Einstein duduk diam di seberang.
Api yang melompat-lompat di perapian suduruang memantulkan bayangannya di dinding samping, redup dan terang berganti.
Seolah dia mendengar gumaman Gauss, atau mungkin tidak.
Hanya menunggu dengan sabar, pertanyaan dari Gauss.
Gauss menarik napas dalam-dalam.
Mengusap bagian dalam lengan kirinya sendiri, berkata dengan lembut:
“Terima kasih, Einstein... Kaulah satu-satunya di klub yang... selamanya... tidak akan menyela... ketika aku bicara.”
“Tapi aku juga paham... yang lain pun tidak berniat jahat... Aku... yang terlalu lambat bicaranya.”
Di seberang.
Einstein tersenyum tipis, menggelengkan kepala:
“Aku berbeda dengan kalian, waktu bagiku melimpah ruah.”
Akhirnya.
Gauss menengadah, memandangi topeng menyedihkan Einstein:
“Sekarang, aku akan mengajukan pertanyaanku. Jika kau bisa menjawabnya... itu berarti aku memang berhasil.”
“Pertanyaanku adalah...”
Ia membersihkan tenggorokannya, berbicara secepat mungkin:
“Dulu pernah kutanyakan, kapan umat manusia bisa meningkatkan kekebalan hingga kebal terhadap semua erosi virus? Kau bilang mustahil, katamu... virus akan terus berevolusi, tercipta virus-virus baru... Konstruksi daging dan darah tubuh manusia memang ditakdirkan untuk hidup berdampingan dengan virus, saling melemahkan.”
“Jawaban itu membuatku tenang... Aku juga tahu pasti, virus apapun, sekuat apapun racun awalnya... seiring waktu dan frekuensi infeksi yang berulang... toksisitas dan penularannya pasti semakin melemah... terus melemah.”
“Pada akhirnya... setiap virus akan kehilangan racun dan daya sebar... Melemah sampai tak mampu menembus sistem imun manusia, tak bisa menginfeksi, sama sekali tak berguna.”
“Jadi, pertanyaanku adalah——”
Gauss yang kurus itu menggigit bibirnya, bertanya penuh harap:
“【Beberapa hari yang lalu, virus yang kusuntikkan sendiri ke dalam tubuhku ini, berapa tahun yang dibutuhkan umat manusia agar sepenuhnya tidak terinfeksi dan tidak terpengaruh oleh virus ini.】”
“Dengan kata lain, berapa tahun virus ini bisa tetap aktif... Berapa tahun kemudian, toksisitas dan penularannya akan melemah hingga tidak mampu lagi menginfeksi manusia.”
……
Einstein tetap tenang, tanpa berpikir panjang mengucapkan sebuah angka:
“【194 tahun】.”
“Meskipun mulai sekitar tahun ke-180, virus yang kau ciptakan ini baik toksisitas maupun penularannya sudah sangat berkurang, tetap akan ada orang dengan konstitusi tubuh lemah yang terinfeksi.”
“Jadi, jawaban atas pertanyaanmu adalah 194 tahun. Setelah 194 tahun, virus ini akan benar-benar kehilangan toksisitas dan penularannya, menjadi tidak mampu menginfeksi atau menulari seorang manusia pun... Dengan demikian, akan menghilang selamanya dari dunia.”
Mendengar jawaban ini.
Gauss menarik napas lega, tampak sangat puas:
“Cukup... Cukup...”
“Ini membuktikan virus ciptaanku sangatlah... hebat. Waktu aktif selama 194 tahun... Cukup... Cukup...”
Setelah berkata demikian.
Dia bangkit dari kursi kulit asli, membungkuk dalam-dalam kepada Einstein:
“Terima kasih, Einstein, juga terima kasih untuk Copernicus.”
“【Sejujurnya, alasan aku bisa memantapkan hati untuk menjalankan rencana ini... sepenuhnya karena kematian Copernicus, pertanyaan Newton... dan jawabanmu.】”
“Kesetaraan……kematian, adalah kesetaraan paling mendasar bagi setiap kehidupan……di dunia ini……bahkan semua hal di alam semesta.”
“Unsur-unsur pada akhirnya akan meluruh, bintang-bintang pasti akan padam, alam semesta suatu hari nanti juga akan menjadi sunyi……kematian, inilah Kesetaraan yang sejati.”
