“Aku pergi.”
Lin Xian melepaskan corong daun pisang, mundur selangkah, menatap gadis yang muncul secara tak terduga di hadapannya:
“Kok bisa kamu yang ada di sini?”
Begitu teringat nama yang baru saja diteriakkan dengan kencangnya……
Wei Shengjin.
Bahkan diteriakkan lewat corong tadi.
Sungguh memalukan.
CC mengerutkan alisnya.
Memandanginya dari ujung kepala sampai kaki……
Tidak salah orang.
Memang Lin Xian dari fragmen memorinya yang ada di depan mata ini.
Tapi kelakuan kasar dan tak tahu malu ini……apakah benar orang yang sama dengan Lin Xian dalam fragmen memorinya?
Lin Xian dalam fragmen memori, bertindak tegas, berpikir gesit, berani bertanggung jawab, punya magnet pribadi yang kuat.
Tapi pria yang berteriak-teriak "Sanitary Pad" di hutan ini……
Hanya bisa digambarkan sebagai menjijikkan.
Kalau bukan karena wajahnya yang persis sama dengan Lin Xian dalam fragmen memorinya, dia benar-benar malas berurusan.
“Sebenarnya kau teriak-teriak apa sih?”
CC melihatnya diam saja, terus mengejar:
“Kau sangat butuh barang itu? Berharap siapa yang akan mengantarkannya? Tingkat industri bumi sekarang ini sama sekali belum bisa memproduksi barang semacam itu.”
Batuk-batuk.
Lin Xian membersihkan kerongkongannya, melemparkan corong daun pisang:
“Kamu salah paham, aku sedang mencari seseorang, seorang pria tua, namanya Wei Shengjin.”
Menengadah.
Menatap mata CC yang penuh ketidakpercayaan, seolah ada subtitle "tingkat kesukaan -99" mengambang di atas kepala.
“Kamu tidak percaya?” tanya Lin Xian.
“Kata-kata yang kau ucapkan, apa kau sendiri percaya?” CC membalas bertanya: “Bagaimana mungkin ada orang yang punya nama seperti itu.”
Lin Xian terkekeh:
“Jangan bicara, hari ini aku akan memperlihatkan padamu apa yang disebut jurang budaya antara Bumi dan Mars.”
Setelah itu, Lin Xian dan CC saling memverifikasi informasi.
Komunikasi dan kepercayaan sama sekali tidak bermasalah.
Fragmen memori dari Mimpi Pertama dan mimpi kedua itu benar-benar efektif, menghemat banyak langkah Lin Xian, bisa langsung melewati alur cerita panjang dan cepat masuk ke status anggota tim yang saling percaya... Tentu saja, jika tidak ada sandiwara Wei Shengjin ini, mungkin tingkat kesukaan akan sedikit lebih tinggi.
Hanya saja tidak ada cara lain.
Di tengah hutan lebat, Lin Xian benar-benar tidak bisa menentukan arah, juga tidak tahu harus lari ke mana.
Bertemu CC.
Ia menatap ke arah datangnya CC:
“Jadi, ke arah sana adalah Desa Rhein, pada waktu ini, kau baru saja berangkat dari Desa Rhein.”
Lin Xian mengingatnya dengan jelas.
Dalam mimpi kemarin, CC memberitahunya akan berangkat dari Desa Rhein sekitar lewat pukul 12 siang, menuju Desa Wajah untuk mencari brankas.
Desa Rhein berada di utara titik kelahiran Lin Xian, sedangkan Tuan Wei Shengjin dan Desa Wajah berada di selatan titik kelahiran Lin Xian...
Lin Xian hari ini benar-benar salah arah, kehilangan Tuan Wei Shengjin, tapi secara kebetulan malah berhasil menyergap CC lebih awal.
“Tidak, bukan kau yang menyergap.”
