“Ha?”
CC memandangi Lin Xian dengan ekspresi tak percaya:
“Kau ini……Kau ini terlalu sembarangan ya?”
“Tidak, tidak, tidak.”
Lin Xian menggelengkan kepala menyangkal:
“Aku harus meluruskan penjelasanmu, aku tersentuh oleh Tuhan. Bukankah tindakan penuh cinta dan welas asih seperti ini pasti mengharukan?”
“Di era yang porak poranda ini, Tuhan dan para pengikut-Nya peduli pada dunia, mengasihi umat manusia. Mereka menyediakan sarapan gratis untuk buruh pelabuhan lapisan bawah masyarakat, juga pengembara sepertiku yang tak punya rumah. Kalau tidak memuja-Nya, mungkinkah kita harus memuja para kapitalis keji itu?”
Lin Xian yang pandai bicara membuat CC tertegun.
Kenapa dia merasa...
Orang Tionghoa di hadapannya ini agak berbeda dengan gambaran orang Tionghoa setia dan lugu yang dideskripsikan nenek?
Tapi...
“Baiklah.”
CC mengangguk:
“Pastor juga pernah berkata, Tuhan mengampuni semua manusia. Siapapun yang kembali ke jalan benar adalah partner kita.”
“Nah, baru ini namanya keagungan.”
Lin Xian menekan dada dengan tangan kanan, matanya memancarkan sinar khusyuk, loyal, dan tulus:
“Hidup Yesus.”
……
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Lin Xian berinteraksi dengan Kristen.
Saat kuliah di Shanghai, dia pernah mengikuti aktivitas serupa.
Shanghai memiliki beberapa gereja dan lembaga keagamaan khusus yang sering mengorganisir penginjilan di pusat kota, taman, atau tempat keramaian.
Cara aktivitasnya memang sederhana tanpa basa-basi, menyesuaikan diri dengan lingkungan setempat——
【Membagikan telur】.
“Asalkan mendengarkan ajaran dan meninggalkan kontak, bisa dapat telur. Kalau langsung 'tersentuh' mungkin bisa dapat lebih banyak.”
“Ini membuat para lansia berebutan percaya Yesus, memuji ajaran Kristen, Tuhan Maha Pengasih! Bahkan sampai berkelahi untuk menunjukkan tingkat kekhusyukan, suasana spektakuler belum pernah terjadi sebelumnya, tingkat keberhasilan hampir mencapai 100%.”
“Tapi...”
“Telur habis, keyakinan pun lenyap.”
“Kartu pengalaman religius para lansia hanya berlaku sampai telur habis; kalau janji besok akan bagi telur lagi, malam ini juga mereka akan menggumamkan Alkitab; kalau besok tidak datang, ya selamat tinggal Yesus, telur dadar lebih penting.”
“Begitulah orang Tionghoa, tak percaya dewa tak berguna. Yang mujarab disembah, tak manjur langsung ganti. Bumi ini tak memelihara dewa pengangguran.”
“Lin Xian juga punya konstitusi tubuh keyakinan yang adaptif begini.”
“Dulu melihat kegiatan penginjilan seperti ini, dia berpikir: kalau bagi jajan atau teh susu, mungkin dia juga mau baca beberapa ayat Alkitab.”
“Pragmatisme adalah iman yang melekat di tulang orang Tionghoa. Bila tak perlu, jangan tambah wujud fisik.”
“Entahlah... Bisakah Tuhanku dan Paduka Pastur membantu menyelesaikan masalah sepatuku.”
“Lin Xian menundukkan kepala, memandangi telapak kakinya yang hitam, bercanda:”
“Kau lihat, saya yang malang ini tidak punya sepatu, di musim dingin masih pakai baju lengan pendek, kelaparan dan kedinginan. Jika Tuhan dan Paduka Pastor bisa membantu menyelesaikan dua masalah ini... nanti saat ibadah dan menyanyikan puji-pujian, pasti saya yang paling keras menyanyikannya.”
“Jaket kapas tidak masalah.”
CC tidak menganggap serius, berkata sembarangan:
“Gereja di pelabuhan memang sudah menyediakan jaket kapas untuk jemaat miskin, juga berasal dari sumbangan pengusaha dermawan, tujuannya untuk menghangatkan pengembara dan pengemis di musim dingin, mencegah mereka mati kedinginan.”
