun nanti, kita mungkin sudah sampai Texas."
Yu Xi pun tidak sungkan, langsung menghentikan mobil.
Kemudian bertukar posisi dengan Lin Xian, membiarkan Lin Xian duduk di kursi pengemudi sementara dirinya lari ke jok belakang untuk tidur:
"Pembunuh bayaran ruang-waktu itu mungkin masih di Princeton, tidak mengikuti kita. Karena sekarang jarak kita dengannya semakin jauh, sensasiku juga jadi buram, tidak jelas posisi kira-kinanya."
"Tapi tenang saja, meskipun sedang tidur aku bisa merasakan jarak antara pembunuh bayaran itu dengan kita. Begitu mendekat, aku akan langsung terbangun."
Setelah berkata demikian, Yu Xi memejamkan mata dan mulai tidur.
Lin Xian mengecilkan volume radio agar tidak mengganggu tidur Yu Xi.
Siku kirinya menempel pada bingkai jendela mobil, menopang dagu, tangan kanannya menggenggam setir yang sama sekali tidak perlu dikendalikan... Melalui kaca spion dalam mobil, matanya menatap Yu Xi yang tertidur lelap di jok belakang.
Baru sekarang dia sadar, bahwa dia sama sekali tidak pernah memperhatikan apapun tentang Yu Xi.
Sebenarnya berapa usianya? Remaja berapa tahun tepatnya?
Hidup seperti apa yang dijalaninya? Memiliki kehidupan seperti apa?
Apakah dia anak tunggal? Masihkah orangtuanya hidup?
Setelah misi perlindungan kali ini selesai... bisakah kembali seperti semula?
Bahkan di masa depan nanti, di era di mana modifikasi obat dan rekayasa genetik bisa membuat setiap orang menjadi pintar, tampan, dan kuat.
Tapi itu hanya menyangkut fisik dan penampilan.
Keahlian dan pengetahuan sejati tetap harus dikuasai melalui latihan dan pembelajaran.
Dari penampilannya, usia Yu Xi paling-paling sekitar 15-16 tahun, mungkin bahkan lebih muda.
Di usia semuda itu, skill mengemudinya sudah begitu hebat, bahkan bisa menggunakan pistol. Tidak hanya mampu mengendalikan recoil yang kuat, akurasi tembakannya pun tepat.
Sulit dibayangkan, berapa tahun dari belasan tahun hidupnya yang dihabiskan untuk pelatihan agen rahasia.
Braak.
Braak.
Mobil tua dengan peredam kejut berkualitas buruk melewati rel kereta yang melintang di jalan, kembali menghentak Lin Xian dan Yu Xi yang tidur di kursi belasan ke atas dan ke bawah.
Gadis di kaca spion mengucek-ucek matanya dalam tidur.
Mengubah posisi.
Membalikkan badan.
Membelakangi Lin Xian, melanjutkan tidur.
……
Setelah tiba di Cameron County, Texas, mereka tidak langsung pergi ke alamat yang diberikan Angelica, melainkan menginap dulu di sebuah hotel.
“Keesokan paginya, barulah mereka mengikuti arahan Angelica, tiba di kompleks vila pinggiran kota.”
“Salah satu vila tersebut adalah kediaman sekretaris wanita Elon Jusk. Angelica mengatakan bahwa dia telah mengatur segalanya, meminta Lin Xian langsung masuk ke dalam rumah untuk menemui sang sekretaris.”
“Aku tidak akan masuk, aku akan berjaga di luar.”
Yu Xi melihat Lin Xian turun dari mobil lalu berkata:
“Aku bisa merasakan bahwa pembunuh bayaran ruang-waktu itu sudah mulai bergerak. Dia sedang mendekati sini dengan cepat… Kurasa karena melihat kita sudah lama diam di sini, jadi dia langsung mengejar.”
“Tolong carikan aku pistol. Jika ada kesempatan saat pertarungan jarak dekat, aku bisa menyelesaikannya dengan tembakan. Asalkan tidak ada orang lain di sekitar, aku berani menggunakan pistol tanpa perlu khawatir peluru nyasar memicu hukum penghindaran paksa.”
Lin Xian mengangguk, menutup pintu mobil:
“Kalau begitu kau jaga di luar vila saja. Sudah kukatakan pada Angelica, dia akan menyiapkan dua pistol untuk kita. Aku akan menemui dia dulu.”
