BAB 23 Hanya ini?

　　Hari berikutnya. 　　Anjing Pomeranian VV menyaksikan kepergian Lin Xian. 　　Dada～ 　　Kemudian membawa sarang tidurnya kembali ke kamar tidur Zhao Yingjun, meletakkannya di posisi lama sebelah ranjang. 　　Malam ini. 　　Lin Xian ternyata datang lagi! 　　Bahkan membawa tas punggung! 　　VV membelalakkan mata... 　　Bung, apa kau tidak punya rumah sendiri? 　　Seperti yang diduga. 　　Lin Xian mengeluarkan lagi sarang tidurnya, meletakkannya di sudut ruang tamu sambil mengelus kepala anjingnya: 　　“Mulai sekarang tidur di sini saja.” 　　“Guk!” 　　VV melolong kencang! 　　Atas dasar apa! 　　Jelas-jelas aku yang datang duluan, kenapa bisa begini! 　　…… 　　Hari berikutnya 　　…… 　　Hari ketiga 　　…… 　　Baiklah. 　　VV menerima kenyataan ini dengan tenang. 　　Meski tak bisa tidur di kamar, rumah ini akhirnya menjadi ramai dan hangat; lagipula dia sangat menyukai Lin Xian yang juga baik padanya. 　　Yang paling penting. 　　"Lin Xian sepertinya sangat santai, tidak perlu bekerja. Setiap hari selain tidur malas yang terlalu lama, dia masih cukup tepat waktu memberi makan dirinya sendiri di siang hari." 　　Hanya saja, begitu malam tiba, dia tidur seperti babi mati, tidak bisa dibangunkan meski dipanggil berulang kali, membiarkan diri dimanipulasi. 　　Benar. 　　Membiarkan diri dimanipulasi. 　　Suatu kali mata anjingnya melihat. 　　Setelah Zhao Yingjun pulang kerja, mengganti sepatu dan baju, mengisi makanan anjing, dia langsung menuju kamar tidur. 　　Dia tidak membangunkan Lin Xian. 　　Hanya duduk di sebelah, tersenyum memandangi wajah tidurnya, bahkan mengulurkan tangan untuk mencolek pipinya, memastikan dia benar-benar tertidur lelap. 　　Sebenarnya tidak perlu konfirmasi. 　　Karena dia sudah memastikannya berkali-kali. 　　Selama pintu kamar tidur tidak dikunci dari dalam, VV bisa melompat dan menggigit gagang pintu, menggunakan berat badannya untuk menekan tuas dan membuka pintu. 　　Beberapa kali saat kelaparan parah dan Zhao Yingjun lembur belum pulang, dia mencoba membangunkan Lin Xian untuk menjalankan kewajibannya. 　　"Hei hei hei, tidur di rumah ini tidak gratis, harus bekerja!" 　　Dia melompat ke ranjang, berdiri di dada Lin Xian, menjilati wajahnya, menekan hidungnya dengan cakar, atau bahkan langsung berbaring di wajahnya, berusaha membangunkannya dengan cara dicekik. 　　Hasilnya... 　　Orang ini benar-benar tukang makan nasi empuk yang malas, tetap tidak bisa dibangunkan meski wajahnya memerah sampai keunguan. 　　Akhirnya, VV menyerah. 　　"Sekali kenyang vs kenyang terus-menerus, aku masih bisa membedakan." 　　"Guk!" 　　Anjing itu menyalak di depan pintu, memberi isyarat pada nyonya rumah agar tidak perlu mengujinya dengan hati-hati, Lin Xian yang tertidur pulas ini pasti tidak akan bangun. 　　Hasilnya. 　　Nyonya rumah kaget setengah mati, menoleh sambil menggerutu memandanginya, seolah-olah perbuatan bersalahnya ketahuan. 　　Mendekat. 　　Dor! Pintu kamar tidur ditutup keras. 　　Dikunci dari dalam. 　　“V？” 　　Anjing Pomeranian VV memiringkan kepalanya. 　　Ada apa sih? 　　Seluruh keluarga bertingkah mencurigakan. 　　Hah... 　　Ia menghela napas, kembali ke kandang kecilnya yang terisolasi, lalu berbaring. 　　Ngomong-ngomong. 　　Ia mulai merindukan gadis kecil yang setiap hari menemani bermain di rumah. 　　Ke mana perginya dia? 　　Kenapa tidak pernah muncul lagi? 　　