Keluar dari laboratorium Rhein Universitas Shanghai.
Matahari terang sudah terbit, kehangatannya menerangi dunia manusia.
Ini adalah matahari tanggal 1 Juli.
Menandai berlalunya paruh pertama tahun 2024, dan kedatangan paruh kedua tahun 2024.
Lin Xian menengadah memandangi sinar matahari yang memanjangkan semua bayangan...
Itulah sumber dari segala sesuatu di dunia.
Sama seperti yang sedang dilakukannya sekarang, dia juga harus menemukan 【sumber】 dari segalanya, memperbaiki semua kesalahan ini.
Mengangkat pergelangan tangan, melihat jam tangannya.
07:11
Sudah sampai jam segini.
Begadang semalaman.
Zhao Yingjun... sedang apa sekarang?
Apa dia sedang tidur?
Atau jangan-jangan, sama sekali tidak bisa terlelap?
Teringat kemarin setelah kepingan salju biru menghilang, dia merasakan gejolak emosi menyaksikan Lin Yu Xi lenyap, hingga akhirnya memeluk Zhao Yingjun.
Dia punya banyak hal yang ingin dibicarakan dengan Zhao Yingjun, juga tahu bahwa setelah kehilangan Lin Yu Xi, yang paling harus dilakukannya adalah menemani Zhao Yingjun.
Perempuan yang terlihat kuat ini, tentu memiliki sisi lemahnya sendiri, hingga saat melihat Lin Yu Xi menghilang emosinya meluap dan berteriak pada dirinya sendiri.
Tapi...
Dia selalu begitu tegar, cepat pulih, malah menghibur dirinya.
\"Tadi... apakah itu Liu Feng yang meneleponmu?\"
Saat itu, setelah Lin Xian memberikan janji pada Zhao Yingjun, Zhao Yingjun bertanya.
Lin Xian mengangguk.
“Saya pernah bertemu Liu Feng, ke laboratorium kalian di Universitas Shanghai.”
Zhao Yingjun berkata dengan lembut:
“Secara intuisi saya bisa merasakan, kalian berdua sedang melakukan hal yang sangat penting. Apakah hal-hal ini juga terkait... Lin Yu Xi, anak kami, Yan Qiaoqiao?”
Lin Xian kembali mengangguk:
“Ini memang kisah yang sangat panjang, tidak hanya terkait Lin Yu Xi, tapi juga saya dan Liu Feng, bahkan... terkait dirimu juga.”
“Aku akan mengantarmu pulang, aku akan menceritakan segalanya padamu.”
Namun.
Zhao Yingjun menggelengkan kepala.
Dia merapikan bajunya, menutup mata:
“Maaf, Lin Xian. Untuk saat ini... aku ingin menyendiri.”
“Aku sangat berterima kasih atas kepercayaanmu yang mau menceritakan segalanya padaku. Tapi... bisakah kita bicarakan lain waktu?”
“Saat ini... maafkan aku.”
Lin Xian mendengar dengan jelas.
Suara Zhao Yingjun bergetar.
Sekuat dan setenang apa pun dirinya, meski Lin Yu Xi bukan anak kandungnya yang dikandung selama sepuluh bulan.
Tapi perasaan tetaplah fakta yang tak terbantahkan.
Siapa yang bisa menerima akhir hidup seperti ini dengan lapang dada?
“Jika yang sedang kau lakukan adalah hal agung dan penting, aku tak akan menghalangimu karena urusanku.”
Zhao Yingjun menengadah, matanya yang memantulkan cahaya bulan memandang Lin Xian:
“Tapi jika suatu hari kau membutuhkanku, jika ada yang bisa kubantu, pastikan untuk memberitahuku. Bagaimanapun... seperti katamu, Lin Yu Xi bukan berasal dari ruang-waktu ini, bukan bagian dari masa depan kita, bukan anak kandung kita yang sebenarnya.”
"Bahkan jika dia tidak pernah memanggilku Ibu, bagaimanapun juga, tidak dapat mengubah fakta—"
Tatapannya serius, setiap kata diucapkan perlahan:
"Dia adalah putrimu, dan juga putriku; kau wajib bertanggung jawab padanya, aku pun harus bertanggung jawab padanya."