Setelah berkata demikian, Lin Xian berjalan ke depan vila dan mengetuk pintu.
Brak, brak, brak.
Tidak lama kemudian.
Angelica yang mengenakan piyama longgar membuka pintu.
Tanpa riasan, tatapannya terlihat lelah, rambut indah seperti alga diikat sembarangan di belakang kepala.
“Di mana sang sekretaris wanita itu?” tanya Lin Xian.
“Sedang tidur,” jawab Angelica datar.
Lin Xian tiba-tiba merasa ingin tertawa:
“Kenapa dia bisa tidur begitu nyenyak?”
Angelica mengangkat alisnya:
“Kali ini… aku memakai sedikit strategi khusus, aku jamin dia tidak akan bangun sampai malam.”
“Cepat masuklah ke dalam rumah, kita harus berdiskusi tentang rencana selanjutnya.”
Lin Xian masuk ke dalam rumah, Angelica mengunci pintu.
Pertama-tama dia membawa Lin Xian ke kamar tidur, memperlihatkan sekretaris perempuan yang tertidur pulas di ranjang besar.
Benar-benar tidur nyenyak.
“Meski aku yakin dia tidak akan bangun dalam waktu dekat, tapi kita harus waspada terhadap kejutan. Jadi Lin Xian, tolong jaga dia di sini. Jika dia bangun lebih awal, kendalikan dia jangan sampai memberi kabar ke Elon Jusk dan menggagalkan rencana kita.”
Sambil berkata demikian, Angelica menepuk-nepuk koper hitam di atas meja makan.
Lin Xian membukanya.
Di dalamnya tersimpan barang yang dia butuhkan: dua pistol hitam, magazen, dan peluru.
Kemudian Angelica menunjuk ke sudut ruang tamu.
Di sana berdiri dua koper besar yang familiar, berisi “peralatan penyamaran” Angelica.
“Sopirku mengantarkan barang-barang ini lalu pergi. Hari ini adalah kesempatan langka. Elon Jusk mengirim pesan pekerjaan ke sekretarisnya, memintanya datang ke Pusat Peluncuran Roket Starship, Menara Pandang Besi pukul 10 pagi untuk menemuinya.”
“Ini juga kesempatan yang selalu kutunggu. Dua hari ini, saya dan sekretaris perempuan itu berinteraksi intensif. Dia juga mengajukan cuti kerja, kami terus bersama. Saya sudah mempelajari kebiasaan bicara, ungkapan khas, postur berdiri, dan cara jalannya... Ditambah tubuh kami memang sangat mirip, tidak ada masalah untuk berpura-pura menirunya.”
Angelica membuka koper sambil berkata:
"Kebetulan ini memang rumah si sekretaris, ada banyak pakaian dan perhiasannya yang bisa dipilih, benar-benar bisa meniru sempurna."
"Tapi bagaimana dengan suaranya?"
Lin Xian mengangkat tangan pasrah:
"Meski penampilan, tubuh, aura, bahkan cara berjalan bisa ditiru persis, apakah suara juga bisa diimitasi?"
Angelica tersenyum tipis.
Dia membersihkan tenggorokan dan menekan-nekan lehernya.
Kemudian menggunakan suara perempuan yang sama sekali berbeda:
"Tuan Jusk... Kenapa kamu selalu tidak membawa ponsel ke sini!"
Benar-benar identik.
Persis suara si sekretaris!
"Kamu benar-benar punya banyak keahlian."
Lin Xian berkomentar dengan kagum:
"Sepertinya Penghargaan Aktris Terbaik Oscar memang terlambat diberikan padamu. Pantasan aktingmu sebagai agen rahasia di film begitu meyakinkan... Seperti memainkan diri sendiri."
"Aku penasaran, darimana kamu belajar skill-skill ini? Hollywood resmi pasti tidak mengajarkan hal-hal seperti ini kan?"
Angelica menaruh jari telunjuk kanannya di bibir, membuat gerakan isyarat '':
"Rahasia~"
Dia kembali mengganti suara yang entah milik siapa, tetap lihai dalam menirukannya:
"Untuk suara berbicara normal seperti ini, saya tidak masalah menirukannya. Tapi jika harus bicara keras, pasti akan ketahuan. Jadi saya kasih trik kecil... Kalau mau tahu suara asli seseorang, suruhlah dia berteriak atau bicara keras beberapa kalimat."
Benar.