Apa dia akan datang lagi? 　　VV sangat merindukannya. 　　…… 　　Tengah malam, 00:42. 　　Di sisi kanan ranjang ganda, Lin Xian membuka mata. 　　"Kau sudah bangun?" 　　Di sebelah kiri ranjang, Zhao Yingjun duduk di kepala tempat tidur sambil membaca buku di bawah lampu meja, menoleh ke arahnya: 　　"Tidurmu nyenyak? Nyaman tidur di rumahku?" 　　Lin Xian menggaruk kepala, lalu bangun duduk: 　　"Tidurnya sih nyaman, tapi kok aku selalu merasa ada makhluk kotor di kamarmu..." 　　"Makhluk kotor?" 　　Alut Zhao Yingjun berkerut: 　　"Jangan cerita hantu. Tidurmu yang pulas berhari-hari saja sudah cukup menyeramkan. Kamarku baik-baik saja, mana ada makhluk kotor?" 　　"Aku juga tidak tahu." 　　Lin Xian penuh tanya: 　　“Aku terkadang merasa seperti ketindihan hantu, dada sesak, tidak bisa bernapas... Dalam mimpi pasti tidak terasa, tapi saat terbangun seperti mau mati lemas, harus tarik napas dalam berkali-kali baru bisa pulih.” 　　Dia menggelengkan kepala: 　　“Tapi mungkin ini cuma ilusi. Bisa jadi karena siang hari terlalu panas dan pengap. Soalnya sekarang sudah bulan Agustus, suhu semakin tinggi. Nanti kalau tidur siang akan kusetel AC lebih rendah.” 　　Zhao Yingjun mengangkat tangan, menunjuk ke meja rias sebelah kanan. 　　“Di meja rias sudah kusiapkan segelas susu hangat. Aku tahu kamu selalu bangun jam segini, sengaja menghangatkannya untukmu.” 　　Lin Xian bangun dari tempat tidur, memandang ke meja rias. 　　Ternyata. 　　Segelas susu hangat tergeletak di sana. Dia tersenyum tipis: 　　“Sebenarnya kamu tidak perlu menungguku. Aku bangunnya terlalu larut, begini kamu begadang terus tidak baik untuk kesehatan.” 　　“Kalau kamu tidur dari siang sampai tengah malam seperti ini, juga tidak baik untuk kesehatan.” 　　Zhao Yingjun menutup buku, meletakkannya di atas sprei: 　　“Kalau mau jadi juru selamat, minimal harus punya tubuh sehat dong? Karena banyak hal di dunia mimpi harus diatasi dengan percepatan riset, ya setidaknya setelah bangun minumlah susu hangat untuk menyehatkan lambung.” 　　Lin Xian mengangguk. 　　Diangkatnya gelas susu hangat itu, ditenggak habis dengan lahap. 　　Memang, perut yang kosong tadi terasa lebih nyaman. 　　Dia tak kuasa menghela napas kagum. 　　Selama bertahun-tahun, ini pertama kalinya dia bisa minum susu hangat setelah bangun tidur... Biasanya di rumah sendiri, langsung menuang air putih dingin untuk diminum. 　　"Bagaimana mimpimu hari ini?" tanya Zhao Yingjun. 　　"Sama seperti sebelumnya, menghafal gambar teknik." 　　Lin Xian meletakkan gelas susu kosong di meja rias, lalu bangkit dari ranjang: 　　"Nanti kita lanjutkan bicara, aku harus menggambar dulu desain yang kuingat di otak." 　　Dia mengenakan sandal, berjalan ke meja belajar, dan menggoyang-goyangkan mouse. 　　Layar komputer menyala terang. 　　Tampak antarmuka CAD yang terbuka, menampilkan sebagian gambar yang dia buat kemarin. Hari ini dia akan melanjutkan dengan menambahkan bagian yang belum selesai. 　　Harus diakui, menghafal gambar teknik jauh lebih sulit daripada sekadar menghafal teori. 　　Gambar teknik tidak hanya mencakup berbagai jenis, tapi juga sangat tiga dimensi dan abstrak, sehingga tingkat kesulitan menghafalnya langsung melonjak. 　　Beberapa waktu belakangan ini, Lin Xian tidak berani melakukan apapun yang bisa mempengaruhi garis dunia, khawatir Akademisi Gao Wen, mesin penjelajah waktu, dan gambar teknik akan hilang. 　　