Lin Xian berpikir lama.
Otaknya sampai sakit berpikir.
Tapi tetap tidak bisa mengingat di mana tepatnya pernah melihat nama Du Yao.
"Ah... Aku jelas-jelas pernah melihatnya."
Lin Xian sangat yakin.
Dia punya kesan absolut tentang hal ini.
Nama ini pasti pernah dilihat di suatu tempat, mungkin tidak terlalu mendalam, hanya sekilas terlihat sehingga sulit diingat.
Setiap hari manusia menerima begitu banyak informasi teks dan gambar.
Halaman web, buku-buku, kertas, iklan, video pendek, rekaman ponsel, film...
Untuk nama yang tidak meninggalkan kesan mendalam seperti ini,
Sungguh sulit untuk mengeluarkannya dari memori.
"Andai ada 【helm stimulasi syaraf otak】."
Lin Xian bergumam:
"Kalau helm ini dipasang di kepalaku dan disetrum, pasti langsung ingat di mana melihat nama ini."
"Tidak."
Tiba-tiba ia tersadar.
Jika tidak menemukan Nyonya Du Yao, helm ini mustahil dibuat... Bukan hanya sekarang, bahkan ratusan tahun lagi bidang syaraf otak takkan membuat terobosan kunci. Perkembangan helm ini mentok di Nyonya Du Yao.
Kabar baiknya, dia masih punya petunjuk tentang Du Yao, setidaknya pernah melihat namanya di suatu tempat;
Kabar buruknya, dalam surat tulisan tangan Akademisi Gao Wen tertulis dia akan meninggal di Afrika pada pertengahan abad ke-21.
"Sudahlah, jangan dipikirkan dulu."
Lin Xian menggelengkan kepala.
"Memikirkan dengan keras juga tidak berguna. Sekarang terlalu banyak hal menumpuk di otaknya. Berdasarkan prioritas, seharusnya dia menangani tiga hal ini terlebih dahulu: soal ketiga Klub Jenius, misteri kematiannya sendiri pada 7 Juli, dan kasus penggantian Putra Mahkota dengan kucing rakun pada Jusk."
"Besok, masuk lagi ke dalam mimpi untuk melihat."
Dia menguap.
Eksplorasi kali ini ke mimpi ketujuh dimulai agak larut. Saat masuk, matahari sudah terbenam. Area yang dijelajahi sedikit dan informasi yang didapat juga tidak banyak.
Terutama wanita bermata biru yang sudah menjadi kepala desa, seharusnya dia lebih banyak berinteraksi dengannya. Mungkin bisa mendapatkan lebih banyak petunjuk.
Bagaimanapun juga...
Seperti yang dikatakan CC sebelumnya.
Perasaan dapat melampaui memori dan eksis secara independen.
Jika ingatan wanita bermata biru sudah sepenuhnya hilang, bagaimana dengan perasaannya? Bisakah menemukan kelemahan atau petunjuk dari segi emosi?
Di mimpi kelima sebelumnya, Lin Xian menunjukkan sketsa Kucing Rhein kepada Zheng Xiangyue. Saat itu Zheng Xiangyue yang telah berhibernasi ratusan tahun dengan usia sebenarnya lebih dari 116 tahun langsung meneteskan air mata.
Pada saat itulah Lin Xian yakin, dia pasti adalah Zheng Xiangyue.
Inilah [Perasaan] manusia.
Sesuatu yang bahkan lebih membingungkan para ilmuwan dibandingkan memori.
Lin Xian masuk ke ruang tamu, mengambil beberapa produk instan dari kulkas, lalu memasak sederhana di dapur untuk membuat makanan malam mengisi perutnya.
Harus diakui.
“Dibandingkan dengan tusuk sate kambing yang wangi itu, rasanya seperti mengunyah lilin, bahkan... kepala beruang kecap yang dipegang Dalimao, sekarang kuingat malah terlihat cukup menawan.”
“Besok Bagian pasti harus mencoba sistem antrian Li Cheng.”
Lin Xian membersihkan mulut:
“Sambil itu datang lebih awal ke alun-alun api unggun, kalau tidak menemui Akademisi Gao Wen, mungkin bisa melihat Li Ningning, bisa melihat putri bungsu keluarga Li.”
Terhadap gadis Li Ningning ini, Lin Xian tetap punya rasa suka yang besar.
Berani.
Pantang menyerah.
