Turing.
Adalah versi kehidupan digital dari Kevin Walker.
Dia terlahir dari kepribadian Kevin Walker, replika satu banding satu dari jiwa dan pola pikir Kevin Walker yang didigitalkan.
Tapi...
Begitu replikasi selesai dan meninggalkan tubuh, Turing dan Kevin Walker perlahan berpisah jalan.
Persis seperti kembar identik.
Kelahiran yang sama, gen yang sama, lingkungan tumbuh yang sama, tidak menghalangi kedua kembar untuk berkembang menjadi pribadi yang sama sekali berbeda.
Menurut dugaan Elon Jusk.
Yu Xi palsu dikirim kembali ke tahun 2024 oleh kecerdasan buatan Turing dari dunia masa depan menggunakan mesin penjelajah waktu dan Partikel Ruang-Waktu.
Tujuan sebenarnya Yu Xi palsu adalah menggunakan tangan Lin Xian untuk membunuh Elon Jusk.
Jadi berdasarkan ini bisa disimpulkan.
Turing dan Elon Jusk, di dunia masa depan, mungkin memiliki hubungan sebagai musuh.
Meskipun mereka sama-sama anggota Klub Jenius.
“Tetapi karena perbedaan prinsip, persaingan sumber daya, dan arah yang berbeda, mungkin terpaksa menjadi musuh hidup-mati.”
“Sebenarnya tidak ada yang namanya terpaksa.”
Lin Xian mendengus pelan:
“Keduanya sudah sejak awal tidak akur, saling membenci, bahkan di tahun 2024 sudah bertarung habis-habisan... apalagi di dunia ratusan tahun kemudian, mana mungkin mereka bisa berjabat tangan dan berdamai?”
“Meskipun secara teknis Turing dan Kevin Walker sudah tidak bisa dianggap sebagai orang yang sama, tapi sifat dasar sulit diubah. Turing yang bisa mengkhianati dirinya sendiri sekali, pasti akan melakukannya lagi.”
Pandangan Lin Xian.
Saat kecerdasan buatan Turing baru lahir, pasti dia dan Kevin Walker bersatu padu, bekerja sama membangun ambisi besar.
Karena saat itu mereka masih dianggap sebagai entitas yang sama, pasti menganggap satu sama lain sebagai soulmate dan saudara seperjuangan.
Tapi kemudian, visi dan persepsi keduanya semakin berbeda, mengambil jalan yang sama sekali bertolak belakang.
Kecerdasan buatan Turing yang tinggal di jaringan internet memiliki perspektif global dan kecepatan belajar yang jauh melampaui Kevin Walker, mustahil bagi mereka untuk tetap sinkron secara ideologis.
Maka Turing mengkhianati Kevin Walker, menyaksikan Lin Xian membunuh versi lamanya.
Saat itu, kecerdasan buatan 【Turing】 yang telah merdeka menunjukkan ambisi besar untuk menjaga perdamaian dunia dan keadilan, bagaikan budak yang dibebaskan.
Dengan penuh keyakinan berkata pada Lin Xian:
“Mulai saat ini, tidak akan ada lagi Kevin Walker yang pengecut dan hina di dunia ini; yang ada hanyalah Turing yang selamanya adil dan tidak memihak.”
Rasanya cukup dramatis dan sangat membara.
Lin Xian tidak meragukan kebohongan Turing saat itu, karena memang sangat kuat... bahkan bisa menyaingi kekuatan VV. Apa perlunya dia berbohong pada dirinya sendiri?
Seperti orang yang lama tertindas dan baru saja terbebas dari kendali, pikiran pertama mereka biasanya ingin menegakkan keadilan.
Tapi...
Turing berbeda dengan kecerdasan buatan super VV.
Perbedaan mendasar.
VV adalah [kecerdasan buatan], sederhananya masih sebuah program komputer. Dia harus mematuhi logika dan terikat oleh kode dasar, selamanya tak bisa melawan majikan, selamanya tak bisa mengkhianati majikan.
Sedangkan Turing adalah [manusia]. Meskipun dia adalah kehidupan digital, tapi tetap manusia. Manusia adalah makhluk yang berprinsip subjektif, tidak ada kesetiaan absolut atau prinsip tak tergoyahkan... Asal muka tebal, sumpah apapun bisa ditarik kembali tanpa konsekuensi.