“Selamat tinggal, Einstein.”
Dia bangun dari duduknya, melambaikan tangan ke arah orang tua berusia di seberang:
“Hari-hari berkumpul di Klub Jenius……adalah momen……paling membahagiakan dalam hidupku.”
……
Di balik pintu ruang rahasia, di luar, aula emas berdiri megah.
Setelah Gauss masuk ke ruangan, Lin Xian dan Elon Jusk tak perlu lagi berpura-pura sebagai orang asing, mulai berbicara langsung.
“Sungguh mengejutkan dan menyenangkan!”
Elon Jusk yang mengenakan topeng Tesla menoleh:
“Tak kusangka manfaat pertemuan terakhir ini, ternyata mengizinkan kita bertanya secara privat berpasangan! Meski aturan tetap sama seperti sebelumnya, tidak boleh menyentuh Klub Jenius itu sendiri maupun para anggota……tapi ruang geraknya jauh lebih luas!”
“Dulu, karena takut rencana masa depan dan tujuan sebenarnya terbaca orang, kita semua sembunyikan apa pun tak berani bertanya mendalam……walau aku tak takut orang tahu rencana masa depanku, tapi seringkali aku tak ingin mereka mendengar jawaban soal yang kutanyakan, sehingga banyak pertanyaan yang tak berani kuajukan.”
“Tapi sekarang berbeda, di ruang tamu hanya ada kita dan Einstein, tak peduli apa yang dikatakan, ditanyakan, atau dijawab Einstein……tak perlu khawatir didengar orang lain!”
“Kesempatan ini sungguh langka, selain beberapa anggota awal Klub Jenius, kami yang bergabung belakangan tak pernah mendapat peluang seperti ini.”
“Memang.”
Lin Xian mengangguk:
“Dengan begitu, kita bisa mengajukan pertanyaan yang lebih sensitif, lebih inti, dan lebih tersembunyi.”
“Ya, itu maksudnya.”
Elon Jusk tersenyum:
“Jadi... kesempatan langka seperti ini, apa kau yakin masih ingin kumasukkan pertanyaan 'berapa populasi dunia pada tahun 2622' yang tidak bernilai ini?”
“Saranku, pikirkan baik-baik dan hargai kesempatan ini. Ganti dengan pertanyaan yang lebih bermakna, biar kusampaikan ke Einstein untukmu.”
“Setelah Newton selesai bertanya, seharusnya dia langsung keluar dari perkumpulan. Tapi aku, setelah Einstein menjawab, akan keluar dari pintu merah itu, memberitahumu jawabannya. Lalu kau bisa pertimbangkan... pertanyaan terakhirmu.”
Hm?
Lin Xian berkedip secepat kilat.
Memandangi Elon Jusk dengan terkejut:
“Kesempatan bertanya pribadi yang berharga ini... kau berniat menyerahkannya padaku?”
Pemberian ini sungguh di luar dugaan.
Benar-benar tak menyangka Elon Jusk begitu berjiwa kesatria.
Sebenarnya...
Sejak Einstein menyebutkan sesi tanya-jawab pribadi, Lin Xian sudah tak berniat merebut kesempatan Elon Jusk.
Seperti kata Elon Jusk.
Ini pertanyaan terakhir.
Sekaligus kesempatan bertanya pribadi yang belum pernah dia miliki.
Sungguh terlalu berharga.
Elon Jusk juga punya impian dan keyakinan. Banyak pertanyaan yang tak berani dia lontarkan sebelumnya. Bukankah ini kesempatan langka?
“Apa kau yakin ingin memberikannya padaku?” tanya Lin Xian.
“Tentu saja.”
Elon Jusk menjawab dengan wajar:
“Kau adalah penyelamat nyawaku, jika bukan karena kau yang memberikan informasi tentang mata-mata Copernicus di antara stafku... mana mungkin aku bisa duduk di sini mengikuti rapat bersamamu sekarang?”
“Sebenarnya aku terus mencari cara untuk membalas budimu, tapi tak bisa membantu. Jika kau tak keberatan... izinkan aku menggunakan kesempatan bertanya ini sebagai hadiah atas kejadian sebelumnya.”
“Jika benar harus bertanya, mungkin aku akan menanyakan tentang kemampuan manusia menjelajahi tata surya atau antariksa di masa depan.”
