“Waduh.”
Lin Xian berteriak kaget.
Meski sudah siap mental sejak awal,
Meski tahu Kaisar Gao Wen tidak main di level rendah,
Tapi...
Saat melihat hasil penelitian yang sama sekali tak terduga ini, Lin Xian tetap terkejut luar biasa.
Kaisar Gao Wen.
Benar-benar tak pernah mengikuti pola, selalu bisa mengantisipasi antisipasi Lin Xian.
Dalam mimpi kelima, ketika Lin Xian membuka buku catatan Gao Wen dan mengira dia membuat penelitian praktis seperti cairan pengisi hibernasi...
Kaisar Gao Wen langsung melesat ke atmosfer, dengan lincah mengeluarkan [Prinsip Mesin Penjelajah Waktu].
Kini dalam mimpi keenam, ketika Lin Xian merasa dia akan menciptakan teori futuristik yang modern...
Kaisar Gao Wen tiba-tiba kembali ke akar, tak melupakan tujuan awal sekolah hibernasi, mengungkap masalah [kehilangan ingatan] yang tak terpecahkan oleh berbagai era dan ilmuwan.
Inikah yang disebut jenius sejati?
Perubahan besar dalam sejarah manusia sebenarnya berakar dari penelitian-penelitian Gao Wen.
Sedangkan dirinya sendiri...
Hanya lebah kecil yang rajin, pekerja tak kenal lelah tanpa keluhan.
"Bukankah efek samping kehilangan ingatan akibat hibernasi panjang dikatakan tak bisa dihindari? Kok bisa..."
Begitu katanya.
Tiba-tiba Lin Xian tersadar.
Dirinya salah paham.
Efek samping kehilangan ingatan akibat hibernasi panjang memang tak terhindarkan.
Baik anak kecil seperti Zheng Xiangyue, jenius sejati seperti Kaisar Gao Wen, maupun penjelajah waktu seperti Gadis Bermata Biru...
Di hadapan efek samping kehilangan ingatan akibat hibernasi...
Semua makhluk setara.
【Tidak peduli siapa dirimu, tidak peduli apa sukumu, selama tertidur dalam kapsul hibernasi lebih dari sepuluh tahun, pasti akan mengalami kehilangan memori; dan seiring perpanjangan waktu hibernasi serta faktor konstitusi tubuh individu... Ketika waktu hibernasi melebihi 20 tahun, kemungkinan besar semua memori akan hilang, otak terformat kembali, menjadi putih bersih.】
Kehilangan ingatan adalah keniscayaan mutlak, ini konsensus seluruh komunitas ilmiah.
Tapi…
【Siapa bilang memori yang hilang tidak bisa dipulihkan kembali?】
Kaisar Gao Wen tak pernah mengecewakan.
Saat orang lain hanya berpikir menggunakan buku catatan, kaset VCD untuk menyimpan lebih banyak memori... Kaisar Gao Wen telah mengambil pendekatan berbeda, mulai meneliti teknik pemulihan memori besar-besaran.
Lin Xian memandang penuh hormat sambil memegang buku catatan ini, menatap kata terakhir dalam kata pengantar tulisan tangan——
Helm Setrum Syaraf Otak.
Benda ini terdengar sangat visual, mirip dengan senjata rahasia petir untuk mengobati kecanduan internet, kurang lebih sebuah peralatan berbentuk helm yang bisa menutupi seluruh kepala, kemudian melepaskan aliran listrik untuk menyetrum otak, guna memulihkan memori.
Prinsip detailnya tidak jelas bagi Lin Xian.
Tapi dari namanya saja, perangkat ini mungkin tidak jauh berbeda dari dugaannya.
Lin Xian menoleh ke Gao Wen:
"Kakak Akademisi Gao Wen, kalau sudah meneliti benda seperti ini, kenapa tidak dipublikasikan? Meski tidak dipublikasikan juga tak apa... Setidaknya simpan satu untuk dirimu sendiri. Dengan begitu saat kau terbangun dari cabin hibernasi, kami bisa memasangkan helm ini dan menyetrummu, bukankah ingatanmu bisa pulih?"
