“Cukup, berhenti saja di sini.”
Di kursi penumpang depan, Yu Xi membuka mata:
“Pembunuh bayaran ruang-waktu itu tidak mengejar, jarak ini sudah cukup aman... Lagi pula kita tidak akan lama berhenti, cuma mengobati luka. Saya butuh bantuanmu.”
“Tidak masalah.”
Lin Xian langsung menghentikan mobil SUV tangguhnya di pinggir jalan. Mereka turun dan membuka bagasi secara manual.
Harus diakui, persiapan Yu Xi sangat lengkap.
Di bagasi tidak hanya ada kotak P3K, tapi juga air mineral, makanan, dan selimut wol.
“Ini semua kamu ambil dari rumah sekretaris wanita itu?”
Lin Xian bertanya:
"Sebelumnya kita selalu terburu-buru, aku tidak sempat bertanya... Di usiamu yang masih muda, kau sudah menguasai begitu banyak teknik pertempuran, teknik bertahan hidup di alam liar, teknologi mengemudi kendaraan. Apakah kau menerima pelatihan ini sejak kecil?"
Yu Xi mengangguk, tidak berbicara, hanya mengulurkan tangan mengambil kotak P3K.
Lin Xian memandangi gadis yang sedang berjongkok di lantai:
"Aku hanya bertanya sekadar, jika kau tidak bisa atau tidak nyaman menjawab, langsung katakan saja. Aku penasaran... Apakah pelatihan sejak kecilmu ini memang dipersiapkan khusus untuk perjalanan lintas waktu ini, kembali ke ratusan tahun lalu untuk melindungiku?"
"Atau... Kalian memang memiliki organisasi seperti ini, melatih banyak sekali agen sepertimu. Seperti di film dan anime, pada akhirnya akan memilih orang terbaik untuk menembus ruang-waktu dan menjalankan misi?"
Yu Xi membuka kotak P3K.
Mengeluarkan alkohol, cairan disinfektan, cotton bud, perban, dan sejenisnya.
Kemudian menengadah, mata biru tajamnya yang cerah menatap Lin Xian:
"Aku tidak bisa bercerita."
"Baiklah."
Lin Xian tersenyum pasrah, berjongkok, aktif mengambil botol disinfektan dan alkohol lalu membukanya.
Tidak bisa bercerita ya sudah, bukannya dia tidak paham Hukum Ruang-Waktu, bukannya tidak mengerti kesulitan Yu Xi.
Gadis ini terluka sepenuhnya demi melindunginya.
Melihat gadis remaja yang seharusnya sedang bersenda gurau di sekolah ini, sekarang lengannya mengucurkan begitu banyak darah, ada beberapa luka kecil di bagian tubuh lain...
"Dia tetap tak bisa menahan rasa sakit hati."
"Perjalanan lintas waktu hanyalah tiket sekali jalan."
"Jadi."
"Apakah akhir kisah Yu Xi kemungkinan besar akan sama seperti Huang Que, berubah menjadi serpihan bintang biru yang lenyap di ruang-waktu yang bukan milik mereka?"
"Perasaan seperti ini... sungguh sangat menyepikan."
"Ditakdirkan untuk menghilang, tanpa meninggalkan jejak apapun."
"Apalagi……"
"Lin Xian membuka botol alkohol, menghirup aroma menyengat itu, merasakan kepahitan di hati."
"Apalagi."
"Baik Huang Que maupun Yu Xi, mereka rela meninggalkan kehidupan asal, ruang-waktu asal, serta keluarga dan teman-teman demi dirinya."
"Semua demi dirinya."
"Yu Xi yang masih berusia 15-16 tahun ini……"
"Pasti dia juga punya orangtua, bukan? Pasti juga menjadi putri kesayangan di telapak tangan seseorang?"
"Entah mengapa."
"Lin Xian teringat perkataan Profesor Xu Yun yang pernah diucapkannya:"
"'Sebenarnya tak masalah jika putriku melupakan diriku, bahkan melupakan sepenuhnya... Dia akan memulai hidup barunya. Tak penting apakah masih ingat ayah tua seperti aku.'"
"'Tapi aku tak ingin melupakannya... Aku tak ingin melupakan Yi Yi. Waktu Yi Yi bisa berlarian ceria hanya beberapa tahun saat kecil. Kenanganku padanya hanya segini... Kenangan sedikit ini, aku tak rela kehilangan sedikitpun.'"
"'Karena itu, aku tak akan berhibernasi. Aku akan menjaga kenangan tentang Yi Yi sampai detik terakhir nyawaku, dan menggunakan sisa hidupku untuk meneliti cabin hibernasi yang lebih baik untuk Yi Yi.'"
