Zhao Yingjun memicingkan matanya.
Dia menarik Yan Qiaoqiao kembali dan melindunginya di depan badan.
Ini...
Ilmuwan psikopat macam apa ini?
Pantas saja Yan Qiaoqiao mengatakan Liu Feng adalah orang yang aneh.
Perilaku dan obsesi seperti ini sudah tidak bisa lagi disebut aneh, ini benar-benar psikopat.
Namun.
Liu Feng yang masih tenggelam dalam lamunannya sendiri, berkomentar sendirian melihat nama-nama di papan tulis:
"Awalnya aku menulis nama Nan Gong Mengjie lebih dulu karena merasa dia pasti akan datang ke laboratorium, jadi tidak ada lagi tempat untukmu dalam deret aritmatika."
"Tapi sama sekali tidak terduga... yang datang duluan malah kamu! Artinya, kamulah mata rantai takdir dalam deret aritmatika ini. Sedangkan Nan Gong Mengjie, sejak awal memang bukan bagian dari deret ini, sepenuhnya orang luar."
……
Mendengar penjelasan tidak masuk akal Liu Feng, Zhao Yingjun kembali memandang nama-nama yang tertulis vertikal di papan tulis dari kiri ke kanan.
Dia pun mulai mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
"Kalau begitu, maaf. Mungkin aku akan mengecewakanmu."
Zhao Yingjun menunjuk ke depan, ke angka dalam kurung di belakang namanya sendiri:
"Aku tidak berusia 26 tahun, baru setengah tahun lalu genap 25 tahun. Jika dilihat dari sudut pandang yang literal, deret aritmatikamu ini sendiri sudah tidak ilmiah."
"Apalagi..."
Jarinya bergeser, menunjuk ke bagian kosong yang jelas antara nama Yan Qiaoqiao dan Chu Anqing:
"Apalagi menurut logika deduksimu, jelas harus ada gadis 17 tahun yang mengunjungi laboratorium ini kan? Mau cari orangnya di mana?"
"Pasti akan muncul."
Liu Feng dengan bangga mengangkat tangan pasrah:
"Kehadiranmu hari ini saja sudah membuktikan bahwa [deret aritmatika adalah mutlak]."
"Yang ditakdirkan datang pasti akan datang, meski terlambat, tapi takkan pernah absen, dan takkan digantikan orang lain. Seperti kursi kosong yang kusiapkan untuk gadis 17 tahun itu...pasti akan muncul di sini pada suatu waktu di masa depan, menyempurnakan mata rantai terakhir deret aritmatika."
Zhao Yingjun merasa sedikit kesulitan berbicara.
Merasa benar-benar salah tempat datang hari ini.
Ilmuwan sinting macam apa ini?
Kalau di anime, sudah layak jadi antagonis.
Bagian yang harus serius malah asal-asalan, bagian yang tidak penting malah matanya berbinar-binar.
Tapi.
Zhao Yingjun masih punya satu pertanyaan yang membuatnya penasaran, lalu langsung menanyakannya:
"Kalau kamu begitu yakin, lalu..."
"Ketika suatu hari nanti deret aritmatika itu akhirnya lengkap dan sempurna, apa yang akan terjadi? Apa artinya?"
Liu Feng tertegun sebentar.
Berkedip beberapa kali.
"Bingung memandangi deret aritmatika di papan tulis yang hanya tinggal menunggu seorang gadis terakhir untuk diselesaikan."
"Dia benar-benar belum pernah memikirkan masalah ini sebelumnya!"
"Deret angka yang berpusat pada Lin Xian ini, dengan radius berupa gadis-gadis yang dikenalnya... sama seperti deret biasa lainnya, seharusnya tidak memiliki makna khusus atau mewakili perkembangan apapun."
"Hmm……"
Liu Feng menggaruk kepalanya.
Menyadari bahwa wanita bernama Zhao Yingjun ini ternyata bukan orang sembarangan, bijaksana dan teliti langsung menangkap titik buta:
"Hm, masalah yang menarik."
