"Apa?"
Lin Xian tertegun.
Tadinya dia cuma jadi penonton biasa yang mengkritik worldview, tak menyangka malah terseret dalam masalah.
Siapa nama gadis itu?
Xu Yiyi?
Bukankah...
Bukankah itu putri Profesor Xu Yun yang dalam kondisi vegetatif?!
Masih teringat, saat Lin Xian mengantarkan undangan ke kamar pasien rumah sakit untuk Profesor Xu Yun, sang profesor dengan riang bercerita bahwa dalam beberapa tahun lagi setelah cabin hibernasi selesai dikembangkan, putrinya Xu Yiyi akan bisa diselamatkan.
Bahkan dengan serius sempat meminta tolong pada Lin Xian:
“Lin Xian, jika Yi Yi terbangun di masa depan dan kau masih ada… tolong urusilah anak ini untukku.”
Saat itu Lin Xian tidak terlalu memikirkannya.
Karena dia tidak punya rencana menggunakan cabin hibernasi, maka saat Xu Yiyi terbangun dari hibernasi, delapan puluh persen kemungkinan dirinya sudah tiada.
Merawat Xu Yiyi mungkin berat, lebih realistis meminta Xu Yiyi menyalakan dupa untuknya.
Setelah Profesor Xu Yun meninggal, Lin Xian dan Zhao Yingjun menanggung biaya pengobatan dan rencana perawatan lanjutan Xu Yiyi.
Seiring memburuknya kondisi kesehatannya yang rentan gagal napas… setelah berdiskusi dengan dokter penanggung jawab, Lin Xian memutuskan memasukkan Xu Yiyi sebagai relawan gelombang kedua ke cabin hibernasi generasi kedua Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Saat itu, Xu Yiyi yang masuk ke cabin hibernasi masih berupa gadis kecil kurus kering hanya kulit pembalut tulang.
Tapi kini, gadis yang sedang ditahan【polisi android】ini bertubuh proporsional, cantik berseri, dan gesit bergerak.
Ini…
Apakah ini benar Xu Yiyi yang dulu dikenalnya, dirawatnya, dan dipercayakan Profesor Xu Yun padanya?
Lin Xian mendekat, menyipitkan mata mengamati wajah gadis itu.
Sejujurnya, tidak ada kemiripan dengan pasien vegetatif patah tulang leher yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit dulu.
Tapi ini tidak membuktikan apa-apa.
"Xu Yiyi yang dulunya dalam kondisi vegetatif, kurus tinggal kulit, sama sekali tidak memiliki ciri wajah yang menonjol."
Sekarang, gadis itu dipaksa ke tanah oleh polisi android, beberapa kali berusaha melawan, Lin Xian pun tidak bisa membandingkan dengan cermat wajah Profesor Xu Yun.
Tapi...
Tidak bisa terus bersikap acuh tak acuh.
Profesor Xu Yun sangat baik padaku, memberi lisensi eksklusif zat kimia; menghancurkan semua naskah untuk melindungiku agar Seven Deadly Sins tidak menemukan bukti langsung; sekaligus, Lin Xian juga merasa bersalah atas kematian Profesor Xu Yun.
Dalam kondisi emosional yang kompleks ini.
Bagaimana mungkin aku membiarkan putri Profesor Xu tanpa pertolongan?
"Tidak boleh."
Lin Xian bergumam dalam hati:
"Apakah dia benar-benar putri Profesor Xu atau bukan, yang penting sekarang harus menyelamatkannya dulu, kalau tidak akan sangat mengkhianati amanah profesor."
Dengan cepat Lin Xian menemukan target.
Saat ini ada dua android mekanik yang menahan Xu Yiyi: satu android laki-laki berbaju santai tanpa peralatan tambahan; tugas seperti pemotongan poin dan verifikasi identitas ditangani olehnya.
Sementara android perempuan yang menahan Xu Yiyi ke tanah mengenakan seragam mirip polisi dengan rompi reflektif, dilengkapi berbagai peralatan kepolisian yang lengkap, jelas merupakan android kepolisian.
Yang paling penting...
Di pinggang android polisi ini terselip sebuah pistol!
Saat ini, dia jelas telah memasuki status siaga perang. Tidak hanya cincin cahaya merah di matanya berkedip-kedip, tapi juga saat menekan Xu Yiyi ke tanah tadi, dia telah membuka sarung pistol di pinggang dan bersiap untuk mencabut senjata kapan saja.