“Suatu hari, kau juga akan menjadi seorang ayah, saat itulah kau akan mengerti.”
……
Lin Xian telah melihat banyak ayah dari putri-putri, juga banyak putri dari para ayah.
Dalimao dan putrinya;
Li Cheng dan Li Ningning;
Chu Shanhe dengan Chu Anqing;
Setiap putri adalah mutiara berharga sang ayah, eksistensi yang dianggap setara nyawa oleh sang ayah.
Seperti pengakuan tegas dari Profesor Xu Yun...
【Suatu hari, kau juga akan menjadi seorang ayah, saat itulah kau akan mengerti.】
“Ssst!”
Hidrogen peroksida disiramkan pada luka di lengan Yu Xi, bahkan yang sekuat Yu Xi pun tak kuasa mengerutkan alut, mengatupkan bibir, dan menarik napas dalam.
“Sakit?” tanya Lin Xian penuh perhatian.
“Hm.” Yu Xi mengangguk dengan bibir terkatup rapat.
“Tahan sebentar, aku sedang membersihkan lukamu dengan hidrogen peroksida.”
Lin Xian memegang lengan kanan Yu Xi di bagian pangkal, berusaha meredakan rasa sakitnya.
Tapi ia justru menemukan...
Tubuh Yu Xi memang lebih berotot dari perkiraannya, keras dan sulit ditekan.
“Untung lukanya tidak dalam, hanya sedikit lebih parah dari luka permukaan, dan tepinya rapi. Beberapa hari lagi pasti sembuh.”
Lin Xian melanjutkan pengobatan lalu mempersiapkan perban untuk Yu Xi.
“Sehari saja cukup.”
Mata biru Yu Xi menatap Lin Xian, berbisik lembut:
“Peningkatan tubuh kami bersifat multi-aspek, tentu termasuk sistem imun dan aktivitas kulit. Luka superfisial seperti ini bisa sembuh dalam sehari, luka yang lebih dalam mungkin membutuhkan beberapa hari... tapi tidak akan terlalu lama.”
“Baiklah.”
Lin Xian membersihkan noda darah di lengannya dengan perban medis, lalu secara resmi membalut lengan Yu Xi dengan perban medis secara berlapis.
Setelah selesai, Lin Xian memutar tutup botol-botol sisa dan mengembalikannya ke kotak P3K.
Yu Xi mengamati lengan kanannya yang telah dirawat sempurna, menggerakkan kuncir kuda pendek seperti hamster di belakang kepalanya, lalu menoleh ke Lin Xian:
“Kau cukup ahli dalam membalut luka, hasilnya sangat rapi.”
“Aku juga baru belajar.”
Lin Xian mengembalikan kotak P3K ke bagasi mobil, lalu menoleh:
“Hanya lebih serius dan teliti saja.”
Dia terdiam sejenak.
Beberapa kali ragu untuk berbicara.
Akhirnya...
Masih membuka mulut dan mengajukan pertanyaan yang baru terpikir:
“Yu Xi.”
Lin Xian menatap mata Yu Xi yang terangkat:
“Bisakah kau ceritakan... tentang orangtuamu?”
“Aku tidak punya orangtua.”
Yu Xi menatap mata Lin Xian, berbisik pelan:
“Aku tidak tahu siapa orangtuaku. Sejak kecil aku yatim piatu, tak ada yang pernah memberitahuku tentang orangtuaku.”
Lin Xian diam membisu.
Ini jawaban penolakan langsung.
Justru... membuat Lin Xian semakin bingung memahaminya.
Jika Yu Xi masih menjawab "Saya tidak bisa bicara" atau "Saya tidak bisa menjelaskan", itu berarti pasti ada sesuatu yang disembunyikan.
Sesaat yang lalu, pertanyaan yang terlintas di benak Lin Xian adalah——
Jangan-jangan... Yu Xi adalah anak Huang Que?
Dan jika dia benar-benar anak Huang Que.
Huang Que adalah Zhao Yingjun.
Di garis waktu Huang Que, kemungkinan besar dirinya dan Huang Que adalah pasangan suami istri.
Beberapa petunjuk ini saling terhubung...
Bukankah itu berarti!
【Yu Xi adalah putri dari diri sendiri dan Zhao Yingjun di suatu garis waktu tertentu?】
Dugaan ini terlalu tidak masuk akal.
Sampai-sampai...
Lin Xian sendiri merasa seperti membaca novel fantasi.
Setiap ayah pasti egois ketika berhadapan dengan putrinya.
Lin Xian sangat memahami hal ini.