Lin Xian teringat tren suara gelembung dan suara cempreng yang pernah populer.
Kedua suara yang bikin bulu kuduk merinding dan seolah ada semut merayap di tubuh ini... hanya bisa dihasilkan saat bicara pelan, atau lebih tepatnya, saat dibuat-buat.
Kalau penyamaran, pakaian, detail perhiasan, dan suara sudah semua beres, sepertinya misi Angelica menyusup ke sarang musuh punya tingkat keberhasilan tinggi.
Lin Xian percaya pada aktingnya. Sekalipun tidak bisa menjawab pertanyaan Elon Jusk, pasti dia punya cara untuk mengelabui.
Angelica melepas piyamanya:
"Sudah, saya akan mulai berdandan dan menyamar. Kau tunggu di kamar tidur sambil mengawasi sekretaris itu, jangan mengintip."
……
Dua jam kemudian.
Saat pintu kamar tidur terbuka kembali.
Lin Xian melihat seorang kembar identik dengan wanita yang tidur di ranjang itu masuk!
"Mirip?"
Angelica bertanya dengan suara yang bukan miliknya.
"Mirip."
Lin Xian mengakui dengan tulus:
"Beneran mirip."
Beberapa kali ia menoleh membandingkan wajah keduanya.
Persis seperti hasil salin-tempel...
“Teknik penyamaran Angelica benar-benar luar biasa.”
Di depan mata, sang sekretaris yang mendorong pintu masuk ini, dengan penampilan palsu yang sulit dibedakan dari aslinya, postur tubuh tinggi langsing, rok kerja hitam, ditambah stiletto dan stoking sutra yang sedikit berkilau, pesona perempuan karier terpancar jelas.
Lalu perhatikan bagian wajah.
Rambut Angelica telah diwarnai sama dengan sang sekretaris, diluruskan, lalu dikepang di belakang kepala menggunakan jepit rambut yang biasa dipakai sang sekretaris.
Lin Xian melihat sampul majalah di atas meja belajar kamar tidur.
Foto di sampul itu memperlihatkan Elon Jusk dan sang sekretaris sedang berfoto bersama, headline majalah edisi ini adalah wawancara dengan Elon Jusk dan sekretaris pribadinya.
Lin Xian mengambil majalah tersebut.
Lalu mendirikannya di depan mata.
Membandingkan sang sekretaris anggun di sampul majalah dengan Angelica yang kini telah berubah total...
Sempurna.
Setiap detail persis sama:
"Kecuali kacamata merah."
Begitu Lin Xian selesai bicara.
Angelica yang telah berubah sempurna langsung mengeluarkan kacamata merah dari belakang, lalu mengenakannya dengan lembut di pangkal hidung.
Matanya berkedip cepat:
"Sekarang sudah identik kan?"
"Memang."
Lin Xian mengangguk mantap:
"Dilihat dari bentuk wajah dan kebiasaan mata sang sekretaris ini, sepertinya sehari-hari dia biasa memakai kacamata."
"Benar."
Jawab Angelica:
“Saya pernah melihat foto dia saat bekerja, selalu memakai kacamata merah ini. Tapi selama dua hari bersama saya, dia sama sekali tidak pernah memakainya, selalu pakai lensa kontak.”
“Mungkin... dia merasa kacamata mengurangi kecantikan? Atau mungkin tidak praktis～Sebenarnya saya lebih suka penampilannya pakai kacamata... itu membuatnya lebih berkarisma, juga terlihat lebih agresif.”
Angelica melihat jam kecil di pergelangan tangan, juga berasal dari kotak perhiasan sekretaris ini:
“Waktunya hampir tiba, saya harus berangkat. Elon Jusk orang yang sangat tepat waktu, datang lebih awal atau terlambat sama-sama tidak baik. Jam berapa dia bilang, harus persis itu.”
“Ah, ada satu hal lagi yang harus kuberitahu.” Lin Xian tiba-tiba berkata.
Dia meminta Angelica untuk ekstra hati-hati terhadap gadis bermata biru, meskipun pembunuh bayaran ruang-waktu itu masih jauh dari sini:
“Jika gadis bermata biru itu muncul, kamu harus segera hentikan aksi. Dia bisa melihat melalui penyamaran.”
“Mengerti.” Angelica berjalan ke meja rias.
Mengambil ponsel sekretaris itu.
