Cahaya bulan yang terang bertebaran seperti kristal di antara lebatnya hutan.
Lin Xian dan CC berangkat dari Kota Ratu, berjalan kaki sekitar satu setengah jam, sampai di Desa Rhein di tepi sungai.
Lentera minyak di setiap rumah di desa sudah padam, hanya menyisakan bara arang yang masih berkobar di tengah desa. Di atasnya terdapat sepanci air panas yang mengeluarkan uap, dikelilingi oleh para penjaga malam yang berbincang pelan berkelompok.
Biasanya pada jam segini, Zheng Xiangyue yang merupakan Nenek Kepala Desa umumnya belum tidur; CC pernah bilang, Zheng Xiangyue biasanya memanfaatkan saat tengah malam yang sunyi untuk menyusun materi ajar besok, memeriksa PR para gadis, lalu merencanakan program masa depan desa... Dia sangat bertanggung jawab dan serius.
Keduanya menyeberangi sungai, bersiap masuk ke desa untuk mencari Zheng Xiangyue, tapi justru menemukan——
"Nenek Kepala Desa?"
CC sudah melihat dari kejauhan sosok tua berambut putih di pintu masuk desa.
Ternyata Zheng Xiangyue... Tapi kenapa dia masih di luar sampai larut begini?
Zheng Xiangyue mendengar suara CC.
Menoleh.
Baru kemudian tersenyum lega:
"CC, kau pulang ya."
CC mengangguk, mendekat:
"Nenek, kenapa Nenek jaga-jaga di sini?"
Tiba-tiba dia tersadar:
"Jangan-jangan... menunggu saya?"
"Hehehe."
Zheng Xiangyue yang dipanggil nenek itu tersenyum bijaksana:
"Kau biasanya tidak pulang selarut ini, aku juga khawatir kalau-kalau kau mengalami masalah di luar, jadi keluar melihat-lihat."
"Syukur tidak apa-apa. Di hutan sana sering ada binatang buas, lebih baik jangan pulang terlalu malam mulai sekarang... Apa urusan yang tidak bisa dikerjakan siang hari? Benar kan?"
Usai berkata.
Dia menatap ke belakang CC, pria muda yang ikut datang bersama:
"Ini siapa?"
CC menolehkan badan, memperkenalkannya:
"Nenek Kepala Desa, ini temanku, Lin Xian."
Mendengar nama itu.
Zheng Xiangyue membuka matanya lebar-lebar:
"Kau... kau ini..."
"Benar."
Lin Xian melangkah maju:
"Saya Lin Xian, orang yang tertulis di daftar keinginanmu. Maaf telah membuatmu menunggu begitu lama..."
Ia tersenyum lembut pada nenek berusia ratusan tahun itu:
"Xiang Yue, aku datang mencarimu."
……
Di samping sumur batu Desa Rhein.
Keheningan yang hangat menyelimuti, sementara bulan purnama perlahan merangkak naik di langit malam, nyanyian jangkrik dari hutan jauh semakin melemah, segala sesuatu kembali tenang.
Lin Xian dan Zheng Xiangyue duduk di anak tangga batu, memegang daftar keinginan yang telah disimpan Zheng Xiangyue selama ratusan tahun dan bertahan selama enam abad di dunia ini:
《Hal yang Harus Dilakukan Setelah Terbangun dari Hibernasi!》
1. Kuburkan kakak di Bulan.
2. Balas budi Kakak Lin Xian dengan baik.
3. Jadilah orang yang baik hati dan penuh kasih sayang.
"Ini yang kau tulis sebelum masuk ke cabin hibernasi."
Lin Xian memandangi lembaran laminasi di tangannya, berucap lembut:
"Saat itu usiamu masih sangat belia, usia sebenarnya baru lima belas tahun lebih, belum genap enam belas. Tapi usia psikologismu mungkin hanya sekitar delapan sembilan tahun, sangat naif dan polos."
"Jadi saat itu, dirimu yang dulu... terhadap hal kehilangan ingatan tidak memiliki konsep spesifik, juga tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang buruk. Wajar saja... tidak melakukan persiapan apapun, tidak meninggalkan banyak buku catatan dan rekaman seperti orang lain."
