“Bertemu saya?”
Lin Xian hampir tak bisa menahan diri.
Keluarga Zhao dari Beijing bukan sekadar kaya, tapi benar-benar punya kekuasaan tinggi.
Sebelumnya Kak Wang ngurus prosedur lama tak selesai. Tapi saat makan malam tahun baru, paman Zhao Yingjun cukup telepon sebentar, langsung beres.
Ini baru Paman Zhang.
Di koridor proyeksi aula pameran pribadi Zhao Yingjun dalam Mimpi Ketiga, Lin Xian telah memahami bahwa ibu Zhao Yingjun hanyalah seorang guru rakyat, meskipun berprestasi akademik tinggi namun berasal dari keluarga biasa. Yang benar-benar hebat justru ayah Zhao Yingjun.
Jadi bisa dibayangkan.
Paman Zhao Yingjun, tidak lain diangkat oleh kakak iparnya sendiri... Cuma diangkat saja sudah sehebat ini, apalagi sang kakak ipar sendiri?
Tentu saja, Lin Xian dengan Direktur Akademi Ilmu Pengetahuan China Gao Yan dan Kepala Badan Keamanan Nasional Liu An adalah "saudara baik" yang saling menepuk bahu, jadi tidak merasa ada tekanan dari ayah Zhao Yingjun atau alasan untuk menghindari pertemuan.
Hanya saja dia penasaran...
Mengapa orangtua Zhao Yingjun memilih momen khusus ini untuk ingin bertemu dengannya?
Tok tok.
Di sebelah, Yu Xi tiba-tiba mencolek lengan Lin Xian:
"Dagingnya habis."
Perempuan berkacamata hitam besar itu berkata.
Lin Xian tersenyum kecut, melihat ke rak hidangan di meja mereka:
"Tidak mau makan sayur?"
"Sayur juga boleh." Jawab Yu Xi.
Lin Xian mengambilkan tahu, rumput laut, sawi putih dan sejenisnya - bahan-bahan yang tahan lama, mungkin setelah menghabiskan ini pasti dia sudah kenyang.
Setelah melayani si kecil.
Saatnya menghadapi yang besar.
Lin Xian mengambil tisu, mengelap tangan, lalu menatap Zhao Yingjun kembali:
“Kau orangtua…… mau menemui saya?”
“Ya.”
Zhao Yingjun melanjutkan:
“Mereka memang ingin bertemu denganmu, terutama ayah saya yang bersikeras ingin mengucapkan terima kasih.”
“Berterima kasih pada saya?”
Lin Xian semakin bingung mendengarnya.
“Itu kan sudah setahun yang lalu, waktu itu kau menyetir Bentley dan membawa saya melompati jalan layang.”
Zhao Yingjun melihat ke atas dan berkata:
“Saya ingat pernah menceritakan ini padamu? Saat pulang merayakan tahun baru tahun itu, saya ceritakan kejadian itu pada mereka. Waktu itu mereka sangat khawatir, tapi karena saya tidak terluka dan tak terjadi apa-apa, kekhawatiran itu hilang setelah dua hari.”
“Ayah saya selalu orang yang sangat menghargai budi baik. Saat itu dia langsung ingin menyampaikan terima kasih, berterima kasih karena telah menyelamatkan saya dalam situasi berbahaya itu. Tapi waktu itu kau sedang sibuk, dan rasanya tidak sopan memintamu khusus datang ke Beijing. Orangtua saya juga merasa itu tidak sopan, bahkan terkesan sombong.”
“Jadi dia ingin mencari kesempatan untuk datang ke Shanghai dan berterima kasih langsung. Sayangnya... tahun lalu dia juga sibuk, dan kau sering dinas luar. Waktu selalu tidak pas. Meski tahun baru ini saya tahu kau di Beijing, tapi bukankah kau sedang menjalankan tugas rahasia? Saya pun tidak mau mengganggumu.”
“Ayah saya selalu mengingat hal ini dalam hati, meskipun saya sudah beberapa kali mengatakan tidak perlu terlalu formal dengan Lin Xian, tapi dia tetap bersikeras. Katanya, seseorang yang mengambil risiko besar menyelamatkan putrinya tidak bisa diabaikan begitu saja... Dia selalu ingin mencari kesempatan untuk mengucapkan terima kasih langsung padamu.”