Mengayun-ayunkannya ke arah Lin Xian:
“Ponselnya akan kubawa. Dari sini bisa melihat pesan pekerjaan. Dua hari ini saat dia input password, sudah kulihat. Sekarang aku tahu segalanya tentang dia.”
“Selain itu ponselku juga kubawa. Jika terjadi sesuatu, kirim informasi saja jangan telepon. Akan kubicarakan balasan ketika ada kesempatan.”
“Lin Xian, serahkan semuanya padamu di sini. Jaga baik-baik dia. Dosis obatnya cukup kuat, biasanya tidak akan bangun. Tapi kalau benar-benar terbangun... Bagaimanapun, aku sudah memberimu pistol. Kamu hanya perlu mengontrolnya sementara. Setelah aku kembali... Aku akan bilang ini bagian dari permainan roleplay, dia pasti percaya.”
“Apakah dia sebodoh itu?” Lin Xian sulit mempercayainya.
Angelica terkekeh kecil, meniru langkah kaki sekretaris perempuan sambil berjalan keluar dengan suara tak-tak-tak. Terakhir kali menoleh:
“Perempuan yang dimabuk cinta, semua terlihat romantis~”
Braak!
Pintu rumah tertutup.
Lin Xian menyaksikan mobil Tesla di luar jendela perlahan menjauh dikendarai Angelica.
Sekarang benar-benar sulit dibedakan dari aslinya, dari dalam sampai luar.
Ditambah akting kelas Oscar Angelica, imitasi suara, serta komunikasi intens dengan sang sekretaris selama dua hari ini—dia sudah sangat memahami cara interaksi antara sekretaris dan Elon Jusk:
Tidak pernah bertanya, hanya memberi perintah dan menjawab.
Inilah alasan Angelica memutuskan untuk mengambil risiko...
Elon Jusk selalu sangat percaya diri. Segala keputusan diambil sendiri, tak pernah meminta pendapat sekretaris.
Hal ini sangat mempermudah proses imitasi Angelica.
Sebenarnya,
Bagi Lin Xian saat ini, kontak Angelica dengan Elon Jusk tidak terlalu berpengaruh.
Dia sudah mendapatkan informasi yang diinginkan: mengetahui posisi Elon Jusk dan sikapnya terhadap diri sendiri.
Tapi tujuan Angelica masih belum tercapai.
Ingin tahu lebih banyak tentang Klub Jenius, status asli Copernicus, pelaku kejahatan yang membunuh orangtua Ji Lin.
Karena itu dia nekat mengambil risiko mencoba peruntungan;
Memeriksa apa yang disembunyikan Elon Jusk di Menara Pandang Besi;
Serta... apakah Elon Jusk biasa membocorkan informasi Klub Jenius ke sekretarisnya.
Jika tidak, Angelica pun tak akan memaksa, paling hanya pulang dengan tangan hampa.
Tapi jika Elon Jusk benar-benar mempercayai sekretaris wanitanya, menganggapnya sebagai orang dalam, dan sering membocorkan intelijen Klub Jenius... maka penjelajahan Angelica ke sarang musuh ini akan membuahkan hasil besar.
Bzzz...
Tesla bertenaga baterai meluncur tanpa suara selain peringatan rendah, bergerak dengan stabil luar biasa.
Tesla meninggalkan pekarangan vila, menuju kota Boca Chica, Space-T Pusat Peluncuran Starship.
……
Di atas 【Menara Pandang Besi】。
Elon Jusk menengadah。
Mentari terik menyengat di langit。
Sekarang sudah memasuki akhir April，cuaca perlahan mulai menghangat，seluruh dunia juga dipenuhi kehidupan。
Dia memandang ke kejauhan menara peluncur roket yang sedang dalam posisi terbuka。
Di jalan datar di bawah，sebuah kendaraan pengangkut raksasa sedang perlahan mengangkat roket Starship baru。
Eksperimen uji tembak berikutnya akan segera dilakukan lagi。
Roket Starship-nya sudah meledak berkali-kali, ledakan pertama di awal membuat seluruh dunia menganggapnya sebagai lelucon dan mengejeknya.
Tapi sekarang.
Semakin banyak orang takut roketnya akan meledak.
Karena semua orang tahu jelas...
Semakin banyak roketnya meledak, semakin dekat jarak menuju keberhasilan.
Pengalaman yang didapat dari kegagalan jauh lebih berharga daripada keberhasilan.
Dia tidak pernah takut gagal.
