Tak terasa, setelah bulan madu singkat dan kepulangan ke negara, tibalah hari perkumpulan Klub Jenius.
00:20 tanggal 1 Oktober 2024.
Lin Xian duduk sendirian di ruang belajar, memutar-mutar lencana emas bukti identitas di tangan kanannya, mulai berpikir tentang sesi tanya jawab yang akan dihadapinya.
Semua urusan Du Yao, dari awal hingga akhir, sudah dia atur dengan baik.
"Sekarang ini, Du Yao sendiri, serta penemuannya, telah terikat erat dengan dirinya sendiri. Secara teori... Menghadapi pertanyaan Galileo yang berulang, Einstein pasti akan menolak menjawab."
"Jika semuanya berjalan lancar."
"Lalu ketika giliranku untuk bertanya, apa yang seharusnya kutanyakan?"
"Mengingat serangkaian pertanyaan yang telah kususun sebelumnya..."
"Tiang Milenium, kebenaran konstanta alam semesta 42 dan cahaya putih penghancuran dunia pukul 00:42 menit, masalah-masalah ini terlalu rahasia. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menanyakannya."
"Kalau begitu hanya bisa..."
"'Pertama-tama tanyakan cara memusnahkan virus masa depan di jaringan dan menghidupkan kembali kecerdasan buatan super VV.'"
Lin Xian memperjelas konten pertanyaan kali ini.
Ia memandangi kacamata VR di atas meja, teringat wajah masam Galileo yang menggerutu pada perkumpulan terakhir.
"Sudahlah."
"Demi sedikit ketertarikan romantis di masa senja, kali ini jangan terlalu cepat datang duduk di ruang pertemuan. Kalau tidak... nanti harus menerima tatapan sinis Galileo yang kesal."
……
Pada saat yang sama.
Kreek—
Di aula virtual Klub Jenius, sepasang pintu kayu cokelat terbuka didorong oleh siluet tubuh yang anggun dan berisi.
"Hah?"
Wanita bertopeng Da Vinci menatap kursi-kursi di dalam, menemukan situasi yang sama seperti sebelumnya—hanya Galileo yang duduk tegak di sana.
"Kali ini Rhein tidak datang?"
Da Vinci bertanya sambil mondar-mandir mendekat.
"Pemuda-pemuda sekarang memang suka datang pas waktu."
Galileo tersenyum:
“Bagi mereka, sesekali datang lebih awal adalah kejadian kecil probabilitasnya. Pada sebagian besar kasus, mereka biasanya datang tepat waktu.”
Da Vinci duduk di kursi No.5 miliknya, menyilangkan kaki, bersandar di sandaran kursi, menatap lurus ke pria bertopeng Galileo di seberang:
“Jangan mengira dia pemuda hanya berdasarkan citra avatar digital Rhein. Seperti yang kau lihat, citra virtual kebanyakan orang dibuat sembarangan.”
“Punyamamu pria paruh baya, punyaku wanita muda, Newton bahkan lelaki pemuda, Turing malah anak belasan tahun... Apa citra virtual bisa dianggap nyata?”
“Apalagi, Rhein juga pernah bilang dia memilih topeng Kucing Rhein karena putrinya suka mainan kucing ini. Sudah punya anak perempuan, usia sebenarnya minimal sudah 30-40 tahun.”
“Heh.”
Galileo tersenyum sinis sambil menggelengkan kepala:
“Ada yang percaya omongan di ruang rapat ini? Rhein juga pernah bilang ayah dan putrinya dibunuh Copernicus. Lihatlah reaksi Copernicus waktu itu... Hampir melompat sambil menunjuk hidung Rhein seraya membentaknya berbohong.”
“Jadi jangan terlalu naif mempercayai ucapan Rhein. Tapi satu hal yang pasti, seiring bertambahnya usia, cara bicara, nada suara, dan kematangan tutur kata pasti terus berubah...”
“Para gadis muda yang sengaja meniru gaya bicara orang berusia senja, pasti langsung ketahuan; begitu pula orang tua yang mencoba meniru cara bicara pemuda, malah jadi bahan lelucon.”
“Dari sudut analisa ini saya menyimpulkan Rhein pasti seorang pemuda. Usianya kira-kira setara Turing yang asli, paling tua dua puluhan, mungkin lebih muda dari Turing.”