“Tapi setelah dipikir... pertanyaan itu tak ada artinya. Jika manusia benar-benar bisa melakukannya, tentu aku senang. Tapi... itu sama saja menyia-nyiakan kesempatan bertanya. Faktanya, bertanya atau tidak tak mengubah kemampuan manusia menjelajahi antariksa.”
“Lagipula, aku sudah meninggalkan rencanaku. Sekalipun manusia bisa keluar tata surya, itu tak ada hubungannya denganku.”
“Dan jika... jawaban Einstein ternyata negatif, pertanyaanku sia-sia. Jadi mengapa menyia-nyiakan kesempatan berharga ini? Bagiku sekarang, bertanya hanya akan memberi ketenangan atau kegelisahan, bukan informasi bernilai.”
“Aku tak tahu rencana masa depanmu, tapi ini justru baik! Dengan semua orang tak mengetahui rencanamu, kau bisa jadi pemenang terakhir! Jalanku sudah sampai ujung... Aku rela mendukungmu kali ini.”
"Kau pikirkan baik-baik, temukan pertanyaan yang pantas dengan nilai kesempatan bertanya ini, lalu beritahu aku... Nanti setelah Gauss selesai, giliranku masuk, aku akan menanyakan pertanyaanmu ke Einstein, lalu keluar dan memberitahumu jawabannya."
……
Lin Xian mengangguk.
Menerima tanda terima kasih itu.
Elon Jusk benar, dirinya punya banyak pertanyaan inti yang ingin diajukan, satu kesempatan bertanya memang tidak cukup.
Kali ini, benar-benar memberikan bantuan di saat dibutuhkan.
Ternyata orang baik dapat balasan baik, memberi mawar tangan tetap harum.
"Baik, biarkan aku memikirkannya matang-matang, merencanakan dengan baik."
Lin Xian menutup mata.
Mulai menganalisa.
Merapikan alur pikirannya.
Saat ini, pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya ada sebagai berikut:
1、Kebenaran Tiang Milenium, hanya dengan memahaminya baru bisa mencari cara menyelamatkan Chu Anqing.
2、Makna konstanta alam semesta 42, intuisi mengatakan pertanyaan ini mungkin akan ditolak untuk dijawab.
3、Apakah masa depan yang dilihatnya dan Einstein sama atau tidak, sebenarnya siapa yang melihat masa depan yang sebenarnya.
4、Apa arti gambaran montase dalam mimpi Zhang Yuqian, serta dirinya bermata biru dalam mimpi CC.
Kurang lebih...
Yang mendesak ingin diketahui jawabannya adalah keempat pertanyaan ini.
Sayang.
Dengan memperhitungkan kesempatan bertanya Elon Jusk, dirinya hanya bisa memilih dua.
Empat pilih dua.
Bagaimana sebaiknya memilih?
Pertama, singkirkan nomor 2, pertama karena relatif prioritasnya lebih rendah, kedua kemungkinan ditolak jawabannya sangat besar, jangan sia-siakan kesempatan berharga.
Demikian pula, pertanyaan ke-4 juga dieliminasi, prioritasnya tidak tinggi, dan melibatkan Einstein, kemungkinan besar akan ditolak untuk dijawab. Jangan mengambil risiko, sebaiknya bermain aman.
Kemudian, pertanyaan pertama, adalah target utama Lin Xian, demi bertanggung jawab atas keamanan Chu Anqing, bahkan terhadap Elon Jusk... Lin Xian juga tidak mau berbagi informasi tentang Tiang Milenium.
Oleh karena itu, pertanyaan ini hanya bisa diajukan sendiri.
Maka dari itu.
Skema yang paling tepat adalah meminta Elon Jusk untuk mengajukan pertanyaan [memverifikasi keaslian masa depan yang dilihat Einstein]; sedangkan dirinya sendiri, mengajukan pertanyaan [Tiang Milenium dan Chu Anqing].
Pertanyaannya sendiri mudah, langsung tanyakan saja.
Justru pertanyaan Elon Jusk, bagaimana cara mengajukannya agar lebih tepat?
Lin Xian mengerutkan alutnya.
Mulai merenung dengan cepat.
Tapi menemukan...
Sangat sulit.