Begitu ujarnya.
Dia menoleh dan melihat Yu Xi sudah menghabiskan minumannya lagi.
Tangannya melambai memanggil pelayan, memesan dua botol tambahan untuk diantar.
Kemudian menoleh:
“Kebetulan kali ini Ibu saya yang berusia 55 tahun pensiun tahun ini, Ayah pun khusus mengambil cuti satu bulan untuk mengajaknya tinggal di Shanghai selama sebulan, bersantai sekaligus kumpul keluarga.”
“Ayah saya sudah tidak sabar ingin bertemu denganmu. Mereka akan tiba di Shanghai besok pagi dengan pesawat, malamnya kami sekeluarga akan makan di luar... Kalau kamu ada waktu, mau ikut?”
“Ini juga alasan saya mencari kamu di kantor hari ini. Orangtua saya yang menyuruh saya mengundangmu, agar kita berempat bisa makan bersama.”
“Oh~ Begitu ya.”
Lin Xian mulai paham.
Zhao Yingjun memang pernah menyebutkan hal ini, tepat di hari dia menyerahkan surat pengunduran diri.
Hari itu Zhao Yingjun bicara banyak hal.
Termasuk perubahan sikap ayahnya yang biasanya keras dan tidak kenal kompromi, setelah melihat video aksi melompati jalan layang Shanghai 007.
Lin Xian khususnya masih ingat betul.
"Ayah Zhao yang selalu menyangkal Zhao Yingjun dan tidak mendukungnya merintis perusahaan, saat Zhao Yingjun meninggalkan Beijing kembali ke Shanghai, akhirnya berkata dengan terbata-bata:"
"Desain kucingnya lumayan, putri saudari ayahmu sangat menyukainya."
Zhao Yingjun mengatakan ini adalah pertama kalinya ayahnya mengakuinya, meskipun hanya pengakuan kecil dan yang mendesain kucing bukanlah dirinya... Tapi dia tetap sangat senang, sambil tersenyum berkata pada dirinya sendiri:
"Harus diakui, Lin Xian... Kau benar-benar telah menyelamatkan nyawaku dan mengubah hidupku, bertemu denganmu memang keberuntunganku."
Karena rasa bersalah yang teramat saat menyerahkan surat pengunduran diri, gambaran dan ucapan itu masih sangat jelas terekam dalam ingatan Lin Xian hingga sekarang.
……
"Sebenarnya ini bukan masalah besar."
Lin Xian tersenyum sopan:
"Ini memang bukan urusan penting. Lagipula apakah ini bisa disebut menyelamatkanmu? Saat itu aku juga ada di mobil... Dan orang yang ditodong pistol di bagian belakang kepala oleh penjahat itu adalah aku... Aku harus mencari cara menyelamatkan diri."
"Justru sebaliknya, dengan cara ekstrim melompati jalan layang untuk mengelabui penjahat, aku telah memaksamu masuk ke dalam bahaya... Kalau berhasil ya seperti sekarang, ayahmu sangat berterima kasih padaku; Tapi kalau gagal... Bagaimana aku berani menatap wajahnya?"
"Gagal pun tidak masalah."
Zhao Yingjun menggelengkan kepala perlahan:
“Mungkin kau sudah tidak ingat? Saat penjahat pertama kali muncul dan mengarahkan pistol padamu, kau langsung menyetir ke pinggir jalan lalu meminta penjahat itu untuk melepaskan saya, kau sendiri yang akan membawanya mencari Miao Ke.”
“Meski saat itu penjahat bersenjata itu tidak setuju dan tetap menjadikan saya sebagai sandera untuk memaksamu terus menyetir……”
“【Tapi sebenarnya sejak saat itu……saya sudah merasa tidak penting lagi apakah jembatan layang itu bisa diterbangi atau tidak; berhasil terbang melintasinya atau gagal dan tidak bisa terbang, kau rela mempertaruhkan nyawamu untuk menyelamatkan saya, mana mungkin saya berat hati mempertaruhkan nyawa ini……untuk menemanimu berjudi?】”
Dia terkekeh kecil, memutar-mutar helai rambut di pelipisnya:
“Jadi……bukan hanya ayah saya, tapi juga ibu saya, dan saya sendiri, sangat berterima kasih padamu karena hal ini. Jika besok malam tidak ada urusan, benar-benar bisa datang makan malam bersama orangtua saya. Sekarang mereka sudah banyak berubah, pandangan terhadap banyak hal juga tidak seperti dulu……menjadi lebih mudah diajak bergaul.”