“Penemuan ini benar-benar luar biasa, saya tidak berani membayangkan. Begitu efek samping terbesar cabin hibernasi berhasil dipecahkan, hibernasi akan menjadi perjalanan lintas waktu ruang-waktu yang tanpa biaya dan risiko sama sekali. Kekhawatiran terakhir manusia terhadap hibernasi pun akan hilang... Sepertinya hibernasi benar-benar akan menjadi norma sosial.”
“Tapi, bagaimana tepatnya peralatanmu ini memulihkan memori yang hilang? Apakah ada batasan dalam penggunaannya?”
Menghadapi kekaguman Lin Xian.
Akademisi Gao Wen menggelengkan kepala dengan wajah kebingungan:
“Aku tidak tahu? Hal ini, helm setrum syaraf otak ini... hari ini juga baru pertama kali kulihat, mungkin aku bahkan tidak lebih paham darimu. Kau menanyakan pertanyaan profesional seperti ini, pasti aku tidak bisa menjawabnya.”
“Aku juga tidak mengerti, mengapa diriku sebelum hibernasi yang sudah meneliti produk ajaib seperti ini tidak langsung mempublikasikannya?”
Dengan pertanyaan mengganjal, mereka membuka sampul buku catatan.
Menemukan...
Di antara halaman depan, terselip sebuah surat tulisan tangan dilaminasi.
Dari gaya tulisan, jelas berasal dari orang yang sama dengan tulisan di sampul. Maka sudah jelas, surat ini kemungkinan adalah surat tulisan tangan Akademisi Gao Wen sebelum hibernasi yang ditujukan untuk dirinya sendiri pasca-hibernasi.
“Boleh dilihat?”
Lin Xian meminta pendapat Gao Wen, mengingat ini adalah privasinya.
“Tentu saja.”
Gao Wen sama sekali tidak merasakan keterikatan emosional, berkata sembarangan:
“Kita baca bersama saja.”
Mendapat izin.
Lin Xian mengambil surat tulisan tangan dilaminasi itu, meletakkannya di depan mereka berdua, lalu bersama-sama membaca tulisan di atasnya——
【Diriku di masa depan, Sudah Lama Tak Berjumpa:
Ketika kau melihat surat ini, mungkin kau baru saja terbangun dari cabin hibernasi dengan otak kosong melompong, tidak tahu siapa dirimu maupun di mana berada.
Untuk pertanyaan tentang identitasmu, kau bisa memeriksa buku catatan lain dan rekaman video yang berisi catatan detail. Semua itu akan membuatmu memahami segalanya tentang Gao Wen... yakni saya yang sedang menulis surat ini, dirimu di masa lalu, Gao Wen.
Sejak kecil, kita selalu tertarik pada cabin hibernasi. Romantisme dan kesan epik tentang manusia yang melawan takdir dengan teknologi, melintasi sungai waktu, sering membuat kita terpana dalam lamunan di malam-malam sunyi.
Sejak saat itu, kita bertekad untuk mendedikasikan hidup di bidang penelitian hibernasi setelah tumbuh besar, mengaktualisasikan nilai diri.
Namun setelah dewasa, kita baru menyadari dengan pahit bahwa teknologi kabin hibernasi yang telah matang selama 200 tahun ini nyaris tak memiliki efek samping kecuali efek kehilangan ingatan yang tak terhindarkan. Jadi... di bidang teknologi ini, tak ada lagi ruang untuk penelitian lebih lanjut.
Saat itu, kita bingung. Tak tahu harus kemana melanjutkan hidup. Kita pernah menyentuh bidang matematika, meneliti konstanta alam semesta; juga pernah penasaran dengan konsep perjalanan ruang-waktu, tapi hanya sekilas.