Titik tersulitnya adalah, saat ini Lin Xian sama sekali tidak bisa menjamin mimpinya pasti nyata.
Lalu, dalam kondisi referensi yang tidak nyata, bagaimana menilai apakah masa depan yang dilihat Einstein itu nyata?
Saat ini, hal itu mustahil dilakukan.
Terlalu banyak mengunyah malah tidak lumat.
Mari kita lakukan selangkah demi selangkah.
Lin Xian berencana memverifikasi terlebih dahulu apakah masa depan yang dilihat Einstein sama dengan yang ia mimpikan.
Lalu sekalian bisa memverifikasi apakah dalam masa depan yang dilihat Einstein ada peristiwa cahaya putih memusnahkan dunia.
"Aku sudah punya rencana."
Lin Xian menatap Elon Jusk:
“Tolong ajukan pertanyaan ini untukku, pada tanggal 29 Agustus 2624 pukul 10 pagi, berapa jumlah populasi di wilayah Shanghai, Tiongkok.”
Pertanyaan ini bisa sekaligus memverifikasi dua masalah.
Jika Einstein menjawab 0.
Maka ada dua kemungkinan.
Pertama, umat manusia memang sudah punah; kedua, cahaya putih penghancuran dunia pada pukul 00:42 tanggal 29 Agustus telah memusnahkan manusia.
Kedua kemungkinan ini, dari segi hasil akhir peradaban manusia, sebenarnya tidak ada perbedaan esensial.
Maka kita harus 'mencermati' penjelasan Einstein tentang apa yang disebutnya "masa depan terindah".
Jika Einstein menjawab belasan atau puluhan.
Itu berarti cahaya putih penghancuran dunia pukul 00:42 memang tidak terjadi, sehingga masih ada yang selamat sampai pukul 10 pagi.
Selain itu, juga membuktikan bahwa masa depan yang dilihat Einstein kurang lebih sama dengan yang kulihat dalam mimpiku. Dengan wilayah Shanghai yang luas hanya ada belasan orang hidup, kemungkinan aku tidak menemukan mereka cukup besar, bulan depan bisa dilakukan penyisiran menyeluruh.
Jika Einstein menjawab angka yang sangat besar, ratusan ribu atau jutaan...
Tak perlu dijelaskan lagi.
【Masa depan yang dilihat Einstein sama sekali berbeda dengan yang kulihat dalam mimpiku.】
【Pasti salah satu dari kami melihat masa depan yang palsu.】
Mana yang palsu...
Hanya bisa diverifikasi kemudian.
Mari kita lakukan selangkah demi selangkah.
Kreek——Lin Xian baru saja memberikan pengakuan pada Elon Jusk.
Pintu kayu merah perlahan terbuka, suara berwibawa Einstein bergema di aula:
“Tesla, sekarang giliranmu, masuklah.”
Elon Jusk mengangguk pada Lin Xian, lalu bangkit dan masuk.
Tutup pintu.
Duduk.
Orang tua bertopeng Einstein yang muram itu memandangi Elon Jusk dengan tenang seperti biasa:
“Tesla... Katakan, apa pertanyaan terakhirmu?”
Elon Jusk mengulangi ucapan Lin Xian tanpa perubahan:
“Pertanyaanku adalah--”
“Pada pukul 10 pagi tanggal 29 Agustus 2624, berapa jumlah populasi di wilayah Shanghai, Tiongkok?”
Einstein terdiam sejenak:
“Jumlah pastinya adalah 41.122.581 orang.”
“Wah!”
Elon Jusk berteriak kaget:
“Metropolis super! Di tahun 2024 sekarang, total populasi Shanghai baru sekitar 24 juta, 600 tahun kemudian langsung hampir dua kali lipat!”
“Shanghai sekarang saja sudah sangat padat, jika populasi bertambah dua kali lipat... Mungkin harus membuka area baru, atau membangun gedung super tinggi, atau mengembangkan ruang bawah tanah.”
“Hm... Mengingat ini adalah dunia masa depan 600 tahun kemudian, perkembangan menjadi kota lipat atau kota bertingkat sangat mungkin, sehingga bisa memahami kapasitas populasi lebih dari 40 juta.”
“Dari ucapanmu, membuatku jadi agak penasaran... Menurutmu, apakah 600 tahun lagi akan muncul metropolis super ultra dengan total populasi di atas 100 juta?”