Lin Xian berpikir sejenak.
Jadwal Elon Jusk, besok jam 10 pagi, dia akan pergi ke kamar pasien Zheng Xiangyue di Rumah Sakit Afiliasi Universitas Shanghai.
Dirinya sudah lama merencanakan untuk bertemu dan berdiskusi dengannya, target utama adalah menyelamatkan Angelica, urusan lainnya bisa dibicarakan belakangan.
Jika semuanya berjalan mulus, malam itu pasti tidak ada halangan, bisa menemui orangtua Zhao Yingjun dan dengan berat hati menerima ucapan terima kasih dari ayah keluarga itu.
"Kalau pembicaraan dengan Elon Jusk tidak berjalan mulus... benar-benar tidak bisa diprediksi bagaimana situasi besok malam nanti."
"Jadi, lebih baik jangan langsung menyetujui sekarang."
"Bagaimana jika aku menerima sekarang, tapi besok malam tiba-tiba ada urusan mendadak sehingga tidak bisa datang? Itu akan sangat canggung, malah membuat muka Zhao Yingjun dan diriku terlihat tidak bisa diandalkan di depan orangtuanya."
"Besok malam, sebenarnya aku belum pasti punya waktu."
Lin Xian menjawab jujur:
"Jadi tidak bisa menjamin pasti bisa menghadiri perkumpulan keluarga kalian."
"Tidak apa-apa."
Zhao Yingjun tak mempermasalahkan:
"Orang tuaku akan tinggal di Shanghai selama sebulan. Nanti kalau kamu ada waktu, kita bisa janjian makan bersama lagi."
"Pasti tidak masalah."
Lin Xian langsung menyetujui:
"Begitu aku yakin ada waktu, pasti akan kabari kamu."
Memang benar juga.
Orang tua Zhao Yingjun tidak cuma datang ke Shanghai sehari. Meski tidak bertemu besok malam, masih banyak kesempatan lain.
Meski mereka datang dengan alasan ingin berterima kasih, tidak pantas baginya benar-benar bermuka tebal menjadi tamu kehormatan. Lebih baik menemui orang tua Zhao Yingjun dengan cara yang lebih resmi nanti, sekalian membawakan teh Longjing Danau Barat asli dari kampung halamannya sebagai buah tangan.
Walaupun kehidupan mereka pasti tidak kekurangan teh seperti ini, tapi lebih baik sopan daripada menyesal.
"Ayo kita mulai makan juga, jangan cuma melihat dia makan."
Lin Xian menunjuk ke hotpot yang masih mengepul, memberi isyarat pada Zhao Yingjun untuk mengambil sumpit:
“Dari ceritamu tentang orangtuamu, sepertinya hubungan kalian cukup baik selama ini dan semakin membaik.”
“Ya.”
Zhao Yingjun mengambil beberapa sayuran, menatap Lin Xian:
“Ada kelebihan dan kekurangannya. Dulu karena hubungan tidak baik, kami jarang berbicara. Meski terasa tidak enak, setidaknya telinga sepi tanpa omelan; Sekarang hubungan membaik, sering menelepon dan mereka bahkan sengaja datang ke Shanghai untuk menemuiku... Tapi omelan dan ceramah pun ikut menghampiri.”
Lin Xian terkekeh pendek.
Tampaknya semua orangtua di dunia sama:
“Apa orangtuamu juga sering mengomelimu? Kukira topik pembicaraan kalian lebih tinggi tingkatannya.”
“Heh, mana mungkin.”
Zhao Yingjun menerima dua botol minuman dari pelayan, berdiri, menaruhnya di samping piring Yu Xi lalu duduk kembali melanjutkan:
“Percakapan orangtua dan anak di seluruh dunia isinya itu-itu saja. Di usiaku ini, dengan pola pikir tradisional mereka, setiap obrolan pasti akan berujung pada tekanan untuk segera menikah dan punya anak...”