“Jujur saja, di usia belasan tahun bisa dapat undangan klub dengan kemampuan sendiri memang luar biasa. Bandingkan dengan topeng boneka kucing lucu itu yang justru merusak kesan eksklusif.”
Da Vinci menggelengkan kepala pelan:
“Saya justru berpendapat topeng Rhein justru menyamarkan status dan tujuannya dengan lebih baik.”
“Boneka Kucing Rhein ada di mana-mana, kosmetik merek Rhein laris global, berbagai merchandise Kucing Rhein digemari anak-anak.”
“Rhein itu cerdik. Pertanyaan yang dia ajukan sejauh ini selalu mengikuti atau melengkapi pertanyaan kalian... membuat kita tak bisa menebak rencana sesungguhnya.”
Galileo terdiam sejenak.
Menghela napas panjang:
“Meski tak tahu rencana Rhein, tapi tujuan dan rencanamu sudah bisa kutebak sebagian besar.”
“Sebagian besar?”
Da Vinci menyeringai:
“Itu sama saja dengan tidak menebak.”
Topeng Galileo menatap langsung ke Da Vinci:
“Saya akan berbicara terus terang, Nona Da Vinci, rencana masa depanmu pasti tak akan berhasil. Kau ingin menggunakan kemanusiaan untuk menyadarkan semua orang, pemikiran seperti ini terlalu idealistis.”
“Seperti yang kukatakan padamu sebelumnya——”
“【Kau sama sekali tak bisa menyadarkanku, tak bisa membuatku merasakan keagungan kemanusiaan, maka sudah pasti di dunia ini ada terlalu banyak orang yang tak bisa kau sadarkan.】”
Da Vinci duduk tegak.
Memiringkan kepala:
“Jadi...”
“Hari ini, kau kembali berniat mendiskusikan masalah 【kemanusiaan】dan 【kegarangan】 denganku?”
“Sebenarnya aku tak ingin terlalu banyak berdebat denganmu, Galileo. Karena sangat jelas, baik pemikiran maupun rencana masa depan kita pasti akan bertentangan.”
“Masa depan penuh kebaikan dan cahaya kemanusiaan yang kuinginkan, dengan masa depan kegarangan yang kau sebutkan, pasti tak bisa berdampingan. Aku juga sering merasa menyesal, seperti posisi duduk kita berdua... Pada akhirnya kita akan menjadi rival, menjadi musuh.”
Galileo mengangkat tangan pasrah:
“Tak perlu didiskusikan lagi. Perebutan rute, perbedaan prinsip, persaingan sumber daya—semua ini pasti akan menjadi inti pertarungan antar jenius seperti kita seiring waktu.”
“Sekarang, Turing dan Copernicus tersisih lebih cepat justru karena rute mereka bertolak belakang dengan rencana Elon Jusk.”
“Harus diakui... Aku sebelumnya juga meremehkan Jusk. Tak kusangka dalam kondisi statusnya yang sudah terbuka, dia masih bisa menemukan dan membunuh dua jenius dengan cepat.”
“Hanya saja aku penasaran, sebelumnya dia sudah jelas-jelas mendengar dari Einstein bahwa rencana imigrasi ke Mars pasti gagal, lalu apa yang masih dia pertahankan sekarang?”
Da Vinci mendengus pelan.
Tersenyum penuh arti:
“【Masa depan tidaklah statis, manusia juga demikian, kau pun begitu.】”
Galileo mendengarnya.
Tertawa heh:
“Maksudmu, suatu hari nanti aku juga akan tersentuh oleh kemanusiaan? Terpengaruh oleh kebaikan dan ketulusan manusia?”
“Lupakanlah Nona Da Vinci, kita bukan anak tujuh-delapan tahun atau remaja belasan tahun lagi. Alasan dongeng tetap menjadi dongeng adalah karena orang dewasa sudah tidak percaya lagi pada konsep kekanak-kanakan tentang kejujuran, kebaikan, dan keindahan ini.”
“Sebenarnya ada satu hal yang membuatku penasaran.”
Galileo berkata dengan lembut:
“Mengingat kau sangat paham bahwa rencana masa depan kita saling bertentangan, jika suatu hari kau mengetahui status asliku... Akankah kau membunuhku?”
“Mengapa aku harus membunuhmu?”