Dia tidak menganggap dirinya suci, terutama dalam hal mengurus anak perempuan——Dia tidak yakin apakah jika kelak punya putri, dia akan menjadi budak putri seperti Chu Shanhe; setidaknya dengan pemikiran saat ini, dia pasti tidak akan mengizinkan putri belasan tahunnya dikirim ke masa lalu untuk menjalankan misi berbahaya.
Belum lagi sampai tahap dikirim ke masa lalu untuk misi.
Dari tahap pelatihan dan seleksi awal saja, tangan besi Lin Xian sudah langsung mencoret.
Tidak ada satu ayah pun yang rela melihat putrinya tumbuh tanpa kehidupan normal hanya berlatih, lalu menumpang tiket sekali jalan melintasi waktu, mati di perantauan, selamanya tidak bisa pulang?
Tidak ada satu ibu pun yang bisa menerima hal seperti ini.
Kalau putri yang sudah dewasa mungkin tidak masalah... dia punya hidupnya sendiri, pilihannya sendiri.
Untuk gadis kecil seusia Yu Xi, seharusnya dimanja di telapak tangan. Mana mungkin tega mengirimnya menjalankan misi berbahaya yang bisa merenggut nyawa kapan saja?
Kurang lebih.
Hanya anak yatim piatu.
Pantas saja Yu Xi bilang dia tidak tahu siapa orangtuanya, seorang yatim piatu.
Hanya anak yang tak disayangi yang akan dilatih seperti mata-mata.
Lin Xian kembali mengingat dugaan tidak bertanggung jawab tadi...
Mungkinkah Yu Xi adalah putri Huang Que?
Secara logika ruang-waktu, banyak masalah yang sulit dijelaskan.
Mungkinkah Yu Xi adalah putri kandungnya sendiri?
Ini semakin membingungkan Lin Xian.
Dia pasti lebih memilih mati dalam pertempuran daripada melibatkan putri kandungnya dalam bahaya.
Ada pepatah bagus.
Mati bersama ayah adalah kehormatan tertinggi bagi anak; sedangkan mati bersama anak adalah aib terbesar bagi seorang ayah.
Lin Xian memungut perban berdarah dan kapas di tanah, merapikannya, lalu membuang ke tempat sampah pinggir jalan.
Sebenarnya dia masih ingin tahu jawabannya.
Entah jawaban yang benar atau salah, dia ingin tahu... hubungan sebenarnya antara dirinya dengan Yu Xi.
Karena dia teringat tatapan terakhir Huang Que sebelum menghilang saat menyebut nama Yu Xi.
Begitu lembut.
Begitu enggan berpisah.
“Kerinduan seperti itu.”
“Permohonan seperti itu.”
Jika Yu Xi benar-benar hanya sekadar pengawal ruang-waktu biasa, mungkin Huang Que tidak akan menunjukkan ekspresi serumit itu?
“Lin Xian?”
Di belakang, Yu Xi yang telah memakai kembali jaketnya berdiri, menatap ke arah sini:
“Apa yang kau lakukan di dekat tempat sampah? Ayo kita segera melanjutkan perjalanan. Hanya dengan menjaga jarak yang cukup jauh dari pembunuh bayaran ruang-waktu, kita akan benar-benar aman.”
Lin Xian berbalik dari lamunannya, memandang Yu Xi lalu mengangguk:
“Aku segera menyusul.”
Sudahlah.
Hal seperti ini mustahil terjawab hanya dengan mengandalkan pikiran belaka.
【Tes DNA】.
Ini cara paling akurat dan langsung.
Tunggu sampai ada kesempatan.
Lin Xian berencana mengambil risiko "dituduh sebagai ayah"… untuk mengungkapkan kebenaran tentang asal-usul Yu Xi.
……
Keduanya kembali naik ke mobil off-road yang kokoh.
Masih dengan Lin Xian yang menyetir, dia berencana menyetir semalaman untuk kembali ke Princeton, New Jersey.
Masalah Angelica tetap membuatnya khawatir.
Sang gadis secara khusus telah berpesan agar tidak menghubunginya.
Dalam situasi seperti ini, sebaiknya dia patuh dan tidak mencoba menghubungi melalui ponsel atau SMS.
Kalau tidak… bisa merusak segalanya.
Tapi tidak mungkin juga membiarkannya begitu saja?
Karena itu, Lin Xian berencana kembali ke vila Angelica di Princeton untuk memeriksa apakah ada jejak kepulangannya atau petunjuk yang ditinggalkan untuknya.
Dia menguap lebar.
Bukan karena mengantuk.