Kesempatan.
Dengan sarung pistol yang sudah terbuka, ini merupakan kesempatan emas bagi Lin Xian untuk merebut senjata!
Di dunia nyata pasti tidak berani.
Tapi ini dunia mimpi, siapa takut siapa?
Maka.
Lin Xian tetap santai berjalan, berpura-pura sebagai orang lewat yang tak bersalah, menyamping melewati android polisi wanita.
Lalu!
Refleks cepat!
Sru——
Dengan insting pistolnya, dalam sekejap dia menyambar pistol dari pinggang android polisi, lalu menyelesaikan operasi membuka pengaman, mengisi magazen, dan mengangkat senjata dalam satu detik.
Braak! Braak! Braak! Braak!
Empat peluru melesat tepat ke mata dua android yang berkedip merah!
Teknik tembak kilat Lin Xian tak pernah meleset—akurat, cepat, setiap peluru menemui sasaran.
Dua android mekanis itu tak sempat bereaksi, kepala mereka menyemburkan percikan api listrik sambil terjengkang...
Alasan menembak mata alih-alih titik antara alis, Lin Xian punya pertimbangan.
Untuk android mekanis jenis ini.
Sama sekali tidak bisa diprediksi di mana chip kontrolnya dipasang.
“Lagipula mereka bukan manusia, dan tidak perlu seperti manusia, menaruh sistem kontrol chip paling rapuh di dalam kepala... Cara paling ilmiah, pastilah menaruhnya di rongga dada yang lebih kokoh dan aman sebagai asuransi.”
“Dalam hal ini, menembak antara alis, bahkan menusuk kepala sepenuhnya, sebenarnya tidak memberikan kerusakan substansial pada android mekanik, sama sekali tidak mempengaruhi fungsi dan kekuatan tempur mereka.”
Sebaliknya.
Justru menembak mata, yaitu CCTV yang mereka gunakan untuk memperoleh pandangan, lebih efektif.
Tepat seperti dugaannya.
Dua android yang bangun sambil mencondongkan badan itu langsung seperti lalat busuk tanpa kepala, memutar kepala ke kiri-kanan.
“Larilah!”
Lin Xian menarik tangan Xu Yiyi dan berlari ke depan.
Hasilnya...
Di depan masih banyak android bermata biru bersinar, dia sama sekali tidak tahu harus lari ke arah mana.
“Di sini! Ikuti aku!”
Xu Yiyi melepaskan genggaman Lin Xian, lalu menarik diri dengan cepat ke samping android polisi, mencengkeram keras-keras, menjatuhkan plat logamnya dan menyimpannya ke saku.
Kemudian mengambil topeng senyuman dari tanah, memakainya lagi di wajah, menggenggam tangan Lin Xian dan berlari menjauh dari arah jalan raya.
Sambil berlari, menoleh ke belakang:
“Xie la! Terima kasih sudah menyelamatkanku!”
“Tidak apa.”
Skill parkour Lin Xian sepenuhnya aktif, terus melompat dan melewati rintangan tanpa kehilangan keseimbangan:
“Kita mau ke mana? Ada tempat untuk menghindari ini?”
“Ada!”
Xu Yiyi yang mengenakan topeng senyum menoleh ke belakang, penuh tanya:
"Kau... bukankah kau masuk melalui selokan?"
Lin Xian menggelengkan kepala:
"Aku cuma jalan-jalan sembarangan lalu tersesat."
"Pantas saja."
Kemampuan fisik Xu Yiyi sangat baik, dengan beberapa lompatan ringan ia sudah melewati tembok pendek, lalu menunggu Lin Xian melompat di seberang.
Ketinggian seperti ini bagi master parkour Lin Xian terlalu mudah.
Ia mencengkeram celah batu bata dengan satu tangan, berputar di udara, lalu mendarap sempurna.
"Jagoan betul."
Xu Yiyi memuji dengan tulus.
"Terima kasih."
Lin Xian menjawab tenang.
"Tapi..." Xu Yiyi memiringkan kepalanya:
"Kenapa kau tidak pakai topeng? Berani berbuat kriminal di kota tanpa topeng, kau benar-benar amatiran!"
“……”
Lin Xian diam saja.
Niatnya bukan untuk kriminal, ini murni karena melihat anak yatim mantan gurunya terancam, terpaksa menolong.