"Aku tidak menyalahkanmu, kau juga tak perlu menyalahkan diri sendiri. Melindungi anak adalah tanggung jawab ayah, sama seperti tanggung jawab ibu."
Setelah berkata demikian.
Zhao Yingjun menarik napas panjang, menunjuk ponsel Lin Xian:
"Aku bisa membedakan prioritas. Telepon Liu Feng yang kau terima tadi, kudengar jelas itu urusan penting..."
"Pergilah."
Suaranya lembut:
"【Lakukan yang harus kau lakukan, lihat ke depan, jangan berhenti karena ini.】"
……
Seketika itu.
Ucapan Zhao Yingjun tiba-tiba bertumpuk dengan suara Huang Que.
Perempuan yang membuatnya berkembang、
Perempuan yang mengajarkannya arti tanggung jawab、
Perempuan yang membuatnya benar-benar berharap menjadi pemimpin.
Adalah dia.
Juga dia.
Mereka berdua sama.
Huang Que adalah Zhao Yingjun; Zhao Yingjun adalah Huang Que.
Pada momen ini.
Lin Xian baru benar-benar memahami kisah "Farewell My Concubine" yang diceritakan Huang Que:
"Hingga kini Xiang Yu dikenang, menolak menyeberang ke timur sungai. Aku tak pernah menganggap Xiang Yu pahlawan. Para prajurit yang ikut menghadapi maut bersamanya, tak satu pun ingin melihat Raja Chu Barat bunuh diri di Sungai Wu."
“Kami mengikutimu, datang demi dirimu, benar untukmu, salah untukmu, hidup untukmu, mati untukmu. Sepanjang sejarah, pemenang jadi raja yang kalah jadi penjahat, memang tak ada yang mutlak benar atau salah. Banyak hal, jika kau percaya itu benar, maka itulah kebenaran; jika kau curiga itu salah, maka itulah kesalahan.”
“Jadi, Lin Xian...”
Huang Que kala itu, seperti Zhao Yingjun sekarang, selalu menyemangatinya, selalu mendukungnya tanpa syarat:
“Benar, lakukanlah dengan berani. Salah, maka bersalahlah sampai akhir. Jangan jadi seperti Raja Chu Barat Xiang Yu, hidup dalam pujian catatan sejarah, jauh tak sebanding dengan hidup di masa kini yang masih ada harapan.”
……
“Aku pasti akan melakukannya.”
Lin Xian menjawab dengan khidmat:
“Aku pasti akan melakukannya.”
Dia mengulanginya sekali lagi.
Zhao Yingjun mengangkat tangan, menghentikan taksi yang lewat, merapikan pakaian tipisnya, lalu naik dan pergi dengan taksi.
Lin Xian paham, hati kecilnya pasti sangat berduka.
Bagaimanapun dia sudah berbulan-bulan bersama Lin Yu Xi, dan sejak awal mengetahui hubungan ibu-anak mereka.
Jelas-jelas dialah yang paling sedih, paling menderita, tapi tak ingin menunjukkan beban perasaan ini di hadapannya saat ini, yang akan mengganggu misi penting yang diembannya.
Benar.
Mana mungkin berhenti karena ini?
Musuh yang harus dibunuh, dendam yang harus dibalas, satu pun tak boleh terlewat!
……
Kembali ke rumah.
Lin Xian mandi lama, mengusap wajahnya beberapa kali, bersiap tidur untuk memasuki mimpi kedelapan.
Kunci Memecahkan Situasi、
Petunjuk utama、
Mungkin... berada di dalam mimpi yang sama sekali baru ini.
Dia berbaring di ranjang, hendak menutup mata——
Dring-dring dring-dring dring-dring dring-dring!
Nada dering ponsel berbunyi.
Saat melihat nama penelpon di layar, tertulis nama Kak Wang.
Ada keperluan apa sampai menelepon di waktu seperti ini?
Lin Xian menekan tombol penerimaan:
"Halo?"
"Lin Xian..."