Zheng Xiangyue mendengarkan dalam diam, lalu menutup matanya:
"Ternyata begitu."
"Selama ini aku selalu heran, mengapa orang-orang yang terbangun dari hibernasi lainnya mendapat banyak buku catatan dan rekaman dokumentasi, tapi aku hanya mendapat selembar kertas ini... sampai-sampai aku sama sekali tak mengenal diriku di masa lalu. Setelah kau jelaskan baru aku paham, ternyata inilah penyebabnya."
"Bertahun-tahun ini aku terus bertanya-tanya, mengapa diriku sebelum hibernasi tidak meninggalkan jejak memori apapun? Dari segala sudut pandang, mungkin hanya ada satu alasan... yakni aku sebelum hibernasi pasti hidup sangat menderita. Oleh karena itu aku ingin melupakan masa lalu dan memulai hidup baru, makanya tidak menyisakan memori apapun."
"Heh... rupanya pemikiranku terlalu rumit."
Lin Xian terdiam sejenak.
Ia melanjutkan:
"Sebenarnya tanggung jawab ini bukan sepenuhnya kesalahanmu. Saat itu ada banyak Paduka yang peduli padamu, tapi menjelang hibernasimu... hampir semua orang bersikap hening dengan kompak. Kita semua sengaja tidak mengingatkanmu untuk menyisakan satu buku harian memori."
"Bagaimana menjelaskannya, sulit untuk mengatakan apakah tindakan ini adalah kebaikan yang dipaksakan atau belas kasihan yang berlebihan... Tapi saat itu, sebenarnya saya juga berpikir seperti itu. Saya sangat paham, daftar keinginan yang kau tulis ini sama sekali tidak akan berguna... Karena semua keinginan ini ditulis terlalu sederhana dan buram. Setelah terbangun dari hibernasi, kau pasti tidak akan mengerti."
"Tapi meski saya tahu semua ini, saat itu saya tetap menahan diri untuk tidak berbicara. Saya dan para dokter sepaham, menganggap memori menyedihkan dan memilukan seperti ini, lebih baik dilupakan daripada disimpan. Karena saat itu kondisimu memang benar-benar tidak punya apa-apa, setelah bangun dari hibernasi pun tetap tidak punya apa-apa. Apa salahnya memulai yang baru?"
Zheng Xiangyue perlahan membuka matanya, menoleh ke Lin Xian:
"Jadi... Tuan Lin, apakah pendapatmu sekarang sudah berubah?"
"Apakah kau bersedia menceritakan masa lalu saya, kehidupan nyata saya sebelumnya?"
Lin Xian mengangguk:
"Hari ini saya bertemu seorang teman, juga berasal dari Mars, juga datang untuk mencari ingatan dan jati diri."
"Namanya sangat aneh, tapi kejadian yang menimpanya sungguh ajaib. Dulu dia sangat membenci namanya, kemudian melupakan namanya, lalu meragukan namanya bahkan meragukan jati dirinya. Tapi akhirnya... dia malah menyukai namanya sendiri."
“【Karena nama yang terdengar memalukan itu, di hati seorang gadis yang mencintainya dari masa polos hingga rambut memutih selama lebih dari 200 tahun... Ini adalah nama yang setara dengan Ultraman Tiga, setara dengan cahaya yang menerangi dunia, setara dengan keagungan seorang pahlawan.】”
“Kedengarannya konyol, tapi ini adalah fakta yang baru saja terjadi. Jadi pemikiran saya memang telah berubah, hidup manusia bahkan memorinya tak mungkin mulus dan sempurna; namun memori itu sendiri bukanlah fragmen film yang mudah dilupakan, melainkan mengandung perasaan, suka duka, serta esensi kehidupan.”
“Apakah kau sudah siap, Xiang Yue?”
Lin Xian juga berbalik, memutar-mutar lembaran plastik di tangannya, menghadapkan sisi bertulisan ke orang tua itu, membiarkan cahaya bulan menyinari tiga keinginan tersebut:
“Di balik tiga keinginan ini tersembunyi kenyataan kejam yang menyedihkan dan memilukan... Tapi sekaligus mengandung tiga bentuk cinta, ketulusan, dan kebaikan yang berbeda.”