Tapi karena kelelahan……
Beberapa hari ini, meskipun tidak seperti sebelumnya yang setiap hari terbang dengan pesawat.
Tingkat kelelahan justru semakin meningkat. Dia dan Yu Xi hampir setiap hari mengemudi, mengemudi, dan mengemudi.
Dari Pantai Timur Amerika, mereka menyetir ke perbatasan selatan, sekarang harus kembali ke arah Pantai Timur lagi.
Untungnya jalan tol di Amerika benar-benar lurus dengan sedikit kendaraan, perjalanan jarak jauh tidak terlalu melelahkan asal bisa menahan kantuk.
Melalui kaca spion dalam mobil.
Lin Xian memandang Yu Xi yang tertidur pulas di kursi belakang lebar dengan selimut wol menyelimuti tubuhnya.
Penampilannya masih sama, bahkan saat tidur tetap waspada. Pistol revolver Smith & Wesson M500 selalu terselip di kantong bajunya, tak pernah lepas.
Hanya lengan kanannya yang dibalut perban putih bersih, lukanya jelas sudah tidak berdarah lagi.
Karena posisi tidurnya membelakangi Lin Xian, menghadap ke sandaran kursi.
Jadi Lin Xian hanya bisa melihat bagian belakang kepalanya, dan... ekor kuda pendek yang melonjak-lonjak mengikuti guncangan mobil.
Bentuk wajah baby face Yu Xi memang cocok dengan gaya rambut kuncir kuda.
Sayang rambutnya terlalu pendek, kuncirnya tidak bisa diikat rapi. Ekor kuda mini yang malang ini terkadang terlihat lucu.
Tapi...
Mengingat status Yu Xi sebagai agen khusus ruang-waktu yang sedang menjalankan misi rahasia, mungkin dia tidak akan mempertimbangkan untuk memanjangkan rambutnya.
“Seharusnya tidak. Kalau benar-benar mengikat kuncir kuda panjang atau membiarkan rambut terurai, itu sama saja sengaja memberikan kelemahan pada lawan.”
Pertarungan Yu Xi dengan pembunuh bayaran ruang-waktu di kampus bawah cahaya bulan, Lin Xian juga menyaksikannya... Benar-benar hanya bisa digambarkan dengan kata-kata mencekam dan menjilat darah di ujung pedang.
Pertempuran kedua gadis penjelajah waktu ini bisa dibilang setiap langkahnya adalah jurus mematikan, tanpa ampun. Sedikit saja kesalahan akan langsung dimanfaatkan lawan, lalu pedang tajam yang dipadukan dengan kekuatan fisik berlebihan langsung menghalangi pinggang.
Pertempuran para dewa, manusia biasa jangan mendekat.
“Aih...”
Lin Xian menghela napas pelan di dalam gerbong, menyalakan lampu jauh pada mobil di jalanan sepi.
Dia sangat ingin membantu Yu Xi agar tidak terus bertarung sendirian.
Sayangnya pembunuh bayaran ruang-waktu itu terlalu ganjil. Tidak terikat Hukum Ruang-Waktu malah membuat penyerangnya terkena serangan hukum tersebut.
Di mana letak penyebabnya sebenarnya?
……
Keesokan harinya saat ikon matahari perlahan terbit, Yu Xi di barisan belakang mobil off-road mengusap mata dan bangun.
Dia bangkit duduk, memandang Lin Xian yang semalaman mengemudikan kendaraan:
“Lin Xian, sudah sampai mana?”
“Sudah sekitar setengah perjalanan.” Jawab Lin Xian:
“Karena dari Princeton ke Texas biasanya memakan waktu sehari semalam. Kali ini kita berangkat dari Mississippi, jaraknya lebih dekat ke Princeton.”
“Gantian aku saja.”
"Yu Xi bangkit dari kursi belakang, meraba kuncir kuda pendek di bagian belakang kepalanya, lalu mengencangkannya lagi... Setelah tidur sepanjang malam, agak longgar."
"Lin Xian melirik jam kuarsa di dalam mobil."
"Sekarang pukul 10 pagi waktu Amerika."
"Waktu ini cukup untuk masuk ke mimpi, paling lama hanya pingsan kurang dari tiga jam, lalu akan terbangun."
"Sekarang mereka sudah lari sejauh ini, pembunuh bayaran ruang-waktu seharusnya tidak bisa mengejar dalam waktu singkat:"
"Di mana pembunuh bayaran ruang-waktu sekarang? Berapa jarak mereka dari kita?"
"Dia tidak bergerak."
"Yu Xi merayap melalui celah kursi, memandangi jalan berdebu kuning di depan:"
"Seharusnya masih berada di kota itu belum pergi, jaraknya sangat jauh dari kita, kau bisa tidur dengan tenang."
