17 April.
Lin Xian mendengar tanggal yang kebetulan luar biasa ini, merasa pusing sejenak.
Takdir sekali lagi menempatkannya di persimpangan jalan.
Jika ingin menghindari infeksi virus dan pergi ke masa depan.
Dia bahkan……
Melihat wajah Putrinya sekilas pun, memeluk tubuh mungilnya saja tidak bisa……
Pria itu menjilat bibirnya, bertanya pelan:
“Tanggal perkiraan lahir, bisa dihitung setepat itu?”
“Tentu tidak mutlak akurat.”
Zhao Yingjun terkekeh:
“Bisa maju atau mundur dua hari, tapi kata dokter kemungkinan mundur tidak besar, Yu Xi kecil sebenarnya ukuran mingguannya lebih besar dari rata-rata.”
"Tanggal pasti kapan melahirkan, tetap harus melihat kondisi para gadis dan kelancaran proses persalinan. Tapi menurut dokter, mereka menyarankan kita masuk rumah sakit tanggal 15 untuk persiapan melahirkan. Kamar tunggal sudah dipesan untuk kita."
Lin Xian mengangguk, tidak bersuara.
Dia sudah lama menanti-nanti kehadiran Putri, tapi sekarang... Terjebak di antara berbagai tanggung jawab dan beban, perasaannya rumit, sulit untuk merasa bahagia.
"Ada apa?"
Zhao Yingjun berkedip secepat kilat, memandangi Lin Xian:
"Apa... ada sesuatu yang terjadi?"
Sejak tadi dia sudah merasakan keanehan pada Lin Xian, mengira itu hanya kelelahan karena kerja keras, tapi sekarang... Ternyata masalahnya tidak sesederhana itu.
Dia adalah Istri Lin Xian, orang terdekat Lin Xian di dunia ini, juga orang yang paling memahami Lin Xian dan sudah hidup berbulan-bulan bersamanya.
Maka...
Pikiran Lin Xian mustahil disembunyikan darinya.
Sekilas matanya langsung menangkap...
Lin Xian sedang menghadapi masalah yang sangat pelik; masalah ini membuatnya sulit mengambil keputusan.
"Ternyata... novelis Maimai itu mulai mengingat-ingat petunjuk penting ya?"
Lin Xian mengangguk:
"Aku juga tidak bermaksud menyembunyikan ini. Ini hal yang memang harus kau ketahui."
Dia menengadah:
"Masih ingat novel 《Pemusnah Iblis》 yang pernah kuceritakan? Seperti yang kuduga sebelumnya, ceritanya bukan karangan sembarangan, tapi memiliki prototipe di dunia nyata, sebuah peristiwa yang benar-benar terjadi..."
Kemudian, Lin Xian menceritakan semua fakta yang diungkapkan Maimai.
Virus hibernasi yang diciptakan Gauss, ledakan global pada 17 April, zaman pelarangan hibernasi yang berlangsung 200 tahun, serta... 【garis dunia kepunahan umat manusia】 yang terkunci oleh Einstein, tak tergoyahkan, hasil karya beberapa jenius.
Zhao Yingjun mendengarkan dengan diam.
Di tengah cerita, tangannya sudah menggenggam erat, wajahnya berkerut serius.
Akhirnya...
Lin Xian menyelesaikan ceritanya.
Keheningan panjang menyelimuti ruang antara mereka berdua.
Hanya dengkuran VV dari kamar tidur yang terdengar, naik turun tak beraturan, kadang terputus.
Sebagai orang pintar, Zhao Yingjun secara alami paham... implikasi dari semua yang diceritakan Lin Xian.
Dia menggigit bibir bawahnya.
Berkali-kali ingin bicara tapi mengurungkan niat.
Tak tahu harus berkata apa.
Dia bisa memahami kesedihan Lin Xian, bisa mengerti pilihannya.
Saat ini.
Tinggal 6 hari lagi sebelum ledakan besar virus Gauss, semua upaya sudah terlambat.