Suara Kak Wang di ujung telepon terdengar khawatir:
"Direktur Zhao... Kau tahu, ada apa dengan Direktur Zhao?"
"Dia kenapa?"
Lin Xian segera bertanya.
"Direktur Zhao dia..."
Kak Wang ragu-ragu, beberapa kali menelan ludah, lalu menghela napas:
"Pagi tadi aku bertemu Direktur Zhao, matanya merah. Awalnya kukira dia ganti gaya riasan, tapi ternyata bukan eyeshadow, melainkan... benar-benar bengkak."
"Aku sudah bertahun-tahun bekerja, belum pernah melihat Direktur Zhao seperti ini. Ingin kutanyakan, tapi hari ini dia mengatur sendiri jadwal yang padat, hampir mengerahkan seluruh departemen, memeriksa semuanya sendiri."
"Dari pagi masuk kerja sampai sekarang, Direktur Zhao tak sekalipun beristirahat. Terus duduk di kantor, bergantian berkoordinasi dengan ketua-ketua kelompok dari berbagai departemen, berdiskusi pekerjaan..."
"Seluruh waktunya hari ini diisi rapat-rapat. Depan kantornya antre panjang, lalu dari siang sampai malam dijadwalkan rapat. Aku... sebagai orang yang berpengalaman, langsung tahu pasti ada masalah. Makanya kutanyakan padamu."
“Dan... saya sudah menanyakan satpam Perusahaan MX, kau tahu mereka bilang apa? Mereka bilang Direktur Zhao bukan datang kerja dari rumah di pagi hari, melainkan sudah tiba di perusahaan sejak tengah malam. Lentera di kantornya terus menyala hingga fajar, jelas-jelas dia tidak tidur semalaman.”
“Tidak tidur semalaman, matanya merah lagi, lalu hari ini semua pekerjaan dijadwalkan begitu padat. Dia... ada apa dengannya! Ini jelas terlihat seperti orang yang mengalami pukulan berat, lalu mencoba melumpuhkan diri sendiri dengan kesibukan!”
Lin Xian mendengar deskripsi Kak Wang, mengerutkan alut.
Pergi ke kantor di tengah malam.
Itu berarti... kemarin setelah Zhao Yingjun naik taksi, dia sama sekali tidak pulang ke rumah dan tidak tidur.
Mungkin agar Lin Xian tidak khawatir, makanya dia memberi alasan pada Lin Xian.
“Aku akan menemuinya.”
Lin Xian bangkit dari ranjang, bersiap untuk berdiri.
“Tidak tidak tidak...”
Kak Wang membujuk melalui telepon:
“Nah lihat, tebakanku benar kan? Kau pasti tahu masalahnya, delapan puluh persen masih terkait denganmu!”
“Tapi bagaimanapun, kedatanganmu ke Perusahaan MX sekarang sangat tidak tepat... Direktur Zhao sudah menjadwalkan pekerjaan penuh sampai malam ini. Kalau kau datang sekarang, kantornya penuh orang di dalam dan luar, malah akan menimbulkan kesan buruk.”
“Walau aku tidak tahu apa yang terjadi antara kalian berdua, dengarkan nasihat kakak. Sebagai orang yang sudah berpengalaman... Direktur Zhao itu tipe orang yang selalu menelan semua masalah sendirian, seringkali terpojok. Karena lingkungan keluarga dan pertumbuhannya, dia selalu memikirkan orang lain dan melihat dari sudut pandang mereka.”
“Bayangkan saja, dalam lingkungan tumbuhnya kapan pernah Direktur Zhao bertindak semaunya? Kapan dia bertindak impulsif? Tapi ini tidak baik, Lin Xian... Setiap orang punya temperamen, keinginan untuk bersikap semaunya, dan dorongan dalam hatinya. Bagaimana bisa terus menekan amarah seperti ini?”
“Sekarang kakak tidak akan menyembunyikan lagi. Aku selalu mendukung kalian berdua, tapi ini urusan kalian. Sebagai orang asing, aku tidak pantas ikut campur. Hanya... sebagai teman kalian berdua, aku tidak ingin melihat baik kamu maupun Direktur Zhao dalam kondisi perasaan buruk.”