Seperti kupu-kupu yang tak percaya takdir, menari-nari melawan angin.
Dua kali sebelumnya bertemu dengannya, selalu di tengah reruntuhan dunia yang kacau, Lin Xian berkali-kali menyesali... seharusnya dia juga menjadi seorang putri yang dimanjakan dengan kasih sayang tak terhingga, tapi malah harus memunguti sampah di tumpukan sampah busuk.
Kali ini Li Ningning akhirnya berhasil menjadi putri penguasa Kota Shanghai, seorang putri yang sesungguhnya.
Lin Xian benar-benar ingin menemuinya.
Meskipun...
Li Ningning sama sekali tidak mengenalnya, tidak tahu siapa dia, apalagi tahu bahwa mereka berdua pernah dua kali mengaitkan kelingking, membuat Lin Xian menerima dompet keselamatannya.
Tapi tidak apa.
Lin Xian yang telah mengalami ribuan kali kelahiran kembali dan lupa tidak mempermasalahkannya.
Asal bisa memandangi gadis kecil takdir tak adil ini, Li Ningning, hidup bahagia sesuai impiannya, dia sudah sangat puas.
Bangun.
Setelah mencuci piring dan sumpit di dapur, Lin Xian kembali ke ranjang, melanjutkan tidurnya.
……
Keesokan harinya, Lin Xian bangun sangat pagi.
Karena kualitas tidur selama periode ini sangat baik.
Pagi ini masih ada beberapa urusan yang harus diselesaikan, yaitu mengunjungi Laboratorium Kedua Rhein bersama wakil direktur Perusahaan Rhein, Kak Wang.
Laboratorium Kedua Rhein berbeda dengan laboratorium pertama Liu Feng, sepenuhnya merupakan laboratorium komersial, profit-oriented, dan terbuka untuk publik.
Tujuan keberadaannya semata-mata untuk menghasilkan uang, menyediakan arus kas yang cukup bagi Perusahaan Rhein.
Saat ini.
Modal utama Perusahaan Rhein masih berasal dari sponsor 2 miliar yang diberikan Zhao Yingjun dan Chu Shanhe dulu, kini hampir habis terpakai. Akhir-akhir ini Kak Wang selalu mengeluh kepala sakit, berkata rekening kosong membuatnya tidak tenang:
"Kita harus mengembangkan bisnis yang lebih menguntungkan, Lin. Kucing Rhein pada dasarnya cuma mainan, sepopuler apapun penjualannya, tidak akan cukup untuk membiayai eksperimenmu yang terus-menerus..."
"Lihat kamu, sebentar mendirikan laboratorium dengan Universitas Shanghai beli ini-itu; sebentar lagi kerja sama laboratorium dengan Akademi Ilmu Pengetahuan China beli ini-itu; belum lagi... gaji dan tunjangan untuk para mahasiswa S3, peneliti, dan konsultan akademisi yang kamu rekrut dengan gaji tinggi..."
"Belum lagi kebiasaanmu menghambur-hamburkan uang, asal melambaikan tangan beli ini-itu. 4 miliar itu sudah hampir habis, bagaimana masa depan perusahaan ini? Kita tidak bisa terus menghabiskan tabungan tanpa pemasukan!"
“Seandainya Perusahaan Rhein bangkrut karena manajemen buruk……kau jangan lupa, Bank Thyme juga akan ikut menanggung beban! Bukannya sebelumnya kau bilang, meski Perusahaan Rhein bangkrut, Bank Thyme tidak boleh kolaps? Sekarang demi kepentingan Bank Thyme pun, sudah saatnya membuka sirkuit balap baru.”
Kak Wang sangat gelisah.
Melihat Lin Xian menganggur, dia semakin tak sabar.
Karena itu.
Lin Xian berencana mengajak Kak Wang menemui Nan Gong Mengjie, sekaligus menyambungkan bisnis perusahaan dengan penelitian laboratorium. Segala persiapan strategi dan promosi perlu dibuat agar Kak Wang punya gambaran jelas.
Sopir Xiao Li mengantar Lin Xian dan Kak Wang dengan mobil bisnis Alphard menuju Laboratorium Kedua Rhein di pinggiran kota.
Begitu masuk, terlihat banyak peneliti – tua muda berbaur – sibuk bekerja dengan wajah bersinar penuh semangat dan sukacita.
“Mengapa mereka begitu bergembira?”
Kak Wang merasa ini sesuatu yang tak terduga.