Apapun cara yang dipilih, jika bertahan di sini, pasti akan terinfeksi virus lalu kehilangan kemampuan menuju masa depan... terputus dari mesin penjelajah waktu, tahun 1952, penyelamatan Tiang Milenium dan dunia kiamat.
Jika memilih masuk cabin hibernasi lebih awal untuk mempertahankan kemungkinan masa depan; berarti harus meninggalkan keluarga, teman, era ini... lalu menyendiri menuju masa depan, bahkan tanpa kesempatan sekilas melihat Yu Xi.
Setelah 17 April, cabin hibernasi itu sebenarnya telah memisahkan dunia fana dan alam baka.
200 tahun kemudian, orang di dalamnya terbangun, semua teman yang pernah dikenalnya telah lama meninggal.
Era ini asing、
Dunia ini asing、
Tak ada tempat bergantung, tak ada keluarga maupun teman.
Ini tak ubahnya "hukuman ruang-waktu", persis seperti... patung giok putih Zhao Yingjun dalam mimpi ketiga.
"Kau..."
Akhirnya, Zhao Yingjun membuka mulut:
"Apa yang kau pikirkan?"
"Aku tidak tahu."
Lin Xian menjawab blak-blakan.
Dia menundukkan kepala dengan kedua siku menopang lutut, kedua telapak tangan menutupi mata, berbisik pelan:
"Aku memikirkan banyak cara, seperti menyuruh Elon Jusk atau Liu Feng menggantikanku ke masa depan untuk menggunakan mesin penjelajah waktu, lalu memakai Partikel Ruang-Waktu ke tahun 1952, menyelesaikan misi, menyelamatkan Chu Anqing, menyelamatkan masa depan umat manusia."
"Tapi... pemikiran ini terlalu tidak bertanggung jawab, jelas-jelas aku yang berjanji pada Chu Shanhe. Lagipula, mereka tidak punya kemampuan bermimpi tentang dunia masa depan 600 tahun kemudian, sangat terpojok dalam umpan balik informasi dan pengumpulan intelijen."
"Aku tidak bisa mempertaruhkan kemungkinan ini pada orang lain, karena sekali ada kesalahan di bagian mana pun, pengorbanannya terlalu besar, tak bisa diperbaiki."
"Aku juga memikirkan kemungkinan lain: membuat Liu Feng hibernasi sampai tahun 2482, lalu menemukan Cheng Qian, menghidupkan kembali VV, dan mencari cara membuat flashdisk biologis, mengirimkan software antivirus ke tahun 2025 sekarang dengan Partikel Ruang-Waktu. Ini akan memungkinkanku menghidupkan VV di era ini, mencoba menyelamatkan dunia masa depan dan melenyapkan cahaya putih penghancuran dunia dalam sisa hidup yang terbatas..."
"Tidak bisa, Lin Xian."
Zhao Yingjun menggelengkan kepala, langsung menyangkal dugaan ini:
"Bagaimana kau bisa yakin, Liu Feng pasti bisa menemukan Cheng Qian, pasti bisa menciptakan software antivirus, pasti bisa membuat flashdisk bioteknologi, dan pasti berhasil kembali ke tahun 2025?"
"Semua alur kerja dalam rencanamu ini dibangun di atas dasar [kemulusan imajinasi]. Sekarang garis dunia telah berubah, jadi jawaban yang sebelumnya disebutkan Einstein sudah tidak berlaku lagi... Siapa yang bisa menjamin Partikel Ruang-Waktu Terjerat ini akan aman tersimpan selama 2482 tahun untuk digunakan Liu Feng?"
"Saat ini, kita belum menyadari pentingnya Partikel Ruang-Waktu Terjerat. Bahkan banyak yang tidak tahu keberadaannya, jadi belum banyak yang mengincar. Tapi... di tahun 2234 setelah mesin penjelajah waktu ditemukan, pasti semakin banyak orang yang memahami partikel ruang-waktu dan berusaha merampas Partikel Ruang-Waktu Terjerat."