“Pokoknya soal kondisi Direktur Zhao, cukup kamu tahu saja. Jika hal ini benar-benar berdampak besar padanya, biarkan dia tenang sebentar dan memulihkan diri. Jangan khawatir, di sini aku akan terus mengawasi dan langsung melaporkan ke kamu kalau ada perkembangan.”
Lin Xian mengangguk lalu menutup telepon.
Menenggelamkan diri dalam kesibukan untuk melumpuhkan dirinya sendiri, menghindari memikirkan hal-hal menyedihkan...
Dia sangat paham.
Dirinya sendiri dulu, setelah Chu Anqing berubah menjadi Tiang Milenium dan lenyap, juga pernah mengalami hal serupa.
Tapi semua ini.
Harus ada jawaban, harus memberikan pengakuan pada Zhao Yingjun.
Bahkan semalam, saat perasaan Zhao Yingjun sedang kacau, dia langsung menolak.
"Tapi Singkatnya... aku harus memberitahukan semua ini padanya."
Segala sesuatu tentang dirinya sendiri、
Segala sesuatu tentang Huang Que、
Segala sesuatu tentang Lin Yu Xi、
Partikel Ruang-Waktu, mimpi, mesin penjelajah waktu……
Semuanya akan kuberitahu, dalam dua hari ini.
Lin Xian meletakkan ponsel di atas meja rias.
Berbaring.
Menutup mata.
"Mimpi Kedelapan."
Dia bergumam dengan lembut:
"Seperti apa... kira-kira?"
Perubahan mimpi lain masih bisa diprediksi logikanya.
Tapi asal-usul Mimpi Kedelapan terlalu rumit.
Garis dunia jatuh dan naik, rangkaian peristiwa yang saling terkait, kepakan sayap kupu-kupu ruang-waktu yang berdesakan……
Kini dunia masa depan 600 tahun kemudian benar-benar di luar kendalinya.
Masihkah bencana super besar tahun 2400 eksis?
Masihkah kantor polisi ruang-waktu Copernicus dan pengadilan ruang-waktu bertahan?
Masihkah kehidupan indah warga Kota Shanghai, Li Fengyu adik Li Ningning ada?
Akankah manusia masih melakukan imigrasi ke Mars?
Bisakah cabin hibernasi Gao Wen digali dari pangkalan hibernasi bawah tanah?
"Semoga bisa mendapatkan gambar teknik mesin penjelajah waktu." Lin Xian cukup yakin tentang ini.
Alasannya, setelah berbagi naskah "Prinsip Teori Perjalanan Lintas Waktu & Konsep Pembangunan Mesin Penjelajah Waktu" dengan Liu Feng, garis dunia tetap stabil.
"Itu berarti... dalam Mimpi Kedelapan, kemungkinan besar memang ada mesin penjelajah waktu. Jadi terlepas dari apakah Liu Feng berhasil membuat mesin penjelajah waktu atau tidak, perkembangan sejarah yang telah ditetapkan tidak akan terpengaruh."
"Tunggu sebentar."
Lin Xian tiba-tiba tersadar:
"Jangan-jangan... dalam alur masa depan yang telah ditetapkan, Liu Feng sama sekali gagal membangun mesin penjelajah waktu?"
Dia merasa sedikit frustrasi.
Tidak bisa dipungkiri, kemungkinan itu memang ada.
Memang benar dia sudah menunjukkan naskah itu kepada Liu Feng, dan Liu Feng sendiri memperkirakan optimis bahwa dalam sepuluh tahun mesin itu bisa dibuat.
Tapi itu hanya perkiraan optimis, belum tentu benar-benar terwujud.
Pertama, Liu Feng hanya membaca sekilas; kedua, naskah Akademisi Gao Wen itu sendiri tidak lengkap... tidak hanya konstruksi mesin penjelajah waktu yang tidak lengkap, bahkan prinsip dan teori dasarnya pun masih banyak yang sebatas dugaan karena kurangnya verifikasi Partikel Ruang-Waktu.
Bisa saja ketika penelitian benar-benar dimulai, berbagai macam kebuntuan dan jalan baku akan muncul.
"Hah."