Da Vinci tertawa, benar-benar merasa hal ini tidak masuk akal:
“Jangan selalu ekstrim seperti ini, Galileo. Dunia ini bukan hitam dan putih, kita selalu memilih rute terbaik, bukan terpaku pada beberapa pilihan yang sempit.”
Kreek——
Pintu ganda cokelat kembali didorong terbuka.
Jusk dengan topeng Tesla melambaikan tangan pada mereka berdua:
“Sedang bahas apa? Aku ikut dong!”
……
00:42 menit, perkumpulan Klub Jenius resmi dimulai.
Anggota yang hadir kali ini masih sama seperti pertemuan sebelumnya.
Einstein, Newton, Galileo, Da Vinci, Gauss, Tesla, Rhein.
“Aku tidak punya masalah.”
Newton tetap bersikap demikian.
"Selain ikut menonton keributan terakhir kali dan menanyakan soal hidup-mati Copernicus, Lin Xian belum pernah melihatnya mengajukan pertanyaan."
"Sebagai anggota klub paling senior saat ini, pasti dia sudah menanyakan semua pertanyaan yang ingin dia tanyakan sejak abad ke-20."
"Tidak bertanya adalah bentuk perlindungan diri sekaligus pembatasan bagi anggota lain; semakin sedikit jawaban yang didengar orang lain, semakin besar keunggulan informasi yang dimilikinya."
"Giliranmu, Galileo."
Ketua klub yang bertopeng Einstein mengalihkan tatapannya ke Galileo.
"Pertanyaanku masih sama dengan sebelumnya."
Galileo berkata dengan lembut:
"Terakhir kau menjawab bahwa untuk menyelesaikan masalah kehilangan ingatan akibat hibernasi, kita bisa melakukan penelitian di bidang syaraf otak. Maka pertanyaanku kali ini adalah..."
"Tolong beritahukan ilmuwan atau akademisi mana yang bisa mencapai terobosan di bidang ini, aku butuh informasi identitasnya."
"Jika ilmuwan tersebut bukan dari era ini, atau belum lahir, tolong tunjukkan periode aktif spesifiknya."
Lin Xian diam seribu bahasa.
Jari telunjuk dan ibu jari tangan kanannya mengusap-usap, menanti jawaban Einstein dengan tenang.
Ada jeda beberapa detik.
Einstein menggelengkan kepala:
"Menolak menjawab, kesempatan bertanya dinyatakan hangus."
？
Gauss yang bertubuh kecil langsung menengadah dan bertanya:
"Tapi... di pertemuan sebelumnya... masih bisa dijawab..."
"Spektakuler!"
Newton bertepuk tangan menyemarakkan suasana:
"Galileo, Galileo! Rupanya pertanyaanmu sebelumnya terlalu langsung, sampai ada anggota lain yang lebih dulu mengambil langkah!"
“Hehehe……Siapa gerangan? Jawaban Einstein sebelumnya hanya menyebutkan kata kunci 'bidang syaraf otak', bahkan ini saja sudah bisa didahului orang, hanya bisa dikatakan……telinga pengintai di balik tembok.”
Elon Jusk melihat Galileo tersudutkan, ikut bertepuk tangan:
“Selamat! Galileo, aku selalu tak bisa menebak apa rencana masa depanmu, tapi sepertinya…di antara anggota yang hadir, ada yang berhasil menebaknya.”
“Siapa ya? Dewa macam apa yang bisa mengunci petunjuk sedemikian akurat, menemukan ilmuwan ini hanya dalam satu bulan? Aku benar-benar ingin tahu cara melakukannya!”
……
Lin Xian merasa kesal.
Bukan begitu, kawan.
Bisakah kau mengurangi omongan setiap kali?
Kenapa misilmu selalu menghujam ke arahku setiap hari?
Galileo juga terkejut dengan jawaban Einstein.
Dia penuh tanya.
Ahli bidang syaraf otak di seluruh dunia berjumlah sepuluh ribu kali lipat, murid-murid baru yang masuk kampus dan lembaga penelitian setiap tahun silih berganti…
Bagaimana bisa mengunci dan mendahului begitu cepat?
Dia menganalisa dengan serius.
Jawaban Einstein sebelumnya tidak menyebut bidang spesifik, tidak melibatkan periode waktu, juga tidak mengandung informasi pribadi.
Secara logika, mustahil mengarah ke individu tertentu.