Karena itulah dia bisa meraih kesuksesan seperti sekarang.
Kini, roket Starship-nya sudah tak terbantahkan sebagai roket peluncur terkuat sepanjang sejarah dunia.
Model yang bisa digunakan ulang bisa mengangkut 150 ton kargo dalam sekali peluncuran.
Sedangkan model sekali pakai bahkan bisa membawa berat mega hingga 250 ton.
Di skala global, ini adalah nilai yang sangat fantastis.
Tapi bagi ambisi besarnya, ini masih jauh dari cukup.
Mars hanyalah langkah pertama dalam pandangannya.
Dia masih harus melihat ke alam semesta yang lebih jauh, masa depan yang lebih panjang... dan eksistensi yang semakin jauh.
Tak-tak-tak-tak-tak-tak-tak.
Suara sepatu hak tinggi berjalan cepat di atas pelat baja.
Jusk tahu ini adalah sekretarisnya yang selalu panikan datang.
Melihat jam tangan sambil merendahkan kepala.
Tepat waktu.
Pukul 10 tepat.
"Tu... Tuan Jusk..."
Sekretaris wanita berkacamata merah terengah-engah sambil memeluk folder dan membungkukkan pinggang:
"Tidak bisakah kita bertemu di tempat lain? Mengapa selalu harus memaksaku memakai sepatu hak tinggi mendaki setinggi ini?"
Dia tersenyum lebar.
"Seperti biasa, setiap kali sekretaris wanita ini berlari menuju Menara Pandang Besi dan tiba di dek observasi, dia selalu mengeluh seperti ini:"
"Bulan ini akhir bulan saya harus pergi ke Tiongkok untuk menghadiri sebuah rapat di Beijing."
Sekretaris itu meluruskan pinggangnya, berkedip secepat kilat:
"Ada hal khusus yang perlu diinstruksikan? Saya akan mencatatnya."
Elon Jusk bersandar pada jeruji besi dek observasi, menggelengkan kepala:
"Tidak ada yang istimewa. Jadwal tetap sama seperti sebelumnya, menghadiri rapat pada 28 April dan bertemu dengan pejabat Tiongkok."
"Saya sangat menyukai Tiongkok. Saat mereka mengundang, saya langsung menyetujui. Saya juga mengatakan kepada staf Tiongkok bahwa kehormatan besar bisa berpartisipasi dalam CCPIT. Ini bukan basa-basi, tapi kejujuran... Tiongkok selalu memberikan bantuan besar, bahkan bisa dikatakan tanpa dukungan pemerintah Shanghai dan Tiongkok, tidak akan ada Tesla seperti sekarang."
"Jadwal dengan CCPIT sudah tetap, ikuti seperti sebelumnya. Yang ingin saya bicarakan hari ini adalah... kita perlu memajukan jadwal ke Tiongkok satu hari lebih awal. Saya ingin mengantarkan tiket kapal kepada seorang gadis."
"Tiket kapal?"
Sekretaris itu tiba-tiba tersenyum tanpa alasan.
Tapi tetap membuka folder dan mulai mencatat:
"Ceritakan, tiket kapal seperti apa? Saya akan mencatat selera puitis Tuan. Perlu memberi tahu media atau wartawan sebelumnya?"
"Tidak, tidak."
Elon Jusk melambaikan tangan:
"Bukan seperti yang kau pikirkan. Ini bukan skema publisitas, tapi kewajiban yang harus saya lakukan sendiri."
Dia menoleh, memiringkan kepala memandang sekretarisnya:
“Saya kira kau bisa mengerti apa yang saya pikirkan, rupanya kali ini kita kurang kompak. Kalau sudah bicara tentang mengirim tiket kapal untuk gadis kecil Tiongkok... pasti yang dimaksud adalah 【Zheng Xiangyue】!”
“Bukankah sebelumnya saya sendiri sudah meneleponnya? Sepertinya dia tidak menonton siaran langsung di jaringan internet itu, jadi tidak tahu kalau mendapat tiket ke Bulan, sampai saya harus menjelaskan panjang lebar.”
“Gadis itu akhirnya terlihat senang, tapi saya selalu merasa... dia seperti menganggap ini lelucon, atau tidak terlalu percaya. Saya kemudian meminta teman di Tiongkok untuk menyelidiki, gadis bernama Zheng Xiangyue ini... sungguh, saya sangat suka namanya, benar-benar indah.”