CC menggelengkan kepala, menjelaskan:
"Teriak hantu-mu yang menarik saya kemari. Saya penasaran ini pertunjukan seni macam apa, jadi datang melihat... Ternyata benar-benar kau! Sungguh membuat saya tercengang, semakin dikagumi."
"Cukup, cukup."
Lin Xian melambaikan tangan:
"Kita tidak usah bahas ini. Segera kerjakan hal penting saja."
"Seperti yang sudah saya jelaskan, mencari brankas bertulisan nama saya sekarang terlalu sulit, tidak ada ide sama sekali."
"Satu-satunya cara: pakai detektor logam Tuan Wei Shengjin untuk mencari jarum dalam jerami; atau pergi ke Desa Wajah dulu, lihat kondisi brankas Akademisi Gao Wen, apa isinya."
"Kau bilang sebelumnya pernah ke Desa Wajah, Er Zhuzi dan San Pang sudah bertahun-tahun retas brankas dengan metode brute force, mungkin tinggal beberapa digit terakhir untuk dapat password... Kita cukup duluan membuka brankas sebelum mereka, seperti menjadi benalu di sarang burung tekukur, memetik keuntungan tanpa usaha."
"Tapi pertama-tama kita harus ke selatan mencari Tuan Wei Shengjin. Peralatannya sangat kita butuhkan. Banyak teknologi Mars-nya sangat hebat, setidaknya... di bumi sekarang ini bisa disebut serangan hukum karma."
……
Di mata Lin Xian, Tuan Wei Shengjin adalah harta berjalan.
Pistol di pinggang tidak usah disebut lagi.
Tas besar di punggungnya berisi berbagai perlengkapan survival dan senjata. Sekop lipatnya saja jika diayunkan, di bumi zaman sekarang bagai Lü Bu yang hidup kembali, dewa pun tewas dihantam.
"Ayo, kita cari Tuan Wei Shengjin dulu."
Lin Xian melambaikan tangan, memberi isyarat pada CC untuk menyusul.
“……”
CC menghela napas, memandang punggung Lin Xian yang pergi, lalu menyusul langkahnya:
"Aku masih sulit membayangkan ada orang yang memakai nama seperti itu, apalagi seorang lansia... Kalau nanti kita bertemu, bagaimana harus memanggilnya? Aku benar-benar tidak bisa menyebut nama itu."
"Panggil saja Guru Wei."
Lin Xian membersihkan seikat rotan dan menerobos masuk:
"Ikuti saja sepertiku, panggil Guru Wei. Tapi syaratnya... kita harus bisa menemukannya dulu. Sekarang aku benar-benar tersesat."
"Coba deskripsikan ciri-ciri sekitar tempat terakhir kamu bertemu dengannya."
CC juga membungkuk dan menerobos rimbunan rotan:
"Aku sangat familiar dengan hutan ini. Jika ada pohon dengan bentuk yang sangat unik, biasanya aku tahu lokasinya."
Lin Xian menjelaskan beberapa ciri pohon secara singkat.
Tak disangka.
CC benar-benar seperti navigasi manusia, langsung memahami posisi perkiraan dan berjalan cepat memimpin jalan.
Di tangannya ada pedang besar berwarna hitam legam.
Dengan gesit ia menebas rotan dan ranting, membuka jalan di tengah hutan belantara.
Lin Xian memandang punggungnya, terkenang akan Chu Anqing yang telah berubah menjadi Tiang Milenium dan lenyap...
Lin Xian tidak pernah bermimpi.
Tidak pernah mengalami "mimpi palsu" seperti itu.
Terkadang ia iri pada orang lain yang bisa bermimpi palsu untuk bertemu dengan orang yang dirindukan.
Setelah nenek Lin Xian meninggal, ia sangat merindukannya.