“Bukan.”
Saat ini, Lin Xian benar-benar merasakan cahaya Yesus:
“Benar ada solusi jaket musim dingin!”
Dia hanya bercanda, tak menyangka benar-benar ada:
“Kalau sepatu? Ada tidak sepatu?”
CC melirik sinis padanya:
“Kau sungguh menganggap gereja sebagai mal? Sepatu pasti tidak ada, gereja maupun pastor tidak menyediakan ini.”
“Tapi... jika jemaat lain tahu kau kesulitan, mungkin akan menolong, tapi ini tidak pasti.”
Lin Xian mengangguk:
“Jadi inilah saatnya menguji akting... eh, maksudku iman yang khusyuk.”
“……”
CC sangat kesal.
Dia sudah paham.
Pria di hadapannya ini hanya ingin gratisan makanan, minuman, dan baju. Meski mulutnya meneriakkan Yesus hidup, tapi di hatinya sama sekali tidak ada kekhusyukan:
“Sudahlah, terserah kau. Yang penting jangan membuat masalah untukku. Dan setelah masuk gereja, jangan tunjukkan seolah mengenalku. Aku tidak ingin ikut terseret.”
“Ngomong-ngomong, namamu siapa? Bagaimana aku harus memanggilmu?”
“Lin Xian.” jawab Lin Xian.
“link？”
“no, adalah lin-xian”
Lin Xian mengeja kata demi kata untuk CC:
“Ini nama Tionghoa. Panggil saja sesukamu. Tidak masalah jika pelafalannya tidak standar. Bagaimanapun, aku tahu kau sedang memanggilku.”
“Jangan buang waktu lagi, ayo segera berangkat ke dermaga. Aku sudah tidak sabar untuk beribadah.”
CC mendengus pelan:
“Kurasa kau tidak sabar untuk makan, ya?”
……
Sinar matahari miring menyusup ke Brooklyn yang rendah, menyelimuti kota dengan kehangatan dan kemalasan.
Lin Xian tanpa alas kaki.
Berjalan di belakang CC.
Mereka berdua menyusuri jalan setapak yang berkelok-kelok, berjalan santai di bawah bulan purnama menuju arah dermaga.
Lin Xian mengikuti di belakang CC, mengobrol dengan santai.
Di hatinya terus memikirkan Hukum Ruang-Waktu, Penolakan Ruang-Waktu, serta praktik pemasangan Tiang Milenium.
Masih belum memahami di letak masalah sebenarnya.
Dan yang lebih membuatnya berkerut...
Ketidaktahuan kapan CC akan lenyap menjadi serpihan bintang biru membuatnya terus-menerus tegang.
Tiang Milenium memang lenyap setiap 24 tahun, tepatnya pada pukul 00:42 menit di hari ulang tahun ke-20.
Tapi inti masalahnya... setiap gadis Tiang Milenium memiliki tanggal lahir yang berbeda.
Ulang tahun Chu Anqing adalah 28 Maret;
Ulang tahun Zhang Yuqian adalah 15 Januari;
600 tahun kemudian ulang tahun CC itu adalah 29 Agustus；
Sedangkan CC yang ada di depan mata sekarang... hanya bisa diperkirakan kasar bahwa ulang tahunnya sekitar bulan November, hari spesifiknya sama sekali tidak bisa diketahui.
Sulit.
"Hm?"
Tiba-tiba, Lin Xian teringat sesuatu yang sangat penting!
Tiang Milenium, semuanya mengalami mimpi aneh yang serupa.
Dalam mimpi Zhang Yuqian, dia bermimpi tentang awan jamur, koran, montase Einstein dll; dalam mimpi Chu Anqing ada kembang api; dalam mimpi CC masa depan ada dirinya sendiri dengan mata biru... Mungkinkah... CC yang ada di depan mata sekarang ini juga bisa memberikan informasi berguna dari mimpinya?
Benar!
Ini adalah petunjuk utama yang sangat krusial!
Meski hanya bisa mendengar satu dua kata kunci tambahan, itu bisa memberikan arah dan cara berpikir untuk perjalanan Brooklyn kali ini.