Dalam beberapa kali masuk ke mimpi sebelumnya, dia selalu meminta Gao Wen untuk hanya memberikan bagian inti dan paling penting dari gambar teknik. Untuk bentuk bodi, sistem pasokan energi, dan lainnya... bisa diserahkan kepada ilmuwan tahun 2024 untuk mendesain. 　　Sama seperti korek api. 　　Bisa didesain dengan berbagai bentuk sesuai selera estetika dan tujuan penggunaan, tapi konstruksi intinya tetap sama. Asal menguasai prinsipnya, bagaimanapun cara membuatnya pasti bisa menghasilkan api. 　　Demikian pula dengan komputer. 　　Intinya adalah CPU, motherboard, memori, harddisk. Kebebasan pabrik dalam merakit bentuk fisik tidak mempengaruhi operasional normal. 　　Sebagai Kaisar Gao Wen yang jenius sejati, setelah memastikan rencana perjalanan lintas waktunya pasti gagal, dia segera menyadari bahwa Lin Xianlah sang penyelamat. Maka dia pun mendedikasikan seluruh tenaga untuk membantu pekerjaan Lin Xian. 　　Kerja sama dengan orang ber-IQ tinggi memang sangat lancar dan efisien. 　　Gao Wen tidak hanya cepat membantu Lin Xian mengorganisir segalanya, tapi juga memberikan metode menghafal yang lebih cerdik, komunikasi mimpi yang lebih cepat, serta memastikan progres menghafal bisa tersambung setiap kali. 　　Lin Xian terus menggerakkan mouse, menggambar diagram di software CAD. 　　Kali ini yang digambar hanyalah komponen kecil mesin penjelajah waktu, dan masih ada banyak komponen serupa... 　　Bahkan dengan kompresi maksimal dari Kaisar Gao Wen sekalipun. 　　Hanya untuk gambar bagian inti saja, setidaknya butuh tiga atau empat bulan untuk menyalin semuanya. 　　Menyalin semuanya tidak realistis dan tidak perlu. 　　Soalnya kawasan kumuh Kota Dosa tempat Gao Wen tidak punya sistem listrik, tapi Lin Xian di dunia nyata bisa memanfaatkan listrik tegangan tinggi jaringan nasional, menghemat banyak masalah. 　　Setelah menarik garis terakhir dan menambahkan anotasi, 　　Akhirnya 　　Misi hari ini selesai. 　　Lin Xian menggeliat, memandang Zhao Yingjun yang sedang duduk di tepi ranjang berselimut wol, mengenakan baju tidur, sambil bersandar di kepala ranjang. 　　Perempuan itu masih membaca buku menunggunya. 　　Buku berbahasa Inggris itu terlihat sangat teknis. Lin Xian memicingkan mata melihat sampulnya—sebuah buku sains tentang relativitas umum. 　　"Bisa mengerti?" tanya Lin Xian. 　　“Pasti bisa memahaminya.” 　　Zhao Yingjun membalik halaman, melanjutkan melihat-lihat isi di bawahnya: 　　“Tapi hanya sekadar memahami... Bagaimanapun, buku ini menjelaskan dengan sangat detail disertai banyak contoh, saya cukup mengikuti alur pikiran penulis untuk memahaminya.” 　　“Namun hanya sebatas itu. Saya mungkin tak bisa mengembangkannya lebih jauh. Harus diakui otak para jenius sejati ini memang berbeda dari orang biasa. Sulit dibayangkan bagaimana mereka di era kuno itu bisa memahami fisika sampai tingkat seperti ini.” 　　Lin Xian memandang ke arah meja rias. 　　Di sana masih tergeletak banyak buku berbahasa Mandarin dan Inggris, berbagai karya sains dan literatur populer tentang perjalanan lintas waktu, mekanika kuantum, kosmologi-astronomi, unsur tak dikenal... 　　Semuanya buku baru yang dibelinya belakangan ini. 　　Jelas sekali. 　　Semua itu dibeli karena Lin Xian. 　　“Sebenarnya kau tidak perlu mempelajari semua ini.” 　　