"Lin Xian menghentikan mobil di pinggir jalan, lalu pindah ke kursi penumpang depan, merebahkan kursi, bersiap tidur di sana."
"Tidak ada cara..."
"Tinggi badan Yu Xi memungkinkannya menggunakan kursi belakang sebagai ranjang, meringkuk di atasnya untuk tidur."
"Tapi tinggi badan Lin Xian tidak bisa! Di kursi belakang sama sekali tidak bisa meregangkan badan, hanya bisa mengakali dengan kursi penumpang depan yang direbahkan."
"Menutup mata."
"Menyelimuti diri dengan selimut wol."
"Yu Xi telah memulai kembali mobil, melanjutkan perjalanan ke utara."
"Goyangan mobil membuat Lin Xian yang sudah kelelahan langsung mengantuk, semakin mengantuk... perlahan... masuk ke alam mimpi..."
……
……
"Huu..."
"Angin musim panas yang familiar, keramaian kota yang tak asing."
Lin Xian bahkan belum membuka mata, namun sudah merasakan sesuatu yang buruk terjadi.
Perlahan membuka kedua matanya...
Ternyata benar.
Diam-diam dia mengumpat, mimpi keempat ini benar-benar terlalu keras kepala! Terlalu sulit dihadapi!
Dalam mimpi buruk yang sulit dijalani ini, dirinya sudah terperangkap hampir setahun...
Meskipun di dunia nyata banyak perubahan terjadi, bahkan dia sudah membunuh Kevin Walker, mengapa mimpi keempat tetap tidak berubah?
Sebenarnya sebelum masuk mimpi, dia sudah mempertimbangkan kemungkinan ini.
Jika tidak,
tidak mungkin sengaja menunda masuk mimpi hingga larut malam.
Namun meski sudah siap mental, saat membuka mata dan melihat puluhan prajurit bersenjata lengkap mengepungnya... hati tetap dipenuhi kegelisahan dan kekecewaan.
Di mana letak masalahnya?
Hanya ada satu kemungkinan:
1、Mimpi memang palsu, studio rekaman fiktif. Musuh bahkan malas mengubah dekorasi, memilih untuk menyerah.
Tapi ini agak tidak masuk akal.
Jika musuh sejak awal tidak berniat mengubah dekorasi mimpi, mengapa kapal udara iklan Bank Thyme tiba-tiba muncul suatu hari?
Ini membuktikan musuh tetap akan memodifikasi detail mimpi sesuai perubahan di dunia nyata.
Kalau begitu...
Setelah membunuh Kevin Walker, kepada siapa prajurit-prajurit ini akan menangkap, menyetrum, dan membawanya menghadap?
Masalah ini, sebentar lagi akan ada jawabannya.
Tapi di saat yang sama, Lin Xian juga memikirkan kemungkinan kedua yang sudah lama ia curigai—
【Orang tua misterius itu, sama sekali bukan Kevin Walker! Dia sengaja mengucapkan slogan khas Kevin Walker hanya untuk memanipulasi dirinya... agar ia mengarahkan semua target permusuhan dan imajinasinya ke Kevin Walker.】
Inilah kemungkinan kedua:
2、Kematian Kevin Walker, sama seperti kemunculan dan menghilangnya VV, serta penangkapan partikel ruang-waktu, semuanya adalah sejarah yang telah ditetapkan, fakta yang pasti terjadi.
Oleh karena itu, semua perubahan yang terjadi sejak kemunculan mimpi keempat hingga sekarang berjalan sesuai jalur sejarah yang asli... Karena jalur sejarah tidak mengalami perubahan apapun, maka mimpi keempat pun secara alami tidak akan berubah.
"Sejarah siapa yang menentukan ini?"
Lin Xian tak bisa menahan diri bertanya dalam hati:
"Siapa yang bisa mengendalikan sejarah dengan presisi sedemikian rupa, sampai tidak melenceng sedikitpun dari orbitnya?"
Tidak memberi waktu banyak pada Lin Xian untuk merenung.
Di antara prajurit yang mengepungnya, seseorang yang berpenampilan seperti komandan tim mengayunkan surat perintah penangkapan elektronik:
"Lin Xian! Sekarang berdasarkan pasal kejahatan anti kemanusiaan, membahayakan bumi, dan gangguan ruang-waktu, kami menangkapmu secara hukum!"
Lin Xian menghela napas tanpa alasan.
Ini sudah ratusan kali ia mendengar pasal-pasal ini.
Aku diperlakukan tidak adil.
