Zhao Yingjun memandangi Yan Qiaoqiao yang menunduk.
Tiba-tiba.
Teringat percakapannya dengan Kak Wang di atap Gedung MX waktu itu…
“Lalu sejak kapan Ayah mulai merasakan jadi seorang ayah?”
Saat itu dia mengajukan pertanyaan ini kepada Kak Wang.
Pertanyaan yang sangat abstrak, tapi Kak Wang menjawab tanpa ragu:
“Saat putriku tersakiti.”
……
Sejujurnya.
Saat itu, Zhao Yingjun tidak sepenuhnya memahami ucapan Kak Wang, bahkan merasa itu berlebihan dan cari perhatian.
Tapi sekarang.
Melihat wajah Yan Qiaoqiao yang sedih dan kesepian di depannya.
Hidungnya terasa pedih.
Membungkukkan badan, merentangkan kedua tangan, memeluk sosok mungil bagai kuncup bunga itu:
“Maaf.”
Dia berkata dengan lembut.
Meski, banyak hal bukanlah kesalahannya;
Bukan dia yang melahirkan gadis ini;
Bukan dia yang gagal menemani masa kecilnya;
Tapi…
“Maaf.”
"Dia mengulang lagi, memejamkan mata. Merasakan suhu tubuh yang agak dingin di dada, perlahan, seolah mulai menghangat."
"Zhao Yingjun bangun dari posisi membungkuk."
"Memandang buket anyelir yang tergenggam di tangan Yan Qiaoqiao."
"Lusuh, layu."
"Kertas timah pembungkusnya kusut, kelopak-kelopak bunganya pun berantakan."
"Tapi saat ini."
"Justru menjadi hadiah paling diidamkan Zhao Yingjun."
"Dia menunjuk ke rangkaian bunga itu:"
"Dari mana asalnya buket ini?"
"Yan Qiaoqiao menunjuk ke pintu taman yang sudah sepi di kejauhan:"
"Kutemukan di tempat sampah."
"Mendengar jawaban itu."
"Zhao Yingjun tersenyum dengan ekspresi terkejut namun tak sepenuhnya kaget."
"Setelah dipikir-pikir memang masuk akal."
"Yan Qiaoqiao tak punya sepeser uang pun, dari mana lagi dia bisa membeli bunga? Hanya bisa mengambil dari tong sampah."
"Maukah kau memberikannya padaku?"
"Zhao Yingjun bertanya penuh harap:"
"Aku sangat menyukai buket ini... Jika kau mau menghadiahkannya padaku."
"Meski bukan ibumu, tapi... Aku akan berusaha menjadi lebih lembut, lebih sabar, lebih pengertian; akan berusaha menjadi kakak yang baik, menjagamu, merawatmu."
"Yan Qiaoqiao mengangguk."
"Mengangkat buket anyelir kuning pucat di antara mereka, sisa-sisa wangi bunga beterbangan di udara, meresap ke rongga hidung, manis menggoda:"
"Untukmu."
"Yan Qiaoqiao berbisik pelan."
"Zhao Yingjun menerima rangkaian anyelir pertama dalam hidupnya dengan khidmat, menatapnya penuh kekaguman."
“Sangat suka.”
“Dia meratakan lipatan-lipatan kertas timah sedikit demi sedikit, bunga itu masih terlihat utuh.”
“Meskipun hanya satu buket.”
“Tapi anyelir tetaplah anyelir.”
“Banyak perasaan di dunia ini yang tak bisa dijelaskan dengan kuantifikasi.”
“Terima kasih, Qiaoqiao.”
Zhao Yingjun tersenyum lembut:
“Aku sangat menyukainya.”
Tiba-tiba ia teringat jembatan layang yang pernah dilewati bersama Lin Xian awal tahun lalu, karangan mawar berkerut yang diberikan Lin Xian saat itu membuatnya tak bisa menahan tawa:
“Tak kusangka...”
“Dua buket bunga terpenting dalam seumur hidupku ternyata hasil pungut dari tempat lain, sama-sama berkerut seperti ini.”
Yan Qiaoqiao memiringkan kepala:
“Dua buket?”
“Lalu... siapa yang memberi buket satunya?”