Lin Xian berkata: 　　“Saya sendiri juga tidak paham, bahkan di beberapa bidang penelitian belum sekilas pun menyentuhnya.” 　　“Justru itu saya harus lebih memahami.” 　　Zhao Yingjun kembali membalik halaman: 　　“Alasan saya mempelajari ini semua sejak awal adalah karena tidak tahu cara membantu, sekaligus tak ingin menjadi beban atau penghambat langkahmu.” 　　"Dalam kondisi seperti ini, mempelajari lebih banyak pengetahuan pasti tidak salah. Karena kau bilang tidak terlalu paham fisika mendalam ini... lebih baik saya yang mempelajarinya. Jika saya sudah menguasai, artinya kau juga sudah menguasai. Mungkin di bidang yang tidak kau ketahui... bisa menemukan metode untuk menyelesaikan kesulitanmu." "Dari deskripsimu, kau selalu merasa undanganmu didapat dengan kecurangan. Sebenarnya saya tidak sependapat. Mengingat Klub Jenius sangat hebat, dan setiap anggota masuk dengan kemampuan sendiri... Selama masih dalam aturan, bisa mendapatkan undangan itu sudah jadi simbol kemampuan." 　　"Seorang jenius sejati tidak pernah mengikuti norma. Mereka harus berbeda, berdiri sendiri, baru pantas disebut jenius. Jika semua orang menempuh jalan yang sama, berusaha sama... itu hanya peserta ujian biasa dalam sistem pendidikan. Mana bisa disebut jenius? Saya sendiri belum pernah dengar ada jenius yang lahir dari ujian." 　　Lin Xian tersenyum tipis, memandangi Zhao Yingjun yang sedang begadang belajar: 　　"Selalu merasa... kau sangat cocok dengan Klub Jenius." 　　"Dilihat seperti ini, undangan dari Huang Que tidak sia-sia. Seperti katamu, bisa mendapatkannya itu bukti kemampuan. Di dunia ini tidak ada undangan hasil curang, juga tidak ada undangan palsu." 　　"Tapi... lihat, saya tidak perlu bekerja, dan punya banyak waktu untuk tidur setiap hari. Jadi soal begadang tidak usah. Kau masih harus kerja di siang hari, jika setiap hari menunggu saya sampai jam segini baru tidur... bisa-bisa kesehatanmu terganggu." 　　“Jadi mulai sekarang kau benar-benar tidak perlu menungguku di malam hari, setelah pulang kerja langsung istirahat dan tidur saja. Gambar mesin penjelajah waktu ini setidaknya akan kutranskrip selama beberapa bulan, setiap hari tidur siang dan bangun tengah malam.” 　　“Heh.” 　　Zhao Yingjun terkekeh pendek, melipat sudut buku di tangannya, meletakkannya di meja rias, lalu melipat lengan sambil memandangi Lin Xian: 　　“Ini tidak sesuai dengan sumpah heroik yang kau ucapkan malam itu ya?” 　　“Apa katamu waktu itu? Bilang ingin membawa Yu Xi pulang, sampai membuatku penasaran… Lalu hasilnya?” 　　Dia mendengus, mengangkat alis: 　　“Hanya ini?” 　　…… 　　…… 　　…… 　　28 Agustus 2624, Kota Shanghai, selokan bawah tanah, tengah hari. 　　Lin Xian, CC, dan Xu Yiyi berlari di selokan gelap gulita, bersiap keluar kota menuju Kota Kejahatan untuk mencari Akademisi Gao Wen. 　　CC penuh tanya menoleh ke belakang, memandangi Lin Xian yang aura-nya tidak stabil di ujung tim, bertanya: 　　“Apa kau sakit?” 　　“Hah?” 　　Lin Xian menopang pinggangnya, menengadah: 　　“Tidak kok, aku baik-baik saja. Kenapa bertanya begitu?” 　　“Selalu merasa...” 　　CC memicingkan mata, mengamati Lin Xian dari atas ke bawah: 　　“Kenapa kemampuan fisikmu terlihat lebih lemah dibandingkan fragmen memori sebelumnya... Dulu kau lincah, lari cepat lompat tinggi, tidak pernah terengah-engah seperti ini.” 　　