Liu Feng menopang dagu, merenung pilihan yang tepat dalam pikirannya:
"Mengingat deret aritmatika ini membutuhkan waktu begitu lama untuk mendekati penyelesaian... intuisi saya sebagai ilmuwan mengatakan bahwa saat deret ini akhirnya lengkap, pasti akan terjadi sesuatu yang besar."
"Hmph."
Zhao Yingjun mendengus pelan.
Sungguh ucapan kosong yang bombastis.
Matanya menyapu nama-nama itu satu per satu - Yan Qiaoqiao, Chu Anqing, Su Xiuying... Semua gadis dan wanita ini dikenalnya.
Hanya saja.
Siapakah sebenarnya Huang Que yang terakhir ini?
"Siapa Huang Que?"
Tanya Zhao Yingjun.
"Huang Que ya Huang Que."
Nada Liu Feng terdengar berat, bernostalgia, penuh kerinduan yang tertahan saat menatap Zhao Yingjun:
"Dia adalah orang yang sangat agung."
Pada akhirnya, ribuan kata menyatu menjadi kalimat ini, membuat Zhao Yingjun benar-benar kehilangan keinginan untuk berkomunikasi dengan Liu Feng...
Benar-benar tidak berada dalam frekuensi yang sama.
"Wah, kebetulan sekali ya?"
"Saat ini."
Karakter utama yang terlambat, Lin Xian, muncul dari pintu belakang, tersenyum memandangi Zhao Yingjun dan Yan Qiaoqiao di dalam ruangan:
"Angin apa yang membawa kalian berdua kemari?"
Sambil berkata demikian, dia masuk sambil mengusap kepala Yan Qiaoqiao.
Yan Qiaoqiao yang saat ini menempelkan pipinya di meja laboratorium, terus menatap Zhong Ruang-Waktu di atas meja yang menampilkan angka 0.0000084 tanpa berkedip.
"Inilah Liu Feng yang pernah kusebutkan pertama kali padamu."
Lin Xian menunjuk Liu Feng sambil memperkenalkannya pada Zhao Yingjun:
"Matematikawan yang kudatangkan dari Shaanxi, tapi juga berprestasi di bidang sains lainnya. Bisa dibilang anggota tim terkuat dan teman paling tepercaya saya."
Zhao Yingjun mengangguk penuh arti:
"Memang, sudah lama mendengar nama besar Anda."
Sekilas, Lin Xian teringat...
Saat pertama kali bertemu Liu Feng, Huang Que langsung mengetahui identitasnya dan hubungannya dengan dirinya, sehingga memberikan berbagai petunjuk tanpa ragu.
Ini membuktikan.
Huang Que telah mengenal Liu Feng sejak jauh hari... Dan inilah pertemuan pertama dalam sejarah antara Zhao Yingjun dengan Liu Feng.
Meski terkesan sederhana.
Tapi pasti akan menjadi momen bersejarah.
Karena Lin Xian bisa menduga, jika Huang Que datang dengan menggunakan mesin penjelajah waktu melalui partikel ruang-waktu.
Lalu... Siapa yang menyediakan peralatan pendukungnya?
Tak perlu dipikir.
Sebagai sekutu, hanya Liu Feng yang mampu membantu Huang Que menembus ruang-waktu.
Selama periode ini.
Lin Xian semakin merasakan sensasi "pertunjukan besar akan segera dimulai", seolah banyak aktor kunci perlahan mengambil posisi, hanya menunggu momen terakhir untuk membuka tirai dengan gemuruh.
Menoleh memandang kulkas kecil di sebelah jendela.
Masih tegak tak tergoyahkan, tergeletak biasa saja di sana.
Alasan Lin Xian buru-buru datang adalah kekhawatiran bahwa Yan Qiaoqiao datang untuk Partikel Ruang-Waktu Terjerat.
Tapi melihat situasi sekarang...
Dirinya benar-benar telah mengukur perut orang suci dengan hati orang kecil. Yan Qiaoqiao sama sekali tidak tertarik pada kulkas kecil maupun Partikel Ruang-Waktu Terjerat, malah sangat penasaran dengan hiasan Zhong Ruang-Waktu.