"Karena itu, bagaimana berani kau bertaruh pada hal yang tidak realistis ini? Permainan dan pertarungan ini bukan main peran anak-anak, tidak boleh ada sedikit pun kesalahan. Cara teraman adalah saat mesin penjelajah waktu selesai dibuat di tahun 2234, langsung konsumsi partikel ruang-waktu itu, jangan beri kesempatan musuh untuk kembali ke masa lalu."
"Kalau tidak... bisa jadi yang kau tunggu Liu Feng, tapi yang datang malah Terminator berikutnya, Pembunuh ruang-waktu berikutnya."
"Ini akan menimbulkan masalah yang tidak bisa memuaskan kedua belah pihak."
Zhao Yingjun berkata dengan hati-hati:
“Pada tahun 2234, di detik mesin penjelajah waktu berhasil diciptakan, Liu Feng menggunakan satu-satunya partikel ruang-waktu terjerat, ingin melintas ke era mana?”
“Dia pergi ke tahun 1952, mungkin untuk mengungkap kebenaran Tiang Milenium dan rahasia Einstein. Lalu bayangkan skenario ekstrim: Liu Feng bertahan hidup 70 tahun lagi, bertemu denganmu di tahun 2025, menyampaikan informasi yang didapat. Tapi... lalu apa?”
“Kau yakin bisa menyelamatkan Chu Anqing dan mencegah kiamat umat manusia dalam sisa hidup puluhan tahun setelah terinfeksi virus?”
“Ini pun dengan asumsi semuanya berjalan mulus. Sedikit saja kesalahan di satu bagian, rencana masa depanmu akan hancur berantakan.”
Lin Xian menghela napas.
Mengangguk:
“Yang kau khawatirkan itu persis masalahku. Sebenarnya... kau belum menyentuh intinya. Kuncinya adalah, semua ini baru bisa terwujud setelah mencapai 【jangkar yang tidak dapat ditarik kembali】.”
“Artinya? Kita akan terinfeksi virus di era ini, lalu mati. 200 tahun kemudian, Liu Feng terbangun dan berziarah ke makam kita, lalu menggunakan mesin waktu untuk kembali ke masa lalu menemukan versi lamaku...”
“Masalahnya di sini. Liu Feng bertemu dengan Lin Xian dan Zhao Yingjun yang bukan kita berdua sekarang, melainkan versi lain dari kita di dimensi berbeda. Seperti Huang Que yang kembali ke era kita, dia pun tidak bertemu dengan Lin Xian-nya yang asli, karena... Lin Xian-nya sudah mati.”
“Begitu kita memilih menyerahkan ruang-waktu dan masa depan kepada orang lain, itu artinya versi kita di garis dunia ini telah menyerah, telah rebah tidak bertanggung jawab, memilih menikmati masa tua sambil melempar tanggung jawab ke versi kita di dimensi lain.”
“Kontradiksi, ada di sini.”
Lin Xian mengencangkan bibir:
“Huang Que melakukan hal seperti itu, tapi dia terpaksa meninggalkan dunia asalnya tanpa alternatif, mewariskan harapan kepada versi kita di dimensi berikutnya.”
“Dan...sebelum kematiannya, dengan tatapan yang hampir memohon, dia memintaku untuk tidak meninggalkan Yu Xi.”
“Dalam situasi sekarang, menemani Yu Xi dan menyelamatkan masa depan bagaikan beruang dan ikan yang tak bisa diraup sekaligus.”
Namun.
Zhao Yingjun menggelengkan kepala:
“Lin Xian, pikirkan sekali lagi...”
“【Huang Que, untuk tujuan apa dia kembali?】”
Lin Xian menengadah.
Membuka mata, memandangi Zhao Yingjun.
Kalimat ini.
Adalah teriakan Chu Anqing kepada Huang Que yang ragu-ragu saat menangkap Partikel Ruang-Waktu di luar angkasa dulu.
“Apakah Huang Que membuang segalanya dan kembali mencarimu, tujuannya agar kau tidak meninggalkan Yu Xi?”