“Ayah telah berkali-kali memberitahunya, bahwa dalam mimpi beliau sering bertemu nenek, yang tetap begitu penyayang dan lembut... Meski nenek sendiri tak pelit mengeluarkan uang, setiap bertemu Lin Xian kecil, beliau selalu tersenyum heh-heh sambil membuka saputangan tergulung, mengeluarkan beberapa lembar 'uang besar' untuk diberikan pada Lin Xian:”
“Cucu baik, belilah jajan, beli yang banyak ya.”
Tapi semua ini hanyalah gambaran yang dimimpikan ayah Lin Xian...
Bagi Lin Xian kecil, ia juga sangat ingin bermimpi tentang nenek.
Sekali pun cuma bisa bermimpi sekali saja, banyak kata yang tak sempat terucap ingin ia sampaikan pada nenek, ingin kembali memeluk dada nenek.
Namun, hal yang bisa dilakukan semua orang, justru tak bisa ia lakukan.
Setiap kali masuk ke mimpi tepat waktu, yang ditemui hanyalah alun-alun tak berubah di Mimpi Pertama: Ultraman bersaudara yang bertarung, riuh nyanyian jangkrik, siaran radio yang sama setiap hari, kerumunan manusia yang monoton.
Semua orang bisa bertemu orang yang telah tiada, orang yang dirindukan, orang yang tak bisa dijumpai dalam mimpi.
Hanya Lin Xian yang tak punya "kemampuan super" ini.
Seperti halnya Tang Xin yang meninggalkannya, Huang Que, Chu Anqing...
Andai bisa bertemu mereka dalam mimpi, setidaknya bisa mengucap terima kasih, setidaknya bisa meminta maaf.
Meski CC di hadapannya mirip seperti salin-tempel dengan Chu Anqing, ia sangat paham bahwa mereka berdua bukan orang yang sama, sama sekali berbeda.
CC tiba-tiba berhenti melangkah, menoleh memandang Lin Xian:
“Hari ini kau terlihat anehnya sunyi.”
Lin Xian menengadah:
“Dulu tidak seperti ini?”
CC menggelengkan kepala:
“Dalam fragmen memori tentangmu sebelumnya, kau sangat lincah, bersemangat, bahkan… terkadang menjengkelkan dengan kepura-puraan, loncat-loncat tak serius.”
“Tapi sekarang… kau terlalu pendiam, malah membuatku tidak nyaman, seolah kau menjadi orang yang berbeda.”
Heh.
Lin Xian terkecil, nada suaranya getir:
“Bagaimanapun, banyak hal telah terjadi.”
Pertemuan terakhir dengan CC adalah sebelum datangnya mimpi ketiga, Lin Xian samar-samar ingat, kira-kira bulan Mei tahun 2023.
Kemudian Perusahaan Rhein pun berdiri.
Dia memasuki mimpi ketiga, mimpi keempat, dan sejak itu tak pernah lagi bertemu CC.
Hingga hari ini.
Tepat satu tahun telah berlalu.
Dalam satu tahun ini, baik di dalam mimpi maupun dunia nyata, begitu banyak peristiwa terjadi, menyaksikan berbagai perpisahan hidup dan mati.
Lin Xian mengakui.
Memang sudah sulit untuk kembali "bersemangat".
Belum lagi…
Setidaknya, dia harus menyelamatkan Chu Anqing, bukan?
Sudah jelas berjanji padanya, akan selalu menemukannya, takkan pernah tersesat;
Juga berjanji pada Chu Shanhe, akan membawa putrinya pulang.
Ah.
Sekadar bicara manis tak cukup, harus ada tindakan nyata.
Tapi saat ini, petunjuk tentang Tiang Milenium benar-benar mentok, satu-satunya terobosan… mungkin ada di hadapanku ini, CC yang juga merupakan Tiang Milenium.
“Banyak temanku yang telah pergi.”
Lin Xian berjalan sambil berkata:
“Masih ada seorang gadis, yang usianya identik dengan kau.”
“Pacarmu?”
Klik!