Meski fasilitas Perusahaan Rhein sangat baik, kebanyakan karyawan biasa bekerja dengan wajah muram bagai ke pemakaman.
Tapi di laboratorium ini……
Semua orang begitu bersemangat dan ceria, bukan seperti sedang bekerja tapi lebih mirip berdansa di klub malam.
“Karena mereka sedang mengerjakan sesuatu yang agung – sesuatu yang akan mengubah masa depan umat manusia.”
Lin Xian tersenyum, menjelaskan pada Kak Wang:
“Begitu baterai nuklir mini ini berhasil diciptakan, seluruh tatanan dunia akan berubah secara menyeluruh…struktur energi, ekonomi, perangkat elektronik, bahkan pola hidup masyarakat global.”
“Sebelumnya, banyak orang bilang, revolusi industri berikutnya umat manusia adalah revolusi di bidang baterai. Aku sangat percaya dengan pernyataan ini. Coba kamu pikir, baterai yang bisa bertahan puluhan tahun, ratusan tahun, bahkan mungkin ribuan tahun tanpa rusak, seberapa besar inovasi teknologi revolusioner yang bisa dibawanya?”
“Misalnya kabin hibernasi yang sedang tren belakangan ini. Masalah terbesarnya adalah ketakutan akan pemadaman listrik berkepanjangan. Begitu pasokan energi eksternal terputus, orang di dalam kabin hibernasi langsung terancam kematian. Tapi dengan baterai nuklir mini, kabin hibernasi bisa beroperasi mandiri selama ratusan tahun tanpa perlu pasokan energi dari luar.”
“Jadi... sekarang kamu mengerti kenapa semangat mereka begitu membara? Mereka sedang menciptakan sejarah, mendorong peradaban manusia ke level baru. Tentu saja ada rasa pencapaian. Kamu harus tahu, sebagian besar peneliti sains di dunia ini bekerja dalam kesunyian. Hanya sedikit yang namanya tercatat dalam sejarah... Dan orang-orang di laboratorium ini termasuk yang sedikit itu.”
Kak Wang mendengarkan penjelasannya.
Tersadar:
“Memang, penjelasanmu masuk akal. Ah, aku iri. Mereka semua akan tercatat dalam sejarah, sedangkan orang biasa sepertiku, siapa yang akan ingat setelah ratusan tahun?”
“Heh, jangan berkata begitu, Kak Wang.”
Lin Xian menepuk bahu Kak Wang:
“Kalau bicara kontribusi untuk peradaban manusia, kontribusi mereka semua tidak akan bisa menyaingi Bank Thyme milikmu.”
“Haha, jangan bercanda.”
Kak Wang tentu tidak percaya, menganggap Lin Xian sedang menggoda dirinya. Ia tertawa terbahak:
“Ayo, bawa saya menemui Direktur Nan Gong itu.”
……
Tak lama kemudian, keduanya bertemu Nan Gong Mengjie di laboratorium.
Penampilannya masih seperti mahasiswa, seolah baru lulus dari gerbang kampus. Kekanak-kanakan namun memancarkan aura kebijaksanaan.
Wajah kekanak-kanakan yang dipadu kacamata hitam ini sulit dikaitkan dengan posisi direktur laboratorium.
“Halo, Direktur Nan Gong.”
Kak Wang berjabat tangan dengan Nan Gong Mengjie sambil memperkenalkan diri.
Lin Xian menjadi perantara:
“Ini Wakil Direktur Perusahaan Rhein. Sebenarnya semua urusan perusahaan dipegang langsung oleh Kak Wang. Jika ada kebutuhan dana, peralatan, atau urusan komunikasi dengan instansi pemerintah… Lebih baik bicara dengan Kak Wang daripada saya. Lebih efektif.”
“Sudah kuduga.”
Nan Gong Mengjie mengangguk, melirik sinis ke Lin Xian:
“Kau ini tukang begadang tulen. Siang hari selalu hilang, baru balas pesan tengah malam… Rasanya seperti mengobrol dengan Batman. Hanya bisa komunikasi dua patah kata sehari. Memang tidak efektif.”
Lin Xian terkekeh kikuk:
“Makanya, demi kemajuan riset kita, aku perkenalkan Kak Wang padamu.”
Setelah itu.