Zhao Yingjun menatap wajah penasaran dan polos Yan Qiaoqiao, mengelus rambutnya sambil tersenyum lembut:
“Kau akan tahu jawabannya.”
“Nanti...”
“【Biarkan dia sendiri yang menceritakan kisah ini padamu, setuju?】”
Yan Qiaoqiao mengangguk patuh:
“Baik.”
Zhao Yingjun tak tega memasukkan buket ini ke tas tangan yang akan membuat bunganya semakin kusut. Dia beralih memegangnya dengan tangan kiri.
Matanya kembali tertangkap koin arcade yang digenggam Yan Qiaoqiao...
Teringat adegan di mesin claw game tadi.
Yan Qiaoqiao tak berhasil mendapatkan satu pun boneka.
Akhirnya dia mengusulkan:
“Bagaimana kalau kita coba lagi mesin claw game di mal?”
“Bisa ketangkep nggak?”
Yan Qiaoqiao menengadah penuh harap.
“Bisa dicoba lagi!”
Zhao Yingjun memberi semangat:
“Walau aku juga nggak jago main, tapi bisa belajar.”
……
Langit sudah gelap, Shanghai dipenuhi lentera rumah yang menyala.
Dua gadis cantik berbeda usia berpegangan tangan, bangkit dari bangku taman yang mirip paviliun. Bak saudari maupun ibu-anak, mereka masuk ke mal besar yang ramai di sebelahnya.
Tidak lama kemudian.
Mereka keluar dari arena game, Yan Qiaoqiao mengacung-acungkan boneka monyet besar bermulut lebar dengan girang.
Walau bonekanya jelek.
Tapi ini hasil perjuangan berjam-jam... akhirnya berhasil digapai.
Zhao Yingjun kemudian menyadari.
Untuk menang di mesin claw game yang jelas-jelas menipu uang ini, harus nekad bertahan...
Jangan muluk-muluk, jangan cari trik, cukup fokus pada satu boneka dan terus-menerus masukkan koin.
Pasti ada satu kesempatan tak terduga di mana cakar mesin tiba-tiba mencengkeram erat seperti marah, membawa mangsanya ke lubang keluar.
Monyet besar bermulut lebar ini pun didapat.
Murni kebetulan.
Persis seperti kemunculan Yan Qiaoqiao.
Mereka menuju parkir bawah tanah, naik ke mobil bisnis Alphard yang sudah menunggu.
“Yan Qiaoqiao masih asyik mempermainkan boneka monyet besar di tangannya, sementara Zhao Yingjun di sebelahnya takjub menatap rangkaian bunga anyelir itu.”
“Inilah versi sempurna dari 《Hadiah Magi》.”
“Keduanya telah mendapatkan hal yang paling diinginkan dari satu sama lain.”
“Tiba-tiba Zhao Yingjun merasa penasaran...”
“Meski Yan Qiaoqiao jelas-jelas dalam kondisi kehilangan ingatan, dan sama sekali tidak mengingat kenangan apapun tentang orangtuanya, tapi... mengapa dia tetap merindukan Ibunya setiap hari?”
“Bagaimana mungkin seseorang bisa merindukan sosok Ibu yang tidak ada dan tidak diingatnya?”
“Qiaoqiao.”
“Dia menoleh dan bertanya:”
“Bukankah kau bilang tidak ingat siapa Ibumu? Juga tidak punya kenangan apapun bersamanya?”
“Lalu... bagaimana kau bisa merindukan Ibu? Atau mungkin ingatanmu sudah mulai pulih?”
“Yan Qiaoqiao menggelengkan kepala:”
“【Aku tidak punya ingatan tentang Ibu, tapi perasaan rindu padanya tak pernah hilang.】”
“Memori.”
“Perasaan.”
“Zhao Yingjun teringat dua isu yang sedang ramai dibahas masyarakat belakangan ini.”
“Seiring dimulainya eksperimen relawan ketiga kabin hibernasi - yang juga merupakan batch uji coba terakhir - umat manusia semakin mendekati era hibernasi.”
“Para ahli memprediksi sekitar tahun 2025, kabin hibernasi produksi massal akan diluncurkan ke pasar untuk digunakan masyarakat umum.”
“Saat itu tiba, pasti akan muncul berbagai masalah.”