Dialah korban sebenarnya, tahu?
Sekarang yang dirasakannya bukanlah dirinya sebagai penjahat... melainkan sekelompok biang keladi anti-manusia yang membahayakan bumi dan mengacaukan ruang-waktu yang terus mengejarnya tanpa henti.
Ciiit——
Suara arus listrik yang menusuk, pandangan Lin Xian gelap seketika sebelum ia pingsan.
……
Entah berapa lama kemudian.
Matanya terbuka kembali.
Masih diborgol di kursi, masih mengenakan penutup kepala hitam yang menghalangi pandangannya.
Dari depan, kembali terdengar suara tertawa kering yang sudah terlalu sering didengar Lin Xian.
Disusul bunyi langkah tertatih yang mendekat.
Sru.
Orang tua itu menyambar penutup kepala di kepala Lin Xian, wajah familiar yang sama menatap dengan bola mata kering:
“Now……”
"Kau bukan Kevin Walker." Lin Xian langsung memotong.
Tampaknya kematian Kevin Walker memang seperti yang dikatakan Kevin si makhluk digital Turing...
Merupakan sejarah yang telah ditetapkan.
Fakta yang tak bisa diubah.
Sejak Turing mulai berniat membunuh dirinya yang dulu.
Kematian Kevin Walker telah menjadi jangkar yang tak bisa ditarik kembali.
Gayung ini tetap harus disiramkan, tinggal siapa yang akan menyiramkannya.
Turing pernah berkata di ruang bawah tanah itu, bahkan jika dirinya tidak datang membunuh Kevin Walker, pasti ada orang lain yang akan melakukannya, dan waktunya tidak akan berbeda jauh.
"Bahkan jika saya tidak pergi membunuhnya tadi malam, Lin Xian memperkirakan Kevin Walker mungkin tidak akan bertahan hidup melewati bulan ini. Setidaknya... Elon Jusk tidak akan membiarkannya begitu saja."
"Karena itu, kematian Kevin Walker tidak akan mengubah apa pun di masa depan, juga tidak akan memicu efek kupu-kupu yang signifikan."
"Kalimat andalan orang tua misterius ini tidak berubah mungkin karena dia sendiri tidak tahu kapan tepatnya Kevin Walker akan dibunuh, atau oleh siapa..."
"Dirinya yang sebelumnya, sepertinya memang telah dimanfaatkan olehnya."
"Tapi Lin Xian tidak peduli."
"Bahkan tanpa campur tangan orang tua misterius ini yang memperkeruh situasi, pertikaian antara dia dengan Kevin Walker sendiri sudah cukup menjadi alasan untuk membalasnya dengan satu peluru."
"Ditambah lagi, keberadaan seorang hacker yang bisa meretas berbagai sistem CCTV seperti ini selalu membuat Lin Xian merasa tidak tenang."
"Sekarang, setidaknya ancaman itu sudah disingkirkan."
"Jadi, ini bukan sekadar soal orang tua itu memanfaatkannya, lebih tepatnya target mereka berdua kebetulan tumpang tindih."
"Lalu sekarang..."
"Mengingat urusan Kevin Walker sudah terselesaikan."
"Bukankah ini saatnya menghitung hutang dengan si tua misterius itu?"
"Jangan sampai aku menebak siapa kau sebenarnya, si tua."
"Lin Xian tersenyum memandang orang tua di hadapannya:"
"Aku sudah menyelesaikan urusan dengan Kevin Walker. Selanjutnya... giliranmu."
"Orang tua itu tertegun sejenak."
"Kemudian kembali terkekeh kering."
"Dia menggelengkan kepala dengan penuh minat, matanya menyipit memandang Lin Xian:"
"Bocah bodoh..."
Dia tertawa dengan gembira:
“【Pemburu sejati, tidak pernah masuk ke medan perburuan sendiri.】”
BOOM！！！
BOOM！！！
BOOM！！！
Cahaya putih yang menyilaukan tiba tepat waktu, memenuhi setiap celah dalam pandangan, membakar habis semua ini.
……
……
……
Texas, kota kecil Boca Chica, sebuah rumah dua lantai.
Di dalam kamar tidur, Angelica membuka matanya.
Dia turun dari ranjang, mengenakan sandal, merapikan piyama, lalu mendorong pintu kamar tidur.
Di ruang tamu.
Dua bodyguard perempuan berbaju hitam berkacamata hitam membungkuk padanya:
"Nona Angelica, Yang Mulia sudah bangun. Hari ini ingin menikmati makan siang apa? Kami akan menyuruh koki menyiapkannya untuk Yang Mulia."
Tapi sayangnya.