Lin Xian menghela napas:
"Kita hanya bisa mempercayai potensi umat manusia dalam Mimpi Kedelapan, dan..."
"Kaisar Gao Wen, sang pencipta keajaiban sekali lagi."
Setelah berkata demikian.
Dia membalikkan badan.
Perlahan masuk ke alam mimpi.
……
……
Huu...
Angin musim panas yang familiar, panas yang tak asing lagi.
Tapi tidak ada kelembapan hutan hujan tropis, aroma harum sawah yang subur, maupun debu kuning tanah tandus.
Bagus.
Sebelum membuka mata, Lin Xian sudah bisa merasakan, di sini bukan dunia pasca-apokaliptik atau alam liar, kemungkinan berada di sebuah kota yang maju.
Batu pualam di bawah kakinya teratur dan keras, jelas merupakan jalan yang telah diaspal.
Ini... sangat mengundang nostalgia.
Sejak berpisah dengan kota modern di Mimpi Pertama, dunia masa depan semakin buruk, bahkan tak ada tempat tinggal yang layak.
Kali ini, titik kelahirannya kemungkinan besar berada di dalam kota.
Di sekitarnya terdengar langkah kaki kecil yang cepat, di depan ada suara mobil melintas di jalan.
Ini memang kota metropolitan modern.
Tapi...
Kenapa terasa aneh?
Lin Xian menyimak dengan telinganya.
【Sepi】.
【Terlalu sepi】.
Kota sebesar ini, bagaimana bisa sesepi ini?
Ada suara langkah kaki dan mobil, tapi tak ada keramaian sama sekali.
Apa yang sedang terjadi?
Dengan pertanyaan itu, Lin Xian membuka matanya——
Seketika!
Dia mundur terkejut.
Orang-orang yang lalu lalang di sekelilingnya... mata mereka semua berwarna biru! Dengan cincin cahaya biru yang terang!
Apakah ini markas besar penjelajah waktu? Sarang The Terminator?
Jangan-jangan mereka datang untuk mengepungku lagi!
Tapi segera.
Lin Xian menyadari perbedaan.
Cincin biru di mata orang-orang ini sangat berbeda dengan Huang Que, Lin Yu Xi, dan No.17.
Mata penjelajah waktu, seluruh pupilnya berwarna kristal biru, sedangkan pria dan wanita tampan di sini hanya memiliki cincin cahaya di tepi pupil.
Dan raut wajah mereka...
Sangat kaku.
Lin Xian tidak tahu bagaimana mendeskripsikan kesan yang mereka berikan.
Rasanya tidak nyata, tidak seperti manusia, malah lebih mirip robot.
Senyum, memang tersenyum, senyum yang sangat standar, tapi terlalu sempurna sampai menimbulkan efek lembah mengerikan.
Cepat sekali.
Lin Xian memastikan dugaannya.
【Orang-orang dengan cincin biru di mata ini jelas bukan manusia normal.】
Cara berjalan mereka seragam, postur tegak, semangat menggebu, ekspresi monoton... sungguh mengerikan, delapan puluh persen kemungkinan robot.
Tapi, jika dipikir lagi, bisa membuat robot yang begitu realistis, teknologi dunia masa depan ini seharusnya sangat maju ya?
Tapi saat melihat sekeliling.
Kota di sekitar hanya setara kota biasa, sama sekali tidak ada produk teknologi tinggi di luar pemahaman Lin Xian, bahkan tidak sebagus Shanghai Baru di mimpi kedua, mirip kota tingkat dua di kehidupan nyata.
Lin Xian berkedip secepat kilat, terus mengamati.
Dia menemukan, di sini tidak semuanya "robot", masih banyak manusia normal.
Manusia normal ini, baik ekspresi maupun cara berjalan, jauh lebih wajar, membuat Lin Xian tanpa sadar merasa memiliki ikatan.
Tapi masalah utamanya...
Di antara keramaian orang yang lalu lalang ini, mengapa begitu 【sepi】?
Apakah tidak ada yang berbicara?