“Orang tuaku menikah cukup muda, tapi punya anak sangat terlambat. Orang tuaku sudah berusia tiga puluhan saat melahirkanku, di zaman mereka itu termasuk sangat terlambat. Jadi lihatlah, sekarang setelah Ibu pensiun, dia semakin getol menekanku, bahkan lebih galak dari Ayah, seolah ingin aku segera melahirkan cucu untuk digendongnya.”
“Ya... Jadi terkadang aku justru merindukan masa ketika hubunganku dengan orangtua tidak harmonis. Setidaknya saat itu tidak ada banyak desakan yang menjengkelkan di telinga. Ngomong-ngomong Lin Xian, kamu pasti juga merasakan hal yang sama kan? Apa orangtuamu juga mendesakmu seperti ini?”
“Pasti mereka mendesak.”
Mengobrolnya ibu sendiri dengan Gao Yang saat tahun baru lalu teringat kembali, Lin Xian tak bisa menahan tawa:
“Semua orangtua pasti mendesak. Orangtuaku juga begitu, bahkan sejak aku baru lulus kampus langsung terus-menerus mendesak, seolah ingin segera menikahkanku agar mereka bisa menggendong cucu. Tapi orangtuaku masih relatif muda, belum genap 50 tahun. Mereka juga punya kesibukan sehari-hari, jadi cuma sekedar omongan kosong belaka, tidak terlalu memaksa.”
Zhao Yingjun menoleh, memandang Yu Xi yang masih menunduk menyantap makanannya:
“Makanya terkadang aku berpikir, andai benar-benar bisa seperti Yu Xi yang tiba-tiba punya anak sendiri juga bagus. Tidak perlu melahirkan, tidak perlu membesarkan, langsung dapat anak yang sudah besar seperti ini malah lebih santai.”
“Lupakan saja.”
Lin Xian menggelengkan kepala:
“Perasaan itu terlalu menyeramkan. Menurutku membesarkan anak lebih baik dimulai sejak kecil, sedikit demi sedikit dirawat sampai dewasa.”
“Apalagi Kak Wang juga pernah bilang, masa dimana anak kecil itu lucu dan menyenangkan cuma beberapa tahun saat mereka masih kecil. Setelah besar semuanya jadi keras kepala, pulang sekolah langsung mengunci diri di kamar, bicara pun sulit... Saat menghadapi masa pemberontakan seperti itu, baru mulai merindukan keindahan masa kecil mereka tanpa henti.”
“Oh begitu.” Zhao Yingjun masih menatap Yu Xi:
“Tapi menurutku Yu Xi cukup baik, terlihat patuh, tenang, dan menyenangkan. Jenis remaja belasan tahun berwatak keras kepala yang kamu sebutkan itu... aku juga pernah mendengar sedikit. Ada kerabatku seperti itu, sangat arogan, mulutnya penuh ujaran abstrak dari internet, benar-benar terlihat buruk.”
Mendengar penilaian seperti itu.
Lin Xian hanya bisa tersenyum tanpa bicara.
Patuh?
Tenang?
Yang benar saja...
Yu Xi adalah gadis Terminator dari masa depan.
Dia bisa menabrak orang dengan motor Harley berkecepatan 100 km/jam, lalu meledakkan tangki mobil Mercedes dengan pahlawan yang tak pernah menoleh sambil menyalakan api berkobar-kobar menggunakan pemantik zippo;
Dia juga bisa memegang pistol revolver Smith & Wesson bermuatan besar dengan satu tangan dan menembakkan Braak! Braak! Braak!, bahkan bertarung 300 di bawah cahaya bulan dengan gadis Terminator lain menggunakan pisau tajam;
Kau bisa menggunakan kata sifat kuat apapun untuk menggambarkannya, kecuali "patuh" dan "tenang".
Tidak lama kemudian.
Ketiganya selesai makan.
Bersiap kembali ke rumah sakit untuk mengambil hasil tes DNA.
Lin Xian menyadari, setelah makan bersama ini, Zhao Yingjun benar-benar sangat memperhatikan Yu Xi dalam banyak detail yang penuh kehangatan.
Tampaknya dia memang sangat menyukai anak-anak.