Ini bukan bodyguard pribadi Angelica, melainkan yang disewa Jusk. Secara nominal untuk melindungi diri sendiri... tetapi sebenarnya, untuk mengawasi dan mengurungnya.
"Sama seperti kemarin saja."
Angelica berkata dengan lembut.
Sejak hari itu di Pusat Peluncuran Roket Starship Space-T, saat berpura-pura menjadi sekretaris perempuan dan ketahuan oleh Jusk, Jusk telah mengurungnya di rumah kecil ini. Tidak mengizinkannya berhubungan dengan dunia luar, juga tidak boleh keluar rumah, terkunci di dalam sepanjang hari.
Sejak itu, Jusk tidak pernah datang lagi ke sini, Angelica juga tidak pernah bertemu dengannya. Selama dua hari ini, dia tidak tahu kabar dari luar, juga tidak bisa berkoordinasi dengan dunia luar.
Elon Jusk memberitahunya di Menara Pandang Besi itu, bahwa Copernicus menukar nyawanya dengan modal yang sangat menggiurkan:
"Aku tidak ingin dicela menjadi orang jahat seperti Copernicus di mulut orang. Jadi, tentu aku akan menepati janji, agar Copernicus tidak menyebarkan fitnah ke mana-mana."
Saat itu Elon Jusk berkata padanya:
"Untuk sementara waktu, kau tinggal diam di sini. Aku akan menyediakan pelayan yang baik. Selain tidak boleh keluar dan berkomunikasi dengan luar, fasilitasnya tidak kalah dari kehidupan sehari-harimu."
"Setelah aku memastikan kematian Kevin Walker, tentu aku akan membebaskanmu. Tapi... Kevin Walker sangat licik. Verifikasi kematiannya tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Paling cepat [tanggal 1 bulan depan tengah malam], baru bisa benar-benar kukonfirmasi apakah dia sudah mati."
Setelah itu, Angelica dikurung di tempat ini.
Elon Jusk memang pria yang menepati janji.
Bahkan pengawal perempuan yang dikirim untuk mengawasinya selalu memenuhi segala permintaannya.
Buku, makanan, CD, bahkan hewan peliharaan kecil... Semua yang dimintanya akan dipenuhi oleh penjaga ini dengan cepat.
Hanya saja.
Setiap hari dia tidak bisa menghilangkan kekhawatiran...
Bagaimana kabar Lin Xian?
Apakah dia masih aman?
Apakah dia masih hidup?
Angelica tahu, Lin Xian bermusuhan dengan Kevin Walker. Elon Jusk juga telah mengirimkan alamat Kevin Walker kepada Lin Xian.
Tidak perlu ditebak, delapan puluh persen Lin Xian akan pergi membunuh Kevin Walker.
Pada catatan kata kunci yang ditulis untuk dirinya sendiri, nama Kevin Walker sangat menonjol. Ini cukup membuktikan bahwa prioritas perhatian Lin Xian terhadap hacker pemuda terkuat di permukaan bumi ini bahkan lebih tinggi daripada gadis bermata biru yang mengejar-ngejarnya.
"Hanya bisa mendoakanmu beruntung, pemuda."
Angelica mengibaskan rambutnya, bersiap masuk ke kamar mandi.
Saat itu.
Seorang bodyguard wanita di ruang tamu berbicara sesuatu melalui telepon, lalu mendekat dan membungkuk padanya:
"Nona Angelica, Tuan Jusk akan segera datang. Beliau meminta Yang Mulia segera bersiap-siap karena akan diajak ke luar negeri."
"Ke luar negeri?"
Angelica mengerutkan alisnya:
"Ke mana?"
"Ke Tiongkok."
Bodyguard itu menggelengkan kepala:
"Tuan Jusk tidak menjelaskan detail. Beliau akan datang ke sini untuk memberikan penjelasan."
……
Satu jam kemudian.
Jusk yang bertubuh tinggi mengetuk pintu, mendorongnya terbuka, dan masuk ke ruang tamu.
Di dalam ruang tamu, Angelica sedang duduk menyilangkan kaki di sofa sambil menghisap rokok.
"Sudah siap?"
Tanya Jusk.
"Heh."
Angelica menyeringai sinis, memalingkan kepala, dan menghembuskan asap rokok:
"Jusk, menyamar sebagai sekretarismu memang kesalahanku. Tapi mengurungku di sini selama berhari-hari ini sudah seimbang, bukan?"
"Alasan aku menurutimu dan mau dikurung di sini hanyalah karena masih ada hal yang belum kuselesaikan dalam hidup ini, masih ada keinginan yang tertunda. Bukan karena aku tak rela melepas nyawa ini."