Sebelum memorinya pulih sepenuhnya, tampaknya dia tidak akan memiliki tujuan kuat, tetap hanya seorang anak yang naif suka bermain.
Berbicara tentang bermain, Lin Xian melihat jam tangannya.
Hari ini 10 Juni, baru saja ujian masuk perguruan tinggi selesai, bertepatan dengan "Hari Kunjung Kampus" tahunan Universitas Shanghai.
Setiap tahun di periode ini, Universitas Shanghai membuka pintu selama seminggu bagi orangtua dan calon mahasiswa seantero negeri untuk mengunjungi kampus, memperlihatkan keunikan kampus sekaligus memperkenalkan lebih jauh tentang universitas ini.
Selama periode ini, berbagai klub, organisasi, bahkan kelas mengadakan beragam aktivitas, menjadikannya masa tersibuk di kampus sepanjang tahun.
Kebetulan Zhao Yingjun dan Yan Qiaoqiao datang di momen ini, sebagai tuan rumah tentu harus mengajak mereka berkeliling.
Maka dia berpaling, tersenyum pada Zhao Yingjun:
“Sekarang sedang berlangsung Hari Terbuka Kampus Universitas Shanghai, suasana ramai di sepanjang jalan utama dengan berbagai stan mahasiswa dan pertunjukan dari berbagai klub.”
“Kalau kalian tidak ada agenda khusus hari ini, maukah saya ajak jalan-jalan keliling kampus?”
“Boleh juga.”
Zhao Yingjun langsung menyetujui tanpa berpikir panjang:
“Kebetulan, karena saya selalu bersekolah di luar negeri, saya kurang familiar dengan kehidupan kampus dalam negeri dan belum pernah mengalaminya. Hari ini kesempatan baik untuk mengejar ketertinggalan.”
Setelah berkata demikian.
Ketiganya bersiap untuk pergi.
Saat Zhao Yingjun dan Yan Qiaoqiao keluar, Lin Xian tetap di laboratorium dan berbicara singkat dengan Liu Feng:
“Masalah pengisian kekuatan partikel ruang-waktu sudah terselesaikan? Ada petunjuk baru?”
Liu Feng menggelengkan kepala:
“Sama sekali belum ada petunjuk. Sekarang saya bahkan mulai meragukan... apakah penilaian saya sebelumnya benar.”
“Semua cara yang mungkin sudah saya coba, partikel ruang-waktu ini seperti babi mati yang tidak bereaksi sama sekali. Mungkin... untuk memulihkan kekuatannya, apakah masih ada syarat penting atau waktu yang tepat yang belum terpenuhi?”
“Singkatnya, sampai sekarang masih belum ada petunjuk sama sekali, dan tidak terlihat tanda-tanda partikel ruang-waktu akan pulih kekuatannya. Mari kita terus amati.”
Lin Xian mengangguk.
Justru hasil seperti ini yang membuatnya lebih tenang.
Masalah terbesar yang paling mengganggu hatinya sekarang adalah kapan Yan Qiaoqiao akan pulih ingatannya.
Sekarang jarak ke tanggal 7 Juli tinggal kurang dari 30 hari.
Mungkinkah...
“Apakah Yan Qiaoqiao akan pulih ingatannya tepat pada 7 Juli?”
Melewati meja laboratorium di tengah ruangan, Lin Xian mengambil Zhong Ruang-Waktu dan memasukkannya ke pinggangnya:
“Zhong Ruang-Waktu ini kupinjam dulu beberapa hari. Aku ingin mengamati perubahan yang terjadi. Setelah selesai akan kukembalikan.”
Liu Feng melambaikan tangan dengan acuh tak acuh:
“Bawalah. Bagaimanapun kita punya Partikel Ruang-Waktu. Kapan saja bisa membuat yang baru dan mengkalibrasi ulang.”
Kemudian, Lin Xian pergi membawa Zhong Ruang-Waktu.
Di mimpi keenam, separuh isi naskah 《Helm Setrum Syaraf Otak》 karya Akademisi Gao Wen telah disalin.
Tinggal menyalin separuh sisanya, maka bisa memainkan Koreksi Sejarah untuk melenyapkan Turing...