“Jika kau sudah siap, saya akan mulai bercerita. Ini adalah kisah yang terjadi 600 tahun silam, meski telah diterjang sungai waktu selama enam abad, banyak hal masih belum terkikis.”
Zheng Xiangyue menatap lembaran plastik itu.
Menatap kata-kata polos tanpa filter itu.
Akhirnya...
Mengangguk:
“Tuan Lin, tolong ceritakan pada saya...”
“Tentang hidup yang pernah saya jalani, dan kejadian-kejadian di sekitar saya.”
……
……
Lin Xian menuturkan semuanya.
"Kisah bersaudara kandung yang menjadi yatim piatu, kejadian Zheng Chenghé digigit anjing, serta perjuangan mereka meninggalkan kampung halaman dan bertahan hidup bersama di Shanghai."
Kemudian, tentang bergabungnya Zheng Chenghé dengan tujuh dosa mematikan, Lin Xian tidak menjelaskan secara rinci. Dia hanya memberi tahu Zheng Xiangyue bahwa kakaknya menemukan bos yang dermawan sehingga bisa mendapatkan uang untuk biaya rawat inapnya.
Mengenai kematian Zheng Chenghé, Lin Xian tetap mengikuti versi pemberitaan media bahwa itu adalah kecelakaan lalu lintas... Bagaimanapun Zheng Xiangyue yang masih remaja saat itu juga mengetahui versi ini. Karena hukum tidak menjatuhkan kesalahan pada Zheng Chenghé, Lin Xian pun tidak akan melakukannya.
Termasuk tiket kapal ke Bulan, perjanjian dengan Elon Jusk, serta logo yang menghilang di Bulan, semuanya diceritakan Lin Xian secara detail padanya.
"Pada akhirnya, kau menyetujui untuk masuk ke cabin hibernasi dan melakukan hibernasi."
Lin Xian mengembalikan lembaran plastik yang dilaminasi kepada Zheng Xiangyue:
"Kau menulis tiga keinginan ini di ranjang pasien. Awalnya hanya dua, tapi kemudian aku bilang... kebaikan harus diteruskan. Daripada membalas budi padaku, lebih baik sebarkan lagi kebaikan itu. Jika mampu, layanilah negara; jika tidak, bangunlah kampung halaman."
"Sungguh tak kusangka, meski kehilangan ingatan ini, akhirnya kau tetap terbang miliaran kilometer dari Mars ke Bumi, lalu membangun kembali Desa Rhein di reruntuhan Shanghai."
Lin Xian selesai bercerita.
Seperti yang dia duga, Zheng Xiangyue tidak menunjukkan reaksi yang berlebihan.
“Bahkan jika kisah-kisah ini diceritakan lagi, kedalaman perasaan Lin Xian masih lebih besar dibandingkan Zheng Xiangyue.”
“Karena semua ini adalah pengalaman pribadinya.”
“Sedangkan bagi Zheng Xiangyue sekarang...”
“Yang didengarnya hanyalah film usang berusia 600 tahun.”
“Berapa banyak orang sekarang yang masih mau menonton film hitam-putih era awal?”
“Lalu berapa banyak yang mau menonton pantomim Charlie Chaplin zaman dulu?”
“Kurangnya empati Zheng Xiangyue cukup bisa dimaklumi.”
“Karena kehidupan yang diceritakan ini terlalu jauh darinya, mustahil untuk diresapi.”
“Alasan Angelica menyimpan dendam;”
“Adalah karena selama puluhan tahun ia terus melakukan self-hypnosis, hingga memorinya berubah jadi emosional dan perlahan terasa nyata.”
“Sebab Tua Wei Shengjin bisa terisak haru oleh kenangan masa lalu;”
“Karena nama Liu Shiyu menjadi jembatan penghubung masa lalu dan kini.”
“Lalu,”
“Bagaimana dengan Zheng Xiangyue?”
“Apa yang dimilikinya?”
“Tidak ada apa-apa.”
“Beberapa ekor burung berkicau terbang melintasi Desa Rhein, hinggap di bak pengangkut kincir air kayu di pinggir desa.”
“Mereka menunduk minum, lalu mengikuti putaran kincir yang naik-turun, mengepakkan sayap sebelum menghilang di hutan bulan purnama.”