“Masalah sosiologi、”
“Masalah etika、”
“Masalah kependudukan、”
“Persoalan moral dan hukum.”
Namun ini bukanlah hal yang perlu ditakuti, karena perkembangan peradaban manusia sendiri merupakan proses terus-menerus menemukan masalah lalu menyelesaikannya.
Hal-hal seperti ini adalah aturan yang perlu dipertimbangkan oleh penguasa, tidak terlalu berkaitan dengan individu.
Dalam konteks sikap individu terhadap hibernasi... yang paling dikhawatirkan setiap orang adalah efek samping 【kehilangan ingatan】 dan disertai 【hilangnya perasaan】.
Bagaimana cara memastikan bahwa memori yang didapat setelah terbangun dari hibernasi adalah asli?
Hingga kini belum ada jawaban yang meyakinkan.
Demikian juga dengan perasaan.
Sepasang kekasih yang sangat mencintai sebelum hibernasi, apakah masih akan mencintai secara histeris setelah kehilangan ingatan pasca hibernasi?
Sangat sulit untuk menjamin hal ini.
Mayoritas cinta seringkali tercipta dari momen tak terduga yang menggugah, beberapa hal mungkin hanya bisa terjadi sekali seumur hidup.
Apakah setelah hibernasi... sejarah dan masa lalu yang sama bisa terulang kembali?
Pasangan suami istri yang saling mendukung, mampukah terus bersatu di era baru setelah hibernasi berkepanjangan?
Banyak orang tidak memiliki keyakinan akan hal ini.
Zhao Yingjun juga demikian.
Dirinya sendiri termasuk kelompok pesimis terhadap proyek hibernasi, bahkan tidak pernah mempertimbangkan untuk masuk ke cabin hibernasi.
Memori dan perasaan baginya adalah eksistensi berharga kedua setelah nyawa dalam hidup, dia tak ingin kehilangan bukti yang membentuknya sebagai Zhao Yingjun dan bukan orang lain.
Namun.
"Ucapan Yan Qiaoqiao tadi membuatnya melihat secercah harapan bagi manusia untuk melewati era hibernasi dengan stabil."
Memang.
Mungkin beberapa hal dan memori akan terhapus sepenuhnya.
Tapi perasaan.
Hal yang lebih membingungkan para ilmuwan daripada memori ini... mungkin akan tersimpan dalam bentuk lain di tempat yang lebih dalam daripada ingatan.
……
……
Membuka gorden, terang matahari pagi menyinari kamar tidur, memancarkan keemasan.
Lin Xian begadang semalaman.
Akhirnya berhasil menyalin semua dokumen tentang [Prinsip Teori Penjelajahan Ruang-Waktu dan Konsep Pembangunan Mesin Penjelajah Waktu]!
Waktu yang dibutuhkan jauh lebih singkat dari perkiraan.
Soalnya, dalam catatan Akademisi Gao Wen hanya ada prinsip teori penjelajahan ruang-waktu. Sedangkan bagian pembangunan mesin penjelajah waktu di belakang... hampir semua berupa dugaan dan prediksi, tanpa gambar teknik atau konten praktis.
Ini bukan kesalahan Akademisi Gao Wen.
Karena dia tidak pernah tahu bahwa 【Partikel Ruang-Waktu】 itu eksis di dunia.
Justru karena ketidaktahuan Gao Wen tentang partikel ajaib ini, penelitiannya mentok total di tahap ini. Tidak bisa lanjut, juga tak bisa menyempurnakan konstruksi mesin penjelajah waktu berdasarkan karakteristik partikel ruang-waktu.
Tapi, ini sudah cukup.
"Terima kasih, Akademisi Gao Wen."
Lin Xian menyatukan tangan menghadap matahari yang bersinar, mengucap syukur:
"Terima kasih atas dedikasi tanpa pamrihmu untuk dunia. Lisensi eksklusif naskah ini akan kuterima dengan penuh rasa syukur."
“Hmm……Tunggu saja hasil penelitianmu berikutnya, pasti bisa mengubah dunia lagi.”
Si Kecoak yang Tak Bisa Mati;
Akademisi Gao Wen yang tak terkalahkan.