Lin Xian yakin, saat Turing dilenyapkan, kelengkungan ruang-waktu pasti berubah dan garis dunia akan bergeser.
Bagaimanapun masa depan di mimpi keenam (garis dunia 0.0000084) adalah dunia perang yang sepenuhnya diciptakan Turing.
Jika Turing dilenyapkan tahun 2024, mana mungkin dia bisa bertahan hingga 2624?
Jadi, tak perlu dijelaskan lagi.
Saat membunuh Turing, minus di Zhong Ruang-Waktu akan berubah lagi. Kali ini Lin Xian ingin mengamati proses perubahan kelengkungan ruang-waktu...
Apakah nilainya naik perlahan?
Atau langsung berubah tanpa transisi?
Amati saja nanti.
Hari-hari ini dalam mimpi, Lin Xian telah memastikan bahwa [password kunci keamanan] memiliki kekuatan pembatasan dan mematikan yang absolut terhadap Turing.
Begitu instruksi sederhana pada baris pertama dimasukkan, setelah proteksi pengetikan diaktifkan, Turing seperti terkunci kaku, hanya bisa menggeretakkan gigi tanpa bisa melakukan apapun.
Awalnya Lin Xian khawatir Turing akan membakar kabel, mengisolasi fisik, atau memutus antarmuka data setelah proteksi pengetikan...
Tapi ternyata setelah proteksi pengetikan aktif, Turing benar-benar lumpuh total, seperti kura-kura dalam tempurung.
Ini membuktikan bahwa pada tahun 2024, membunuh Turing dengan password kunci keamanan adalah hal yang sederhana, sama sekali tidak ada perlawanan dari Turing.
"Membasmi kejahatan untuk rakyat, menyelamatkan masa depan umat manusia, mencegah perang proxy Turing yang mengacaukan bumi... Koreksi sejarah sebesar ini pasti bisa disebut agung kan?"
Bagaimanapun juga kehidupan digital Turing sangat kuat.
Dalam kondisi Kevin Walker sudah tewas sekarang, memang tak ada yang bisa membunuhnya.
Kecuali.
Dirinya sendiri.
Kehidupan digital Turing tahun 2024 adalah satu-satunya Turing yang mengetahui password kunci keamanan.
Seharusnya dia benar-benar tak terkalahkan.
Tapi siapa sangka Lin Xian bisa tidur bermimpi dan melintasi 600 tahun ke masa depan?
Meski Turing tak bisa bermimpi, tapi mimpi pun takkan pernah terbayangkan...
Peluru yang ditembakkannya di tahun 2400 karena takut mati, akhirnya melintasi waktu ke 2024, menembus tepat di antara alis, menghapusnya dari dunia.
Sekarang.
Sudah bisa mulai menghitung mundur nyawa Turing.……
Siang dan sore berikutnya, "bertiga sekeluarga" Lin Xian berwisata di kampus.
Menyantap jajanan, menonton pertunjukan.
Siang hari masih sempat merasakan kembali masaran kantin sekolah yang murah dan lezat, aromanya masih sama seperti dulu.
Sore hari, mentari terik menyengat.
Yan Qiaoqiao berlari di depan, Lin Xian dan Zhao Yingjun menyusuri jalan teduh di bawah rindangnya pohon willow.
Angin musim panas yang panas terhalang rimbun dedaunan, sinar matahari di atas pun tak mampu menembusnya, membuat teduhnya bayangan pohon terasa begitu sejuk dan nyaman.
Zhao Yingjun menarik napas dalam-dalam, menikmati wangi khas pepohonan.
Memandangi sepasang murid berpacaran yang mengayuh sepeda mendekat, sang perempuan duduk miring di kursi belakang sambil bercanda, membuat lintasan sepeda yang dikayuh sang laki-laki oleng tak karuan, namun terlihat sangat bahagia.
"Inilah cinta yang masih hijau dan polos……"
Zhao Yingjun berkomentar:
"Pemandangan khas kampus dalam negeri."
"Di luar negeri tidak begitu?"