CC menebas tumbuhan rambat yang menghalangi jalan dengan pedang besar, lalu melangkah melewatinya:
“Biasanya hanya keluarga atau pacar yang meninggal, yang bisa membuatmu terpukul sebesar ini.”
Lin Xian menatap CC:
“Dia terlihat identik denganmu.”
“Ini benar-benar kalimat rayuan paling klise yang pernah kudengar”
CC menghela napas:
“Bisakah aku menarik kembali rasa simpatiku tadi?”
Lin Xian menyusul melangkahi tumbuhan rambat:
“Lelucon ini sudah kau lontarkan dua tahun lalu, hanya saja tidak ada dalam fragmen memori-mu. Percaya tidak percaya, demi membantuku mendapatkan sesuatu yang sangat berharga, dia melompat dari pesawat di ketinggian 20.000 meter.”
“Wow.”
CC berkomentar dengan tenang:
“Dia sangat berani. Di salah satu fragmen memori, aku pernah membaca buku yang mengatakan bahwa cahaya bulan yang mati adalah cahaya bulan sejati. Sekarang dia mati di hadapanmu... Kau mungkin takkan bisa melupakannya seumur hidup.”
“Melompat dari ketinggian 20.000 meter... Mayatnya pasti tidak bisa ditemukan ya?”
Lin Xian menggelengkan kepala:
“Begitu dia melompat dari pesawat, aku langsung menyusul terjun. Lalu menangkap tangannya di udara, membuka parasut, menyelamatkannya... Tapi pada akhirnya tidak berhasil, dia tetap menghilang.”
CC berhenti melangkah.
Menoleh.
Memandangi Lin Xian dengan penuh tanya.
Dia mencoba membaca ekspresi dan tatapan Lin Xian, berusaha menyimpulkan apakah ini hanya sebuah lelucon atau candaan untuk mencairkan suasana.
Tapi yang dia temukan...
Raut wajah lawan bicaranya serius.
Sedih.
Benar-benar asli.
Klik!
Dia menoleh, lalu menghujamkan pedang besar memotong beberapa sulur tanaman sambil mendengus pelan:
"Hmph."
Terus berjalan maju:
"Berani melompat dari pesawat tanpa ragu-ragu..."
"[Kau juga bisa dianggap suami sejati.]"
CC perlahan menghilangkan prasangka terhadap Lin Xian yang timbul karena Wei Shengjin tadi.
Ternyata.
Dia tidak salah menilai pria ini.
Pantas saja dalam fragmen memori, perasaannya terhadap pria ini juga bergejolak:
"Kurasa kau tidak perlu merasa bersalah."
CC mempercepat langkah, suaranya terdengar lembut:
"Sejak kau mengikuti dia melompat dari pesawat itu, hatimu sudah bersih. Tak peduli apakah akhirnya kau berhasil menyelamatkannya atau tidak... itu tidak penting. Keberanianmu melompat dari ketinggian 20.000 meter sudah membuktikan segalanya."
"Entah itu perasaan kalian berdua, atau janji yang terucap, tak seorang pun bisa mencaci usahamu. Tak ada yang bisa mengatakan kau kurang berbuat."
Lin Xian terkekeh pendek.
Menggelengkan kepala:
"Ayahnya juga bilang begitu, tapi nyatanya dia sudah tiada. Percuma berbicara, hasilnya tetap tidak bisa diubah."
"Aku tidak sependapat."
CC berbalik badan, menatap Lin Xian yang hanya selangkah lagi.
Pandangan mereka bertemu.
Lin Xian melihat keteguhan dan tekad yang membara di mata CC.
“Jika ada seorang pria, yang rela melompat dari pesawat untukku, menyelamatkanku tanpa takut bahaya maut……”
CC menatap Lin Xian, suaranya jernih:
“【Maka tentu aku juga rela berkorban segalanya untuknya, bahkan kematian.】”
……
……
Cahaya matahari efek Tyndall, menembus debu di udara, menyinari ruang di antara mereka berdua.