Dia hanya akan berdiri di pundak raksasa;
Semakin bertarung, semakin berani!
Kemudian.
Lin Xian menjilid naskah berharga ini dengan rapi, menyimpannya di dalam lemari.
Sekarang belum saatnya untuk digunakan.
Setidaknya harus menunggu setelah eksplorasi mimpi kelima selesai dan berubah menjadi mimpi keenam, baru Lin Xian berencana memberikannya kepada Liu Feng untuk diteliti.
Kalau dipikir-pikir……
Menunggu mimpi keenam benar-benar tiba, banyak hal yang harus dikerjakan.
Pertama, verifikasi ulang kelengkungan ruang-waktu dan koordinat ruang-waktu agar bisa menjawab soal pertama ujian Klub Jenius dengan benar;
Kedua, setelah perubahan ruang-waktu terjadi lagi, harus mencoba menghidupkan kembali kecerdasan buatan VV dalam batas aman, melihat apakah bisa memulihkan pelayan tua ini dengan mulus.
Terakhir, mulai membangun kekuatan sendiri dan mesin penjelajah waktu, mengarahkan Perusahaan Rhein ke jalan yang lebih tinggi dan jauh, menjadi pengawas yang solid serta senjata rahasia yang tak tertembus.
“Akhirnya, kita bisa bergerak menuju Kota Permaisuri.”
Lin Xian menguap.
Begadang semalaman memang membuat sangat mengantuk dan lelah, membantu untuk cepat tidur nanti.
Membuka kulkas yang hampir kosong.
Lin Xian membuat sarapan sederhana untuk mengisi kandungannya.
Lalu berbaring di ranjang.
Menutup mata.
Masuk ke dalam mimpi.
……
……
……
“Apa?”
Di meja makan, Dalimao merobek sikut babi, memandang Lin Xian dengan wajah terkejut:
"Saudara, kau bilang mau menyusup ke Kota Permaisuri? Nyawa tak dihargai ya!"
Dia membagi dua sikut babi, separuh ditaruh di piring Lin Xian, separuh di piring CC, lalu berkata dengan sedih:
"Jangan bodoh, Kota Permaisuri beda dengan Desa Muka, mereka tak mudah diajak kompromi."
"Orang-orang sana sangat eksklusif, sombong dan angkuh. Kalau ketahuan menyusup, langsung ditembak mati pakai pistol api."
"Lihat lengan dan kaki kalian yang kecil-kecil ini. Lupakan saja rencana itu. Tinggal tenang di Desa Muka. Nanti katurunan pembangun rumah, kalian banyak-banyak punya anak, hidup tentram di sini seumur hidup."
Lin Xian memandang sikut babi yang masih mengepul di depannya, diam seribu bahasa.
Setelah masuk ke mimpi hari ini, dia pertama mencari CC, lalu menemui Tua Wei Shengjin, menjelaskan situasi Desa Muka dan rumor tentang belasan brankas paduan hafnium di Kota Permaisuri.
Tiga Orang sepakat, pasti akan menjelajahi Kota Permaisuri untuk mencoba keberuntungan.
Maka disusunlah Rencana baru——
Masih dengan Lin Xian dan CC berpura-pura jadi pasangan suami istri, menyusup ke Desa Muka, memperoleh lebih banyak informasi dan dukungan.
Prinsip "banyak orang besar kekuatan" berlaku. Jika Dalimao mau bantu penyusupan, itu benar-benar seperti harimau yang bersayap, meningkatkan tingkat keberhasilan signifikan.
Tidak perlu dibahas lagi.
"Bahkan jika masih sama seperti di mimpi kedua, maukah membantu membentuk tangga manusia?"
"Dengan tangga manusia, kemampuan fisik Lin Xian dan CC sudah cukup untuk memanjat tembok tinggi Kota Permaisuri dan langsung menyelesaikan masalah inti."
"Karena itu, kesulitan utama sekarang adalah... bagaimana caranya membujuk keempat anggota Dalimao untuk bergabung dalam rencana gila ini."
"Lin Xian dan CC saling memandang, tidak menyentuh sikut babi, bersiap memulai putaran bujukan berikutnya."
"Begini, Kak Muka."