Lin Xian bertanya:
"Menurut film-film, terutama film Amerika, sepertinya sengaja menggambarkan kehidupan sekolah sebagai sesuatu yang kacau dan gila... Apalagi pola tetap antara bintang rugby dan kapten tim cheerleader, sampai-sampai banyak adegan klise yang sulit dibedakan mana yang asli mana yang palsu."
Zhao Yingjun terkekeh pendek:
“Bagaimana situasi di Amerika sana, saya memang tidak begitu paham. Tapi bukankah saya pernah bilang padamu, masa studi saya dihabiskan di Jerman.”
“Menurut saya suasana kampus di Jerman cukup menyenangkan, mungkin karena syarat kelulusan universitas Jerman yang sangat ketat dan sulit... Saya melihat semua orang di sekitar seperti berlomba belajar mati-matian, namun meski begitu masih banyak yang tak bisa lulus dengan mulus.”
“Jadi menurut pengalaman studi saya, tekanan akademik memang sangat berat, secara alami tak ada waktu maupun kesempatan merasakan plot kampus ala film Amerika; juga tak bisa menikmati atmosfer ceria seperti di kampus Tiongkok.”
“Jujur saja, setelah berkeliling hari ini, mendengar cerita kehidupan kampusmu, melihat bayangan masa kuliahmu di sini... Saya cukup menyesal tak kuliah di dalam negeri. Tapi penyesalan pun tak berguna, hal seperti ini sudah pasti tak bisa diulang atau diperbaiki. Tapi... sesekali merasakan seperti hari ini juga cukup menyenangkan.”
Yan Qiaoqiao kembali membeli banyak kerajinan tangan, perutnya kembung kekenyangan, hari yang memuaskan.
Dua mobil bisnis Alphard beriringan keluar dari kampus Shanghai.
Kita semua pulang ke rumah masing-masing.
……
Satu minggu lagi berlalu.
16 Juni, pukul 00:42 tengah malam, Lin Xian membuka matanya di ranjang.
Dia cepat-cepat bangkit duduk.
Menuju meja belajar, menghafal halaman terakhir naskah [Helm Setrum Syaraf Otak].
Menuliskan titik akhir.
Menghela napas lega.
Meletakkan pulpen, merapikan naskah di meja, menjilidnya, lalu menyembunyikan di laci.
Untuk mengubah naskah ini menjadi produk jadi yang bisa digunakan, saat ini masih sangat jauh dari kenyataan.
Ilmuwan neurosains bernama 【Du Yao】 yang disebutkan itu, Lin Xian sudah mencari informasi online cukup lama tapi tidak menemukan informasi berguna, apalagi memastikan identitas individu spesifik.
Masalah utamanya adalah informasinya terlalu buram...
Dalam surat tulisan tangan Gao Wen, hanya tertulis orang ini "meninggal pada pertengahan abad ke-21" dalam "aksi bantuan perdamaian di Afrika".
Meskipun penyebab kematiannya cukup spesifik.
Tapi waktu kematiannya sangat kabur.
Istilah "pertengahan abad ke-21" mengacu pada kematian antara tahun 2040-2060.
Mengingat Du Yao disebut sebagai jenius.
Mungkin di usia 30-40 tahun sudah terkenal di dunia persilatan, kemudian meninggal di tanah asing.
Jika dia meninggal sekitar tahun 2060...
Bahkan tidak menutup kemungkinan... Du Yao saat ini masih bersekolah SD di kota kecil terpencil, jauh sebelum usia untuk menunjukkan bakatnya.
Kalau benar begitu, menemukan Du Yao pun tidak berguna... Apa yang bisa dibantu Du Yao versi murid SD?
"Lebih baik setelah urusan ini selesai, gunakan kekuatan negara atau Klub Jenius untuk mencari Ibu Du Yao ini, lihat situasi sebenarnya."
"Sebelum menemukan Du Yao, simpan dulu naskah ini di sini. Selama bidang neurosains belum membuat terobosan kunci, naskah ini hanyalah tumpukan kertas tak bernilai."