“Ah...”
“Zheng Xiangyue menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala dengan sendu:”
“Cerita-cerita yang kau sampaikan, selama bertahun-tahun ini aku sudah bisa menebak 70-80% isinya. Aku juga bisa menebak bahwa tiket kapal ke Bulan itu adalah hadiahmu, makanya di keinginan kedua aku menulis 'membalas budi Kakak Lin Xian dengan baik'.”
“Tapi... betapa aku ingin perasaan ini saling dimengerti. Baik untuk kakak yang tak pernah kukenal dan tak ada sepercik pun kenangan; maupun untukmu yang telah banyak membantu, membelikanku tiket kapal, mengirimku masuk ke kapsul hibernasi... Aku sangat ingin mengucapkan terima kasih tulus dari hati, tapi tak ingin seperti sekarang ini hanya bisa mengucapkan terima kasih hambar tanpa empati.”
Lin Xian tersenyum tipis.
Menggelengkan kepala:
“Kau sudah melakukan yang terbaik. Sekalipun tak menyebut soal membuat cahaya bulan sempurna menyinari bumi... Hanya niatmu kembali dari Mars ke bumi untuk membangun kampung halaman, kebaikan dan keagungan ini sudah cukup membuatku tersentuh.”
“Aku tak pernah merasa diri ini orang hebat, tapi tak menyangka perkataan tanpa maksudku justru bisa mendirikan Desa Rhein di bumi 600 tahun kemudian. Inilah balasan terbesar dan terbaik untukku, sekaligus menjadi momen puncak hidupku.”
“Ah... tadi lupa menceritakan soal Kucing Rhein. Waktu kecil kau sangat menyukai boneka Kucing Rhein, boneka besar Kucing Rhein itu hadiah ulang tahun dariku. Dan... tahukah kenapa Elon Jusk mencari begitu lama tapi tak bisa menemukan versi sama boneka itu, bahkan gambar promosinya?”
"Karena boneka Kucing Rhein raksasa itu sendiri merupakan barang non-komersial, hanya dua sampel yang dibuat sebelum proyek dihentikan karena masalah biaya tanpa kelanjutan. Dari dua sampel unik itu, satu diberikan kepada putri kecil Shanghai yang sesungguhnya, satunya lagi ada di tanganmu."
Mendengar penjelasan ini.
Zheng Xiangyue tiba-tiba tersadar:
"Pantas saja..."
"Tuan Jusk memberitahuku bahwa saat aku bangun dari hibernasi, boneka Kucing Rhein yang telah teronggok 600 tahun itu benar-benar meledak, kapas di dalamnya menghitam dan membusuk, apalagi kain kemas di luar... semuanya telah memudar, retak, dan hancur menjadi debu."
"Jadi sangat sulit untuk diperbaiki, sama sekali tidak ada titik awal. Kami hanya bisa mencari versi sejenis berdasarkan sedikit petunjuk. Tapi seperti katamu, tidak ada versi serupa di pasaran, juga tidak ada gambar promosi dalam sejarah... Siapa sangka gadis biasa sepertiku bisa memiliki satu-satunya Kucing Rhein kedua di dunia?"
"Akhirnya karena benar-benar tak ada cara, Tuan Jusk menyuruh restorator menghidupkan kembali bentuk asli boneka hanya dari serpihan berwarna yang tersisa, lalu memperbaikinya. Hasilnya terbentuklah 'Kucing Theseus' yang selalu kubawa, bahkan sampai ke bumi."
“Tapi saya tetap minta maaf, Tuan Lin, saya masih tidak bisa mengingat perasaan suka pada kucing ini. Saya bisa merasakan betapa pentingnya boneka ini bagi saya, juga merasakan betapa saya dulu menyukai Kucing Rhein ini... Tapi saya tidak ada cara. Saya tidak bisa mengingat lagi perasaan suka itu.”
Suara Zheng Xiangyue penuh dengan getir.
Lin Xian bisa memahami kontradiktif di hatinya.
Dia membawa Kucing Theseus itu selama lebih dari seratus tahun, terus menjahit dan menambal; bahkan saat datang ke bumi pun tidak pernah berpisah, sampai menamai desa sebagai Desa Rhein. Semua ini menunjukkan dia memang berusaha keras menyukai kucing itu, tapi menghadapi memori dan perasaan... manusia tetap tidak bisa menipu diri sendiri.