Zhao Yingjun dan Lin Xian saling bertatapan:
“Jika hanya untuk menemani Yu Xi, Huang Que sama sekali tidak perlu melintasi waktu kembali... Dia bisa tetap tinggal di dunianya sendiri, menemani Yu Xi tumbuh besar.” “Kehilangan Ayah bagi Yu Xi sudah sangat disayangkan, tetapi jika Huang Que sebagai ibu menemaninya, tetap bisa memberinya kehangatan dan kebahagiaan, sehingga tidak akan dimanfaatkan oleh Copernicus dan dilatih menjadi pembunuh bayaran ruang-waktu.”
“Tapi... bagaimana pilihan Huang Que?”
Matanya jernih sekaligus lembut:
“【Hingga detik terakhir hidupnya, Huang Que tidak pernah berhenti membimbingmu untuk menyelamatkan dunia ini, menyelamatkan masa depan umat manusia.】”
Dia menggenggam tangan Lin Xian, berkata dengan lembut:
“Selama ini, kau terlalu terbelenggu oleh kalimat 'jangan tinggalkan Yu Xi', sehingga mengabaikan maksud sebenarnya dari Huang Que.”
“Aku bahkan bisa membayangkan, di era Huang Que, sebelum Lin Xian-nya meninggal, pesan terakhir untuk Huang Que pasti juga kalimat ini... 'jangan tinggalkan Yu Xi'.”
“Tapi pada akhirnya Huang Que pasti mengingkari janji.”
【Ingkar janji】.
Tiba-tiba.
Lin Xian teringat perkataan Huang Que:
“Ada satu hal lagi, sekarang terpaksa harus kuakui... sebenarnya alasan ingin ke Kopenhagen yang kukatakan, itu juga bohong.”
“Pria itu tidak akan ingkar janji, apa yang diucapkannya pasti ditepati. Jadi, dalam hal janji pergi ke Kopenhagen ini, serta 【banyak hal】 lainnya... sebenarnya yang ingkar janji adalah aku.”
Mungkinkah.
"Saat itu di tepi pantai Kopenhagen, apakah banyak hal 'ingkar janji' yang ingin diucapkan Huang Que tapi tak bisa, benar seperti dugaan Zhao Yingjun tadi?"
Lin Xian menggenggam tangan Zhao Yingjun, memandangi pipi kirinya:
"Lalu apakah... kita harus terus menerus ingkar janji seperti ini? Takkan ada yang menemani Yu Xi tumbuh besar selamanya?"
Zhao Yingjun tersenyum, menggelengkan kepala:
"Lin Xian, jujur saja, aku berat melepasmu pergi. Tak ingin kau membuang aku dan Yu Xi, menyongsong masa depan dalam kesepian."
"Ini perkataan yang sangat egois, tapi sebagai istrimu, nyonya rumah ini, ibu Yu Xi... boleh saja kan sedikit egois pada keluarga?"
"Tadi saat kau bercerita padaku, reaksi pertamaku adalah menahanmu, mencegahmu pergi ke masa depan."
"Sungguh, ini benar-benar refleks pertama yang melekat di tulang dan otak. Sama sekali tanpa pertimbangan matang. Aku hanya... naif ingin kau tetap di sini, menemani kami, menemani Yu Xi tumbuh besar, menemani aku menua."
Setelah jeda sebentar.
Dia melanjutkan:
"【Jika kau orang biasa tanpa kemampuan, sungguh... akan kau tahan di sini.】"
Zhao Yingjun menggigit bibir bawahnya, setiap huruf yang diucapkannya ringan namun berbobot:
"Tapi... kau bukanlah itu."
“Kau adalah orang yang luar biasa, dan ditakdirkan untuk tidak biasa; Kau memiliki kemampuan untuk mengubah semua ini, menyelamatkan semua ini; Jika kau yang diberkati dengan kekuatan mimpi seperti ini tidak bangkit pada saat seperti ini... lalu siapa yang seharusnya maju?”
“Apakah kami memiliki anak sedangkan Elon Jusk tidak? Kami memiliki hidup, apakah Liu Feng tidak akan memiliki hidup di kemudian hari? Jika ada sedikit pun pemikiran untuk membiarkan orang lain mengambil risiko dan menanggung beban menggantikanmu... maka kau sendiri yang harus memikul tanggung jawab ini.”