"Lin Xian mengangkat gelasnya, berkata perlahan:"
"Menurut saya kekhawatiran Ayahmu benar, orang-orang Kota Permaisuri tidak mungkin puas dengan situasi ini. Mereka sekarang hanya datang untuk menagih biaya perlindungan, tapi tidak lama lagi, setelah membuka lebih banyak brankas dan mendapatkan senjata serta kekuatan yang lebih kuat... pasti akan aktif merusak keseimbangan ini."
"Seperti katamu, bagi orang Kota Permaisuri, mereka memandang rendah kalian. Kalian tidak memiliki nilai diri, hanya tenaga kerja murah atau malah gratis."
"Alasan hubungan masih damai sekarang ini hanyalah karena meski desa-desa sekitar tidak makmur, jika semua penduduk bersatu, populasi kita masih bisa menggilas Kota Permaisuri. Jika benar-benar memicu kemarahan massa, Kota Permaisuri pun akan kerepotan."
“Tapi bagaimana jika di dalam brankas paduan hafnium itu tersimpan teknologi dan senjata yang luar biasa kuat? Dalam situasi seperti itu, bahkan jika semua desa di sekitarnya bersatu, mereka tidak akan bisa mengancam kekuatan Kota Permaisuri. Saat itulah cakar setan Kota Permaisuri akan terlihat...Mereka akan dengan leluasa merger kalian, memperbudak kalian, memusnahkan desa kalian, menjadikan kalian budak mereka sepenuhnya.”
……
Bukankah yang diceritakan Lin Xian itu tak lain adalah sejarah perkembangan yang dialami manusia purba?
Setelah mendengar perkataan Lin Xian.
Meja makan menjadi sunyi.
Dalimao, Azhuang, dan San Pang sama sekali tidak bersuara.
Mereka sepertinya memahami maksud Lin Xian, namun di dalam hati masih dipenuhi keraguan.
Sedangkan perwira Er Zhuzi, tentu tidak akan terlalu banyak berpikir.
Braak!
Ditinjunya meja dengan keras sambil berseru lantang:
"Bagus!"
Tanpa sadar mengacungkan jempol ke arah Lin Xian:
"Lin Xian! Aku memang tidak salah menilaimu! Kau benar-benar orang yang berani! Aku sangat mendukung pemikiranmu! Juga sangat mendukung rencanamu!"
Lin Xian agak terkejut.
Sungguh tak disangka...
Er Zhuzi yang selama ini selalu menentangnya.
Di saat seperti ini.
Justru berdiri tegak memberikan dukungan padanya!
Seketika.
Kehangatan mengalir di hatinya, Lin Xian memandang Er Zhuzi dengan haru:
"Kau mau membantuku?"
"Tentu saja aku mau!"
Er Zhuzi penuh semangat dan amarah, bangkit berdiri sambil mengibaskan tangannya:
“Lin Xian, kau boleh pergi dengan tenang! Pergilah dengan berani! Urusan adik ipar perempuanmu tak perlu kau khawatirkan, aku akan membantumu merawatnya!”
“Hah?”
Lin Xian tertegun sejenak, benar-benar tak menyangka perkembangan akan seperti ini:
“Kau tidak ikut denganku! Lalu untuk apa kau berdiri sambil menjerit-jerit kesakitan tadi!”
Er Zhuzi menyeringai:
“Aku hanya menyebutkan skenario terburuk, tapi aku tetap berharap kau kembali dengan kemenangan mutlak.”
“Tenang saja, aku akan memberikan keberuntunganku padamu!”
Usai berkata demikian.
Dia melepas topi hijau berbahan kain penutup matahari di ubun-ubunnya, lalu menaruhnya di kepala Lin Xian:
“Topi ini adalah hadiah juara kompetisi tari tahun lalu, penuh dengan keberuntungan! Pakai ini saat kau menyerbu Desa Permaisuri, kujamin kau akan pulang dengan selamat dan utuh!”
“Heh, simpan saja sendiri.”
Lin Xian menyela Er Zhuzi, dengan gesit mengembalikan topi itu.
“Sudah-sudah.”
Dalimao mengayunkan lengannya yang kekar:
“Berhenti bertengkar.”
Dia menengadah, melirik sekeliling:
“Aku mau bicara dua patah kata!”