Memisahkan dua bayangan, lalu menyatukannya kembali dalam cahaya.
Ketenangan sesaat justru memicu riuh rengekan jangkrik yang semakin bergelora.
Seperti tepuk tangan、
Seperti sorak-sorai、
Atau mungkin suara merintih.
Angin sepoi-sepoi dari hutan membawa harum tanah basah yang lembut, dan manisnya aroma bunga yang merekah.
Kupu-kupu dan capung terbang dari sinar matahari di antara mereka, mengaburkan pandangan, menciptakan ilusi.
“【Pria berjanggut tebal VV, kan?】”
Lin Xian menangkap rahasia yang tersembunyi dalam ucapan CC.
Berkata pelan:
“Beberapa kali kutanyakan padamu, tapi tak pernah kudapat jawaban... mengapa sepatah kata dari pria berjanggut tebal VV bisa membuatmu begitu nekad mengejar brankas itu.”
“Pasti ada kisah antara kalian berdua. Entah yang nancep di hati, atau tak terlupakan. Benar kan? Kau seolah bicara tentangku, tapi sebenarnya tentang dia... pria berjanggut tebal yang dengan satu kalimat mengubah peta hidupmu... VV.”
CC berkedip secepat kilat.
Berbalik badan, melanjutkan perjalanan membuka jalan:
“Mungkin.”
Suaranya terdengar samar:
“Tapi setiap orang sama, prinsipnya juga sama. Selalu ada hal-hal yang patut kita perjuangkan tanpa mempedulikan bahaya, dan selalu ada orang-orang yang membuat kita rela berkorban tanpa pamrih.”
“Ngomong-ngomong……”CC berhenti sebentar, menghindari pohon besar yang butuh empat orang untuk merangkulnya, lalu berjalan ke arah lain:
“Ngomong-ngomong, tadi saya perhatikan baik-baik, kau tampak… lebih tua.”
Segera.
Dia menggelengkan kepala:
“Bilang tua… mungkin kurang tepat. Apakah ini perkembangan? Atau kedewasaan, untuk usiamu sekarang, lebih tepat disebut kedewasaan.”
“Dalam dua fragmen memori tentangmu, kau jelas terlihat lebih muda dari sekarang, bukan hanya sikap dan perilaku yang lebih muda, tapi secara harfiah, penampilan fisik yang lebih muda.”
Lin Xian tidak berkata apa-apa.
Tentu saja.
Saat pertama kali bertemu CC di Mimpi Pertama, usianya baru 23 tahun, sementara CC kurang sehari menuju 20 tahun.
Dan sekarang.
Mereka bertemu kembali.
CC masih kurang sehari menuju 20 tahun - selamanya tidak akan mencapai usia 20 tahun.
Sementara dirinya sendiri sudah 25 tahun.
Waktu di mimpi tidak pernah mengalir, tapi arus waktu di dunia nyata tidak pernah berhenti.
Mungkinkah suatu hari nanti…
Mereka akan terus bertemu dalam mimpi.
CC tetap muda seperti ini, sementara Lin Xian perlahan menua… 35 tahun, 45 tahun, 55 tahun, 65 tahun…
Membayangkan dirinya yang menua.
Mengingat Tuan Wei Shengjin yang berusia 70 tahun, dan Nenek Zheng Xiangyue yang 116 tahun.
Lin Xian tak bisa menahan tawa:
"Benar, saya memang sudah lebih tua beberapa tahun. Mungkin di dunia berikutnya ketika kita bertemu lagi, saya akan berubah menjadi pria berjanggut tebal VV."
"Cih."
CC mengeluarkan suara cibiran sambil mempercepat langkah:
"Kau memang mulai tidak serius lagi."
……
Fakta membuktikan.
CC benar-benar familiar dengan hutan ini.
Tak lama, dia berhasil membimbing Lin Xian menemukan referensi yang familiar. Lin Xian akhirnya tahu arah letak Tuan Wei Shengjin.