Saat tiba di rumah sakit, hampir semua departemen sudah pulang kerja, hanya menyisakan unit gawat darurat, meja layanan, serta rekan sejawat di lab yang masih lembur.
Lin Xian, Zhao Yingjun, dan Yu Xi bertiga langsung menuju loket layanan dan mengambil dua laporan.
Masing-masing adalah laporan tes DNA antara Lin Xian dengan Yu Xi, serta laporan tes DNA antara Zhao Yingjun dengan Yu Xi.
Laporannya sangat sederhana, sebenarnya hanya satu halaman.
Hanya saja demi kerahasiaan, dibungkus dengan kertas tebal yang disegel, dan sekarang masing-masing berada di tangan mereka berdua.
Zhao Yingjun menatap Lin Xian:
“Kau gugup?”
“Sedikit sih.”
Lin Xian memegang laporan tes DNA yang masih tersegel, merasakan momen "menggaruk kupon undian" ini tetap membuatnya sedikit tegang.
“Kalau gitu lihat punyaku dulu.”
Zhao Yingjun berkata dengan sangat santai.
Dia dengan gesit merobek segel sekali pakai, tanpa melihat isinya sendiri, langsung membuka halaman dalam dan mengulurkannya ke depan mata Lin Xian, wajahnya penuh keyakinan:
“Lihat, benar-benar tidak ada hubungan kan?”
Lin Xian melihat ke arah laporan yang diulurkan Zhao Yingjun.
Di sana tertulis satu baris huruf tebal hitam——
【Tidak sesuai dengan aturan turunan, hubungan disingkirkan.】
Dia tiba-tiba terkekik ringan, menatap Zhao Yingjun:
“Kau cukup percaya diri ya.”
“Tentu saja.”
Zhao Yingjun tersenyum tipis:
“Soalnya hati nuraniku bersih.”
Lin Xian menundukkan kepala, melihat laporannya sendiri, lalu juga merobek segel sekali pakai.
Mengingat Zhao Yingjun saja tidak ada hubungan dengan Yu Xi.
Berarti delapan puluh persen dirinya juga tidak punya hubungan dengan Yu Xi, masih perlu gugup apa lagi?
“Kalau kau bilang begitu...”
“Lin Xian juga tidak melihat laporannya sendiri, langsung mengangkatnya di depan Zhao Yingjun:”
“Kalau begitu, saya pasti juga hati nurani bersih.”
Zhao Yingjun melihat laporan Lin Xian, di atasnya juga terdapat satu baris huruf tebal——
【Tidak sesuai dengan aturan keturunan, mengesampingkan hubungan orangtua-anak.】
“Huh.”
Dia menyeringai:
“Lalu apa sebenarnya yang kau kerjakan dengan sia-sia hari ini?”
Lin Xian memutar laporan itu dan melihatnya.
Syukurlah.
Tidak ada menjadi ayah secara tak terduga!
Ternyata dirinya benar-benar terlalu berandai-andai sebelumnya...
“Saya hanya mencoba-coba, terutama ingin melihat bagaimana tes DNA yang legendaris ini bekerja.”
“Rasa ingin tahumu benar-benar luar biasa.” Zhao Yingjun mencela: “Semoga kau tak perlu menggunakan pengetahuan ini selamanya.”
“Terima kasih atas doa baikmu.”
……
Setelah menyuruh sopir Xiao Li mengantar Zhao Yingjun pulang, Lin Xian dan Yu Xi pergi ke sebuah hotel bintang lima dan memesan satu suite.
Area suite cukup luas, memiliki beberapa ruangan terpisah dengan kamar mandi pribadi, sangat cocok untuk situasi akomodasi Lin Xian dan Yu Xi.
Setelah memastikan tidak ada hubungan darah antara Yu Xi dengan dirinya, Zhao Yingjun maupun Huang Que, Lin Xian akhirnya lega dan mulai fokus merencanakan strategi besok.
Yu Xi belum mulai mandi.
Masih mengenakan pakaian siang hari dengan rambut diikat pendek seperti kuncir kuda, dia mendekati Lin Xian:
“Besok, sudahkah kau putuskan cara membunuh Jia Sike?”
“Belum.”