“Pernahkah kau berpikir Lin Xian, orang-orang selalu menggembar-gemborkan ketidaktakutan akan pengorbanan, mengorbankan nyawa demi kebenaran. Banyak yang selalu berkata di jaringan internet, [perang XX] aku yang pertama maju, [perang XX] aku akan menyumbangkan semua warisan keluarga... Tapi jika benar-benar tiba saat itu, menurutmu apakah mereka akan benar-benar maju?”
“Kurasa mereka akan maju.”
Lin Xian berkata:
“Kebencian terhadap negara dan dendam keluarga tetap berbeda.”
“Bukankah ini sudah jelas?”
Zhao Yingjun terkekeh pendek:
“【Sementara orang lain bisa, maka kita pun bisa.】”
“Sejak aku mengenalmu dan berhubungan denganmu, hal yang paling kutakuti adalah menjadi beban dan hambatan bagimu... Karena itu, bahkan saat kau meninggalkan Perusahaan MX dulu, meski tahu kau melakukan hal berbahaya, aku tidak mengganggumu; Meski tahu kau pergi ke Kopenhagen dan Amerika, aku tidak menghubungimu.”
“Demikian pula, sejak lama sebelum ini aku telah mengetahui hubungan Yan Qiaoqiao dengan kita. Tapi agar tidak memberatkanmu tanpa alasan, aku memilih tidak memberitahumu. Hingga kau sendiri yang menemukan hal ini, barulah aku mengungkapkan fakta tersebut.”
“【Jika suamiku adalah pahlawan yang berjuang untuk negara dan rakyat, menyelamatkan dunia dan umat manusia, namun karena keberadaanku berubah menjadi orang biasa, ini adalah hal yang tidak bisa kuterima maupun kubiarkan.】”
Dia menghela napas panjang melalui hidung.
Memandangi cahaya lentera kuning keemasan di dapur:
“Lin Xian, kehidupan yang kita miliki sekarang ini, yang paling patut kita syukuri adalah para martir yang gugur dengan gagah berani di garis depan dan medan perang selama ratusan tahun terakhir.”
“Mereka juga adalah ayah, suami, anak… Mereka pun memiliki keluarga dan teman. Namun kebahagiaan dan kedamaian yang mereka jaga dengan mengorbankan nyawa sendiri, tidak hanya tidak sempat mereka nikmati, bahkan keluarga dan anak-anak mereka mungkin juga meregang nyawa secara tidak wajar.”
“Meski demikian, meski menghadapi tembakan meriam dan garis api, tak satu pun dari mereka yang mengkerut. Mereka membangun Tembok Besar dengan darah dan daging untuk kita, menjaga kebahagiaan dan kesejahteraan kita sekarang, puluhan tahun, bahkan ratusan tahun kemudian… Dibandingkan dengan itu, bukankah kita yang jelas-jelas memiliki kemampuan untuk menyelamatkan masa depan umat manusia, justru harus acuh tak acuh terhadap masa depan kepunahan manusia ratusan tahun mendatang?”
“【Masa depan umat manusia adalah masa depan Tiongkok, masa depan kita, masa depan Yu Xi, serta masa depan anak-cucu kita turun-temurun.】”
……
Lin Xian mendengarkan setiap kalimat yang diucapkan Zhao Yingjun.
Semua penjelasan logis ini sepenuhnya dipahaminya.
Ia juga tidak pernah berpikir untuk mundur, menyerah, atau berpangku tangan menikmati hidup.
Tapi memahami berbeda dengan merasakan.
Wajahnya yang pernah dielus Huang Que sebelum menghilang...
Pelukan Yu Xi di lehernya sebelum berubah menjadi salju biru, teriakan pertama "ayah" dalam hidupnya...
"Zhao Yingjun menunggu selama 600 tahun dalam wujud patung giok putih di Istana Langit Rhein..."
"Lin Xian."