"Di sebelah sana."
Lin Xian menunjuk ke arah barat daya, keduanya mulai berlari cepat di dalam hutan.
Ternyata benar.
Tak lama.
Terlihat dari kejauhan siluet membungkuk dengan kepala tertunduk, memegang detektor logam sedang memindai tanah dengan serius.
"Guru Wei!"
Lin Xian melambai-lambaikan tangan dari kejauhan.
Wei Shengjin berbalik waspada, tangan kanannya meraba-raba di pinggang belakang.
"Guru Wei, Yang Mulia jangan terburu emosi, dengarkan dulu."
Lin Xian menjaga jarak sambil mengucapkan kalimat andalan yang sudah dipersiapkan:
"Kami juga mencari brankas. Guru Wei, kami mencari brankas nomor 66. Isinya sangat penting bagi kami."
"Bagaimana kalau kita cari bersama? Saya tahu ada tempat yang mengubur sebuah brankas. Meski mungkin bukan milik Anda atau saya, tak ada salahnya mencoba keberuntungan."
Tak lama.
Keparat Wei Shengjin tersentuh oleh ketulusan Lin Xian, memutuskan untuk ikut menyelidiki lokasi yang diklaim mengandung brankas paduan hafnium tersebut.
Dia mengulurkan tangan, hendak berjabat tangan dengan keduanya:
"Nak, nona kecil, bagaimana panggilan kalian ya?"
"Namaku Lin Xian."
Lin Xian menunjuk dirinya sendiri, lalu menunjuk CC:
"Dia bernama CC."
Wei Shengjin tertawa heh-heh:
"Baik... baik... Aku akan ingat nama kalian. Namaku adalah--"
"Guru Wei!" "Guru Wei!"
Lin Xian dan CC dengan refleks cepat langsung menggenggam tangan Wei Shengjin:
"Sudah lama mendengar nama besar Guru Wei, kami akan memanggil Yang Mulia sebagai Guru Wei."
Hah?
Keparat Wei Shengjin wajah penuh tanya.
Dirinya sendiri...
Hanyalah seorang guru kampus biasa tanpa jabatan akademik atau penemuan penting.
Benarkah namanya sendiri begitu sangat terkenal?
"Guru Wei, biar saya bawakan tas Anda. Ikuti saja langkah kami."
Lin Xian mengaktifkan mode percepatan.
Mengambil tas besar Wei Shengjin dan mulai memimpin jalan:
"Brankas dikubur di sebelah sana. Sepanjang jalan ini kosong, gaspol!"
Lin Xian dan CC seolah dikejar waktu, berbalik dan lari.
Hal ini membuat keparat Wei Shengjin ikut panik...
Bergegas mengikuti dari belakang.
"Eh, pemuda, ngapain buru-buru! Kita punya banyak waktu!"
Dia berlari beberapa langkah, mulai kehabisan napas:
"Aduh saya kamerad tua ini tidak sanggup mengikuti kalian... Perlahan sedikit, teman-teman! Bukannya besok sudah kiamat, ngapain kalian panik!"
Terakhir.
Kedua orang itu menyeret Tuan Wei Shengjin ke sebuah tanah lapang.
Lin Xian meletakkan tasnya.
Wei Shengjin mengaktifkan detektor logam dan mulai melakukan positioning.
Diiiiiiiiiii!
Tak lama kemudian, dia berhasil menemukan posisi brankas paduan hafnium.
Dengan girang:
"Ya Tuhan! Ternyata kau benar! Di bawah sini benar-benar terkubur brankas paduan hafnium!"
"Sangat menyenangkan... Sudah dua bulan aku mendeteksi di sini, belum pernah menemukan satu pun. Tak kusangka hari ini benar-benar ketemu!"
"Lin Xian!"