Persis seperti Zhao Zilong tujuh kali masuk-keluar menyelamatkan Adou, tidak mungkin tidak bertindak.
Meski tidak bisa disebut perbuatan heroik, tindakan Lin Xian menyelamatkan Xu Yiyi ini tetaplah bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan.
"Sudahlah, kau terlalu hijau."
Xu Yiyi menggerakkan tangan tanda jijik:
"Ikut saja denganku mulai sekarang."
"Ha?"
Lin Xian tertawa terhibur:
"Apa tidak terbalik? Aku yang menyelamatkanmu!"
"Di dunia ini, hanya mengandalkan kemampuan fisik yang baik tidak akan berguna."
Melalui lubang di topeng senyumnya, tatapan mata Xu Yiyi terlihat sangat serius:
“Kemampuan fisik sehebat apa pun, kau takkan bisa melawan begitu banyak polisi tiruan; kemampuan fisik sehebat apa pun, kalau kau tidak tahu rute pelarian, tidak punya pengalaman menghindari polisi tiruan, cepat atau lambat pasti diburu.”
“Ini benar.”
Lin Xian mengakui dengan jujur, sebagai pemula di Dunia Mimpi Kedelapan, dia memang membutuhkan bos lokal untuk membimbingnya.
Apalagi pemahamannya tentang worldview Dunia Mimpi Kedelapan masih setengah-setengah. Memiliki seorang kakak... eh maksudnya bos perempuan, juga bukan hal yang buruk.
Pria sejati harus bisa menunduk dan tegak. Sekarang adalah fase awal pengumpulan informasi gila-gilaan, harus bertahan sambil tak malu bertanya.
“Tenang, kau adalah anak buah pertamaku! Aku akan menjagamu!”
Xu Yiyi menepuk bahu Lin Xian dengan penuh keyakinan:
“Tapi pertama... Aku harus carikan topeng untukmu. Wajahmu terlalu berbahaya begini.”
“Meski polisi tiruan itu tidak punya fungsi pemindaian informasi identitas real-time, tapi CCTV di jalan sangat sensitif. Begitu mendeteksi buronan dengan skor negatif, alarm akan langsung berbunyi.”
“Tunggu sebentar, aku menemukan target.”
Xu Yiyi melirik ke kanan-kiri, menemukan sekumpulan anak kecil yang sedang bermain di bak pasir, bagian belakang kepala mereka memakai topeng plastik kartun.
Tanpa basa-basi, dia buru-buru berlari, mencabut topeng dari kepala seorang lelaki kecil dan melemparkannya ke Lin Xian:
“Lari!”
？？？
Lin Xian terkejut melihat cara kerja sehalus air mengalir itu.
Tidak.
“Apakah tindakan geng lokal semuanya segarang ini?”
“Diri sendiri yang pernah menjadi warga baik bintang lima selama bertahun-tahun di Mimpi Pertama pun tidak bisa merampas mainan anak-anak dengan sikap tidak sportif dan hati tenang seperti ini.”
Tidak ada waktu untuknya merenung.
Lelaki kecil yang topengnya dirampas langsung menangis keras-keras, membuat cincin cahaya mata mesin biomimetik di sekitarnya langsung menguning dan berlari ke arah sini.
Lin Xian mengikuti Xu Yiyi dari belakang, melompati tembok rendah lagi:
“Berapa poin yang dipotong kalau anak menangis keras?”
Dia bertanya penuh rasa ingin tahu.
Xu Yiyi bahkan tidak menoleh:
“Anak-anak di bawah enam tahun tidak kena potong poin.”
“cool。”
Lin Xian menjawab:
“Pertimbangannya cukup menyeluruh. Harus diakui, benar-benar kota yang abstrak.”
“Cepat kenakan topengmu!”
Xu Yiyi berulang kali mendesak.
Lin Xian merendahkan kepala, membalik topeng plastik di tangannya.
Hiss...
Mau tidak mau, kebetulan yang aneh, benar-benar takdir.
Karakter kartun yang dilukis di topeng ini persis Kucing Rhein!
Meskipun desain Kucing Rhein versi ini bukan buatan tangannya sendiri, tapi sudah pasti Kucing Rhein tanpa salah lagi, warisan sejarah ini benar-benar tak tertandingi.