Namun setelah berkeliling di berbagai bidang ini, obsesi, rasa ingin tahu, dan kerinduan kita pada teknologi hibernasi tetap tak bisa dilepaskan.
Ini adalah perasaan yang sulit dijelaskan, seolah-olah... secara tak terduga, kami selalu merasa dekat dengan cabin hibernasi dan segala hal tentang Teknologi Hibernasi. Seolah-olah stamina dan bakat seumur hidup kami memang seharusnya dikerahkan di bidang penelitian ini.
Profesor Xu Yun, Bapak Hibernasi, adalah ilmuwan yang paling kami hormati. Kami sangat menyesali kepergiannya yang menyedihkan. Jika tidak... mungkin kami masih punya kesempatan menyaksikan tokoh besar ini yang terbangun dari hibernasi di abad ke-23.
Jika obsesi sudah sedemikian kuat, mengapa kita tidak berdiri di pundak raksasa untuk melihat lebih tinggi dan memandang lebih jauh?
Kami lahir di akhir abad ke-22, tahun 2182. Saat itu dunia akademik hibernasi sepakat bahwa efek samping kehilangan ingatan tak terhindarkan. Berapa banyak ilmuwan jenius yang mengorbankan seumur hidup mereka, namun tak berhasil menghindari amnesia atau mempertahankan memori.
Ini adalah bidang yang mandek, jalan penelitian tanpa harapan. Mungkin... kita bisa mencoba!
Efek samping kehilangan ingatan akibat hibernasi jangka panjang memang tak terhindarkan - ini adalah cacat pada konstruksi otak manusia yang tak bisa diubah. Tapi... bagaimana jika kita berpikir dari sudut berbeda? Setelah terbangun dari hibernasi, bisakah kita mencoba memulihkan memori yang hilang?
Di dunia ini, tak ada harddisk yang bisa dihapus sepenuhnya, tak ada kanvas yang bisa dilukis ulang tanpa jejak. Jejak burung terbang pun tertinggal, angin pun meninggalkan suara... Segala sesuatu yang pernah eksis pasti meninggalkan jejak. Termasuk, tentu saja, memori.
Memori yang hilang, benarkah sudah lenyap? Ataukah hanya tertidur, bersembunyi, atau sementara diblokir?
Saya mencoba memulai dari sains otak dan neurologi, mengembangkan sendiri seluruh teori. Rasa-rasanya konsep menggunakan aliran listrik untuk mengaktifkan kembali memori otak, secara logika dan sains cukup feasible.
Tapi...
Masalahnya adalah...
Abad ke-23 tempat saya tinggal, penelitian syaraf otak terlalu terbelakang. Sudah hampir 200 tahun tidak ada terobosan kunci.
Helm setrum syaraf otak generasi awal sudah saya ciptakan. Tapi pada parameter kunci, kurangnya dukungan dan panduan dari bidang syaraf otak membuat eksperimen saya mentok di langkah terakhir.
Jadi, saya membuat keputusan besar—
Membawa hasil penelitian ini, tidur dalam cabin hibernasi. Menunggu hingga bidang neurologi mencapai terobosan kunci, baru saya bangun untuk melanjutkan penelitian helm setrum dan pemulihan memori yang hilang saat hibernasi.
Jika estimasi saya cukup optimis... Di era saat kau membaca surat ini, apakah tahun 23XX? Jangan-jangan sudah 24XX? Seharusnya tidak lebih lambat... Masak sih bidang syaraf otak 200 tahun lebih tidak berkembang?
Ini memang hal yang menyedihkan. Ilmuwan jenius di bidang syaraf otak, [Nyonya Du Yao], sudah meninggal dalam misi perdamaian Afrika di pertengahan abad ke-21... Andai tidak, buat apa kita menunggu ratusan tahun?
Jika Ibu Du Yao tidak tewas saat itu, dengan kecerdasan dan bakat luar biasanya, mungkin di abad ke-21 saja beliau sudah mencapai terobosan kunci di bidang neurosains. Maka secara alami saya tidak perlu berhibernasi ke masa depan, dan kau pun tidak perlu melihat surat ini dengan otak kosong.