“CC。”
Lin Xian memandangi kuncir kuda tinggi yang bergerak elastis seperti lompatan di depan, lalu bertanya:
"Apa kau biasanya bermimpi?"
"Tentu saja."
CC di depan berbelok di persimpangan jalan, berkata dengan lembut:
"Siapa yang tidak? Kenapa kau setiap hari hanya menanyakan omong kosong seperti ini."
"Hm?"
Lin Xian tampak bingung.
Apa yang terjadi lagi ini?
Gadis-gadis Tiang Milenium lainnya semua mengatakan tidak ingat isi mimpi, akan lupa dalam satu dua detik setelah bangun. Mengapa CC bisa membicarakan mimpi dengan santainya:
"Setelah bangun, apa kau bisa mengingat isi mimpi?"
"Biasanya bisa."
CC menoleh ke belakang:
"Tapi siapa yang akan sengaja mengingat hal seperti ini? Mimpi setiap hari berbeda-beda, ada yang meninggalkan kesan mendalam, ada yang masih diingat saat bangun tidur, tapi setelah satu dua hari semuanya terlupakan."
？？？
Lin Xian mengerutkan alutnya.
Sesuatu yang aneh...
Bertambah lagi, lagi, dan lagi.
Berdasarkan penelitian terhadap tiga gadis Tiang Milenium lainnya, Lin Xian dan Zhao Yingjun sebelumnya telah menyimpulkan pola mimpi mereka:
1. Isi mimpi setiap hari selalu sama, merupakan fragmen-fragmen kecil dari suatu waktu dan kisah tertentu.
2. Akan terlupakan sepenuhnya satu dua detik setelah terbangun, tak tersisa sedikitpun, tak bisa diingat kembali bagaimanapun caranya.
3. Hanya dengan membangunkan gadis Tiang Milenium secara tiba-tiba dari tidur, kita bisa mendapatkan petunjuk sepatah dua kata dari gumamannya yang belum sepenuhnya sadar.
Pola-pola ini bersifat mutlak, setiap gadis Tiang Milenium seharusnya memiliki pola yang identik.
Tapi.
CC di depan mata ini, jelas-jelas Tiang Milenium yang asli, mengapa begitu istimewa?
Dia tidak hanya bisa mengingat isi mimpinya seperti orang normal, tapi juga mimpi setiap harinya tidak berulang - persis seperti mimpi biasa yang dipengaruhi aktivitas harian.
Ini terlalu aneh...
Dia sama sekali tidak mirip Tiang Milenium, malah lebih seperti gadis normal biasa!
"Sebenarnya apa yang terjadi?"
Lin Xian bergumam pelan.
Dia merasa ada keanehan.
Tahun 1952 ini, segalanya dipenuhi keanehan:
"Ada apa dengan era ini?"
“【Penjelajah waktu tidak seperti penjelajah waktu, Tiang Milenium tidak seperti Tiang Milenium.】”
Kesimpulan ini sangat tepat.
Dia sebagai penjelajah waktu, tidak memiliki karakteristik penjelajah waktu sama sekali; CC sebagai Tiang Milenium, juga tidak memiliki karakteristik Tiang Milenium.
Sungguh tidak tahu apa alasan sebenarnya di balik ini.
“Ah? Kau sedang merintih apa?”
CC yang berjalan di depan menoleh ke belakang:
“Orang sepertimu sangat suka bicara sendiri ya, kau tak bisa mengendalikan diri?”
Lin Xian kembali fokus.
Menengadah:
“Bisakah kau kira-kira memberiku deskripsi tentang mimpi apa yang kau alami semalam?”
“Kemarin masih ingat dengan cukup jelas.”
CC memperlambat langkah, berjalan di sebelah kiri Lin Xian, sejajar dengannya:
“Karena… kemarin aku bermimpi tentang nenek lagi, wanita yang mengadopsiku di panti asuhan. Aku sangat merindukannya, berbicara banyak dengannya, dan memeluknya.”
“Lalu mimpi dua hari lalu?” Lin Xian melanjutkan bertanya.