“Kucingmu itu pernah saya lihat.”
Lin Xian tersenyum sambil berkata:
“Tapi... bentuk kucing itu sama sekali bukan yang asli saya berikan padamu. Tentu ini bukan kesalahan teknisi reparasi, dia jelas sudah berusaha maksimal. Tanpa prototipe atau gambar referensi, pasti tidak bisa menghindari kesalahan arah perbaikan.”
“Boneka Kucing Rhein yang saya berikan dulu itu pipinya kembung kesal, marah tapi lucu; sedangkan yang ada di tanganmu sekarang diperbaiki menjadi bentuk tersenyum dengan mata sipit... Jadi secara tegas, ini tidak bisa disebut 'Kucing Theseus', seharusnya dinamai 'Kucing Lain'.”
“Apa kau ada kuas dan kertas di sini?”
Lin Xian mengulurkan tangan bertanya:
“Saya sudah berjanji padamu untuk memberitahukan semua kebenaran, termasuk Kucing Rhein yang dulu paling kau sukai.”
“Jika ada kuas dan kertas, akan kugambar bentuk asli Kucing Rhein itu untukmu. Desain Kucing Rhein itu sendiri berasal dari tanganku, setiap kucing yang pernah kugambar masih kuingat jelas di hati.”
Setelah itu, Zheng Xiangyue kembali ke kamar dan membawakan Lin Xian dua lembar kertas kasar hasil teknik pembuatan kertas tradisional, serta sebatang arang yang diikat dengan tali. Lin Xian menerimanya dengan gembira.
Orang kuat tidak pernah mengeluh tentang lingkungan atau alat.
Master sket zaman kuno dalam sejarah memang menggunakan arang sebagai alat utama.
Sebelumnya di Perusahaan MX, dirinya sendiri sudah tidak ingat berapa banyak Kucing Rhein yang pernah digambarnya. Memori yang tertanam dalam otot dan tulangnya membuat ujung kuas Lin Xian langsung masuk ke dalam kondisi kerja begitu menyentuh kertas, mulai menggoreskan pipi bulat Kucing Rhein.
Kucing Rhein di tangan Chu Anqing dan yang dipegang Zheng Xiangyue ini hanya ada dua di seluruh dunia, tidak pernah dipublikasikan. Lin Xian mungkin satu-satunya orang di dunia yang bisa menggambarnya.
Hanya butuh belasan menit.
Sket Kucing Rhein yang menggemaskan dengan pipi tembem dan ekspresi hidup seperti aslinya telah terwujud di atas kertas.
Lin Xian sangat puas dengan karya ini, menyerahkan kertas kasar itu pada Zheng Xiangyue:
“Lihatlah, ini adalah——”
Tiba-tiba.
Dia tertegun.
“Saat menengadah setelah menyelesaikan lukisan, ia mendapati dua aliran air mata yang tak disadari mengalir di pipi Zheng Xiangyue, yang terpaku memandangi sketsa di tangannya sendiri.”
“Dia terus memandang.”
“Sejak Lin Xian mulai menggoreskan kuas pertama, dia terus memandang.”
“Dia yakin ini adalah Kucing Rhein yang asing.”
“Tak pernah melihat model Rhein seperti ini sebelumnya.”
“Bukan yang ada di tangannya、”
“Bukan yang pernah dilihatnya di Mars、”
“Ini adalah Kucing Rhein yang sama sekali baru, belum pernah terlihat, belum pernah muncul di dunia ini!”
“Tapi……”
“Mengapa air mata ini mengalir?”
“Zheng Xiangyue sendiri tak memahaminya.”
“Dalam keadaan baik-baik saja.”
“Mengapa bisa menangis?”
“Apakah kau ingat sekarang?”
“Lin Xian memandangi Zheng Xiangyue yang tiba-tiba menangis, bertanya lembut:”
“Apakah kau teringat saat bermain dengan Kucing Rhein ini, bersandar padanya, berbaring di atasnya, memeluknya sambil berbicara?”
“Tidak.”