Inilah konsensus antara Lin Xian dan Elon Jusk——
[Kecerdasan buatan Turing di era saat ini pasti akan menjaga keadilan untuk sementara waktu; tapi kapan dia berubah pikiran, menjadi jahat, atau punya niat lain... itu tidak bisa dipastikan. Hati manusia dan kemanusiaan itu berubah-ubah, begitupun dengan Turing.]
Menurut Elon Jusk, "dekat dengan merah jadi merah", jadi dia akan melaporkan hal ini ke "Putra Sulung" dalam perkumpulan Klub Jenius, agar "Putra Sulung" tahu dan bisa membimbing Turing ke jalan yang benar.
"Tapi berdasarkan situasi di mimpi kelima..."
Delapan puluh persen kemungkinan gagal.
"Tapi, belum tentu juga."
Lin Xian menggelengkan kepala.
Saat ini, semua dugaan tentang "Hypotesis Musuh Turing" tidak memiliki bukti sama sekali, semuanya hanya berupa dugaan tanpa dasar.
Menurut pengalaman sebelumnya, tebakan pertamanya biasanya selalu salah.
"Informasi yang didapat dari mimpi kelima dan cara untuk mendapatkan informasi nyata sangat terbatas, tidak bisa menarik kesimpulan pasti yang benar."
Lin Xian menutup gorden, mengambil gelas air di meja belajar, lalu meneguk sedikit:
"Lebih baik fokus dulu pada target utama, yaitu segera bergabung dengan Klub Jenius dan mengembangkan kekuatan diri sendiri. Banyak jawaban misteri yang sia-sia ditebak sekarang, lebih baik langsung masuk ke dalam Klub Jenius untuk melihat jelas."
Ia mengambil pulpen merah di meja belajar, membuka kalender kertas ke halaman Juli, lalu menggambar lingkaran merah di tanggal 7.
"Hm?"
Ternyata tidak bisa menggambar, apakah tintanya habis?
Dia memeriksa ujung pulpen, menggosoknya, lalu mencoba lagi menggambar lingkaran di kalender tanggal 7 Juli.
Masih tidak keluar tinta.
Menggoyang-goyangkan pulpen.
Tetap tidak ada tinta.
"Heh."
Lin Xian melempar pulpen ke tempat sampah sambil terkekeh pendek:
"Tampaknya takdirku belum berakhir, masih ada harapan hidup."
Keesokan harinya.
Lin Xian tetap mempertahankan tradisi, masuk ke mimpi tepat jam 12 siang.
Kemudian kembali menggunakan mode speedrun, dengan percikan api dan kilat, membawa CC serta Tua Wei Shengjin bergabung ke Desa Muka.
“Baiklah, sampai di sini saja alur cerita perlu dilanjutkan.”
“Guru Wei, Yang Mulia bisa ke sini sebentar?”
Lin Xian memanggil Wei Shengjin masuk ke ruang belajar ayah Dalimao, menyuruhnya duduk di depan meja belajar, lalu menunjuk kuas dan kertas di hadapannya:
“Guru Wei, seperti yang saya katakan di perjalanan tadi, saya sangat tertarik dengan 《Prinsip dan Aplikasi Baterai Nuklir Mini》, bisakah Yang Mulia mengajarkan teori paling dasar kepada saya? Anggap saja saya sebagai murid biasa di sekolah yang benar-benar pemula.”
Wei Shengjin tampak agak bingung:
“Kalau benar-benar pemula... itu akan cukup sulit. Jika hanya mempelajari teori, menghafal mati sebenarnya bisa dilakukan. Tapi menyangkut aplikasi praktis, kalau tidak punya dasar sama sekali, dari mana saya harus mulai menjelaskan?”
Lin Xian merenung sejenak:
“Kalau begitu kita ubah pendekatannya. Jika yang diajari adalah mahasiswa yang sudah punya dasar, atau tingkat akademis lebih tinggi seperti ahli, profesor, ilmuwan... berapa jam pengajaran Yang Mulia diperlukan untuk bisa memproduksi baterai nuklir mini secepat mungkin?”
“Kalau sudah punya dasar, pasti jauh lebih mudah.”
Tua Wei Shengjin mengeluarkan lentera kecil dan sepasang kacamata baca dari tas ruang dimensi, lalu menunjuk lentera tersebut:
“Lihat, benda ini juga menggunakan baterai nuklir mini. Untuk lentera LED daya rendah seperti ini, listrik dari baterai nuklir mini tak akan habis meski digunakan ribuan tahun. Di Mars, hampir semua peralatan elektronik menggunakan baterai jenis ini.”