Tuan Wei Shengjin menoleh dengan wajah bersemangat:
"Ambil sekop lipat dari tasku, mari kita ber--"
Dia tertegun.
Mata terbelalak.
Memandangi Lin Xian dan CC yang sudah mengenakan peralatan lengkap di depannya.
Keduanya masing-masing memegang sekop lipat. Lin Xian bahkan memberikan sarung tangan pada CC, topi jerami cadangan pun dibagi satu-satu, botol air juga sudah dikeluarkan. CC meneguk beberapa kali lalu memberikannya pada Lin Xian.
"Ini..."
Wei Shengjin bingung:
"Kalian berdua... kalian ini tim arkeologi profesional ya? Keterlaluan profesionalnya! Kok bisa begitu familiar dengan tas saya?"
Dia benar-benar tak mengerti.
Isi tasnya begitu berantakan dan banyak barang.
Bagaimana Lin Xian bisa menemukan peralatan dan prop dengan cepat, bahkan membuka botol air?
"Tenanglah Guru Wei."
Lin Xian menepuk dada dan perut:
"Dalam urusan menangani brankas, kami berdua ahlinya."
"Selesai bicara."
Lalu membungkuk lagi, seolah mengambil sesuatu dari kantong, mengeluarkan sekop lipat dari dalam, merakitnya dengan mahir, dan menyerahkannya ke Pak Wei Shengjin:
"Ambil ini, tiga orang menggali bersama pasti lebih cepat."
"Selesai bicara."
Sekali lagi ia mengulurkan tangan ke kantong dalam tas, mengeluarkan foto Pak Wei Shengjin yang diambil di gudang Bank Thyme.
Benar saja, tidak ada perubahan.
Masih brankas nomor 724, dengan huruf Microsoft Yahei yang sudah familiar.
Bagaimanapun juga...
Untuk memverifikasi apakah perubahan ruang-waktu terjadi, hanya bisa diketahui dengan menggali brankas nomor 1277 di bawah ini.
Dengan cekatan menyimpan kembali foto, lalu mengeluarkan sepasang sarung tangan kerja dari kantong samping:
"Pak Wei, pakai sarung tangan ini, nanti tangan Anda melepuh."
Pada saat ini.
Wei Shengjin sudah tidak bisa menahan diri lagi:
"Nak! Kau terlalu familiar dengan tas saya! Lebih tahu dari saya sendiri!"
Wajahnya penuh tanya, memiringkan kepala melihat Lin Xian:
"Ini membuat saya tidak merasa aman!"
Namun...
Lin Xian dan CC, benar-benar ahli penanganan brankas profesional, sementara Pak Wei masih menggerutu tentang rasa tidak aman, mereka berdua sudah menyekop beberapa gumpalan tanah.
"Aih..."
Pak Wei Shengjin menghela napas.
Hanya bisa mengakui bahwa dirinya sudah tua, tidak bisa mengikuti ritme anak muda.
Nak dan nona kecil ini adalah orang yang paling cepat dan tegas yang pernah dia lihat. Langsung bekerja tanpa ragu-ragu, persis seperti pekerja pabrik.
Sudahlah.
Lagipula tidak ada niat jahat terhadap dirinya. Wei Shengjin yang sudah tua ini paham banyak hal tak perlu dipikirkan mendalam.
Maka...
Dia menggulung lengan baju dan bergabung dalam tim arkeologi Lin Xian dan CC.
Tiga orang menggali lubang memang jauh lebih cepat daripada dua orang.
Dua orang fokus menggali.
Satu orang bertugas memperlebar dan mengangkut tanah. Kurang dari satu jam, brankas paduan hafnium pun berhasil digali.
Saat berdiri tegak...
Mereka bertiga tak kuasa menahan diri untuk berkerumun melihat nomor dan nama di brankas.
Nomor: 1277
Nama: Pang Ya
Memang, nomor dan pemilik brankas tidak berubah.
Tapi!