Lin Xian yang dengar-dengaran langsung mengenakan topengnya, merapikan posisinya, lalu terus kabur mengikuti Xu Yiyi.
Sangat jelas.
Xu Yiyi sangat familiar dengan kota ini, memanjat tinggi-rendah seperti merangkak di sofa rumahnya sendiri, tak lama kemudian membuat Lin Xian pusing tujuh keliling.
"Lin Xian awalnya masih mencoba mengingat rute, namun segera menyerah dengan getir."
"Akhirnya."
"Xu Yiyi tiba di sebuah penutup sumur limbah, mencengkeram lubang drainase dan membuka penutup bundar itu, menatap Lin Xian:"
"Lompat cepat! Di sini tidak ada tangga, tapi air limbah di bawah tidak dalam - paling hanya sampai pinggangmu. Lompat!"
Atasan kakak perempuan memberi perintah, Lin Xian langsung melompat turun.
Plooong! Jatuh ke selokan berbau busuk. Sangat menyengat...
Tapi untungnya saluran kecil ini sepertinya merupakan saluran air hujan, terpisah dari septic tank.
Melihat ke sekeliling, ruang saluran ini sangat luas - tingginya mencapai 3-4 meter. Rupanya perencanaan kota ini sangat matang.
Selain kolam limbah yang mengalir cepat di tengah, di kedua sisi terdapat jalur inspeksi yang bisa dilalui, setengah meter lebih tinggi dari permukaan air kotor.
Lin Xian mengarungi air busuk setinggi lutut, mencapai "tepi" sempit itu, lalu membalikkan badan naik.
Seketika.
Xu Yiyi mengaitkan penutup sumur bundar dengan tangan kebalikannya, lalu melompat turun.
Plok! Suara jatuh ke air limbah bersamaan dengan penutup sumur di atas yang bergoyang-goyang lalu menutup rapat. Kombo gerakan ini benar-benar mulus, tiada lain hasil dari kebiasaan.
"Sudah."
Xu Yiyi memanjat dari sungai limbah, memeras ujung celananya, menatap Lin Xian:
"Di sini kita sudah aman. Sebenarnya android-android itu sangat bodoh, dalam kondisi normal pasti tidak bisa menangkap kita."
“Peran terbesar mereka adalah melakukan patroli di kota, memindai berbagai tindakan tidak beradab, mengurangi poin... Sebenarnya dalam hal kekuatan tempur sangat lemah.”
“Lalu apa yang kau lakukan hari ini...” Lin Xian sengaja menyentuh hal sensitif.
“Hari ini keadaan khusus!”
Xu Yiyi mendengus:
“Lihat, saat kita kabur, biasanya melarikan diri melalui penutup saluran pembuangan tanpa tangga seperti ini. Sedangkan saat menyusup masuk, kita naik melalui saluran pembuangan lain yang ada tangganya. Ini semua tata krama di jalanan, kau harus hafal baik-baik.”
Lin Xian mengangguk.
Menyadari bahwa sang kakak besar sedang mengajarinya:
“Apa panggilanmu?”
“Panggil saja Yi Yi.”
Xu Yiyi mengulurkan tangan, bersiap untuk menepuk tangan dengan Lin Xian:
“Kalau kau?”
“Lin Xian.” Kata Lin Xian.
Pak.
Keduanya menepuk tangan.
“Ikut aku.”
Xu Yiyi menoleh, membimbing Lin Xian menuju lorong di arah yang tidak jelas itu:
“Kita keluar kota dulu.”
Lin Xian mengikutinya dari belakang:
“Yi Yi, aku punya banyak pertanyaan untukmu.”
“Tanyakan saja.”
Xu Yiyi sangat terbuka:
“Kau anak buahku, tentu aku akan memberitahumu semua yang kuketahui.”
Lin Xian memandangi siluet punggung yang asing namun familiar dalam kegelapan saluran bawah tanah:
“Kau... datang dari era sebelumnya melalui hibernasi, kan?”
“Hah?”
Xu Yiyi berhenti melangkah, menatap Lin Xian:
“Bagaimana kau tahu? Bisa terlihat seperti itu?”
Dia mengangguk:
“Tebakanmu benar, aku memang terbangun dari cabin hibernasi. Tahun ini sudah tahun keenam sejak aku sadar. Menurut perhitungan usia sebenarnya, seharusnya aku berusia 19 tahun.”