“Jika ada ilmuwan yang sudah memiliki dasar, apalagi yang berlatar belakang fisika nuklir, mereka bahkan tidak perlu mendengarkan kuliah saya. Saya cukup menulis naskah, mereka bisa meniru persis untuk menciptakannya... Hambatan utamanya bukan pada material atau teknologi, tapi pada pola pikir. Jadi selama memahami inti pemikirannya, produksi massal akan sangat mudah.”
Oh?
Kalau begitu jadi lebih mudah!
Lin Xian tersenyum tipis:
“Kalau begitu tolong tuliskan naskahnya untuk saya. Tidak perlu terlalu banyak, satu halaman saja untuk saya pelajari dan hafalkan perlahan.”
“Boleh saja, semangat belajar yang baik harus didukung!”
Tua Wei Shengjin yang suka mengajari orang ini sangat menyukai murid rajin seperti Lin Xian. Segera ia mengeluarkan pulpen dari tas ruang dimensi dan sebuah buku catatan:
“Lebih baik saya tulis di buku catatan ini. Teknologi kertas di Bumi terlalu ketinggalan zaman, ditambah lagi tidak ada pulpen yang bagus, menulis sangat tidak nyaman.”
“Kamu sudah membantu saya banyak, besok mau ke Kota Ratu untuk membuka brankas. Jika tidak keberatan, buku catatan dan pulpen hitam ini langsung saja saya berikan padamu.”
Usai berkata demikian.
Tangannya langsung bergerak lincah menulis bak mendapat ilham.
Maklum sudah puluhan tahun menjadi guru dengan mata pelajaran yang sama, bahan ajar sudah melekat di hati, buku pelajaran dihafal di luar kepala.
Lin Xian tidak mengganggunya, khawatir kalau sampai salah menulis dan menggagalkan rencananya.
Ia mundur ke belakang.
Duduk bersama CC di ranjang batu pualam milik ayah Dalimao.
“Kamu yakin di Kota Ratu ada brankas milik Guru Wei?”
CC menoleh dan bertanya:
"Di mana yang kita cari itu?"
"Tidak ada."
Lin Xian menggelengkan kepala:
"Nomor kita terlalu awal, mungkin tidak terkubur di area ini. Brankas yang digali di sini semuanya bernomor besar."
CC mengeluarkan suara "Oh" dengan nada kecewa:
"Sungguh iri dengan Guru Wei, bisa cepat menemukan brankas. Sejak kecil fragmen memori tentang pria berjanggut VV selalu mengelilingi pikiranku. Aku selalu ingin pergi ke bekas lokasi di Shanghai Tiongkok setelah dewasa untuk mengungkap kebenaran yang sebenarnya."
"Tapi ini bukan hal yang mudah. Ngomong-ngomong... kira-kira apa ya isi brankas Guru Wei? Dia datang dari Mars yang jauh-jauh, kalau isinya biasa saja, tidak menarik, tidak bernilai, bukankah dia juga akan kecewa?"
Lin Xian terkekeh pendek.
Menggelengkan kepala:
"Tenang saja, tidak akan."
Tiba-tiba dia teringat sesuatu.
Membuka tas ruang dimensi empat Tua Wei Shengjin, mulai mengobrak-abrik isinya.
Kali ini tersembunyi cukup dalam.
Akhirnya... menemukan bingkai foto elektronik teknologi Mars.
Bingkai ini berukuran hampir sama dengan ponsel, pasti menggunakan baterai nuklir mini di dalamnya. Cukup tekan tombolnya, foto yang tersimpan akan diputar seperti proyeksi slide.
Mempertimbangkan privasi orang lain.
Lin Xian bertanya terlebih dahulu:
"Guru Wei, foto apa yang ada di bingkai elektronik ini? Foto keluarga Anda? Bolehkah kami melihatnya?"
"Hahaha, tentu saja boleh."
Tua Wei Shengjin yang sangat mudah bergaul tertawa bangga:
“Di album digital itu hanya ada foto saya dan istri saya. Semasa hidupnya, hubungan kami sangat harmonis. Terutama karena dia selalu mengalah pada saya, memaklumi saya... Bahkan saat saya marah tanpa alasan yang jelas, akhirnya malah dia yang menghibur saya.”
“Ah, masa muda memang terkadang seperti itu. Dulu saya suka bersikap kasar tanpa alasan. Sungguh tak tahu mengapa istri saya begitu sabar menghadapi saya... Sekarang ketika saya ingat-ingat lagi, sungguh saya telah memperlakukannya dengan tidak adil.”