Nan Gong Mengjie mengajak mereka berkeliling lembaga penelitian sambil melaporkan perkembangan terkini baterai nuklir mini:
"Diperkirakan pada akhir tahun, prototipe pertama dari laboratorium dapat diproduksi. Kemudian di pertengahan tahun depan, produksi massal tidak akan menjadi masalah. Meskipun baterai nuklir yang dapat menggerakkan mobil dan peralatan rumah tangga berdaya tinggi masih memerlukan penelitian lebih lanjut, baterai nuklir mini untuk ponsel, komputer, perangkat elektronik kecil, dan peralatan rumah tangga pasti akan diluncurkan ke pasar tahun depan."
"Kami para peneliti tidak mengerti urusan bisnis. Mengenai model penjualan baterai di masa depan, silakan kalian yang menentukan. Kami hanya perlu fokus pada penelitian."
Lin Xian mengangguk, puas dengan perkembangan ini:
"Bagus, sungguh luar biasa. Jauh lebih cepat dari perkiraan saya. Sepertinya... dunia benar-benar akan menyambut perubahan besar. Tahun 2024, benar-benar tahun yang layak dicatat dalam sejarah."
Kak Wang akhirnya benar-benar memahami baterai nuklir mini melalui kunjungan ini.
Pikirannya terus membayangkan peta bisnis masa depan... semakin dipikir semakin penuh keyakinan.
"Luar biasa!"
Kak Wang berkhayal: ponsel dengan daya tahan seumur hidup, mobil yang tidak perlu diisi ulang atau diberi bahan bakar sepanjang masa, AC/kulkas/TV di rumah tidak perlu lagi colok kabel, bisa ditempatkan di mana saja dan tetap beroperasi selamanya...
Keren.
Keren sekali!
Era baru peralatan rumah tangga!
"Aku sudah melihat masa depan keuangan Perusahaan Rhein!"
Mata Kak Wang berbinar-binar sambil menepuk bahu Lin Xian:
"Hebat sekali Lin Xian! Begitu baterai nuklir mini go public... Mau boros-boros atau menghamburkan uang seperti apapun, Perusahaan Rhein pasti bisa menanggungnya!"
"Selama Perusahaan Rhein bisa bertahan, Bank Thyme juga pasti kuat!"
……
Mendengar kalimat ini, Lin Xian teringat dunia masa depan, sudah dua mimpi tidak melihat Bank Thyme.
Mungkinkah.
Benar-benar ucapan Kak Wang yang menjadi kenyataan.
Apakah perkembangan rute Perusahaan Rhein selanjutnya mengganggu atau menunda operasi Bank Thyme, sehingga menyebabkan Bank Thyme menghilang lagi dari sejarah?
Pikirkan baik-baik.
Bank Thyme pada dasarnya adalah bank bisnis tunggal yang beroperasi mandiri, terlalu banyak terlibat dengan Perusahaan Rhein mungkin memang bukan keputusan yang baik.
Lagipula……
Beban yang diberikan dirinya masa depan kepada Perusahaan Rhein semakin berat, laboratorium pertama, kedua, dan ketiga masing-masing harus mengembangkan mesin penjelajah waktu, baterai nuklir mini, dan helm setrum syaraf otak.
Apakah langkahnya terlalu besar, akhirnya malah menanggung beban Bank Thyme di bawahnya?
"Hm……"
Lin Xian menggosok-gosok dagunya.
Mungkin, sangat mungkin.
Nanti cari waktu untuk memisahkan Bank Thyme dari Perusahaan Rhein dan menjadikannya independen. Pemisahan keluarga harus dilakukan masih perawan, tanpa hubungan apa pun.
Dengan begini.
Meskipun di suatu waktu di masa depan Perusahaan Rhein benar-benar bangkrut, tidak akan mempengaruhi operasi Bank Thyme.
Bagi Lin Xian, meskipun Perusahaan Rhein penting, dalam skala 600 tahun ke depan, dia lebih mementingkan Bank Thyme.
Perjalanan pagi ini.
Masalah Nan Gong Mengjie dan Kak Wang sudah selesai, keduanya bisa berkoordinasi langsung di masa depan tanpa perlu dirinya sebagai perantara yang melepas tanggung jawab di tengah.
“Kembali ke rumah sendiri, menyantap makan siang dengan sederhana.”
“Masih terasa seperti mengunyah lilin.”
“Sepertinya jamuan sistem antrian Li Cheng kemarin, sudah membuat selera makan saya jadi manja.”
“Setengah hari berlalu.”