“Robot-robot tampan dan cantik yang diam saja sudah biasa, tapi di persimpangan ramai ini dimana ada banyak pria-wanita tua-muda, semua orang menutup mulut rapat-rapat dengan keheningan yang tidak wajar, membuat suasana hidup sama sekali tidak terasa.”
“Lin Xian berdiri di sini bagai menonton pantomim, film yang disensor.”
“Apa yang sebenarnya terjadi?”
“Seluruh penduduk kota ini tidak berbicara...”
“Membuat Lin Xian pun tak berani membuka mulut untuk sementara.”
“Dia berjalan menyusuri jalan raya, menemukan kota ini benar-benar bersih dan rapi secara keterlaluan.”
“Pot bunga dipangkas serapi penggaris;”
“Tidak ada secuil sampah di jalanan, semuanya bersih;”
“Jarak antar mobil di pinggir jalan sama persis, setiap kendaraan seperti penderita obsesi kompulsif;”
“Di trotoar, tak ada satu pun pejalan yang melawan arus, semua bergerak serempak ke arah yang sama;”
“Lin Xian terkejut.”
Dia tidak tahu bagaimana menggambarkan gambaran di depan mata.
Seperti kota sempurna yang direncanakan dalam program komputer.
Orang-orang disini terlalu berperadaban, sopan santunnya terlalu tinggi.
Apalagi melakukan hal ilegal atau melanggar hukum...
Bahkan tindakan tidak sopan sedikitpun tidak ada.
Semua orang begitu sadar diri, malah membuat Lin Xian tidak bisa berjalan dengan benar, seolah-olah langkah yang sedikit tidak rapi adalah penghinaan terhadap kota metropolitan yang sempurna ini.
Masih masalah yang sama.
Kita bermoral, sopan santun tinggi, menjunjung peradaban - semua ini bisa dipahami.
【Tapi, mengapa tidak berbicara?】
"Mungkinkah mereka punya metode komunikasi yang lebih canggih, sudah bisa berkomunikasi lewat gelombang otak, jadi tak perlu membuka mulut?"
Lin Xian menggelengkan kepala, menyangkal pemikiran ini.
Bahkan jika berkomunikasi melalui gelombang otak, setidaknya tatapan dan ekspresi wajah seharusnya memiliki perubahan halus. Tidak mungkin semua senyuman dan kerutan wajah dihilangkan, sepenuhnya mengandalkan stiker emoji yang dikirim via gelombang otak.
Terlalu aneh...
Baru saja Lin Xian memuji peradaban dan kebersihan kota ini, tapi sekarang dia hanya merasakan tekanan dan kejanggalan tak berujung.
Bahkan ingin berteriak kencang, namun kesunyian ekstrem lingkungan sekitar membuatnya takut membuka mulut.
Tiba-tiba.
Di depan, lelaki kecil yang menggandeng tangan ibunya batuk lalu meludahkan dahak ke lantai:
"Ptui."
Seketika!
Wajah ibunya pucat pasi, berteriak histeris:
"Mingming! Apa yang kau lakukan?!"
Suaranya yang menggema di kota sunyi ini bagai ledakan meriam.
Dalam sekejap.
Seorang pria bermata cincin cahaya biru di sebelah mengubah ekspresi wajahnya menjadi tegas, pupil matanya berubah warna dari biru ke kuning, lalu mendekati ibu dan anak itu.
Sang ibu tegang seperti menghadapi musuh, kalang-kabut:
"Maaf! Maafkan kami!"
Dengan gemetar ia bersujud, mengeluarkan tisu dari tas tangannya, membersihkan dahak anak itu dengan teliti hingga tak bersisa, lalu menyimpan tisu kotor kembali ke dalam tasnya...
Memandangi cincin cahaya kuning di mata pria itu, matanya dipenuhi ketakutan.
Terlihat pria itu jongkok, menatap langsung ke arah lelaki kecil, pupil matanya berkelip dengan cincin cahaya kuning:
"Verifikasi identitas, Wang Ziming."
"Verifikasi perilaku: meludah sembarangan, pemotongan 2 poin, pengurangan 50% untuk di bawah umur, total pemotongan 1 poin."
"Wang Ziming, skor pribadi saat ini: 82 poin!"