“Zheng Xiangyue yang sudah berusia menggelengkan kepala, tapi air mata tetap deras mengalir:”
“Aku tak tahu mengapa…… Aku juga tak tahu apa yang terjadi padaku……”
“Jelas-jelas aku belum pernah melihat Kucing Rhein ini, jelas-jelas tak ada yang menyentuh hatiku, tapi…… mengapa, air mata ini tak bisa dikendalikan?”
“Dia menerima sketsa dari tangan Lin Xian.”
“Menatap Kucing Rhein yang tak pernah dilihatnya, sama sekali tak familiar, tapi membuatnya menangis seketika itu:”
“Sangat aneh……”
“Dia menyeka air matanya, tapi di belakangnya aliran air mata baru kembali mengalir.”
“Memburamkan pandangan.”
“Terus mengalir turun.”
“Tapi sepertinya... aku mulai mengerti sesuatu.”
Zheng Xiangyue mengangkat kepala dari sketsa, menatap Lin Xian:
“Tuan Lin Xian, bisakah kau menutup matamu?”
Lin Xian mengangguk.
Menutup matanya sepenuhnya.
Ia mendengar suara kertas tebal diletakkan di bangku batu pualam, lalu... dua tangan berkerut kering masing-masing menggenggam tangan kirinya dan kanannya.
Karena Lin Xian dalam keadaan mata tertutup, indra lainnya menjadi lebih sensitif dan jelas.
Bahkan ia bisa merasakan jelas kerutan di tangan Zheng Xiangyue,
Getaran halus yang nyaris tak terasa,
Suhu tangan yang lebih dingin dari tangannya sendiri.
Tangan orang tua, tangan pemuda, tangan anak kecil.
Dulu ia pernah menggenggam tangan Zheng Xiangyue, bahkan menggendongnya.
Begitu lembut, begitu ringan.
Tapi kini setelah 600 tahun berlalu, Zheng Xiangyue yang dulu belasan tahun telah menjadi nenek berusia ratusan tahun, justru tangannya yang kini menggenggam Lin Xian.
“Terima kasih... sudah memberiku hadiah ulang tahun...”
Suara Zheng Xiangyue yang sedikit serak terdengar, tiba-tiba Lin Xian teringat gadis sakit lemah di ranjang pasien yang tak sanggup mengangkat Kucing Rhein saat pertama kali bertemu.
“Terima kasih... sudah merawatku dan Kakak...”
Suara Zheng Xiangyue terdengar tersekat, Lin Xian teringat gadis kecil kurus yang berusaha keras mengangkat kotak abu jenazah sambil memaksakan senyum tipis, "Lihat, aku bisa mengangkat kakak."
"Terima kasih... sudah membelikanku tiket kapal ke Bulan..."
Suara Zheng Xiangyue melayang lembut, Lin Xian bingung membedakan suara yang berbicara padanya - antara kecerian polos Zheng Xiangyue kecil yang berseru "Mimpiku adalah dikubur di Bulan setelah mati!"
"Terima kasih... telah memberiku kehidupan yang sempurna..."
Lin Xian tidak membuka mata.
Ia merasakan genggaman tangan yang perlahan berubah halus, lembut, mulus, menyatu dengan tangis tersedu Zheng Xiangyue yang menyatu dengan kenangan gadis kecil berusia 600 tahun lalu yang tegar namun kesepian:
"Terima kasih, Kakak Lin Xian."
Tiba-tiba ia membuka mata lebar-lebar!
BOOM!!!
BOOM!!!
BOOM!!!
Cahaya putih pukul 00:42 datang tepat waktu, membakar habis segala sesuatu di dunia, mengaburkan senyuman di hadapannya.
……
……
……
Di sudut kamar tidur, Lin Xian membuka mata.
Ia menatap langit-langit di atasnya.
Lama tak bangun dari tempat tidur.
Mungkin Zheng Xiangyue menyuruhnya menutup mata karena malu - di usianya sekarang, memanggil "Kakak Lin Xian" secara langsung terdengar agak mengerikan.
Tapi...
Mengapa akhirnya dia tetap memanggilnya?
Meskipun dirinya sudah lama menceritakan semua masa lalu padanya, dan dia sudah tahu bahwa dirinya adalah Kakak Lin Xian, namun panggilannya tetap Tuan Lin.