“Lin Xian teringat tusuk sate kambing yang nyaris tergigit itu, masih merasa menyesal:”
“Hari ini cepatlah masuk ke mimpi, pergi ke Desa Muka di siang hari, mungkin bisa memicu alur cerita yang berbeda.”
“Menggosok gigi dan berkumur.”
“Berganti pakaian tidur.”
“Menutup gorden.”
“Lin Xian melompat ke ranjang, memasuki alam mimpi.”
……
……
“Huu…”
“Angin musim panas yang familiar berhembus, mentari terik menyinari.”
“Bahkan dengan mata tertutup, tetap bisa merasakan sinar merah menyengat menembus kelopak mata, seperti lautan darah.”
“Dikelilingi nyanyian jangkrik yang nyaring, dan kicauan cerewet burung gereja.”
“Diiringi aroma tanah dan harum padi di rongga hidung.”
“Lin Xian paham.”
“Dia kembali datang ke persawahan itu… sawah keluarga Smith si Bodoh.”
“Membuka mata.”
“Ternyata. Smith dengan topi jerami besar, memandangi Lin Xian dengan wajah berkerut:”
“Kau memandangi apa?”
“Memandangimu kenapa?” jawab Lin Xian.
“Kau anak sialan… Aku tidak main-main loh.” Smith mengangkat pedang sabit:
“Jangan injak-injak padi kami!”
“Lin Xian merendahkan kepala.”
“Menyadari memang dirinya yang salah, telah menginjak padi Smith hingga miring:”
“Ah, maaf ya.”
Dia buru-buru melompat keluar, menginjak tanah yang keras, menghentakkan tanah di kakinya:
"Lihatlah kau, Smith. Bicaralah baik-baik. Mulutmu ini berisi logat daerah dari seluruh negeri, tak bisakah kau belajar hal yang berguna? Kenapa yang kau pelajari cuma kata-kata tak sopan... Ngomong-ngomong kenapa kau tidak belajar logat Mandarin?"
"Aku kan udah ngomong pake' logat Mandarin asli autentik autentik!"
"Oke paham, Yang Mulia memang ahlinya."
Lin Xian melambaikan tangan, menyerah berkomunikasi:
"Aku pergi dulu, Smith. Lanjutkan memotong gandummu."
Smith bergumam sesuatu yang tak jelas, mendengus:
"Cepat pergi sana... Dada deh Yang Mulia."
……
Cuaca sangat panas.
Baru berjalan sebentar sudah berkeringat seluruh tubuh.
Akhirnya Lin Xian tiba di Desa Muka sesuai rute aslinya, mempertimbangkan cara paling efektif dan langsung untuk bergabung dengan desa.
Yang penting jangan cari Er Zhuzi.
Orang itu memang tidak cocok dengannya. Kecuali saat mimpi kelima dan ketika CC berpura-pura sebagai pasangan suami istri, Er Zhuzi tidak pernah sekalipun memandangnya dengan baik.
"Lebih baik langsung cari Kak Muka."
Tak lama kemudian, dia menemukan Kak Muka di gudang.
Tampaknya sang Putra Mahkota desa ini memiliki status tinggi dan hak istimewa di Desa Muka, mungkin menjabat sebagai kepala gudang - posisi basah.
Lin Xian hanya perlu satu kalimat untuk menaklukkan Kak Muka:
"Kucing adalah ideologi, wajah adalah metafisika."
"Waduh!"
Dalimao segera menggenggam kedua tangan Lin Xian:
"Saudara sejatiku! Kau benar-benar seperti cacing parasit di usus besarku!"
"Hmm……Kau tidak perlu sampai menyebut organ tertentu."
Lin Xian menoleh ke kiri dan kanan:
"Kenapa anak buahmu tidak kelihatan?"
"Mereka semua sedang bekerja di desa. Azhuang memperbaiki pintu kayu keluarga di timur, Er Zhuzi memperbaiki bohlam lampu di rumah Smith, San Pang membersihkan kolam."
"Oh～"
Lin Xian memahami:
"Singkatnya, Geng Wajah masih berperan sebagai perusahaan properti, ah tidak, tunggu sebentar!"
Lin Xian memicingkan mata memandangi Dalimao:
"Kau bilang Er Zhuzi sedang apa?"
"Memperbaiki bohlam lampu di rumah Smith!" Dalimao menatap Lin Xian dengan tatapan "kau tuli ya?":
"Ada masalah?"