“Apa yang terjadi? Membuatmu lelah seperti ini. Ngomong-ngomong...【Apa yang sedang kau kerjakan belakangan ini?】” 　　“Sibuk menghafal gambar mesin...” 　　Lin Xian menjawab lesu: 　　“Pekerjaan ini sangat melelahkan, lebih berat daripada menghafal pelajaran sekolah. Kesulitan kali ini sangat tinggi dan persyaratannya ketat. Gambar teknik sama sekali tidak boleh salah dihafal, kesalahan sedikit saja akan menimbulkan masalah besar.” 　　“Ini tidak seperti teori dan prinsip yang masih bisa dimaklumi jika ada sedikit kesalahan atau ketidakjelasan. Bahkan jika ada satu dua angka yang salah dalam rumus, masih bisa dikoreksi melalui penurunan logika. Tapi gambar teknik tidak bisa, sama sekali tidak boleh ada kesalahan.” 　　CC mendengarkan penjelasan tersebut. 　　Mengangguk sambil merenungkan sesuatu: 　　“Memang, menurut penjelasanmu ini pekerjaan yang sangat melelahkan... Andai aku bisa membantumu.” 　　CC berbalik badan, menyusul langkah Xu Yiyi: 　　“Tapi bagiku ini hanya hari baru yang satu-satunya, lagipula aku tidak bisa kembali ke masa lalu, jadi tidak bisa banyak membantu.” 　　“Tidak apa-apa.” 　　Lin Xian melambaikan tangan: 　　“Aku bisa menangani ini sendiri.” 　　…… 　　Kota Dosa, Laboratorium Bawah Tanah, di samping mesin penjelajah waktu. 　　Setelah menyamakan persepsi dengan Akademisi Gao Wen, Lin Xian disiapkan gambar teknik di atas meja untuk dihafal. 　　Tiba-tiba Lin Xian terpikir sebuah pertanyaan. 　　Saat ini. 　　Pembuatan mesin penjelajah waktu tampaknya masih sangat jauh dari realisasi. 　　Kalau begitu... 　　Pada titik waktu kapan Partikel Ruang-Waktu Terjerat di tangannya ini dicuri oleh Copernicus dalam garis dunia 0.0000000 dan -0.0000042? 　　Tepatnya. 　　0.0000000Dalam garis dunia, Copernicus mencuri partikel ruang-waktu dari Elon Jusk, dan ketika Copernicus mencurinya, partikel ruang-waktu terjerat itu pasti berada dalam keadaan terisi energi. 　　Pada April 2024, ketika Elon Jusk mengunjungi Tiongkok bersama Angelica, Copernicus memanfaatkan Angelica untuk melakukan perampasan terhadap partikel ruang-waktu terjerat tersebut. 　　Meskipun gagal. 　　Setidaknya ini membuktikan bahwa Copernicus sudah menyadari pentingnya partikel ruang-waktu terjerat sejak saat itu. 　　Kemudian, Elon Jusk menghancurkan partikel ruang-waktu terjerat tersebut dan membuatnya tidak berfungsi. 　　Sejak itu, meskipun kulkas kecil itu hanya tergeletak biasa tanpa perlindungan di laboratorium Liu Feng, tak pernah ada yang mencurinya. 　　Hanya bisa dikatakan, untuk menipu musuh, pertama-tama harus menipu diri sendiri. 　　Bahkan Lin Xian dan Liu Feng menganggap partikel ruang-waktu yang kehilangan energi ini tidak memiliki nilai apa pun, kemungkinan besar Copernicus dan Elon Jusk juga berpikir demikian. 　　Pada tahap tahun 2024 ini, seharusnya ada beberapa anggota Klub Jenius yang mengetahui keberadaan partikel ruang-waktu. 　　Tapi yang mengetahui keberadaan partikel ruang-waktu terjerat mungkin tidak banyak. 　　Mungkin hanya diri sendiri, Elon Jusk, dan Copernicus. 　　Dan lebih lanjut, yang mengetahui bahwa partikel ruang-waktu terjerat yang sudah rusak ini telah terisi energi kembali... 　　Sangat mungkin, hanya diri sendiri seorang. 　　Kesimpulan ini juga sangat jelas. 　　"Pertama, jika Elon Jusk tahu Partikel Ruang-Waktu masih bisa diisi ulang, awalnya tidak mungkin memberikan mayat Partikel Ruang-Waktu Terjerat ini kepada dirinya sendiri... Entah disimpannya, atau langsung diluncurkan ke luar angkasa untuk menghilangkan bekas." 　　