Zhao Yingjun dengan jelas melihat pergulatan batin Lin Xian. Dia bangkit berdiri lalu menghadap Lin Xian dengan khidmat:
"Lin Xian, aku hanya ingin mengajukan tiga pertanyaan. Kuharap kau bisa menjawab setiap pertanyaanku dengan jujur dan sungguh-sungguh."
Lin Xian menengadah, memandangi siluet Zhao Yingjun yang diterangi cahaya kuning dapur di ruang tamu yang remang-remang, lalu mengangguk.
"Pertanyaan pertama."
Zhao Yingjun menatap Lin Xian yang masih duduk di sofa, mengucapkan setiap kata dengan jelas:
"Jika aku dan Yu Xi tidak ada, akankah kau memilih untuk hibernasi menuju masa depan dan menyelamatkan semua ini saat ini juga?"
Lin Xian mengangguk:
"Akan."
Zhao Yingjun berkedip beberapa kali:
"Pertanyaan kedua..."
"Jika karena kau tidak pergi sendiri ke masa depan, segalanya menjadi tak terselamatkan - kau tak bisa berbuat apa-apa menghadapi kepunahan manusia, hanya bisa menonton pasif kehancuran oleh Cahaya Putih, menyaksikan Chu Shanhe keluar dari cabin hibernasi tanpa bisa melihat senyuman Chu Anqing... akankah kau menyesal?"
Lin Xian menjilat bibirnya.
Akhirnya.
Mengangguk:
"Akan."
Zhao Yingjun menghela napas panjang:
"Pertanyaan ketiga."
"Jika semua orang bersikeras menahanmu, memintamu melupakan semua tentang masa depan, dan hidup tenang di masa kini... bisakah kau menjalani sisa hidupmu dengan hati yang tenang dan damai?"
……
……
Hening yang panjang.
Lin Xian bangkit dari sofa, berdiri berhadapan dengan Zhao Yingjun, lalu menggelengkan kepala:
“Sejujurnya, saya tidak bisa melakukannya.”
Zhao Yingjun tersenyum.
Dia menyentuh pipi Lin Xian dengan kedua tangannya, menghangatkan hati Lin Xian:
“Pergilah.”
Suara lembutnya mengusik telinga Lin Xian:
“Kurasa... kau sudah punya jawaban.”
“Dan Lin Xian, kau tidak perlu merasa bersalah pada Huang Que, tidak perlu mengkhianati amanat Huang Que. Karena... aku yang akan menyelesaikannya untukmu.”
Dia tersenyum:
“Bukankah sejak dulu sudah kukatakan berkali-kali? Janjimu adalah janjiku, sumpahmu adalah sumpahku.”
“Kalimat 'Jangan meninggalkan Yu Xi' yang dikatakan Huang Que... aku yang akan mewujudkannya untukmu!”
Lin Xian membuka mata lebar-lebar:
“Maksudmu...”
“Benar.”
Zhao Yingjun mengangguk:
“Aku berjanji, seumur hidup tidak akan meninggalkan Yu Xi apapun yang terjadi. Aku akan selalu menemani putri kita, membesarkannya, melihatnya sekolah, menjadi dewasa, lulus, menemukan jalan hidupnya, memiliki keluarganya sendiri...”
“Aku akan menghabiskan hidupku untuk menemani Yu Xi, membawa serta cintamu yang tersisa, mengelilingi Yu Xi bersama-sama. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, tidak akan mengecewakanmu. Aku akan menepati janji ini sampai nafas terakhirku, membiarkan Yu Xi sendiri yang menguburkanku.”
“Jadi Lin Xian, pergilah dengan tenang. Seperti yang kukatakan pertama kali di mobil sport Bentley biru di jalan layang itu——”
“Lakukanlah hal yang benar-benar ingin kau lakukan、hal yang rela kau pertaruhkan nyawa、hal yang mau kau dedikasikan seumur hidup、hal yang... jika tidak mengambil langkah ini, akan membuatmu menyesal sepanjang hayat.”
Dia menengadah.
Cahaya hangat di kedua matanya menyapu awan kegelisahan:
“【Aku yang akan melindungi Yu Xi, kau yang melindungi dunia!】”