Tidak ada cara... Seperti kata pepatah, kemunculan seorang Einstein memang melampaui ratusan ilmuwan berbakat; sejarah menciptakan pahlawan, tapi jeniuslah yang menciptakan sejarah. Mungkin dalam 200 tahun ke depan, tidak akan ada lagi sosok 【Ibu Du Yao】 yang muncul untuk mengisi kekosongan penelitian ini... Itu akan menjadi kesedihan bagi peradaban manusia.
Saya sungguh berharap ketika kau terbangun, manusia telah mencapai terobosan krusial di bidang neurosains. Jika demikian, kau tidak perlu mempertimbangkan banyak hal. Cukup ikuti contoh di buku catatan, selesaikan helm sengatan syaraf otak generasi pertama, lalu... kenakan dengan berani, aktifkan, dan temukan kembali ingatanmu yang hilang.
Pada saat itu, kau akan memahami semua yang kita alami, dan... masa depan yang kita nantikan.
Sampai di sini, semoga semuanya berjalan lancar.
Gao Wen.
November 2219, ditulis di Shanghai.】
……
"Ternyata begitu."
Setelah membaca surat panjang yang ditulis tangan ini, Lin Xian akhirnya sepenuhnya memahami apa yang terjadi pada Gao Wen.
Kaisar Gao Wen.
Lahir tahun 2182.
Sejak kecil sudah tertarik dengan teknologi hibernasi, setelah tumbuh dewasa juga mendedikasikan diri pada penelitian terkait. Kaisar Gao Wen di kehidupan ini tidak tergoda oleh konstanta alam semesta, tidak terpikat oleh mesin penjelajah waktu, melainkan tetap setia pada tujuan awal dengan fokus penuh meneliti "Helm Setrum Syaraf Otak·Prototipe 01".
Dia berhasrat memecahkan efek samping kehilangan ingatan akibat hibernasi melalui ini.
Namun penelitian tertahan pada langkah terakhir...
Di bidang syaraf otak manusia, belum ada terobosan signifikan selama ratusan tahun sejak kematian Nyonya Du Yao.
Maka Kaisar Gao Wen memutuskan "menukar waktu dengan ruang", "mempercayai masa depan manusia", "percaya dalam ratusan tahun akan muncul Nyonya Du Yao kedua yang mengisi kekosongan di bidang syaraf otak."
Begitulah.
Setelah Gao Wen terbangun dari cabin hibernasi.
Tidak perlu mempertimbangkan banyak hal.
Cukup langsung membuat "Helm Setrum Syaraf Otak·Prototipe 01" sesuai catatan di buku catatan, meniru persis seperti contoh.
Setelah selesai dibuat.
Dipasang di kepala.
Aktifkan, setrum, lalu pulihkan ingatan.
Rencana berhasil.
Gao Wen dari masa lalu dan masa depan menyatu menjadi satu, ingatan terkombinasi sempurna, menyelesaikan lingkaran tertutup lintas ruang-waktu.
Harus diakui...
Rencana [Dukung Masa Depan] Gao Wen ini sangat berani, sekaligus teliti, dengan pertimbangan yang sangat komprehensif.
Sayangnya.
Nasib kurang beruntung.
Sebelum tahun 2400, jelas tidak muncul ilmuwan syaraf otak jenius kedua seperti Nyonya Du Yao, sehingga bidang syaraf otak juga tidak mencapai terobosan kunci. Akademisi Gao Wen pun secara alami tidak perlu terbangun.
Kemudian di tahun 2400, bencana super besar Bumi pun meledak.
Peradaban manusia hampir musnah.
Pangkalan hibernasi bawah tanah seperti tempat Gao Wen berada, langsung jatuh ke keadaan tidak dikelola oleh siapa pun. Berapa lama bisa bertahan bergantung pada kemampuan masing-masing.