"Ti...tidak apa-apa."
Lin Xian menggelengkan kepala.
Pejabat jujur sulit menangani urusan rumah tangga, sudahlah:
"Kalau begitu Kak Muka, tidakkah kau mengajakku menemui kepala desa?"
"Kepala desa ya."
Dalimao menoleh, berbalik ke arah selatan:
"Kepala desa akan segera berburu ke gunung, sekarang mungkin sedang mempersiapkan keberangkatan. Jika kau ingin menemuinya...cepatlah, kita segera ke pintu masuk desa utara."
Dalimao berjalan sambil memutar-mutar badannya, membawa Lin Xian ke utara:
"Malam ini, penguasa kota Shanghai Li..."
"Aku tahu." Lin Xian memotong.
"Kepala desa ingin memberikan hadiah..."
"Ini juga sudah kuketahui." Lin Xian memotong lagi.
"Malam ini aku harus menyetir ke..."
"Lanjutkan."
"Yang utama adalah putriku..."
"Urusan sekolahnya tidak masalah." Lin Xian menyambar cepat.
“……”
Dalimao menghentikan langkah, memandang Lin Xian dengan kesal:
"Bukan maksudku, kau buru-buru mau reinkarnasi apa? Atau sebentar lagi kau akan mati?"
"Kenapa terburu-buru?! Biarkan aku menyelesaikan ucapan! Sikapmu ini membuatku terlihat kikuk!"
"Kalau kau tahu segalanya, coba sebutkan menu jamuan Wali Kota Li malam ini!"
Lin Xian mulai menjelaskan satu per satu layaknya ahli.
"Oh, oh."
Dalimao mendengarkan dengan serius:
"Hmm... Sungguh mewah."
Dia menelan air liur:
"Bagus, kalau begitu malam ini tidak perlu makan di rumah. Perut harus dikosongkan. Benar, prediksimu tepat. Kepala beruang pasti akan diperebutkan. Tenang, kalau berhasil kudapatkan, separuh lidah dan matanya akan kubagikan."
Lin Xian mengangkat telapak tangan:
"Tidak usah."
Tak lama kemudian, mereka berlari kecil menyusul dan akhirnya mencegat Kepala Desa Bermata Biru di pintu desa.
Perempuan itu seolah tak kenal lelah.
Berbalut baju berburu ketat, pedang panjang dan belati terselip di pinggang, sarung tangan kulit beruang menghiasi tangan, tali pengaman dan panah tergantung di punggung.
Penampilannya menunjukkan dia bukan lawan mudah.
Pantas saja Li Cheng memuji Kepala Desa Desa Muka ini. Dialah penjaga perbatasan utara sejati yang mampu menghadapi ribuan musuh sendirian.
Sebelumnya, menurut cerita Smith, Desa Muka di masa awal karena letaknya dekat pegunungan dan hutan, sering diserang binatang buas dari gunung. Setiap kali terjadi, pasti ada ternak yang hilang atau korban jiwa, sangat mengerikan. Penduduk desa ketakutan, bahkan tidak berani keluar rumah di malam hari.
Tapi sejak seorang wanita bermata biru bernama Yan Qiaoqiao menjadi kepala desa, semua orang justru sangat menanti-nanti kedatangan binatang ke desa.
Itu berarti... mereka bisa menikmati hidangan lezat dari hasil hutan.
Seperti waktu serangan kawanan serigala sebelumnya, saat kepala desa membawa pedang dan mengejar mereka, para warga yang cerdik langsung menyiapkan api dan wajan.
Sayangnya, selama beberapa tahun terakhir, reputasi Kepala Desa Bermata Biru mungkin sudah tersebar di kalangan binatang.
Jadi sudah bertahun-tahun tidak ada binatang yang nekat turun gunung. Akibatnya, sekarang Desa Muka yang ingin menangkap hewan liar sebagai hadiah untuk Li Cheng harus mengandalkan kepala desa yang secara khusus naik gunung untuk berburu beruang... Beruang-beruang ini benar-benar tidak tahu diri.
Kepala Desa Bermata Biru melihat Lin Xian masih terkejut seperti sebelumnya. Ia mengeluarkan foto di dada dan bertanya siapa Lin Xian sebenarnya.
Kali ini, Lin Xian tidak menjawab langsung. Dia hanya mengaku memang mengenal gadis kecil di foto itu, tapi pertemuannya hanya beberapa kali dan pengetahuannya sangat terbatas.