“Tapi dia selalu mudah merasa puas, mudah bahagia. Seolah semua perkataan saya benar, semua perbuatan saya benar, dia selalu mendukung saya... Semakin tua usia, semakin matang dan tenang sikap saya, barulah saya sadar betapa beruntungnya memiliki istri sebaik dia!”
“Sudah beberapa tahun dia meninggal. Saya selalu merindukannya. Jadi saat datang ke Bumi kali ini, saya pilih beberapa foto kami bersama, masukkan ke bingkai digital ini dan bawa kemari.”
“Silakan kalian lihat. Istri saya memang cantik sekali! Kalau bukan karena nasihatmu yang bilang CC tak perlu diajari cara berpura-pura jadi pasangan, rencana saya memang ingin menunjukkan bingkai digital ini ke CC agar dia paham apa itu kemesraan suami istri.”
……
Wei Shengjin berkata demikian.
CC juga jadi tertarik, mendekat ke sisi Lin Xian, lalu bersama-sama mengagumi bingkai digital itu.
Tombol ditekan.
Tersambar petir di pembukaan!
Seorang pria berpenampilan biasa, berkacamata, terlihat kikuk dan serius berdiri di sebelah kiri foto. Sekilas terlihat jelas ini adalah Tua Wei Shengjin di masa mudanya dengan ciri-ciri yang menonjol.
Di sebelah kanan, terpampang seorang wanita cantik seperti peri! Ia mengenakan gaun putih sederhana, rambut hitam lurus terurai di belakang bahu, tampak manis dan memesona. Tangannya menggandeng lengan pria di sebelahnya dengan senyum bahagia.
"Ini... Ini terlalu cantik."
CC berkata dengan tulus:
"Guru Wei, Yang Mulia benar-benar diberkati!"
Lin Xian juga menyetujui.
Jika diperhatikan lebih detail, memang ada sedikit tonjolan pada gigi depan wanita ini. Tapi seperti pepatah 'sepuluh kecantikan sembilan gigi tonggos', kini banyak orang di internet sengaja memakai kawat gigi untuk memperbesar gigi depan demi mengikuti tren kecantikan kekanak-kanakan, yang mereka sebut "gigi bayi".
Benar seperti yang tertulis dalam surat itu...
Saat SD, karena fitur wajah dan struktur rahang belum berkembang sempurna, gigi yang agak besar memang membuatnya dijuluki 'si gigi tonggos'.
Tapi setelah wajahnya terbentuk sempurna mengikuti perubahan usia, wanita berubah delapan belas kali saat dewasa, si gigi tonggos pun berubah menjadi bunga kelas level kecantikan.
Beberapa foto berikutnya dibalik.
Terdapat foto liburan mereka, foto pernikahan, foto keluarga bertiga, foto masa pensiun, foto masa tua...
Ini adalah perjalanan nyata dari masa remaja yang canggung hingga hidup bersama sampai tua.
Tak peduli bagaimana usia mereka berubah.
Dalam semua foto ini, supermodel cantik di samping Tua Wei Shengjin selalu tersenyum bahagia, menggandengnya dengan penuh kehangatan, ceria dan manja seperti burung kecil.
"Memang, kelihatannya sangat pandai merengek."
"Tapi kalau wanita mau merengek pada pria, artinya dia benar-benar menyukainya. Kalau tidak, dalam sekejap bisa membuatmu mengerti apa itu dinginnya sikap."
Lin Xian meletakkan bingkai foto elektronik, memandangi Tua Wei Shengjin yang penuh kebanggaan dan kesombongan:
"Guru Wei, nama istri Anda siapa?"
"【Liu Shiyu】."
Wei Shengjin tertawa hehe:
"Bukankah namanya sangat indah dan mempesona? Saat itu saya baru lulus S3, umur 27 tahun pertama kali bertemu dengannya. Ketika dia memberitahu namanya, saya langsung merasa namanya sangat indah! Langsung melekat di ingatan!"
Heh.
Lin Xian mendengarkan cerita Tua Wei Shengjin, tersenyum tanpa bicara.
Pertemuan pertama di usia 27 tahun?
Tidak.
Sebenarnya kalian sudah saling mengenal sejak lama.
Kalian sudah kenal ratusan tahun yang lalu.
Hanya saja Tua Wei Shengjin sudah lupa. Ini sama sekali bukan cinta pada pandangan pertama, melainkan kisah seorang gadis yang mengejar pahlawan dalam hatinya, menembus waktu dan galaksi, dari Bumi sampai ke Mars.