Kecuali……
Perlahan dia menggeser topengnya.
Dari Newton di paling kiri, mengamati satu per satu, hingga tatapannya tertahan pada Gauss di sebelah kanan.
Jelas sekali.
"Di antara beberapa anggota ini, ada yang lebih awal, lebih tersembunyi, dan lebih visioner dalam mempersiapkan hibernasi jangka panjang dibandingkan dirinya."
"Hehe..."
Dia terkekeh pendek:
"Adanya orang yang ingin memecahkan efek samping besar kehilangan ingatan akibat hibernasi seperti diriku tentu merupakan kabar baik."
"Aku mengucapkan selamat lebih dulu kepada jenius ini, semoga segera meraih kesuksesan sehingga kita semua bisa menikmati kemudahan ini."
"Terutama bagi kita yang sudah tua seperti ini, penolakan terbesar terhadap hibernasi adalah masalah kehilangan ingatan. Jika benar-benar bisa menyelesaikan efek samping yang tak terhindarkan ini... Aku akan dengan senang hati menerima hibernasi."
"Kalau tidak, hanya bisa menggunakan metode kuno bangun setiap sepuluh tahun sekali. Sungguh tidak tahu berapa kali tulang tua ini bisa bertahan dalam perjalanan sekacau ini."
"Jadi... siapapun yang telah menemukan ilmuwan ini lebih awal, tolong pastikan dia segera menyelesaikan obat atau peralatan terkait."
Namun.
Newton menggelengkan kepala: "Jangan berpikir terlalu sederhana, Galileo. Bagaimana jika orang lain bukan menemukan ilmuwan ini, tapi justru membunuhnya lebih dulu?"
"Bagi yang berencana hibernasi panjang, memecahkan efek samping kehilangan ingatan tentu baik; tapi tidak semua orang berpikir demikian. Jika benar-benar ingin mengeliminasi tulang-tulang tua penguasa wacana seperti kita... Bukankah menutup rapat kemungkinan mempertahankan memori justru skema terbaik?"
Mendengar penjelasan Newton.
Gauss mengangguk sambil merenungkan sesuatu:
“Memang……Dari sudut pandang penguasaan wacana dan monopoli hak……kehilangan ingatan akibat hibernasi, justru merupakan keadilan paling tepat……kesetaraan paling masuk akal.”
……
Hm?
Gauss tiba-tiba merasa ada yang aneh.
Apa yang terjadi?
Kali ini, mengapa tidak ada yang menginterupsi dirinya?
Mengapa begitu perhatian membiarkannya menyelesaikan ucapan?
Hasil.
Baru saja ia menengadah.
Langsung bertemu tatapan Galileo yang sudah sedekat ini, merasakan suasana dingin di antara mereka.
"Bu...bukan aku..."
Gauss yang kurus itu panik melambaikan tangan:
"Aku hanya...ana...analisis rasional..."
Setelah itu.
Orang tua bertopeng Einstein menatap Da Vinci:
"Da Vinci, apa pertanyaanmu?"
Nona Da Vinci menengadah:
"Aku ingin tahu, waktu terjadinya bencana global terbaru yang mendekati masa kini, kapan tepatnya?"
Einstein diam beberapa detik, kembali menggelengkan kepala:
"Menolak menjawab, kesempatan bertanya dinyatakan hangus."
Tanya-jawab ini.
Kembali membuat ruangan menjadi hening.
Jelas terlihat.
Pertanyaan Da Vinci tepat sasaran.
Sementara Einstein menolak menjawab, itu berarti...
Jawaban masalah ini, atau masalah itu sendiri, juga terkait dengan anggota Klub Jenius tertentu!
Jusk mengeluarkan suara "Hmph":
"Artinya di suatu waktu di masa depan, memang akan terjadi bencana global yang disebabkan oleh manusia."
“Tapi adakah metode yang bisa memicu bencana global secara sengaja? Secara teori manusia sama sekali tidak memiliki kekuatan seperti itu... Mungkinkah dengan meledakkan semua senjata nuklir di dunia?”
“Gila.”
Galileo menghela napas, menggelengkan kepala:
“Benar-benar keterlaluan.”
“Awalnya kupikir selain Copernicus, semua rencana masa depan anggota klub memiliki batasan moral... Tapi sekarang kelihatannya... Jangan terlalu menganggap tinggi kemanusiaan.”