“Apa kau masih ingat kejadian sebelum hibernasi?” tanya Lin Xian.
Xu Yiyi menggelengkan kepala:
“Tidak ingat, dan mustahil bagiku untuk mengingat. Aku terbangun di dalam Kota Shanghai. Berdasarkan catatan medis yang tersisa, sebelum hibernasi aku adalah seorang vegetatif dengan kelumpuhan tinggi, sama sekali tidak mungkin mengingat masa lalu.”
“Tapi kondisi vegetatif itu juga tidak terasa nyata bagiku. Saat pertama kali membuka mata di era ini, tubuhku sudah sehat. Dengan bantuan obat-obatan dan nutrisi, aku cepat pulih dan bisa beraktivitas.”
……
Ternyata.
Lin Xian menghela napas kagum.
Sampai saat ini, status Xu Yiyi sudah terbukti konkret.
Dia memang putri Profesor Xu Yun. Saat kabur tadi, Lin Xian sengaja memperhatikan dengan seksama. Setelah dibandingkan, tidak sulit menemukan kemiripan fitur wajah Xu Yiyi dengan Profesor Xu Yun.
Terutama hidung dan bagian bawah pipinya, hampir identik sempurna.
Tak disangka.
Bertemu kenangan di tanah asing.
Xu Yiyi yang ditemui setelah menempuh ribuan kilometer.
Lin Xian juga bingung bagaimana mengekspresikan perasaan ini.
Pertama-tama, melihat Xu Yiyi begitu sehat dan lincah, dia pasti merasa senang dari lubuk hati.
Benar-benar senang.
Senang untuk Xu Yiyi, juga senang untuk Profesor Xu Yun.
"Dulu di kamar pasien, Lin Xian beberapa kali melihat Xu Yiyi yang pucat dan tinggal tulang terbungkus kulit, hatinya terasa pahit."
"Sekarang, melihatnya melompat-lompat penuh vitalitas, tentu saja dia tersentuh."
"Ini juga bisa dianggap membalas budi Profesor Xu di alam baka. Jika Profesor Xu benar-benar melihat pemandangan ini, pasti dia lebih senang daripada Lin Xian."
"Karena, keinginan dan usahanya..."
"Akhirnya berbuah pada putrinya, tak ada lagi penyesalan."
"Kedua."
"Lin Xian juga merasa campur aduk."
"Bagaimana menjelaskannya."
"Memang benar Xu Yiyi sekarang penuh vitalitas, tapi apakah tidak terlalu berlebihan?"
"Xu Yiyi sekarang mungkin belum bisa disebut anak nakal, tapi setidaknya jelas bukan anak baik yang patuh."
"Dia bisa menyusup ke kota melalui selokan, menyerang android kepolisian untuk mencuri, merampas topeng anak kecil tanpa rasa bersalah..."
"Selalu terasa."
"Anak ini mulai terpengaruh hal buruk."
"Bukan berarti Lin Xian berpikiran kolot. Seperti kata-kata dulu, Profesor Xu pernah menitipkan Xu Yiyi padanya, berpesan kalau ada kesempatan tolong rawat."
"Jadi melihat kondisi Xu Yiyi sekarang, Lin Xian tetap merasa agak mengecewakan harapan Profesor Xu."
"Yi Yi, apakah kamu benar-benar tidak ingat sama sekali tentang sebelum hibernasi? Ada konsep tentang ayah dan ibu?"
"Tidak ada."
"Xu Yiyi menggelengkan kepala singkat, mempercepat langkahnya:"
"Benar-benar tidak ada sama sekali."
“Orang lain sebelum hibernasi mungkin meninggalkan buku catatan memori, rekaman memori, dan sejenisnya. Tapi saya dalam keadaan vegetatif sebelum hibernasi, mana ada kesempatan untuk meninggalkan hal-hal seperti itu.”
“Adapun ayah dan ibuku, pasti mereka menguras banyak tenaga untuk memasukkanku ke cabin hibernasi? Aku memang sangat berterima kasih pada mereka, tapi tak ada kesan ya tak ada kesan, aku juga tak bisa berbuat apa-apa.”
Perkataan Xu Yiyi membuat Lin Xian terdiam.
Memang benar.
Apa yang dia katakan cukup masuk akal.
Ibu Xu Yiyi, istri Profesor Xu Yun, meninggal karena emboli air ketuban saat melahirkan Yiyi.