Lin Xian menggosok plat nama dengan sarung tangannya...
Ternyata tidak salah lihat!
Huruf yang membentuk nama "Pang Ya" di sini...
Ternyata menggunakan [Microsoft YaHei]!
Berhasil.
Ini membuktikan rencana Lin Xian memicu perubahan kecil ruang-waktu berhasil.
Dia berhasil mempertahankan brankas Wei Shengjin dan Gao Wen, sekaligus mengubah font nama di brankas Pang Ya dari Songti menjadi Microsoft YaHei.
Meskipun perubahan ini sangat kecil, hampir tidak berpengaruh pada ruang-waktu maupun masa depan.
Tapi!
Perubahan ini memberikan parameter berharga untuk penelitian [kelengkungan ruang-waktu] dan [koordinat ruang-waktu]!
Setelah bangun dari mimpi di tengah malam, dengan mengamati perubahan nilai di Zhong Ruang-Waktu, kita bisa mendeduksi aturan koordinat ruang-waktu.
Dengan demikian, soal pertama Klub Jenius pun bisa dijawab dengan benar.
“Semuanya siap.”
“Tinggal menunggu malam ini untuk keluar dari mimpi!”
“Selanjutnya kita mau ngapain?”
CC duduk di atas brankas, mengusap keringat, memandang Lin Xian:
“Mau ke Desa Dalimao?”
Lin Xian merenung sejenak.
Benar, kesempatan langka ini harus dimanfaatkan untuk mencoba peruntungan di markas besar Dalimao di Desa Dalimao.
Saat ini Desa Dalimao belum diretas oleh CC.
Artinya...
Tempat itu belum dalam status siaga, sangat memudahkan penyusupan.
“Seberapa jauh kau mengenal Desa Dalimao?”
Lin Xian menatap CC yang sedang mengayun-ayunkan kakinya di atas brankas:
“Pernah kau melakukan pengintaian sebelumnya?”
CC mengangguk:
“Aku pernah beberapa kali kesana. Biasanya di waktu seperti ini, Er Zhuzi yang berjaga di pintu... Mereka juga melakukan patroli bergiliran, detail aturannya tidak jelas.”
“Awalnya aku berencana menyusup sore nanti, karena saat pergantian shift, Azhuang akan menggantikan Er Zhuzi berjaga. Nanti Er Zhuzi dan San Pang akan terus mencoba kombinasi password brankas dengan metode brute force.”
“Tatapan Azhuang kurang awas, tidak setajam Er Zhuzi... Saranku kita melakukan pengintaian dulu, tapi untuk penyusupan sebaiknya tunggu sampai Azhuang menggantikan Er Zhuzi jaga.”
“Er Zhuzi yang jaga?”
Lin Xian teringat sosok lincah seperti burung, gesit bagai petir itu - si pencuri formasi tumpuan manusia.
Kalau dia yang patroli...
Sepertinya justru lebih berpeluang!
“Tidak.”
Lin Xian menggelengkan kepala:
“Kita berangkat sekarang juga, lari lebih cepat, menyusup saat Er Zhuzi sedang patroli.”
CC mengerutkan alis bingung:
“Apa penjelasanku kurang jelas?”
“Er Zhuzi itu sangat kuat. Kecepatannya tinggi, penglihatannya tajam, bijaksana dan teliti, bisa mengawasi pergerakan dari jarak jauh.”
“Ditambah tombak merah di tangannya, semakin panjang semakin sakti, layak disebut raja senjata tajam. Kenapa kau nekat bertarung langsung dengannya?”
Lin Xian bangkit dari lantai.
Terkikik:
“Takut apa? Siapa bilang harus berhadapan langsung? Kenapa tidak kita taklukkan musuh dengan kecerdasan?”
“Aku pernah menyaksikan kemampuan Er Zhuzi, memang hebat. Tapi di saat yang sama...”
“Er Zhuzi... punya kelemahan mematikan.”