Apakah ingatannya sudah pulih?
Pasti tidak ada.
Tapi, mengapa Zheng Xiangyue menangis tak terbendung saat melihat sketsa Kucing Rhein yang benar itu?
Itu adalah 【perasaan】.
Memang ingatannya belum pulih, namun sepertinya perasaan telah melompati ruang-waktu lebih dulu.
Lin Xian tiba-tiba tersadar.
Jika memori bisa eksis terpisah dari perasaan...
Mungkinkah perasaan... juga bisa lahir mandiri dari memori?
Sekarang ini.
Fakta yang diakui ilmuwan adalah efek samping hibernasi berupa kehilangan memori yang tidak dapat dipulihkan.
Artinya, memori yang hilang akibat hibernasi mustahil dikembalikan, dan efek samping ini tak terhindarkan.
Namun...
Benarkah seabsolut itu?
Kasus Zheng Xiangyue membuat Lin Xian mulai meragukan kesimpulan ilmiah ini—
【Apakah benar memori yang hilang akibat hibernasi tak bisa dipulihkan?】
Dia teringat perkataan Angelica.
Elon Jusk jelas tidak kehilangan memori, tapi penampilannya terlalu muda untuk usianya.
Ini hal yang sangat kontradiktif.
Penampilan muda berarti durasi hibernasi panjang, yang pasti menyebabkan amnesia;
Memori utuh berarti hibernasi singkat dan sering, yang mustahil membuat awet muda.
Dua hal yang tak mungkin bersamaan.
Terlebih dengan mengingat tiga hal mencurigakan:
1、Tak ada satu pun yang bisa menjelaskan kebenaran tentang bencana super besar Bumi tahun 2400.
2、Pendidikan sejarah yang dipaksakan kepada manusia hibernasi di Mars setelah terbangun, jelas-jelas menghindari pokok persoalan.
3、Bus Antariksa Bumi-Mars hanya beroperasi dua tahun sekali, benar-benar mengisolasi komunikasi antara Bumi dan Mars; itupun sekali berangkat harus menunggu dua tahun untuk kembali, langsung mematikan keinginan orang berkunjung ke Bumi. Ini jelas hasil kontrol yang disengaja.
Sepertinya...
【Ada kebenaran penting yang sengaja disembunyikan dan ditutup-tutupi.】
“Dengan membunuh manusia yang memiliki kenangan asli, lalu membuat yang selamat kehilangan ingatan akibat hibernasi dan mengisi dengan memori palsu... bukankah sejarah palsu bisa diubah menjadi sejarah sebenarnya?”
Memikirkan hal ini.
Lin Xian merasakan bencana super besar tahun 2400 dan rencana imigrasi ke Mars Elon Jusk yang tidak jelas keberhasilannya, sepertinya jauh lebih rumit daripada yang terlihat dalam mimpi kelima.
Lin Xian bangun dari posisi duduk di ranjang.
Menyibakkan gorden.
Memandangi cahaya bulan yang menggantung tinggi di luar jendela:
"Siapa yang bisa menjadi musuh Elon Jusk?"
"Menghancurkan teknologi manusia sepenuhnya, mengisolasi Bumi dan Mars, membuat Bumi merosot ke zaman primitif tanpa listrik... Sebenarnya takut pada siapa?"
Lin Xian menutup mata.
Mencoba menyimpulkan alur pikiran, mencari petunjuk.
Manusia【teknologi】dimusnahkan sepenuhnya、
Bumi dan Mars【terisolasi】sepenuhnya、
Zaman primitif tanpa【listrik】、
“Tunggu sebentar.”
Perasaan ini.
Kenapa terasa begitu familiar?
Seolah-olah... seperti saat pengepungan dan pelarian melawan kecerdasan buatan super VV dulu!
"Orang" yang pantas menerima penghancuran pemusnahan seperti ini, mungkin hanya satu.
Lin Xian membuka matanya.
Teringat pada Kevin Walker yang ditembak di kepala di kampus terbengkalai Mississippi Amerika, serta kehidupan digital di antara speaker yang bersumpah akan selalu adil dan jujur—
“【Turing】.”