Gao Wen bisa dibilang cukup beruntung...
Akhirnya, di tahun 2621 dia digali oleh Dalimao dan kawan-kawan, tanpa alasan jelas menggali tanah selama tiga tahun di Suku Dalimao.
Sementara Lin Xian merapikan riwayat hidup Gao Wen, Gao Wen yang cerdas secara alami juga memahami sebab-akibat dari surat ini.
Meskipun dia tidak memiliki rasa nyata, ingatannya juga tidak tersambung.
Tapi isi surat tetap bisa dimengerti.
"Ternyata saya benar-benar seorang ilmuwan..."
Dia menggumamkan:
"Itu pun ilmuwan yang meneliti cara memulihkan ingatan yang hilang akibat hibernasi."
Setelah berkata demikian, Gao Wen tersenyum kecut pada dirinya sendiri:
"Takdir benar-benar mengolok-olok manusia. Siapa sangka ilmuwan yang meneliti pemulihan ingatan justru kehilangan ingatan saat hibernasi, bahkan dalam kebodohan menggali tanah di sini selama tiga tahun, sampai lupa siapa dirinya dan apa yang harus dilakukan."
"Sekarang juga belum terlambat."
Lin Xian menyerahkan buku catatan kepada Gao Wen, menyemangati:
"Cepat lihat, lihat catatan yang kau tulis dulu. Ada kesan atau inspirasi?"
Gao Wen menerima buku catatan itu.
Membalik halaman berikutnya.
“Di belakang, adalah berbagai gambar manufaktur, prinsip mesin, model komponen kecil...”
“Catatannya sangat detail, bisa disebut pengajaran langsung.”
“Terlihat bahwa Gao Wen sebelum hibernasi sudah memperhitungkan kemungkinan dirinya lupa segalanya setelah terbangun. Jadi sebelum helm disetrum syaraf otak diciptakan, cukup mengikuti catatan langkah demi langkah dengan tegas.”
“Setelah helm selesai dibuat dan ingatan pulih melalui disetrum, Gao Wen yang dulu pun kembali.”
“Mengerti?”
Lin Xian bertanya.
Gao Wen langsung menggelengkan kepala:
“Sama sekali tidak mengerti.”
Lin Xian juga tidak terkejut.
Ini bukan kesalahan Kaisar Gao Wen.
Dia tidak memiliki memori maupun pendidikan ulang, jadi wajar jika tidak mengerti.
“Kau mengerti?”
Gao Wen menengadah, memandangi Lin Xian sambil mengulurkan buku catatan:
“Kau tahu hal-hal yang tidak kuketahui, mau mencoba?”
“Baik.”
Lin Xian menerima buku catatan:
“Akan kucoba.”
Ia mulai membalik halaman dari awal. Di bawah catatan dan penjelasan super detail, Lin Xian merasa tidak terlalu sulit dimengerti.
Tentu saja, bagian-bagian profesional tetap tidak dipahaminya.
Tapi cara berpikir dan alur pengerjaannya, ia merasa bisa direplikasi di laboratorium Rhein miliknya!
Hanya saja... apa gunanya membuat helm disetrum ini?
Tanpa kehadiran kunci Nyonya Du Yao、
Tanpa terobosan besar di bidang syaraf otak、
Sekalipun helm berhasil dibuat, tetap tidak bisa digunakan untuk memulihkan ingatan orang yang hibernasi.
“Jadi...”
Lin Xian menopang dagunya sambil merenung:
"Jika benar-benar ingin menguasai teknologi ini, kita harus menemukan Nyonya Du Yao di dunia nyata."
"Du Yao..."
Ia mengulang nama itu.
Benar-benar terasa sangat [terlihat familiar].
Betul.
Bukan terdengar familiar, tapi terlihat familiar.
Selalu terasa seperti pernah melihat nama ini di suatu tempat, tapi sekarang sama sekali tak bisa diingat...
Kapan dan di mana sebenarnya aku pernah melihat nama ini?