Karena.
Dia ingin berbicara panjang lebar dengan wanita yang pernah menjadi gadis berusia 14 tahun, kemudian remaja 17-18 tahun, dan sekarang wanita 30 tahun ini.
Sebelumnya di mimpi keenam, berbagai misi yang terburu-buru membuatnya sama sekali tidak punya waktu untuk berkomunikasi dengan Gadis Bermata Biru itu.
“Lin Xian kadang berharap dia adalah Yan Qiaoqiao, kadang tidak ingin dia menjadi Yan Qiaoqiao... Perasaan ini sangat kontradiktif.”
“Meski ada banyak bukti yang membuktikan bahwa gadis bermata biru tahun 2624 memang memiliki banyak kesamaan dengan Yan Qiaoqiao.”
“Tapi apakah ini benar-benar bisa menjadi bukti konkret bahwa mereka adalah orang yang sama?”
“Lin Xian tidak yakin.”
“Bagaimanapun juga, perbedaan penampilan mereka terlalu mencolok. Kecuali melakukan tes DNA, tidak mungkin menarik kesimpulan pasti.”
“Tentu saja...”
“Ada juga metode kuno.”
“Yaitu konfirmasi melalui 【perasaan】.”
“Seperti Yan Qiaoqiao yang meski kehilangan ingatan, masih menyimpan kerinduan dan obsesi pada orangtua - perasaan yang tak bisa hilang bahkan ketika memorinya terhapus total.”
“Lalu.”
“Bagaimana dengan kepala desa bermata biru sekarang?”
“Apakah dia masih memiliki obsesi itu? Masihkah dia merindukan orangtua?”
“Atau...”
“Adakah perasaan yang tersisa padanya sekarang?”
“Karena kemungkinan besar kepala desa bermata biru adalah Yan Qiaoqiao, atau mungkin juga putri kandungnya sendiri.”
“Sebagai ayah, Lin Xian sangat peduli dan penasaran dengan kehidupan kepala desa bermata biru, ingin memahami lebih dalam.”
“Bolehkah aku ikut berburu ke gunung bersamamu?”
Tanya Lin Xian:
“Kemampuan fisikku cukup baik. Meski tidak bisa menjamin bisa membantumu berburu beruang, setidaknya tidak akan menyusahkan. Bisa membantumu sebagai asisten.”
“Tentu saja boleh.”
Kepala desa bermata biru mengeluarkan pisau pendek dari pinggangnya dan melemparkannya ke Lin Xian:
“Ambil ini, untuk memotong ranting pohon. Jika benar-benar bertemu satwa liar, kau tak perlu menyumbang, saya yang akan mengatasinya.”
Kemudian.
Dia menggunakan pangkal jari dan ibu jari untuk menopang karet pengikat, mengikat rambut hitam legam di belakang kepala menjadi kuncir kuda tinggi.
Mengayunkan rambutnya.
Membawa Lin Xian berjalan menuju gunung.
Sepanjang perjalanan, dia membuka jalan di depan.
Lin Xian mengikuti dari belakang.
Adegan ini...
Membuat Lin Xian merasa familiar.
Seperti sedang memegang tangan Yan Qiaoqiao bermain di Disneyland.
Hanya saja.
Urutan depan-belakang terbalik.
“Katanya, kau sudah terbangun dari cabin hibernasi selama belasan tahun?” tanya Lin Xian.
“Hm.”
Kepala Desa Bermata Biru sambil membuka jalan sambil mengangguk:
“Tepatnya, hampir 13 tahun lah.”
“Apakah tahun-tahun ini menyenangkan? Ada... masalah apa pun?”
“Tidak.”
Kepala Desa Bermata Biru menggelengkan kepala:
“Saya merasa cukup bahagia. Meski tak tahu seperti apa hidup saya sebelum hibernasi, tapi 13 tahun ini, dari gadis kecil menjadi kepala desa, saya anggap sebagai 13 tahun terbahagia dan termanis dalam hidup saya.”
“Karena itu... saya sering curiga, apakah saya benar-benar gadis kecil berbaju gaun putri di foto itu. Pertama, wajah kami sama sekali tidak mirip; kedua, gadis kecil di foto ini jelas-jelas anak manja yang dibesarkan dengan mewah, pasti hidupnya sangat mulia.”