"Jadi, kau menepati janji, saya juga akan menepati janji. Saya akan jujur menunggu sampai tengah malam tanggal 1 bulan depan sepertimu katakan, untuk memastikan apakah Kevin Walker benar-benar mati. Saat itu tiba, kalau mau membunuhku silakan, kalau mau melepasku juga silakan, saya tidak akan berkeluh kesah."
"Tapi soal menemani ke luar negeri itu tidak perlu, harga menemani selebriti Hollywood ke luar negeri sangat mahal... Meskipun kau mampu membayar, tapi itu tergantung kemauanku. Maaf, saya tidak mau."
"Kau akan mau, Angelica."
Elon Jusk tersenyum:
"Ini transaksi baru. Saya akan beritahu hal yang ingin kau ketahui, sebagai gantinya, kau harus ikut ke Tiongkok bersama saya."
Angelica menghisap rokoknya perlahan lalu menghembuskan asap:
"Kau tahu apa yang ingin kuketahui?"
"Tidak."
Elon Jusk mengangkat tangan pasrah:
"Tapi karena kau berani mengambil risiko menyamar sebagai sekretarisku untuk mendekatiku... itu artinya benar ada hal yang ingin kau ketahui dariku. Katakan, apa yang kau inginkan?"
"Aku ingin semua informasi tentang Copernicus."
Angelica masih menyilangkan kakinya, menoleh memandang Elon Jusk:
"Orang yang meneleponmu lewat ponselku itu, Copernicus. Ceritakan semua yang kau tahu tentangnya."
"Tidak masalah."
Elon Jusk sama sekali tidak ambil pusing:
"Setelah semuanya selesai, pasti akan kuceritakan. Copernicus memang bukan temanku, aku bahkan tidak kenal dengannya. Menurut kabar angin yang kudengar... aku sangat membencinya."
“Hanya saja, saya tidak banyak mengenal pribadinya. Hanya beberapa kata sepintas dari mulut orang lain. Jadi dalam hal kuantitas informasi dan intelijen, kau harus siap mental—belum tentu bisa memenuhi ekspektasimu.”
Angelica bersujud ke depan.
Menekan puntung rokok di asbak, memutarnya hingga padam.
Setelah hening beberapa detik, dia menengadah kembali:
“Lalu, untuk apa kau menyuruhku ke Tiongkok?”
“Kau tidak perlu melakukan apa-apa.”
Elon Jusk berkata:
“Kau hanya perlu menemaniku bertemu dengan Lin Xian.”
“Lin Xian?”
Angelica memicingkan mata:
“Lin Xian ada di Amerika. Kau bisa menemuinya kapan saja.”
Elon Jusk menggosokkan tangan, menggelengkan kepala sambil tersenyum:
“Tapi di Amerika, Lin Xian tidak berani menemuiku—terlebih dalam situasi salah paham sekarang... Baik saat aku mengundangnya atau dia mengundangku, kita sama-sama akan merasa ini pesta jebakan dan menolak datang.”
“Bahkan jika kubebaskan kau sekarang untuk memberi tahu Lin Xian, hasilnya tetap sama. Selama dia tidak bodoh, pasti akan curiga ini jebakan yang kurencanakan.”
“Di Tiongkok berbeda. Tiongkok adalah negara yang sangat aman, baik bagiku maupun Lin Xian. Lagipula agenda perjalananku didampingi pihak berwenang Tiongkok, cukup untuk membangun kepercayaan Lin Xian.”
“Masih banyak hal yang harus kujelaskan pada Lin Xian. Untuk hal-hal yang kulakukan, aku berani bertanggung jawab. Tapi untuk hal-hal yang bukan karyaku, aku tidak mau memikul wajan hitam ini.”
Angelica mendengus kecil:
"Kau begitu yakin, Lin Xian akan datang ke Tiongkok menemuimu?"
"Dia pasti datang."
Elon Jusk mengeluarkan sebuah tiket kapal dari saku celananya, tertulis empat huruf "Terbang ke Bulan":
"Saat ke Tiongkok kali ini, aku harus menjenguk seorang nona kecil di rumah sakit dulu. Sedangkan Lin Xian... dia pasti akan menyusul."
"Kenapa?" Angelica merasa bingung, langsung tertawa terkekeh.
"Karena aku sudah menyelidiki semuanya." Elon Jusk mengayun-ayunkan tiket di tangannya sambil tersenyum:
"Tiket kapal bulan seharga 12 juta dolar AS ini..."
"Adalah hadiah dari Lin Xian untuk Zheng Xiangyue!"