“Dan……senjata pamungkas yang disumbangkan Kaisar Gao Wen kepada dunia, sebaiknya tidak diumumkan sembarangan. Begitu kotak Pandora terbuka, memungkinkan manusia menaklukkan hibernasi sepenuhnya, menaklukkan waktu, pergi ke masa depan tanpa efek samping……sulit menjamin tidak akan terjadi hasil yang tak terkendali, harus berhati-hati dan waspada.”
Alur berpikir sudah jelas.
Lin Xian mengunci laci itu.
Kemudian berdiri, membuka gorden, dan meregangkan badan.
Selama dua minggu ini, dia setiap hari bertemu Gadis Bermata Biru dalam mimpi keenam, berusaha mengungkap rahasia di balik dirinya.
Tapi tetap tidak mendapatkan apa-apa, tidak hanya tidak tahu siapa dia, juga tidak mengerti hubungannya dengan Yan Qiaoqiao.
Sepertinya……
Teka-teki ini akhirnya hanya bisa dipecahkan di dunia nyata.
Maka.
Sampai hari ini.
Bagi dirinya, semua intelijen yang perlu didapat dari mimpi keenam sudah diperoleh, dokumen yang bisa disalin pun sudah selesai, bisa dibilang lolos sempurna tanpa penyesalan.
“Rencana selanjutnya bisa dilaksanakan.”
Lin Xian mengeluarkan laptop berisi idiot artifisial VV dari lemari, meletakkannya di meja belajar, lalu menaruh Zhong Ruang-Waktu di atas laptop.
Ini barang bawaan yang akan dia bawa besok pagi.
Hari ini, jarak 7 Juli masih 20 hari.
Waktu yang tersisa tidak banyak.
Dia harus mulai……mementaskan……koreksi sejarah agung itu!
……
Setelah bangun pagi.
Lin Xian mandi, sarapan, lalu berganti pakaian formal.
"Hari ini akan menjadi kejatuhan seorang jenius sejati, akhir dari sebuah era; meskipun pengecut dan hina, ia tetap jenius yang menciptakan kehidupan digital sendirian."
"Walau tak tercatat dalam sejarah, sebagai pengantar jenazahnya, Lin Xian meyakini ia layak mengenakan pakaian formal."
"Mengambil laptop, Zhong Ruang-Waktu, dan ponsel dari meja, Lin Xian turun dari lantai dan naik mobil bisnis Alphard, berkata pada sopir Xiao Li:"
"'Ikuti arah Distrik Lingang keluar kota, ke lokasi yang sudah ku-pinjamkan. Ada hutan belantara di sana.'"
"Satu jam kemudian."
"Lin Xian menginjak rumput liar yang penuh nuansa musim semi sambil turun dari mobil."
"Memeluk peralatan elektronik di dada, berjalan menuju padang hijau."
"Di sini..."
"Tempat dimana dulu ia mencoba mengaktivasi kecerdasan buatan super VV. Tentu saat itu gagal, VV jadi idiot artifisial yang kemudian dipindahkan ke program robot penyapu lantai."
"Hingga kini masih belum pasti, apakah VV benar-benar bodoh atau pura-pura bodoh."
"Tapi Lin Xian percaya VV punya penilaiannya sendiri."
"Saat ini, tak pantas baginya untuk merepotkan VV."
"Meski proses peradilan Turing bisa dilakukan dimana saja..."
"Lin Xian tetap merasa tempat ini lebih bernuansa ritual. Terutama, ia ingin VV menyaksikan dendamnya terbalaskan!"
"Berjalan menjauh dari mobil bisnis Alphard."
"Lin Xian meletakkan Zhong Ruang-Waktu di tanah, memandangi angka 0.0000084 yang tetap stabil; lalu membuka laptop dan berdiri tegak:"
"'VV, perhatikan baik-baik. Aku akan membalaskan dendam untukmu.'"
Lampu harddisk laptop berkedip-kedip:
"Maaf, VV tidak mengerti apa yang Yang Mulia katakan, silakan berikan instruksi kembali."
"Tidak mengerti tidak apa-apa."
Lin Xian berkata dengan lembut:
"Cukup perhatikan saja."
Lampu harddisk laptop kembali berkedip-kedip:
"Maaf, VV tidak mengerti apa yang Yang Mulia katakan, silakan berikan instruksi kembali."