Jadi Xu Yiyi memang tak pernah melihat wajah ibunya.
Sekalipun ada kesan, itu hanya sebatas sebutan, bayangan, atau nama yang telah tiada.
Sedangkan kesan terhadap ayahnya Xu Yun hanya bertahan sampai sebelum usia empat tahun, hal yang bisa diingat sungguh sangat sedikit... Apalagi setelah sepuluh tahun menjadi vegetatif ditambah ratusan tahun hibernasi, pasti sudah lupa sama sekali.
“Apakah di Kota Shanghai sekarang ada peralatan yang bisa memulihkan memori orang yang berhibernasi?”
Lin Xian bertanya:
“Misalnya... 【Helm Setrum Syaraf Otak】 atau sejenisnya.”
“Bagaimana mungkin ada alat seperti itu!”
Xu Yiyi tertawa geli:
“Andai saja ada alat semudah itu, kau terlalu bisa berkhayal.”
Baiklah.
Lin Xian tersenyum kecil, tak berbicara.
Tampaknya di dunia masa depan mimpi kedelapan, manusia masih belum menciptakan helm setrum syaraf otak.
"Tidak tahu apakah teknologi ini terhambat di pihak Kaisar Gao Wen atau Ibu Du Yao."
"Lin Xian merasa delapan puluh persen kemungkinan masih terhambat di pihak Du Yao."
"Bagaimanapun, bahkan Kaisar Gao Wen sendiri menegaskan bahwa tanpa kejeniusan Du Yao di bidang neurosains dan kilatan inspirasinya, umat manusia benar-benar tidak akan mampu mencapai terobosan kunci di bidang syaraf otak selama ratusan tahun."
"Jadi..."
Lin Xian menoleh ke kiri-kanan melihat lorong limbah bawah tanah yang kosong, bertanya:
"Tujuan kita sekarang ini mau ke mana?"
"Menemui [Godfather]." Jawab Xu Yiyi.
"Apa itu?"
Lin Xian benar-benar tidak bisa menahan diri.
Seolah seketika terlempar ke Hollywood abad ke-20, dalam film The Godfather yang diperankan Marlon Brando, dengan suara serak berkata:
"Kau bahkan... tidak mau memanggilku Godfather."
Kini, kata "Godfather" itu kembali terdengar dari mulut Xu Yiyi.
Lin Xian benar-benar sedikit bingung.
Dunia ajaib seperti apa ini sebenarnya?
"Godfather yang kau maksud itu..."
Lin Xian mencoba mendeskripsikan:
"Apakah semacam bos geng, mafia, atau organisasi kriminal?"
"Tepat sekali."
Xu Yiyi menjawab dengan wajar:
"Bukankah Godfather ya Godfather itu, satu-satunya yang dihormati dan dicintai. Jangan bilang kau tidak tahu tentang keberadaannya, kecuali kau memang berasal dari planet lain."
"Anggap saja aku alien."
Lin Xian bertanya dengan tulus:
“Siapa sebenarnya Godfather itu?”
Tak.
Xu Yiyi berhenti melangkah, berbalik badan dengan khidmat, memandangi Lin Xian:
“Lin Xian, memanggil nama langsung Godfather adalah tindakan yang sangat tidak sopan.”
“Apakah aku juga harus mencium punggung tangannya?” Lin Xian mencela.
“Tidak perlu sampai segitu.”
Xu Yiyi melipat lengan, berkata dengan lembut:
“Tapi kau harus membawa rasa hormat dan takzim sepenuhnya untuk bisa bertemu Godfather. Dia benar-benar seseorang yang sangat agung, hal-hal yang dilakukannya mampu mengubah dunia sepenuhnya, membelokkan masa depan.”
“Mimpi terbesar kami semua adalah bisa bekerja untuk Godfather.”
Lin Xian memicingkan mata.
Mengubah dunia, membelokkan masa depan...
Masakan omong kosong sebesar itu bisa diucapkan?
Ia tak bisa menahan rasa ingin tahunya:
“Godfather... sebenarnya ingin melakukan apa?”
Xu Yiyi tersenyum.
Tatapannya dipenuhi kekaguman:
“Godfather ingin menggunakan 【mesin penjelajah waktu】 untuk mengirim seorang pembunuh bayaran ke masa lalu... membunuh biang keladi! Mengubah masa depan!”