Lin Xian menggaruk-garuk rambutnya.
Sama sekali tak ada petunjuk.
Secara logika, dalam lintasan hidupnya, seharusnya dia tidak mengenal ahli saraf otak manapun.
Sudahlah.
Setelah keluar dari mimpi, carilah nama ini di internet.
Jika benar seperti yang ditulis Gao Wen dalam surat, bahwa ini adalah ilmuwan jenius sejati, pasti bisa menemukan beberapa dokumen.
Jurnal akademik, laporan penelitian, dan sejenisnya.
Bagaimanapun juga...
Naskah "Helm Setrum Saraf Otak" ini harus disalin keluar, kesempatan emas ini tak boleh dilewatkan.
Dari sudut pandang tertentu.
Ini mungkin lebih penting dari baterai nuklir mini, setara dengan mesin penjelajah waktu, sesuatu yang benar-benar bisa mengubah peta kekuatan dunia.
"Sepertinya Turing harus hidup beberapa hari lagi."
Lin Xian mencari tempat duduk lalu mulai menghafal isi buku catatan.
Menurut rencana awalnya.
Setelah keluar dari mimpi, mungkin akan menyelesaikan soal kedua Klub Jenius: melakukan koreksi sejarah besar dengan melenyapkan Turing tahun 2024.
Setelah itu baru bisa melanjutkan ke soal ketiga.
“Segera bergabung dengan Klub Jenius sebelum tanggal 7 Juli adalah prioritas utama saat ini。”
“Dia memperkirakan ketebalan buku catatan dan kecepatan menghafalnya, sebuah pembagian sederhana...”
“Setidaknya dibutuhkan waktu setengah bulan hingga 20 hari untuk menyalin naskah 《Helmet Setrum Syaraf Otak》 ini ke dunia nyata。”
“Waktunya sangat mepet。”
Lin Xian tak bisa menahan diri mengerutkan alutnya。
“Hanya setelah menyalin naskah ini, dia bisa melihat soal ketiga Klub Jenius. Tapi saat itu, tinggal belasan hari lagi menuju hari kematiannya di 7 Juli。”
“Hanya belasan hari ini...”
“Apakah cukup waktu untuk menyelesaikan soal ketiga dan bergabung dengan Klub Jenius?”
“Jangan-jangan akan mengulangi kesalahan yang sama?”
“Harus mempercepat tempo。”
Lin Xian meneguhkan hatinya。
“Mulai sekarang fokus total menghafal naskah secepat mungkin, target selesai dalam 10 hari。”
“Dengan begitu, masih ada lebih dari 20 hari untuk menjawab soal ketiga. Waktu seharusnya cukup。”
“Tak boleh ditunda lagi, mulai sekarang!”
……
……
Beberapa hari berikutnya, Lin Xian kembali ke mode "mengambil keuntungan", seperti lebah pekerja yang tak kenal lelah memindahkan naskah Kaisar Gao Wen。
Hari ini。
Dia menyiapkan makan siang。
“Bersiap makan, tidur, masuk ke alam mimpi - rutinitas biasa。”
Tiba-tiba——
Driiiing!! Driiiing!!
Ponselnya mengeluarkan sirine darurat。
“Ini pertama kalinya Lin Xian mendengar suara alarm seperti ini... Peringatan apa ini?”
Dia mengambil ponsel.
Melihat pop-up yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Dari aplikasi orangtua Jam Tangan Pintar Xiao Tiancai, sedang mengirimkan peringatan gila-gilaan:
"Yan Qiaoqiao telah meninggalkan area pagar elektronik!"
"Yan Qiaoqiao telah meninggalkan area pagar elektronik!"
……
Sirine berbunyi silih berganti, Lin Xian merasa ponselnya hampir meledak.
Dia mematikan suara peringatan.
Langsung membuka aplikasi untuk memeriksa lokasi Yan Qiaoqiao.
Awalnya mengira akan melihat arah yang mendekati dirinya.