Lin Xian menggelengkan kepala:
“Yang terutama saya pikirkan sekarang adalah……bagaimana cara menyelamatkan Angelica.”
Yu Xi mengedipkan mata birunya yang misterius.
Dia sudah melepas lensa kontak hitam dan kacamata hitamnya sejak lama. Pupil biru kristalnya memantul di jendela dari lantai ke langit-langit, seperti hantu yang mengawasi Lin Xian dari depan dan belakang:
“Kau harus pertimbangkan matang-matang, Lin Xian. Begitu kesempatan membunuh Elon Jusk di Tiongkok ini terlewat, mungkin tak akan ada lagi kombinasi waktu, bumi, dan manusia yang sempurna seperti ini.”
“Mungkin kau anggap usulku kejam, tapi prioritas utama misiku adalah melindungi keamanan nyawamu. Aku tak bisa mempertimbangkan Angelica sebanyak itu. Harap kau pahami——kau layak dilindungi dengan mempertaruhkan ruang-waktu dan takdir umat manusia masa depan… Tapi Angelica tidak. Dia hanyalah orang biasa yang tak berpengaruh pada sejarah maupun masa depan.”
“Coba pikir berbeda: hidup-matinya Angelica sebenarnya sudah ditentukan. Apapun yang kau bicarakan dengan Elon Jusk besok, takkan mengubah takdirnya. Tapi kau berbeda… Jika akhirnya kau dibunuh oleh pembunuh bayaran ruang-waktu yang dikirim Elon Jusk, maka manusia, masa depan, dan segalanya… akan hancur.”
“Saat ini adalah momen terbaik menyelesaikan krisis. Asal kau bisa mencari cara mengajak Elon Jusk bertemu sendirian, kita bisa menyusun skenario, membuat jebakan, mencari cara membunuhnya, sehingga lingkaran tertutup pembunuh bayaran ruang-waktu takkan terbentuk dan kita bisa melenyapkan mereka.”
“Jika tidak menggunakan cara ini, saya benar-benar tidak bisa memikirkan cara kedua untuk menyingkirkan pembunuh bayaran ruang-waktu. Lin Xian, kau sungguh tidak boleh ragu lagi. Elon Jusk jelas mengirim pembunuh bayaran ruang-waktu untuk membunuhmu. Sekalipun kau berunding dengannya dengan tulus hati, apa kau yakin dia tidak akan berbohong?”
“Percayalah... Membunuh Elon Jusk di Tiongkok benar-benar kesempatan langka yang sulit terulang. Saat ini posisi pembunuh bayaran ruang-waktu terus berkeliaran di laut di luar Shanghai. Dia mungkin sedang menghadapi masalah sehingga sementara tidak bisa menyusup masuk.”
“Sekarang ini adalah perlombaan dengan waktu. Jika kita bisa membunuh Elon Jusk sebelum pembunuh bayaran ruang-waktu masuk ke Shanghai dan sebelum dia bertemu dengan Elon Jusk, maka bahaya terbesarmu akan hilang. Misi dan tugasku pun selesai. Sulit kubayangkan betapa buruknya situasi jika kesempatan ini terlewat - Elon Jusk kabur dan pembunuh bayaran ruang-waktu terus memburumu... Segalanya akan menjadi kacau.”
“Jika saya bisa terus melindungimu mungkin tidak masalah, tapi tak ada yang bisa menjamin masa depan. Bagaimana jika suatu hari saya tiba-tiba menghilang, atau dikalahkan musuh... Tak ada lagi yang setara dengan pembunuh bayaran ruang-waktu yang bisa melindungimu, tak ada yang bisa terus memberitahumu posisinya. Lin Xian, bagaimana kau akan menghadapinya?”
……
Mendengar perkataan Yu Xi.
Lin Xian menoleh.
Mengalihkan pandangan dari pemandangan malam Shanghai dari ketinggian, menatap Yu Xi di dalam ruangan:
“Tenang saja, aku tahu batasanku.”
Yu Xi mengangguk:
“Saya harap kau bisa segera menyelesaikan Elon Jusk dan pembunuh bayaran ruang-waktu. Aku juga ingin temanmu Angelica selamat... tapi kita harus mengutamakan kepentingan besar, jangan sampai urusan Angelica mempengaruhi rencana kita untuk membunuh Elon Jusk.”