“Zheng Xiangyue sejak kecil menderita penyakit jantung bawaan, kesehatannya selalu buruk. Bertahun-tahun ini dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit, jantungnya sering tiba-tiba kambuh, beberapa kali hampir tidak tertolong.”
“Sebenarnya, saya juga ingin perkembangan teknologi lebih cepat... lebih cepat lagi. Mungkin dalam beberapa tahun kita bisa mewujudkan sepuluh tiket perjalanan ke Bulan itu. Tapi ini bukan keputusan saya. Kalau memang saya yang berkuasa, besok juga armada ke Mars akan saya berangkatkan.”
“Jadi tolong catat dan atur jadwal saya. Mengantarkan tiket kapal ke rumah sakit untuk Zheng Xiangyue ini tidak perlu diumumkan atau memberi tahu media, kita datang diam-diam dan pergi diam-diam saja. Zheng Xiangyue memang kondisi kesehatannya tidak baik, kita tidak boleh terlalu mengganggunya. Alasan saya ingin secara pribadi mengantarkan tiket ini ada dua pertimbangan utama...”
“Pertama, saya harus meyakinkannya bahwa tiket kapal ini meski dibeli dengan cek tanpa nama, tetap sah dan akan selamanya valid! Jika suatu hari nanti kondisi fisiknya tidak memungkinkan dan dia harus masuk ke cabin hibernasi. Maka kami menjamin, tiket menuju Bulan ini tidak akan pernah kadaluarsa. Kapan pun dia terbangun, kami akan segera mengatur penerbangan pengganti untuk mengantarnya ke Bulan sesuai keinginannya.”
“Saya akan menjamin, bahkan jika penerbangan ke Bulan saat itu hanya ada dia sendiri, saya tetap akan meluncurkannya sesuai janji; Bahkan jika ketika dia terbangun dari cabin hibernasi dan sembuh dari sakit, saya sudah tidak ada, perusahaan Space-T kami akan tetap memenuhi tiket ini selamanya.”
“Wah.”
Sekretaris wanita itu menghela napas, mengangguk perlahan, mengambil kuas dan mencatat di folder, lalu berkata:
“Pertimbangan kedua?”
“Yang kedua... agak lebih pesimis.”
Elon Jusk menoleh, memandangi sekretarisnya:
“Saya khawatir suatu hari jantung Zheng Xiangyue tidak bisa bertahan, meninggal sebelum sempat masuk cabin hibernasi... Ini benar-benar tidak ada solusi. Dia tidak hanya gagal menunggu penyelesaian kapal antariksa pendarat Bulan kita, tapi juga tidak sempat menunggu cabin hibernasi masuk tahap produksi massal.”
“Ini skenario paling menyedihkan yang paling tidak ingin saya lihat... Tapi jika dipandang dari sudut terburuk, bagaimana jika ini benar-benar terjadi?”
"Meskipun saya juga tidak punya cara, tapi saya berpikir, jika hal seperti ini benar-benar terjadi, saya akan sangat menyesal tidak memberikan tiket kapal ke Bulan ini langsung ke tangan Zheng Xiangyue. Jadi untuk berjaga-jaga, dalam kunjungan ke Tiongkok kali ini, saya harus menemui Zheng Xiangyue secara langsung."
"Bagaimanapun saya ingin menyemangatinya, memberinya motivasi, membuatnya percaya selama terus melawan penyakit, suatu hari nanti bisa pergi ke Bulan, mewujudkan keinginannya. Seperti namanya, Zheng Xiangyue... Betapa sederhana, indah, dan penuh makna nama ini... Kau setuju bukan?"
Sekretaris wanita mencatat jadwal ini di folder dengan suara sru-sru, lalu menengadah:
"Ini sudah dicatat, saya akan mengaturnya. Ada hal lain lagi?"
"Tidak mungkin... Kau mengirim informasi begitu awal, menyuruhku datang ke menara besi setinggi ini, hanya untuk urusan kecil yang diucapkan sembarangan ini?"
Hehehe...
Elon Jusk tersenyum, menggelengkan kepala dengan wajah penuh kepuasan:
"Tentu bukan hanya urusan kecil ini, ada hal yang lebih penting. Tapi sebelum itu..."
Elon Jusk mengulurkan jarinya, menunjuk ke kaki kiri sekretaris wanita:
"Kaos kakimu robek."
"Apa?"