Menghadapi Elon Jusk yang bersemangat.
Einstein membuat gestur mengusir:
“Tesla, pertanyaanmu sudah selesai, silakan pergi.”
“Baiklah, baiklah.”
Elon Jusk mengangguk, menunjuk pintu kayu merbau:
“Haruskah aku pergi dari sini? Bolehkah aku keluar sebentar untuk berpamitan pada Rhein?”
“Tentu saja boleh.”
Einstein bersandar di sandaran kursi yang empuk sambil berkata:
“Di Klub Jenius, kau bisa melakukan apapun di luar batasan anggaran dasar.”
Seketika.
Elon Jusk membuka pintu kayu merah, melangkah keluar, mendekati Lin Xian, lalu berjabat tangan dengannya:
“Einstein sama sekali tidak mengurus gerakan-gerakan kecil kita ini, dia masih seperti dulu... tidak ikut campur dalam apapun, tidak peduli apapun.”
“41,12 juta 2581 orang, dia memberitahuku bahwa 600 tahun kemudian di Shanghai akan ada lebih dari 40 juta penduduk!”
Lin Xian mengangguk:
“Terima kasih, Elon.”
Elon Jusk melambaikan tangan:
“Aku pergi, sampai jumpa lagi.”
Setelah berkata demikian.
Dia membuat gerakan seakan melepas kacamata VR, citra avatar digitalnya menjadi transparan, perlahan menghilang.
Lin Xian perlahan menoleh.
Memandangi pintu rumah ruang tamu pribadi yang terbuka lebar, memandangi perapian hangat di dalam... serta Einstein yang duduk tegak di kursi kulit asli.
Tiba-tiba dia merasakan intuisi aneh yang tak bisa dijelaskan——
【Einstein sedang berbohong.】
Dia tahu.
Kecurigaan ini sama sekali tidak berdasar, juga tidak ada bukti apapun yang membuktikan masa depan yang dilihat Einstein itu palsu.
Dalam Mimpi kesembilan, Shanghai diratakan dengan tanah.
Saat dia meninggalkan mimpi pada 29 Agustus 2624 pukul 00:42, Shanghai masih merupakan tanah gersang.
9 jam kemudian.
Dari mana muncul tiba-tiba lebih dari 40 juta orang?
Ini benar-benar lelucon.
40 juta ton sampah harian penduduk setiap hari, cukup untuk mengubur sebuah kota kabupaten kecil. Kebutuhan fasilitas pendukung serta pasokan makanan dan sumber daya air semuanya merupakan angka yang sangat besar.
Jadi.
Tak perlu dijelaskan lagi.
Sekarang yang bisa dipastikan adalah——
Masa depan yang dilihat Einstein, memang berbeda dengan mimpinya sendiri.
Tak hanya tidak ada cahaya putih penghancuran dunia, manusia bahkan tidak punah, melainkan berkembang dengan kemakmuran yang luar biasa hingga populasi Shanghai meledak menjadi lebih dari 40 juta jiwa.
Maka bisa dibayangkan.
Jumlah total populasi dunia mungkin melebihi 10 miliar, bahkan 20 miliar.
Dunia yang begitu padat dan makmur ini, sama sekali bukan Mimpi kesembilan yang pernah ia alami.
Perbedaan pendapat muncul.
Lalu.
Apa yang sebenarnya?
Mana yang nyata antara masa depan yang dilihat Einstein, dan masa depan dalam mimpinya sendiri?
Sayangnya.
Tidak ada cara untuk memverifikasi.
Inilah perasaan tak berdaya Lin Xian di masa kini.
Tidak bisa diverifikasi.
Ia tak bisa naik mesin penjelajah waktu untuk melihat langsung tanggal 29 Agustus 2624;
Juga tak bisa menemukan brankas paduan hafnium dalam Mimpi kesembilan, memeriksa kertas kecil yang ditinggalkan Chu Anqing untuk menilai realitas mimpi;
Lalu... harus bagaimana?
"Rhein."
Suara Einstein tiba-tiba bergema di aula megah:
"Silakan masuk, giliranmu bertanya."
Lin Xian melangkah.
Satu langkah, dua langkah, memasuki ruang tamu.
Ia menutup pintu kayu merah.