“Jangan sekali-kali lemah hati, Lin Xian. Jika aku bisa menggantikanmu membunuh Elon Jusk, pasti sudah kulakukan sejak lama. Tapi ini misi yang hanya bisa kau selesaikan; Seperti saat membunuh Kevin Walker, bunuhlah Elon Jusk dengan cepat dan bersih. Mengasihani musuh berarti menganiaya diri sendiri.”
Setelah berkata demikian.
Yu Xi masuk ke kamarnya untuk mandi dan tidur.
Lin Xian menatap pintu kamar Yu Xi yang tertutup, menopang dagu sambil merenung.
Bukan berarti dia tidak memahami nasihat tulus Yu Xi.
Hanya saja...
Selama periode ini.
Dia terus merasa ada sesuatu, sesuatu yang sangat penting yang belum terpecahkan.
Seolah melupakan hal yang sangat krusial.
Hingga membuat kebuntuan di depannya semakin membingungkan.
Apa itu sebenarnya?
Dia teringat pelajaran terakhir yang diberikan Huang Que dengan taruhan nyawa di Kopenhagen;
Dua masalah dan satu pesan yang ditinggalkannya saat sekarat;
Alamat Kevin Walker yang diterima dari Elon Jusk, serta kehidupan digital Turing yang ingin membunuh Kevin Walker;
Pembunuh bayaran ruang-waktu yang membunuh Huang Que dihadapannya, tidak mempedulikannya sama sekali, namun terus mengejar tanpa henti di Shanghai dan Amerika;
【Selalu ada perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.】
【Selalu merasa, ini adalah main puzzle yang sangat besar, namun kehilangan potongan terpenting.】
Apa yang kurang itu?
Lin Xian berbalik badan, berdiri di samping jendela dari lantai ke langit-langit.
Memandang cahaya bulan yang terang di langit, lalu melihat metropolis internasional yang terang benderang di bawah...
"Apa yang kurang itu?"
Lin Xian bertanya dalam hati:
"Potongan puzzle yang hilang... di mana tepatnya?"
……
Shanghai, Distrik Lingang, di dalam Pabrik Super Tesla.
"Elon Jusk, ini tidak sesuai dengan yang kita sepakati."
Di dalam sebuah bangunan internal.
Angelica kembali dikurung, dua bodyguard wanita yang familiar muncul di ruang tamu bersama Elon Jusk, mengumumkan perjalanan kebebasannya telah berakhir.
"Elon Jusk, kau jelas-jelas berjanji akan membawaku menemui Lin Xian, karena itu aku mau ikut ke Tiongkok."
Angelica melototi Elon Jusk:
"Segini cepatnya sudah ingkar janji?"
"Jangan terlalu bersemangat, Angelica."
Elon Jusk tersenyum tipis, meletakkan kulkas kecil yang digendongnya di sudut ruang tamu.
Menepuk debu di tangan:
"Sudah kukatakan sejak awal, aku orang yang tak boleh bocorkan rahasia. Aku pasti akan membawamu menemui Lin Xian dan menjelaskan semuanya. Tapi... bukan besok pagi, melainkan besok malam."
Angelica memicingkan mata:
"Apa maksudmu? Besok pagi di Rumah Sakit Afiliasi Universitas Shanghai, saat kau mengantar tiket kapal untuk gadis kecil bernama Zheng Xiangyue... kau mau menemui Lin Xian sendirian?"
“Mengapa kau tidak membawa saya? Apakah kau ingin menggunakan saya sebagai modal, sebagai umpan untuk menipu Lin Xian?”
Jusk menggelengkan kepala:
“Tidak...”
Dia berkata dengan lembut:
“Mungkin memang ada salah paham antara saya dan Lin Xian... Tapi sejujurnya, saya tidak punya niat buruk padanya. Hanya saja...”
Dia kembali menundukkan kepala, memandang kulkas kecil putih berbentuk kotak di sudut ruang tamu:
“Hanya saja saat ini... saya masih kurang satu keping terakhir untuk menyatukan semua teka-teki ini.”
“Dan kepingan puzzle ini...”
“Besok akan datang sendiri ke tangan saya!”