Dia tersenyum memandangi lawan bicara:
“Kau setuju bukan, Nona Da Vinci? Mengapa kau mengajukan pertanyaan seperti ini?”
Da Vinci juga membalas senyum tipis:
“Dengan bertanya seperti ini dan mendapat penolakan jawaban, artinya ini bukan bagian dari rencana masa depanku, dan tidak ada hubungannya denganku.”
“Jika benar ini rencanaku, Einstein pasti akan langsung menjawab karena anggaran dasar klub memperbolehkan pengakuan diri. Lagipula aturan hanya melarang pertanyaan tentang anggota lain, bukan tentang diri sendiri.”
“Galileo, jika kau memang seberprinsip ini... Mengapa tidak mengulang pertanyaanku di perkumpulan berikutnya? Tanyakan langsung pada Einstein dengan mulutmu sendiri?”
“Apa salahnya?”
Galileo sama sekali tidak terpengaruh, bersikap santai:
“Hanya saja... Saat ini ada segudang pertanyaan lain dalam kandunganku. Masalah ini mungkin harus antri dulu.”
……
Lin Xian tetap diam seribu bahasa.
Anggota lain pasti tidak mengerti teka-teki kedua orang tua ini.
Tapi dia terlalu paham, terlalu mengerti.
Berdiri di dunia masa depan 600 tahun kemudian, keunggulan informasi besar yang dimilikinya membuatnya jelas melihat...
Galileo dan Da Vinci, sebenarnya sedang saling menguji satu sama lain!
Nona Da Vinci sebelumnya menanyakan terobosan di bidang energi, kali ini bertanya tentang waktu bencana besar global.
Ini sepenuhnya sesuai dengan kejadian dalam mimpi kedelapan.
Terobosan di bidang energi pasti berkaitan dengan pertimbangan Nona Da Vinci tentang daya tahan Mekanik Bionik, makanya sangat diperhatikan.
Pertanyaan tentang waktu bencana besar global mungkin merupakan persiapan Nona Da Vinci mendirikan Perusahaan Juru Selamat untuk memimpin manusia membangun kembali peradaban.
Kini sudah bisa dipastikan, semua yang ada di dunia masa depan dalam mimpi kedelapan - Perusahaan Juru Selamat, Mekanik Bionik, dll... pasti adalah ulah tangan Nona Da Vinci.
Di sisi Galileo.
Penghindarannya terasa kaku, mungkin karena Nona Da Vinci menyentuh poin penting.
Memang aktingnya sangat meyakinkan.
Tapi di hadapan Nona Da Vinci... batasannya memang agak kacau.
Ternyata, perasaan memang sering mengacaukan segalanya.
Galileo di depan Nona Da Vinci bagaikan kucing Tom yang dipermainkan, hanya dengan beberapa kalimat langsung terjebak dalam perangkap pembuktian diri.
Lin Xian menjilat bibirnya.
Sebagai penonton biasa, tentu dia tidak akan berkomentar.
Cinta memang bisa menurunkan IQ seseorang.
Baik bagi orang biasa maupun para jenius, hal ini sama saja.
Tapi.
Ini adalah perenungan Lin Xian dari perspektif Tuhan.
Dari sudut pandang orang lain, jawaban Galileo sebenarnya tidak terlalu bermasalah.
Misalnya Gauss、
Misalnya Elon Jusk、
“Mereka berdua mendengar percakapan Da Vinci dan Galileo tadi, pasti menganggapnya mirip dengan orang yang berbicara dengan teka-teki, juga tidak bisa menangkap poin penting.”
“Lagipula, kata kunci seperti bencana besar global, masalah energi, penemuan astronomi, kehilangan ingatan akibat hibernasi terlalu abstrak, sama sekali tidak bisa dihubungkan.”
“Kemudian.”
“Einstein menatap Gauss.”
“Dalam perkumpulan kali ini, Gauss juga tidak mengajukan pertanyaan.”
“Dia sudah dua kali berturut-turut tidak bertanya... Ini membuat Lin Xian merasa tidak tenang.”
“Mungkinkah Gauss juga sedang mempersiapkan serangan?”
“Apa yang dia tunggu?”
“Einstein melihat ke arah Jusk:”
“‘Tesla, apa pertanyaanmu kali ini?’”