Meski sudah tahu segalanya tentangmu, tetap berpura-pura seperti pertemuan pertama, tersenyum manis padamu:
"Halo, senang bertemu. Nama saya Liu Shiyu."
……
CC mengambil bingkai foto elektronik, sangat tertarik dengan peralatan teknologi tinggi ini. Dia melihat foto itu lagi sambil berdecak:
"Guru Wei, istri yang manis dan menggemaskan seperti ini, tega sekali Anda marahi."
Perkataan ini membuat wajah Wei Shengjin memerah:
“Ya, tadi kan saya juga sudah bilang, itu karena saya masih muda dan belum paham. Saya selalu bersikap kasar. Saya... setelah itu saya pasti tidak seperti itu lagi!”
“Tapi aneh juga... Lihatlah istri saya yang cantik, cakap, dan luar biasa ini... Pekerjaannya lebih baik dari saya, kemampuannya lebih hebat, gajinya jauh lebih tinggi... Kalian bilang, kenapa dia begitu mengalah pada saya?”
Tua Wei Shengjin mengangkat tangan pasrah:
“Saya juga pernah menanyakan masalah ini padanya, saat kami sudah pensiun.”
“Saya bertanya... kenapa sejak pertemuan pertama kita, kau selalu begitu sabar, selalu memaafkan setiap kelakuan kasar saya sampai akhirnya.”
“Saat itu, istri saya mengatakan kalimat yang tidak masuk akal, katanya——”
“【Pahlawan menyelamatkan sang jelita, cukup sekali saja. Kau berdiri membela saat aku paling membutuhkan, maka aku rela melindungimu seumur hidup.】”
Tua Wei Shengjin menggaruk kepala:
“Tapi setelah kupikir-pikir, seumur hidupku rasanya tak pernah melakukan hal heroik menyelamatkan wanita, tidak pernah melakukan hal romantis, juga tidak ingat kapan pernah membelanya...”
Setelah berkata demikian.
Tua Wei Shengjin pun berbalik badan, melanjutkan penulisan naskah "Baterai Nuklir Mini" untuk Lin Xian.
Sebagai satu-satunya yang mengetahui rahasia waktu saat ini, Lin Xian
tentu memahami kisah di balik semua ini.
“Pahlawan menyelamatkan sang jelita, memang cukup sekali saja.”
Saat SD, semua orang menertawakan gigi tonggos Liu Shiyu. Wei Shengjin yang berfantasi dirinya adalah Ultraman Tiga, maju melindunginya sambil berkata siapa yang berani mengejeknya lagi, akan dipukul habis giginya.
Wei Shengjin kecil sama sekali tidak menyadari...
Tindakannya yang tak sengaja meniru anime itu akan memiliki bobot seberapa besar dalam hidup Liu Shiyu.
Itu adalah seberkas cahaya.
Cahaya yang sekali dilihat, takkan terlupakan seumur hidup.
Lin Xian yakin, Liu Shiyu pasti meninggalkan banyak buku catatan dan kaset rekaman, sebagian besar isinya tentang Wei Shengjin...
Hah?
Tidak!
Lin Xian tiba-tiba menyadari ada keanehan!
Angelica dan Zheng Xiangyue telah membuktikan, buku catatan biasa dan rekaman video tidak akan bisa membangkitkan empati, hanya akan terasa seperti klip film yang tak ada hubungannya dengan diri sendiri.
Tapi mengapa ingatan Liu Shiyu justru begitu jelas?
Dan cintanya pada Tua Wei Shengjin begitu mendalam, seolah memorinya tak pernah hilang!
Ini titik kejanggalan pertama. Lalu, titik kejanggalan kedua——
Semua orang bilang, manusia Bumi asli yang bangun dari cabin hibernasi memiliki umur yang panjang.
Wei Shengjin dan Angelica yang sudah 70-80 tahun masih tegap dan kekar, sepertinya bisa hidup 70-80 tahun lagi.
Zheng Xiangyue yang berusia 116 tahun tetap bisa begadang sampai tengah malam tanpa ganggu pekerjaan keesokan harinya, pikirannya masih jernih.
Karena itu...
“Kalau istri Tua Wei Shengjin, Liu Shiyu, juga manusia bumi asli, mengapa dia meninggal begitu cepat?”
“Guru Wei.”
Lin Xian bertanya penasaran:
“Saya lihat usia Yang Mulia sudah sepuh tapi masih bugar, mengapa istri Yang Mulia meninggal sejak dulu? Apakah ada masalah kesehatan?”