"Harap menjaga tutur kata dan perilaku beradab, menjadikan android mekanis sebagai panutan, bersama membangun masa depan indah umat manusia."
Seketika.
Pria itu bangkit berdiri, berkedip secepat kilat memandangi wajah panik sang Ibu, cincin kuning di pupilnya berkedip-kedip:
"Verifikasi identitas, Zhu Ting."
"Verifikasi perilaku: berisik, pemotongan 2 poin, tanpa pengurangan apapun, total pemotongan 2 poin."
"Zhu Ting, skor pribadi saat ini: 71 poin!"
"Harap menjaga tutur kata dan perilaku beradab, menjadikan android mekanis sebagai panutan, bersama membangun masa depan indah umat manusia."
Sang Ibu menggigit bibirnya, wajah tak menentu.
Akhirnya menekan kepala anaknya, membungkuk dalam-dalam kepada sang pria, berbalik, terus menggandeng tangan sang anak pergi.
Bahkan langkah kaki tak dipercepat, tetap berjalan dengan kecepatan teratur yang beradab dan penuh tata krama.
Lin Xian menyaksikan pemandangan ini, akhirnya memahami.
Pantas saja... di kota ini tak ada yang berbicara, berisik, berlari, atau gaduh.
Peraturan ini terlalu ketat!
Meski meludah sembarangan memang salah, berisik juga tidak benar, tapi... perlukah sampai seketat ini terhadap kerumunan yang tinggal di kota?
Melihat ekspresi panik ibu tadi, jelas sekali dia sangat memperhatikan skor individu dan merasa takut serta khawatir akan pemotongan skor.
Ini membuktikan bahwa di era ini, di kota yang terlalu bersih, terlalu sunyi, dan terlalu rapi ini... skor individu adalah indikator yang sangat penting.
Mengingat perkataan pria dengan cincin cahaya elektronik di matanya tadi...
Harap jaga perilaku beradab dan jadikan 【Mekanik Bionik】 sebagai panutan, bersama membangun masa depan indah umat manusia.
Ternyata mereka bukan manusia normal, melainkan robot, bionik!
Lin Xian hanya pernah melihat setting serupa di film fiksi ilmiah dan permainan. Bionik ini sebenarnya terdiri dari kerangka paduan, chip cerdas, baterai tenaga nuklir, serta berbagai komponen lainnya.
Perbedaan utama dengan robot biasa adalah kulit aktif yang menyelubungi kerangka mereka, terlihat persis seperti kulit manusia.
Ini...
Lin Xian merasa bingung.
Seperti apa sebenarnya era ini?
Bagaimana bisa berkembang menjadi masa depan yang terdistorsi seperti ini?
Pada saat itu——
Sebuah siluet lincah tiba-tiba menyergap dari samping.
Seorang gadis berusia delapan belas atau sembilan belas tahun, tinggi sekitar 1,6 meter, dengan rampendek sejajar telinga yang sangat menawan dan topeng senyum di wajahnya, melesat keluar dari pot bunga tempatnya bersembunyi dengan suara krek.
Dengan lincah dia melompat ke depan 【Mekanik Bionik】, merenggut plakat logam di dada pria itu, lalu berlari menjauh.
Mata android laki-laki itu memancarkan cincin cahaya merah mengerikan, menatap tajam gadis yang menjauh sambil melangkah cepat mengejar.
Gadis itu lari sangat cepat, dalam sekejap sudah menciptakan jarak.
Namun tiba-tiba dari depan muncul seorang android perempuan berseragam dengan mata berkedip-kedip merah, langsung menghantam dengan pelukan ke tanah.
Seketika.
Android laki-laki menyusul, merobek topeng plastik dari wajah gadis itu. Mata bercincin merahnya berkedip beberapa kali sebelum bersuara keras:
"Verifikasi identitas: Xu Yiyi."
"Verifikasi perilaku: Menyerang android, mencuri barang, lari tidak tertib, menabrak pejalan kaki. Total pemotongan 28 poin; karena riwayat kriminal, bonus pemotongan 50%, pemotongan akhir 42 poin."
"Xu Yiyi, skor individu saat ini: -37 poin!"