“Jusk menggelengkan kepala:”
“‘Aku tidak punya pertanyaan.’”
“Tampaknya Jusk juga ingin bermain aman, tidak berencana membocorkan lebih banyak informasi, lebih baik berhati-hati.”
“Pertanyaan Galileo dan Da Vinci sebelumnya telah membuktikan bahwa bahkan pertanyaan yang ditolak untuk dijawab tetap akan membocorkan banyak informasi.”
“Pelajaran yang pahit benar-benar membuat Jusk menjadi lebih tenang dan dewasa.”
“Setidaknya tidak terlalu sembrono lagi.”
“Akhirnya.”
“Pandangan Einstein beralih ke wajah Lin Xian, menatap topeng Kucing Rhein:”
“‘Lein yang terakhir, giliranmu bertanya.’”
“Lin Xian langsung mengajukan pertanyaan yang telah dipersiapkan:”
“‘Di dunia maya saat ini, ada virus yang khusus melenyapkan kecerdasan buatan super. Aku ingin tahu... adakah cara untuk membersihkan virus semacam ini?’”
“Lin Xian sudah mempersiapkan mental bahwa jawabannya mungkin masih jauh.”
“Tapi tidak menyangka.”
Einstein sekali lagi menggelengkan kepala:
"Menolak menjawab, kesempatan bertanya dinyatakan hangus."
Pada titik ini.
Perkumpulan kali ini.
Total ada tiga jenius sejati yang mengajukan tiga pertanyaan, tapi Einstein menolak menjawab semuanya!
Benar-benar saling berhadapan, tak memberikan sejengkal pun.
Di sebelah, Nona Da Vinci terkekeh pendek:
"Ternyata begitu, sepertinya masalah ini terkait dengan rencana masa depan Turing."
？
Lin Xian merasa penasaran:
"Mengapa bisa begitu?"
Tebakannya benar.
Nona Da Vinci kembali menebak dengan tepat!
Virus masa depan yang membunuh kecerdasan buatan super VV itu, memang berasal dari flashdisk masa depan yang diberikan Yu Xi palsu kepada Jusk.
Awalnya Lin Xian dan Jusk sama-sama menduga bahwa dalang di balik layar yang mengirim Yu Xi palsu melintasi waktu, tak lain adalah Turing dari masa depan!
Namun masalahnya adalah...
Bagaimana Nona Da Vinci bisa mengetahuinya?
Mungkin ada petunjuk lain.
"Cukup mudah ditebak, hanya saja kau datang terlambat."
Da Vinci memandangi topeng Kucing Rhein di wajah Lin Xian:
"Pada perkumpulan sebelumnya, Turing pernah menanyakan pertanyaan serupa, dan Einstein langsung memberikan jawaban tanpa ragu."
"Tapi hari ini ketika kau bertanya lagi, Einstein malah menolak menjawab... Bukankah ini sangat menjelaskan segalanya?"
Lin Xian mengangguk.
Memang.
Logika ini tidak sulit untuk diikuti.
Saat Turing bertanya, Einstein memberikan jawaban, yang berarti hal ini tidak ada hubungannya dengan jenius sejati lainnya.
"Turing adalah yang kedua terakhir bergabung dengan Klub Jenius, sementara yang lain semua 'tidak bersalah', ini pasti bagian dari rencana masa depan Turing."
"Lin Xian berpikir cepat."
"Pertama-tama bisa dipastikan, Elon Jusk pasti tidak mengetahui hal ini, kalau tidak dia sudah waspada sejak lama. Sangat mungkin ketika Turing mengajukan pertanyaan itu, Elon Jusk kebetulan tidak hadir; bahkan mungkin Turing sengaja mengajukan pertanyaan saat Elon Jusk absen."
"Benar-benar sekumpulan veteran licik yang saling sikut menyikut."
"Tapi..."
"Kabar baiknya."
"Jahe tua tetap pedas, memiliki senior di keluarga adalah harta berharga."
"Meskipun Einstein sekarang menolak menjawab, setidaknya Nona Da Vinci mengetahui jawabannya."
"Maka, Lin Xian tersenyum memandangi Da Vinci, meniru pola Galileo:"
"'Nona Da Vinci, bisakah Anda menyisihkan waktu sebanyaknya setelah pertemuan ini?'"
"'Mungkin... kita bisa melakukan 【pertukaran informasi】!'"