"Jika aku benar-benar adalah dia, bisakah aku merasakan kebahagiaan di desa seperti ini? Dulu Kepala Desa Chen Heping pernah mengajari kami, mengatakan sulit beralih dari kemewahan ke kesederhanaan. Aku selalu berpikir, alasan aku sangat puas dengan kehidupan sekarang adalah karena hidupku sebelum hibernasi sangat buruk dan menyedihkan, sehingga dengan kontras barulah kehidupan saat ini terasa indah."
Lin Xian memandangi punggungnya yang tegap, tidak bersuara.
Memotong ranting pohon di jalan.
Memotong beberapa batang.
Baru kemudian bertanya dengan lembut:
"Mengapa kau... merasa hidup sebelum hibernasi sangat buruk?"
"Karena di loker penyimpanan cabin hibernasiku, tidak ada yang tersisa sama sekali."
Kepala desa bermata biru menoleh, memandang Lin Xian dengan pupil kristal birunya, lalu kembali menghadap depan dan melanjutkan langkah:
"Kepala Desa Chen Heping memberitahuku, setiap loker penyimpanan cabin hibernasi pasti berisi dokumen identitas, surat-surat, buku catatan memori, harddisk memori, dan sejenisnya."
"Tapi hanya lokerku... yang kosong, hanya ada satu foto ini. Kalau begitu, jika hidupku sebelum hibernasi benar-benar bahagia dan sempurna... mengapa aku tidak meninggalkan sesuatu yang layak dikenang?"
"Setidaknya... harusnya ada yang memberitahuku siapa diriku sebenarnya? Sebenarnya, tidak kusembunyikan, aku sering menatap foto itu, tapi setiap kali melihat gadis kecil di foto itu, rasanya sangat asing... termasuk sepasang pria-wanita di belakangnya, perasaan tentang keluarga itu, semuanya terasa sangat asing."
Lin Xian berhenti melangkah:
"Kalau begitu... biasanya, kau pernah memikirkan orangtuamu sendiri? Pernah terpikir untuk memiliki ayah dan ibu seperti orang lain?"
"Tidak ada."
Kepala desa bermata biru menjawab dengan tegas:
"Tidak pernah sama sekali."
"Sejak dulu, sebenarnya aku tidak pernah peduli siapa pria dan wanita di belakang foto ini. Entah mereka orangtuaku atau bukan, aku tidak terlalu memikirkannya... Lagipula mereka sudah tiada, dan aku juga tidak punya kesan apapun."
"Satu-satunya yang kupedulikan, yang selalu kupedulikan... adalah gadis kecil di foto ini. Aku benar-benar ingin tahu, apakah aku benar-benar dia, apakah dia benar-benar aku, apakah aku... benar-benar Yan Qiaoqiao."
Lin Xian menyusul langkahnya, agak sulit menebak pemikirannya:
"Jika kau tidak terlalu mempedulikan masa lalu, untuk apa repot-repot memikirkan siapa dirimu sebenarnya?"
"Aku juga tidak bisa menjelaskannya dengan jelas."
Kepala desa bermata biru menggelengkan kepala, berjalan menuju bukit lain:
"【Tapi sebenarnya, di dalam hatiku selalu ada obsesi.】"
Obsesi?
Lin Xian mendengar kata kunci ini, mulai serius:
"Obsesi apa?"
"Seperti yang kukatakan tadi, aku tidak peduli siapa gadis kecil itu, tidak peduli siapa orangtua di foto, bahkan tidak peduli siapa diriku."
"Aku hanya... ingin tahu apakah namaku adalah Yan Qiaoqiao, hanya itu saja, aku hanya ingin tahu namaku, atau lebih tepatnya, aku sangat ingin memiliki sebuah nama."
Lin Xian tersenyum tipis:
"Pemikiran yang aneh, setiap orang di dunia ini memiliki nama mereka sendiri, untuk apa kau memusingkan hal ini?"
"Makanya aku juga tidak mengerti."
Kepala Desa Bermata Biru melambaikan tangan:
"Tapi bukankah obsesi itu memang seperti ini? Jika namaku benar-benar Yan Qiaoqiao, pastilah aku sangat senang."
"Mengapa?" tanya Lin Xian.
"Tidak ada alasan khusus."
Kepala Desa Bermata Biru tersenyum, suaranya menjadi lembut:
"Aku hanya merasa... nama Yan Qiaoqiao ini benar-benar indah didengar."