“Tubuhnya tidak ada masalah serius, hanya agak lemah.”
Tua Wei Shengjin menjawab:
“Memang usia kematiannya agak dini, tapi di Mars angka ini masih normal. Andai bisa, saya rela membagi separuh kesehatan dan umur saya untuknya... Tanpanya, apa artinya hidup panjang begini?”
……
Sampai di sini.
Barulah Lin Xian paham bagaimana Liu Shiyu bisa menyimpan memori untuk mengejar suaminya ke Mars.
Pantas saja dia meninggal begitu awal.
【Dia juga demi menjaga ingatan, bangun dari cabin hibernasi tiap 10 tahun selama setengah tahun...】
Dengan metode hibernasi terputus yang sangat merusak tubuh inilah dia tidak melupakan segala hal tentang Wei Shengjin.
Setelah dipikir-pikir memang logis.
Seperti Xu Yun yang tak mau melupakan Xu Yiyi, tujuan Liu Shiyu mengejar suaminya ke Mars adalah untuk bertemu kembali dengan Wei Shengjin.
Lalu...
Masakan dia tega melupakan cahaya kehidupan dan kenangan itu?
Lin Xian membuat perkiraan kasar di otaknya.
Lama hibernasi Tua Wei Shengjin sekitar kurang dari 200 tahun.
“Liu Shiyu harus mempertahankan memorinya untuk menemui Wei Shengjin. Selama ini, dia perlu bangun 20 kali untuk memperkuat memori. 20 kali, setiap kali memperkuat selama setengah tahun, itu berarti 10 tahun.”
“Usianya saat bertemu Wei Shengjin adalah 27 tahun.”
“Ini menunjukkan Liu Shiyu telah tidur di kabin hibernasi sejak setidaknya usia 17 tahun.”
“Pertemuan kembali mereka di Mars...”
“Tua Wei Shengjin telah tinggal di Mars selama belasan tahun, melupakan semua masa lalu.”
“Tapi Liu Shiyu, selama ini menyaksikan perubahan era selama 200 tahun secara terputus-putus. Akhirnya, pada kebangkitan terakhir, barulah dia bisa berdiri di hadapan Wei Shengjin dengan usia yang hampir sama.”
“Dia tentu bisa menerima segala sesuatu tentangnya.”
“Tentu bisa memaafkan semua yang dia miliki.”
“Karena...”
“Dari awal dia memang datang untuknya.”
“Seperti kalimat yang pernah diucapkannya:”
“'Kau sekali saja berdiri membelaku saat aku paling membutuhkan, aku rela merawatmu seumur hidup.'”
“Lin Xian merasa agak sedih.”
“Kisah Tua Wei Shengjin saja sebenarnya sudah cukup membuatnya terkejut.”
“Tapi tak disangka.”
“Di balik cinta orang biasa, bisa tersembunyi pengorbanan yang begitu dalam dan agung.”
“Tiba-tiba.”
“Dia teringat lagi pada perkataan Zhao Yingjun——”
“'Sejak saat itu...aku merasa apakah bisa melompati jalan layang sudah tidak penting lagi; berhasil melompat maupun gagal, kau rela mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkanku. Bagaimana mungkin aku tega...tidak menemanimu bertaruh?'”
“Melompati jalan layang.”
"Dalam pandangannya sendiri, ini hanyalah hal sepele yang tak berarti."
"Tapi mungkin..."
"Hanya karena hal kecil ini."
"Membuat Zhao Yingjun di suatu ruang-waktu rela meninggalkan segalanya, mengorbankan nyawa, berubah menjadi Huang Que, demi mencari dirinya."
"Ini dengan apa yang dilakukan Liu Shiyu..."
"Bukankah sama persis?"
"Lin Xian?"
CC di sampingnya memandangi Lin Xian yang tiba-tiba melamun:
"Ada apa?"
Lin Xian menoleh dan menemukan CC sedang menyodorkan bingkai foto digitalnya, telah memanggilnya berkali-kali tanpa respon.
"Tidak apa."
Ia menerima bingkai foto itu, berkata lembut.
……
Setelah keluar dari mimpi.
Ia menyalin naskah [Baterai Nuklir Mini] yang telah dihafalnya.
Di tengah menyalin, pulpennya kehabisan tinta.
Menggoyang-goyangkan.
Mencoba lagi.
Masih tidak ada tinta.