“Hmm…”
CC menunjuk dagu dengan jari telunjuk:
“Dua hari lalu… seharusnya bermimpi tentang makanan enak, hot dog Coney Island, yang sering kulihat iklannya di jalanan. Jadi aku bermimpi sedang menyantap hot dog. Ah… sayangnya…”
CC tersenyum getir:
“Aku belum pernah makan hot dog, juga tidak tahu apa aroma hot dog Coney Island, jadi dalam mimpi pun tak bisa merasakan aromanya, tak bisa merasakan tekstur apa pun.”
Heh.
Lin Xian tertawa terhibur.
Memang.
Gao Yang paling awal menganalisis mimpi bersama dirinya sendiri pernah mengatakan, mimpi manusia tidak mungkin memuat hal di luar kognisinya.
Seperti CC yang belum pernah menyantap hot dog Coney Island, tentu dalam mimpinya juga tidak bisa merasakan aromanya. Bahkan jika dipaksa menghubungkan, hanya bisa dikaitkan dengan makanan sejenis yang pernah dimakan sebelumnya.
Sayangnya...
Dalam 20 tahun hidup CC ini, mungkin dia bahkan belum pernah mencoba makanan "sejenis hot dog". Seperti meminta gadis yang tak pernah melihat es krim atau mendengar bentuknya yang cantik untuk memimpikannya - mustahil baginya.
"Tiga hari yang lalu?" Lin Xian bertanya lagi.
"Itu sudah tidak ingat."
CC menggelengkan kepala, kesal:
"Ah, bisakah kau berhenti bertanya masalah membosankan seperti Mertua ini? Ada gunanya?"
Lin Xian tersenyum, tak lagi bertanya.
Sebenarnya sudah cukup.
Dari jawaban CC mudah dinilai, dia sama sekali tidak akan bermimpi seperti Zhang Yuqian, Chu Anqing, atau CC di masa depan.
Ini membuat Lin Xian mulai curiga...
Apakah CC sekarang benar-benar Tiang Milenium?
Dia kembali merenung.
Setidaknya dari perspektif masa depan, dia pasti Tiang Milenium.
Lagipula celah dimensi memang benar-benar eksis.
【Jika ada celah dimensi dalam jumlah sangat besar, pasti ada Tiang Milenium yang dipasang; jika ada Tiang Milenium yang dipasang, pasti ada gadis Tiang Milenium; sedangkan CC di depan mata ini identik persis dengan Chu Anqing dan Zhang Yuqian, bagaimana mungkin dia bukan Tiang Milenium itu sendiri?】
Begitu deduksi ini dibuat, kontradiksi pun muncul kembali.
Jelas-jelas Tiang Milenium, tapi tidak memiliki karakteristik Tiang Milenium, di mana letak penyebabnya?
Berpikir bolak-balik.
Lin Xian memicingkan matanya.
Mungkin.
Hanya ada satu kemungkinan jawaban——
【CC yang sekarang ini hanyalah seorang gadis biasa! Dia belum resmi menjadi Tiang Milenium!】
Hiss...
Dugaan di luar nalar ini membuat Lin Xian tak kuasa menahan napasnya.
Pemikiran yang sangat berani.
Sulit dipercaya.
Tapi bagaimana jika faktanya memang demikian?
Pada dasarnya, gadis Tiang Milenium selain penampilan fisik, tidak ada standar penilaian yang akurat. Satu-satunya strategi hanyalah mengidentifikasi melalui titik persamaan mimpi.
Sedangkan sekarang.
CC tidak bermimpi seperti Tiang Milenium lain, secara teori dia seharusnya tidak akan berubah menjadi serpihan bintang biru dan lenyap di hari ulang tahun ke-20.
Kecuali...
Terjadi sesuatu yang mengubahnya dari gadis biasa yang seharusnya tumbuh normal, menjadi Tiang Milenium takdir yang kejam, memulai misi pemasangan tiang selama ratusan tahun.
"Kalau begitu."
"【Apa sebenarnya pemicu yang mengubah CC menjadi Tiang Milenium?】"
Lin Xian belum bisa memahaminya untuk sementara waktu.
“Dia sempat mengira, takdir Tiang Milenium—bahkan nasib Tiang Milenium generasi pertama—telah ditentukan sejak saat dia lahir.”
“Tapi sekarang terlihat jelas, pembentukan Tiang Milenium bukanlah soal takdir, melainkan [buatan manusia], [tindakan yang disengaja].”
“Tahun 1952 kali ini memang pilihan yang tepat.”