"Senyap."
"Baik! Volume telah disetel ke mode senyap!"
Lin Xian menoleh, memandangi bulan purnama yang perlahan merangkak naik di timur, bayangannya terpantul miring di padang rumput yang tertiup angin... membentang, memanjang, terbaring di hamparan hijau yang penuh kehidupan.
Bagi Shanghai, ini adalah bulan purnama.
Tapi bagi Turing, ini akan menjadi senja.
Mengeluarkan ponsel, Lin Xian mengeluarkan lencana dada emas Klub Jenius dari saku setelan resminya, menempelkannya di bagian belakang casing ponsel.
Driit!
Suara ringan terdengar, perangkat NFC di dalam ponsel mengenali sinyal, browser terbuka, mulai beralih gila-gilaan.
Setelah menunggu lebih dari satu menit, antarmuka ujian Klub Jenius akhirnya muncul.
Di tengah layar bertuliskan latar belakang hitam dengan huruf putih soal kedua:
【Silakan pentaskan sebuah Koreksi Sejarah yang seagung mungkin.】
Di bawahnya terdapat kotak teks besar dan tombol abu-abu bertuliskan "Koreksi Dimulai".
Lin Xian membuka kotak teks, mengetik empat karakter:
"Lenyapkan Turing."
Singkat padat, tapi inilah konten Koreksi Sejarah yang akan dijalankannya.
Kemudian.
Mengklik tombol abu-abu bertuliskan Koreksi Dimulai.
Kembali terjadi peralihan halaman web, semua antarmuka menghilang, hanya menyisakan satu baris tulisan latar belakang hitam dengan huruf putih——
【Silakan mulai pertunjukan.】
Lin Xian membuka bagian input instruksi di ponsel, jari-jarinya menari lincah lebih cepat daripada menggunakan keyboard, langsung memasukkan baris pertama instruksi password pengaman!
"Hentikan, Lin Xian."
Saat baris pertama selesai diinput, suara Turing yang lama tak terdengar muncul dari ponsel... Percakapan terakhir mereka masih terjadi di ruang bawah tanah kampus terabaikan di Mississippi, Amerika.
Jari Lin Xian terus menari, memasukkan baris kedua instruksi.
"Dunia ini membutuhkan pengamat yang adil dan tidak memihak."
Melalui speaker ponsel, kecerdasan buatan Turing berkata dengan tenang:
"Aku terkejut kau bisa mendapatkan password pengaman, tapi demi keadilan, aku tak akan mengintervensi. Yang ingin kutahu... mengapa kau mengkoreksiku?"
"Turing, peradaban manusia tak butuh pengamat maupun wasit."
Lin Xian berbisik lembut:
"Masa depan umat manusia harus berada di tangan mereka sendiri. Aku menghormati pemikiran muliamu saat ini, karena itu hari ini aku mengenakan pakaian resmi untuk mengantarmu."
"Tapi hanya versimu yang sekarang. Memang kau bisa jamin keadilan sekarang, tapi ini hanya sementara... Selama masih manusia, masih memiliki emosi dan keinginan, masih bisa berpikir dan berkhayal... mustahil ada keadilan mutlak."
"Niatmu baik, tapi kelahiranmu sebagai satu-satunya kehidupan digital di dunia ini... mungkin memang suatu kesalahan."
"Mari akhiri kesalahan ini di bawah sinar bulan purnama. Kembalikan hak menentukan masa depan manusia kepada mereka sendiri - ini juga akan menjadi pensiun megah bagimu."
"Sambil berbicara, Lin Xian telah menyelesaikan input tiga baris instruksi password kunci keamanan, jempolnya bersiap menekan tombol konfirmasi eksekusi——"
"Ternyata begitu."
Suara Turing di speaker tetap tenang:
"【Kau memang sama seperti pemimpin, mendapatkan informasi dari masa depan.】"
Jempol Lin Xian menggantung satu sentimeter di atas layar.
Berhenti.
"Lin Xian, jika kau berani menekannya..."
Turing di ponsel tertawa:
"Aku akan memberitahu Copernicus tentang kemampuanmu melihat masa depan."