Tapi tidak menyangka.
Peta menunjukkan posisi Yan Qiaoqiao memang telah keluar dari area pagar elektronik, dan sedang menjauhi pusat kota dengan cepat.
Jauh dari pusat kota?
Mau pergi ke mana?
Lin Xian memperkecil peta, melihat arah pergerakan Yan Qiaoqiao yang mengarah ke kawasan kampus.
"Kawasan kampus... Universitas Shanghai?"
Lin Xian memicingkan mata.
Buat apa Yan Qiaoqiao pergi ke Universitas Shanghai?
Jangan-jangan...
"Laboratorium?"
Lin Xian tiba-tiba menyadari:
"Laboratorium Rhein! Kulkas kecil! Partikel Ruang-Waktu Terjerat!"
Celaka.
Jangan-jangan Yan Qiaoqiao menargetkan partikel ruang-waktu terjerat itu?
Dalam dugaan Lin Xian sebelumnya... Cara Yan Qiaoqiao memulihkan ingatan mungkin terkait partikel ruang-waktu!
Meski ini hanya dugaan yang tidak bertanggung jawab.
Tapi dalam situasi sekarang, lebih baik menghindari masalah tambahan.
"Partikel Ruang-Waktu Terjerat itu sendiri memang hal yang sangat misterius. Jika benar-benar terjadi reaksi aneh dengan Yan Qiaoqiao, membuat memorinya pulih dan berubah menjadi Lin Yu Xi..."
Maka dirinya sendiri akan celaka.
Jangan sampai belum melewati tanggal 7 Juli sudah tumbang, nanti malah jadi bahan tertawaan orang.
"Ah, benar-benar tidak bisa membuat orang tenang."
Lin Xian dengan getir terpaksa keluar rumah.
Turun lantai.
Memanggil taksi.
Menuju Laboratorium Gabungan Rhein Universitas Shanghai.
……
Di sisi lain.
Di dalam kampus Universitas Shanghai.
Mobil bisnis Alphard berhenti di depan pintu gerbang gedung laboratorium. Pintu belakang listrik terbuka, Yan Qiaoqiao melompat keluar dengan lincah. Zhao Yingjun yang mengenakan kacamata hitam mengikuti dari belakang.
"Susah-susah dapat liburan, katanya mau jalan-jalan... Kamu malah memilih tempat seperti ini."
Zhao Yingjun mendorong kacamata hitamnya ke atas, melihat plang [Laboratorium Gabungan Rhein Universitas Shanghai], lalu menunduk memandangi Yan Qiaoqiao:
"Apa menariknya tempat seperti ini? Jangan-jangan... Kamu juga seorang wanita teknik? Suka dengan tempat yang penuh peralatan, mesin, gelas kimia, dan tabung reaksi?"
Yan Qiaoqiao menggelengkan kepala.
Mengulurkan jari telunjuk kanan, menunjuk ke laboratorium di lantai dua yang jendelanya terbuka:
"Kakak Liu Feng ada di dalam sana. Dia bisa membimbingmu untuk pacaran."
"Apa?"
Zhao Yingjun tak bisa menahan diri:
"Kamu bilang mau main dengan Liu Feng, ternyata tujuannya cuma ini?"
Yan Qiaoqiao mengangguk.
Dengan tatapan tulus memandang Zhao Yingjun:
"Aku ingin kau berpacaran dengan Kakak Lin Xian."
“Urus saja urusanmu sendiri!”
Zhao Yingjun menghela napas panjang, mengusap pelipisnya:
“Tidakkah kau merasa terlalu ikut campur? Jika kau benar-benar merasa terlalu menganggur setiap hari, mungkin aku harus mendaftarkanmu ke beberapa kursus hobi untuk menguras energimu.”
“Lagipula... Apakah sekarang aku pernah membiarkanmu kelaparan atau merugikanmu? Mengapa setiap hari kau selalu memikirkan Lin Xian di hati?”