"Kedua, jika Copernicus mengetahui informasi ini, tidak masuk akal dia tidak mencuri kulkas kecil di laboratorium Universitas Shanghai." 　　"Mengingat ada mata-mata dan pengkhianat di sekitar Elon Jusk." 　　"Jadi ada alasan untuk percaya bahwa mata-mata pasti sudah memberitahu semua hal ini kepada Copernicus." 　　"Tapi sampai sekarang." 　　"Partikel Ruang-Waktu Terjerat itu tetap terbaring tenang di laboratorium Universitas Shanghai, seolah tak ada yang tertarik padanya di dunia ini..." 　　"Karena itu, Lin Xian ingin mengetahui kira-kira kapan Copernicus mencuri Partikel Ruang-Waktu Terjerat ini." 　　"Paling tidak." 　　"Harus menunggu sampai dia menyadari nilai Partikel Ruang-Waktu Terjerat, dan bahwa Partikel Ruang-Waktu memang bisa diisi ulang." 　　"Akademisi Gao Wen." 　　Lin Xian membuka mulut bertanya: 　　"Menurut pendapatmu, kapan menurutmu manusia baru akan menyadari bahwa Partikel Ruang-Waktu bisa diisi ulang?" 　　"Sangat sulit untuk disadari." 　　Akademisi Gao Wen menggelengkan kepala: 　　"Jika bukan karena kau yang memberitahuku bahwa Partikel Ruang-Waktu bisa diisi ulang, aku sendiri takkan pernah sampai pada kesimpulan ini. Karena... sama sekali tidak ada bukti yang menunjukkan Partikel Ruang-Waktu bisa diisi ulang." 　　"Aku justru lebih penasaran, bagaimana caramu menilai bahwa Partikel Ruang-Waktu bisa diisi ulang? Ada dasar khusus apa?" 　　Lin Xian mengingat perkataan Liu Feng yang pernah diucapkan, mengulanginya: 　　“Ada seorang ilmuwan di dekat saya yang pernah berkata, dia pernah mengukur dua partikel ruang-waktu yang kehabisan energi, dan menemukan ada sedikit perbedaan energi yang tersisa di masing-masing partikel. Jadi dia berani mengajukan hipotesis, bahwa sesuatu yang mirip dengan 'tegangan' 'beda potensial' ini menunjukkan bahwa energi tersebut bisa diisi ulang.” 　　Akademisi Gao Wen mengerutkan alutnya, merenung sejenak. 　　Menggelengkan kepala: 　　“Dugaan seperti ini sebenarnya sangat tidak bertanggung jawab, dan tidak bisa membuktikan apapun.” 　　“Yang bisa saya katakan... teman ilmuwanmu itu, mungkin juga seperti kucing buta yang kebetulan menemukan tikus mati.” 　　Memang. 　　Lin Xian tertawa canggung dua kali. 　　Liu Feng memang begitu, seseorang yang menganggap deret aritmatika sebagai kebenaran mutlak, selalu bisa menyelesaikan deduksi yang benar... melalui proses yang sama sekali tidak masuk akal. 　　Maksudnya. 　　Prosesnya, semuanya salah, tapi yang mengejutkan, hasilnya justru benar. 　　Mungkin, inilah bakat terbesar Liu Feng. 　　Tapi dalam penelitian ilmiah, justru keberuntungan semacam inilah yang paling dibutuhkan. 　　Saat menghadapi hal yang sudah diketahui, pengalaman lebih berguna daripada keberuntungan; tapi saat berhadapan dengan yang tak diketahui, keberuntungan jauh lebih penting daripada segalanya. 　　“Kalau begitu saya ubah pertanyaannya.” 　　Lin Xian berkata: 　　“Jika mengesampingkan dugaan teman ilmuwan saya ini, secara normal, kira-kira kapan manusia bisa menemukan partikel ruang-waktu, menciptakan mesin penjelajah waktu, melakukan perjalanan lintas waktu... sampai akhirnya menemukan fakta bahwa partikel ruang-waktu bisa diisi ulang?” 　　