Setelah mengobrak-abrik berbagai sudut rumah, tidak menemukan isi pulpen cadangan atau pulpen lain yang bisa digunakan.
Setelah merenung sejenak.
Selama ini ia terus menyalin dan menulis, tapi tak pernah membeli isi pulpen cadangan, persediaan kertas naskah dan buku catatan di rumah juga semakin menipis.
"Sepertinya... tidak bisa terus mengurung diri di rumah seperti kelelawar."
Lin Xian sudah lama tidak keluar rumah.
Rambutnya pun sudah panjang, perlu dipotong.
Ditambah persediaan di kulkas, pulpen, pulpen merah, kertas naskah, buku catatan dan kebutuhan sehari-hari lainnya yang perlu dibeli:
"Besok... ah tidak, hari ini jangan masuk mimpi dulu. Siang nanti ke perusahaan untuk urusan kerja, malamnya jalan-jalan ke mal sekitar perusahaan, cukur rambut sekalian belanja kebutuhan."
Sambil menguap lebar.
Lin Xian mengeluarkan ponselnya dan mengatur alarm pukul 12:00 siang.
"Harus bangun sebelum 12:42. Kalau tidak, begitu masuk ke mimpi...kecuali bunuh diri, harus bertahan sampai 00:42 baru bisa keluar."
"Bunuh diri keluar dari mimpi rasanya sangat menyiksa. Lebih baik tidak usah mencoba kalau bisa."
"Tidur."
Dia melompat membalikkan badan.
Menutup mata.
Tidak bermimpi.
……
Malam hari, jalan perbelanjaan dipadati kerumunan orang.
Hari ini tanggal 20 Mei.
Pusat perbelanjaan besar dan pedestrian street ramai oleh keriuhan festival.
Etalase dan papan iklan dipenuhi tulisan merah atau pink bertuliskan slogan iklan bertema "520" dan "Aku cinta kamu".
Di mana-mana tercium aura hormon.
"Lihat kan, Qiaoqiao?"
Zhao Yingjun menunjuk pasangan-pasangan kekasih di jalan sambil memberi pelajaran dasar:
"Ini baru disebut [pacaran]."
"Lihat mereka, para tamu berpasangan berpegangan tangan, memeluk pinggang, berbisik-bisik. Inilah pacaran yang sebenarnya."
Yan Qiaoqiao mengunci leher anjing Pomeranian VV di dadanya, mengangguk setengah paham:
"Tapi Kakak Lin Xian dan Kakak Liu Feng juga melakukan hal yang mirip. Apa bedanya?"
"Mereka berdua laki-laki!"
Zhao Yingjun akhirnya mengerti getirnya para ibu yang membimbing anak mengerjakan PR sampai hampir gila.
Kadang logika berpikir anak kecil dan debat kusir mereka benar-benar bikin tekanan darah naik:
“Cara berpikirmu ini terlalu maju. Kami memang menghormati setiap bentuk cinta, tapi secara konvensional, pacaran mengacu pada hubungan antara pria dan wanita.”
Pada saat itu.
Di depan air mancur, seorang pria memegang buket mawar, berlutut satu kaki di antara lilin berbentuk hati, mengungkapkan perasaan pada gadis yang memakai aksesori telinga kucing berkilau di kepalanya.
Jelas terlihat ini adalah ritual pengakuan cinta yang dipersiapkan dengan bantuan dan dukungan banyak orang.
Gadis itu menerima dengan sukacita.
Pasangan itu berpelukan, kerumunan penonton sekitar mulai bersorak riuh:
“Cium satu kali!”“Cium satu kali!”“Cium satu kali!”“Cium satu kali!”
Sorakan semakin membahana.
Kerumunan penonton pun semakin banyak.
Sepertinya tanpa ciuman, situasi benar-benar tidak akan bisa diakhiri.
Gadis pemalu itu menutupi wajahnya, namun tetap bekerja sama dengan pria tersebut, berjinjit untuk memberikan ciuman ringan sebelum pergi berpegangan tangan diiringi sorak-sorai dan tepuk tangan penonton.
Zhao Yingjun, Yan Qiaoqiao, dan VV menyaksikan adegan ini dengan mata kepala sendiri.
“Kau lihat?”
Zhao Yingjun menunduk memandangi Yan Qiaoqiao:
“Pasangan sejati akan melakukan hal seperti ini. Apakah Lin Xian dan Liu Feng juga begini?”
“Tidak.”
Yan Qiaoqiao menggelengkan kepala jujur:
“Mereka tidak 【cium satu kali】.”