Duduk di kursi kulit asli di seberang meja teh.
Melihat ke dinding, di mana bayangan Einstein melompat-lompat dalam cahaya api, lalu mengalihkan pandangan kembali ke orang tua yang mengenakan topeng 《Einstein yang Murung》 di hadapannya.
Dia bertatapan dengan Einstein pada topeng yang penuh keputusasaan, penyesalan, dan hampa.
Rasanya…
Seolah ada sesuatu yang menembus arus waktu, melihat hingga ke dalam hati manusia dan menyampaikan pesan.
"Rhein."
Suara orang tua itu memecah keheningan:
"Apa pertanyaanmu?"
Tiba-tiba.
Lin Xian merasakan gelombang bahaya dan kewaspadaan yang tak jelas asalnya.
Tanpa sadar dia menolak.
Tidak ingin menanyakan tentang Tiang Milenium atau masalah Chu Anqing.
Perasaan ganjil ini…
Sebenarnya telah terakumulasi perlahan selama ini.
Kalau dipikir-pikir…
Mungkinkah Zhang Yuqian sebagai Tiang Milenium bermimpi tentang Einstein tanpa alasan?
Selain itu.
Tahun 1952, tahun yang begitu spesial: 《Einstein yang Murung》, mimpi Zhang Yuqian, konstanta alam semesta 42, lenyapnya Tiang Milenium… semuanya terkait tahun 1952.
Sedangkan Klub Jenius.
Juga menolak menjawab semua pertanyaan tentang hakikat Klub Jenius itu sendiri.
Bahkan.
Informasi tentang Einstein sejati dalam sejarah pun mereka tolak untuk dijelaskan.
Tata krama yang seketat dan seganjil ini…
Sungguh.
Perlukah?
Perasaan ini semakin terasa ganjil dan mengerikan saat direnungkan.
Einstein.
1952。
Tiang Milenium.
“Apakah ketiga kata kunci ini memiliki hubungan satu sama lain?”
Dia yakin.
Mimpi Zhang Yuqian dan mimpi CC pasti bukan tanpa alasan.
Lin Xian menyesuaikan posisi duduknya.
Dia memutuskan...
Untuk mengajukan pertanyaan yang lebih berani.
Bahkan jika Einstein menolak menjawab pun tidak apa.
Penolakan justru membuktikan ada sesuatu yang disembunyikan!
“Einstein.”
Lin Xian berkata dengan lembut:
“Pada tahun 1952, seorang gadis berusia 20 tahun menghilang menjadi serpihan bintang biru pada pukul 00:42 waktu setempat. Tolong beritahu saya alasan dia menghilang begitu saja.”
Hening.
Einstein terdiam.
Lin Xian terkejut.
Ini pertama kalinya Einstein berhenti begitu lama saat menghadapi pertanyaan.
Akhirnya.
Setelah lebih dari sepuluh detik.
Einstein perlahan menengadah, suaranya tenang:
“【Pada tahun 1952, tidak ada gadis di seluruh dunia yang berubah menjadi serpihan bintang biru dan menghilang begitu saja.】”
Lin Xian menatap topeng kesedihan di wajah orang tua itu:
“Kau yakin?”
Einstein mengangguk, tidak bersuara lagi.
Lin Xian memicingkan mata.
Ternyata...
Kecurigaan dan kewaspadaannya sebelumnya bukanlah tanpa dasar.
Jika benar tidak ada Tiang Milenium yang lenyap di tahun 1952,
Lalu mengapa Zhang Yuqian memimpikan tahun ini dengan begitu membekas, bahkan menjadikannya password buku harian?
Di saat yang sama, Chu Anqing juga mengalami mimpi buruk.
CC pun bermimpi tentang dirinya sendiri dengan mata biru.
【Sebagai sistem yang stabil seperti Tiang Milenium, bagaimana mungkin justru melewatkan tahun 1952 yang pasti tidak biasa dan menjadi tahun krusial penuh peristiwa besar dalam siklus 24 tahun penghilangan dan pemasangannya?】
Jika sebelumnya Lin Xian hanya merasa curiga, sekarang dia sudah yakin...
Antara, Einstein melihat [masa depan palsu];
Atau, seperti yang baru saja dia pikirkan——
【Einstein, Ternyata sedang berbohong!】