“Mungkin setelah mesin penjelajah waktu benar-benar diciptakan, dan perjalanan lintas waktu terwujud.” 　　Akademisi Gao Wen menjawab tanpa berpikir panjang: 　　“Seperti ayah saya dan Dalimao, Chen Heping, kami telah meneliti selama bertahun-tahun namun tak pernah mempertimbangkan masalah pengisian ulang energi partikel ruang-waktu... Bahkan jika kami diberi dua partikel ruang-waktu tanpa energi sejak awal, mungkin kami tetap kesulitan menemukan fakta ini.” 　　“Tapi, jika ada data eksperimen perjalanan lintas waktu sejati, menggunakan partikel ruang-waktu untuk melakukan perjalanan waktu yang nyata, mungkin kita bisa sampai pada dugaan ini.” 　　Ternyata begitu. 　　Lin Xian mengusap dagunya. 　　Kalau dipikir seperti ini... 　　Jarak waktu sebelum Copernicus menyadari partikel ruang-waktu bisa diisi ulang mungkin masih lama. Perkiraan paling optimis adalah penjelasan Akademisi Gao Wen - baru pada tahun 2234 saat mesin penjelajah waktu ditemukan, mereka mungkin akan tahu hal ini. 　　Tapi, kita juga tak boleh lengah. 　　Tidak menutup kemungkinan Copernicus mengetahui pengetahuan ini lebih awal melalui pertanyaan-pertanyaan di Klub Jenius. 　　Dan ketika dia sudah tahu pengetahuan ini, serta menyadari mayat partikel ruang-waktu juga memiliki nilai... Kulkas kecil di laboratorium Universitas Shanghai pasti akan sangat berbahaya. 　　Lebih baik cari cara untuk menyembunyikannya. 　　Disembunyikan ke mana? 　　Sejujurnya, Lin Xian tidak percaya dengan tempat persembunyian mana pun. 　　Karena partikel ruang-waktu bisa diamati, selama ada detektor partikel ruang-waktu, meski disembunyikan di kawah gunung api dasar laut pun tetap akan terdeteksi. 　　Ini benar-benar membuat kepala pusing... 　　Bahkan jika disimpan di brankas Bank Thyme atau gudang rahasia negara. 　　Tidak ada yang benar-benar aman. 　　“Jika bahkan di samping Elon Jusk ada mata-mata, siapa yang bisa menjamin Copernicus tidak akan menyuap atau membujuk staf pengawas gudang rahasia?” 　　“Tidak boleh.” 　　Lin Xian menggelengkan kepala: 　　“Harus tetap mengandalkan diri sendiri.” 　　Tentu saja. 　　Cara paling terpercaya tetaplah ide awal saya, memanfaatkan Partikel Ruang-Waktu Terjerat untuk melakukan perjalanan lintas waktu sekali pakai, menghabiskannya sepenuhnya sehingga tangan kosong dan bebas kekhawatiran. 　　Sayangnya... 　　Astatin-339 ini terlalu lemah, baru bisa diamati tahun 2077 dan mencapai Bumi tahun 2234. 　　Harus mencari cara lain: 　　“Semoga... Einstein yang ajaib bisa memberikan jawaban yang memuaskan.” 　　…… 　　Puluhan hari kemudian, 1 Agustus, tengah malam, 00:20 　　Zhao Yingjun memperhatikan Lin Xian di ruang belajar yang duduk di kursi kayu merbau, bersandar sambil memainkan kacamata VR di tangannya. 　　“Kau mau menghadiri pertemuan?” 　　Lin Xian mengangguk: 　　“Peraturan perkumpulan melarang suara berisik, semua perangkat elektronik termasuk ponsel wajib disensor. Kuberikan ponselku padamu, awasi dari ruang tamu. Jika ada telepon penting langsung jawab, keadaan darurat datang pegang tanganku.” 　　Zhao Yingjun mengangguk, mengambil ponsel Lin Xian lalu meninggalkan ruang belajar sambil menutup pintu. 　　Braak! 　　Pintu terkunci rapat. 　　Lin Xian mengenakan kacamata VR, tangan kanan memegang lencana emas Klub Jenius, menarik napas dalam-dalam: 　　“Perkumpulan kedua Klub Jenius...” 　　“Apa pertanyaan yang akan diajukan para jenius sejati kali ini?”