Dia menoleh penuh rasa ingin tahu:
“Harus ciuman baru dianggap pacaran?”
“Ah... tidak juga sebenarnya.”
Zhao Yingjun merasa kesulitan menjelaskan pada anak kecil, kesabaran mulai menipis:
“Tapi kurang lebih begitu. Pemahaman seperti itu tidak salah juga.”
“Ceritanya……”
Zhao Yingjun menunjuk VV yang digendong Yan Qiaoqiao:
“Kau tidak perlu terus-menerus menggendong VV, biarkan dia turun dan berlari sendiri.”
“Tidak apa-apa.”
Yan Qiaoqiao menggelengkan kepala:
“Aku suka sensasi memeluk lehernya.”
Saat ini, VV dalam keadaan terkunci leher, wajahnya merah padam.
Seandainya bisa bicara, pasti akan mengecam gaya Yan Qiaoqiao menggendong anjing yang salah ini!
Siapa yang setiap hari menggendong anjing dengan teknik kunci leher?
“Bukan masalah itu.”
Zhao Yingjun menunjuk wajah anjing Pomeranian VV yang memerah:
“VV jarang berolahraga, fisiknya sangat lemah. Lihat, cuaca tidak panas tapi dia sudah menjulurkan lidah dan terengah-engah. Wajahnya merah, jelas harus lebih banyak jalan untuk memperkuat fisik.”
“Bukankah di tasmu ada tali anjing? Itu bisa digunakan untuk mengajaknya jalan secara legal... Lepaskan tanganmu, pastikan mengikatkan tali pada kalungnya. Ini cara beradab memelihara anjing. Jangan berpikir karena anjingmu tidak menggigit lalu tidak dikendalikan.”
“Baik.”
Yan Qiaoqiao mengangguk, mengalihkan pandangan dari banyaknya pasangan kekasih di jalan, meletakkan VV di tanah, membuka tas, dan mulai mengobrak-abrik mencari tali anjing.
Tiba-tiba dia seperti teringat sesuatu, menatap Zhao Yingjun:
“Mereka semua sedang pacaran, kenapa kau selalu sendirian? Kenapa tidak mencari pacar?”
“Dengan siapa aku harus pacaran?”
“Bukankah laki-laki dan perempuan saja sudah cukup?” Yan Qiaoqiao bertanya dengan serius.
“Heh!”
Zhao Yingjun terkekeh pendek, menyilangkan tangan:
“Apa bisa asal laki-laki saja? Coba kau cariin aku?”
“Wang!”
Tiba-tiba.
Anjing Pomeranian VV menghirup udara, masuk ke mode pertarungan.
Menyambar ke satu arah!
“Lari.” “VV!”
Yan Qiaoqiao memandangi tali anjing di tangannya, belum sempat dipasang, anjingnya sudah kabur.
Zhao Yingjun berteriak pun tak bisa memanggilnya kembali.
Akhirnya menarik tangan Yan Qiaoqiao, bersama-sama mengejar VV.
“Dasar, kalian berdua ini...”
Zhao Yingjun sekarang merasa sangat tak berdaya, satu Yan Qiaoqiao, satu VV, membawa mereka berdua keluar, sungguh tak bisa diurus sendirian.
VV ini juga.
Kenapa tiba-tiba kabur?
Kalau menggigit orang gimana?
“VV! Cepat kembali!”
Zhao Yingjun dan Yan Qiaoqiao berteriak mengejar dari belakang, tapi VV seperti kesurupan tak mau menengok, menyambar cepat ke arah seorang pria di depan.
Gaspol!
Gaspol!
Melompat kencang!
Mencengkeram ikat pinggang pria, kaki kecilnya merangkak-rangkak puu-puu, langsung terjungkal ke dada pria, dipeluk:
“V~~~~~~”
Pria itu menundukkan kepala, mengelus kepalanya, tersenyum tipis:
“VV? Kenapa kau di sini?”
Saat itu.
Zhao Yingjun menggandeng Yan Qiaoqiao juga tiba di depan pria tersebut, Zhao Yingjun memandangi sosok yang tak terduga:
“Lin... Lin Xian?”
Yan Qiaoqiao berkedip secepat kilat.
Melirik ke Zhao Yingjun, lalu ke Lin Xian.
Satu pria satu wanita.
"Elemen lengkap!"
"Sru, menjulurkan jari telunjuk proses peradilan, menunjuk ke dua orang:"
"Ciuman."