Sekretaris itu kaget, buru-buru menunduk melihat kaki kirinya:
"Aduh! Kapan ini sobek, benar-benar..."
Dia meletakkan folder di lantai, jongkok, kedua tangan dengan kuku merah mulai merapikan kaos kaki yang robek.
Krek!
Laras pistol dingin menekan bagian belakang kepala sekretaris itu!
"Sekretaris wanita itu merasakan hawa sejuk…"
"Dia gemetar menoleh, membelalakkan matanya."
"Laras pistol yang hitam legam itu tepat mengarah ke antara alisnya!"
"Elon Jusk memegang pistol perak itu dengan tangan kanannya, menatap sekretaris wanita yang berjongkok di lantai:"
"“Katakan, siapa yang mengirimmu?”"
"“Jia… Tuan Jusk…”"
"Sekretaris wanita itu napasnya tersengal-sengal:"
"“Kau… kau ini…?”"
"“Aku akui, kamu benar-benar menyamar dengan sangat mirip, terlalu mirip… Aku sama sekali tidak menyadari keanehan. Suara, langkah, ekspresi wajah, nada bicara—semuanya kamu tiru persis seperti sekretarisku.”"
"Elon Jusk tersenyum sambil berkata:"
"“【Hanya… kamu lupa menggeser kacamata.】”"
"Dia mengetuk kacamata merah di batang hidung sekretaris itu dengan laras pistol yang berat dan dingin:"
"“Sekretaris wanitaku itu, belum tiga kalimat bicara, kacamata merah ini sudah melorot; rata-rata tidak sampai 10 detik, dia pasti akan menggeser kacamatanya ke atas sekali.”"
"“Beberapa kali aku sampai tidak tahan, membentaknya apakah dia tidak bisa mengganti kacamata yang ukurannya pas, agar tidak melorot terus sepanjang hari.”"
"“Tapi sekarang… aku sangat berterima kasih pada sekretaris wanita keras kepala itu, yang bahkan lebih memilih mengundurkan diri daripada mengganti kacamata merah menyebalkan ini. Aku bersumpah, mulai sekarang aku tidak akan pernah lagi menggerutunya. Mungkin justru kacamata merah menyebalkan inilah yang menyelamatkan nyawaku.”"
"Laras pistol bergerak maju."
"Menekan erat dahi sekretaris wanita itu, terasa dingan:"
“Saya tidak suka membuang waktu. Saya hanya memberi kau 5 detik, beri tahu saya, siapa yang mengirimmu.”
Elon Jusk menutup senyumnya, sedingin laras pistol, memandang wanita di bawah yang familiar sekaligus asing:
“5, 4, 3, 2, 1… Selamat tinggal.”
Jari telunjuknya mulai mengencang——
Dring-dring dring-dring dring-dring dring-dring!
Ponsel di saku sang sekretaris perempuan, berbunyi di saat yang tak tepat, mengganggu eksekusi Elon Jusk.
Angelica yang ketahuan menyamar sebagai sekretaris tak berani bergerak...
Dia bahkan tak berani menundukkan kepala, melirik ponsel berbunyi di sakunya.
Elon Jusk mengatupkan bibir:
“Keluarkan.”
Katanya dengan suara keras.
Angelica patuh mengeluarkan dua ponsel dari sakunya.
Satu adalah ponsel sekretaris asli.
Satunya lagi, yang sedang berdering, adalah ponsel pribadinya.
Diam-diam ia melirik nomor yang muncul di layar ponsel.
Nomor yang sama sekali tak dikenal.
Bukan Lin Xian, bukan siapa pun yang dikenalnya.
Elon Jusk mengambil ponsel itu, langsung menekan tombol penerimaan, menempelkannya di telinga.
“Elon Jusk...”
Tapi tak disangka!
Suara pria tua di seberang garis langsung menyebut namanya!
Elon Jusk memicingkan mata, mundur setengah langkah ke dalam Menara Pandang Besi:
“Kau siapa?”
Pria tua di telepon membersihkan tenggorokannya:
“Lepaskan dia... Elon Jusk, beri aku sedikit menghargai.”
“Hahahahaha!”
Elon Jusk tertawa terbahak:
“Sepertinya tidak ada yang punya kadar menghargai sebesar itu. Sebutkan namamu, biar kulihat apakah kadar menghargaimu cukup.”
Di telepon, orang tua itu tertawa kering dua kali, suaranya parau:
“Aku adalah...【Copernicus】.”