Yan Qiaoqiao mengeluarkan bingkai foto sebesar telapak tangan dari saku.
Di dalamnya terpasang foto keluarga yang diambil di Disneyland, memuat tiga orang: Lin Xian, Zhao Yingjun, dan Yan Qiaoqiao.
Zhao Yingjun memicingkan mata:
“Kau malah membawanya ke mana-mana?”
Yan Qiaoqiao mengangguk:
“Aku takut kehilangan.”
Zhao Yingjun terdiam sejenak:
“Justru dengan dibawa-bawa, lebih mudah hilang, bukan?”
“Ah... Sudahlah.”
Dia memutuskan untuk berhenti mencoba memahami logika berpikir Yan Qiaoqiao.
Andai bukan karena kemiripan wajah,
Zhao Yingjun benar-benar meragukan apakah Yan Qiaoqiao ini anak kandungnya – setiap hari dengan logika berpikir melompat-lompat, ngawur, tapi merasa diri logis... Warisan siapa ini?
“Sudahlah.”
Zhao Yingjun mengikuti Yan Qiaoqiao masuk ke gedung laboratorium:
“Sudah datang ya, mari kita naik ke atas. Dulu pernah dengar Lin Xian menyebut Liu Feng, tapi aku belum pernah bertemu sekalipun.”
“Ngomong-ngomong... Liu Feng itu orang seperti apa?”
Yan Qiaoqiao sambil menaiki tangga memiringkan kepalanya berpikir:
“【Orang yang aneh。】”
“Orang yang aneh？”
Zhao Yingjun mengerutkan alis melengkungnya:
“Qiaoqiao, jangan menyebut senior seperti itu, sangat tidak sopan.”
“Liu Feng adalah seorang ilmuwan. Alasanmu merasa aneh mungkin karena ketenangan, kestabilan, dan kedinginannya berbeda dengan orang biasa... Tapi begitulah ciri-ciri akademisi ber-IQ tinggi.”
“Jadi... nanti jangan bicara sembarangan, hormatilah ilmuwan, mengerti?”
“Oh.”
Yan Qiaoqiao mengangguk patuh, menunjuk laboratorium di lantai dua yang pintunya terbuka:
“Di sinilah tempatnya.”
Zhao Yingjun mengetuk pintu yang terbuka dengan sopan, lalu masuk bersama Yan Qiaoqiao.
Liu Feng yang sedang sibuk di dalam menengadah.
Memandangi Zhao Yingjun dengan penuh tanya:
“Anda ini...?”
Zhao Yingjun tersenyum:
“Halo Liu Feng, nama saya Zhao Yingjun, teman Lin Xian. Tidak tahu... apakah dia pernah menyebutkan tentang saya.”
Zhao... Yingjun?
“Oh oh oh!”
Liu Feng mengeluarkan suara seperti angsa, tiba-tiba tersadar:
“Zhao Yingjun! Akhirnya kau datang juga!”
“Apa?”
Zhao Yingjun tertegun sejenak, belum memahami situasi.
Liu Feng yang sangat bersemangat langsung berlari ke papan tulis, menyapu deret angka aritmatika yang tertulis:
Yan Qiaoqiao (14 tahun), Chu Anqing (20 tahun), Su Xiuying (23 tahun), Nan Gong Mengjie (26 tahun), Huang Que (30 tahun).
Dia mengambil penghapus papan tulis.
Di bawah tatapan bingung Zhao Yingjun, dia menghapus nama Nan Gong Mengjie lalu menuliskan tiga huruf Zhao Yingjun.
Braak.
Dia mengetuk papan tulis dengan penghapus:
"Baru seperti ini yang benar."
"Seperti apa?" Zhao Yingjun sama sekali tidak bisa mengikuti ritme pembicaraan.
"Selamat, Zhao Yingjun."
Liu Feng memandangnya dengan sorotan mata yang agak mengapresiasi:
"Selamat... kamu lolos seleksi deret aritmatika!"