Lin Xian mengepal tangannya, merasakan telah menangkap bayangan hitam yang tak berbentuk itu...
Rupanya.
Selama dia mengawasi CC dengan ketat dalam hari-hari mendatang, tak melepaskan pandangan sekejap pun, maka dia akan menyaksikan langsung fakta CC menjadi Tiang Milenium, memahami kebenaran di baliknya, dan menyingkap dalang di balik layar.
Masalah harus diselesaikan oleh yang menciptakannya.
Jika benar-benar bisa menemukan alasan dan dalang di balik perubahan CC menjadi Tiang Milenium... mungkin, setelah kembali ke tahun 2234, dia bisa membalikkan keadaan dan menyelamatkan Chu Anqing!
“Hmph.”
Lin Xian mendengus dingin:
“Aku ingin tahu, bajingan macam apa yang menciptakan Tiang Milenium ini, dan apa tujuan di balik pemasangan tiang-tiang ini... Jika bergerak cepat, mungkin di tahun 1952 ini aku bisa membunuhnya lebih awal dan mengakhiri rencana Tiang Mileniumnya.”
Tiba-tiba, Lin Xian membuka matanya lebar-lebar.
Mengusap bagian belakang kepalanya.
Tidak bisa...
Dia menyadari, dirinya tak boleh melakukan ini.
Di belakang kepala, "benang layang-layang" yang menghubungkan dengan ruang-waktu masa depan tahun 2234 masih terasa jelas, menandakan garis dunia belum bergeser, hubungannya dengan masa depan masih ada, dan dia bisa kembali kapan saja.
Tapi jika dia mengubah sejarah di tahun 1952 dan menembus Elastisitas Ruang-Waktu... delapan puluh persen garis dunia akan melompat ke frekuensi lain.
“Ini pasti akan membuat \”benang layang-layang\” miliknya putus, berubah menjadi hantu era yang tak bisa kembali ke ruang-waktu asalnya selamanya.”
Mengingat janjinya pada Liu Feng:
“Tenang saja, saat aku sampai di tahun 1952, aku pasti akan menjadi warganegara baik yang taat hukum, sama sekali tidak akan membunuh siapa pun, juga tidak akan membocorkan informasi apa pun kepada tokoh-tokoh kunci dalam sejarah.”
“Aku hanya akan berpura-pura menjadi pengamat, NPC, CCTV saja. Tujuan utamaku adalah mendapatkan informasi dan intelijen, lalu menggunakan intelijen ini... untuk memecahkan situasi di era kita sekarang.”
Ah.
Lin Xian menghela napas.
Inilah getirnya menjadi penjelajah waktu.
Tapi, jangan terlalu cepat memvonis.
Lihat situasi saja nanti.
Dari kondisi saat ini, hampir semua Hukum Ruang-Waktu yang diketahui telah gagal, apakah prinsip garis dunia dan penilaian terkait... masih bisa berjalan stabil?
Terlalu banyak ketidakpastian, hanya bisa bertindak sesuai situasi.
Bagaimanapun untuk saat ini.
Tetap berada di sisi CC saja.
Sementara dia belum menjadi Tiang Milenium sekarang, sesuai jalur sejarah yang telah ditetapkan, dia pasti akan berubah menjadi Tiang Milenium karena suatu [momentum].
Yang bisa dia lakukan sekarang.
Hanya menunggu munculnya momentum tersebut.
“Lin Xian, kita sampai.”
Di depan, CC tiba-tiba berhenti.
Menunjuk ke sabuk hijau di sebelah kanan.
Lin Xian menoleh mengikuti arah lengannya...
Di ujung dua baris semak cemara, berdiri kokoh gereja Kristus bergaya klasik dengan bentuk arsitektur ikonik.
Area gereja tidak bisa dibilang besar, tapi tidak ada masalah untuk menampung ratusan orang beribadah di dalamnya secara bersamaan.
Dia menengadah, memandangi salib di bagian atas gereja.
Mungkin gaya arsitektur gereja yang berbeda memiliki makna tersendiri, dekorasi atap gereja ini sangat berbeda dengan gereja yang pernah dilihatnya di Shanghai.
Tapi dia memang tidak mengerti ajaran Kristen, datang hanya untuk mengajak makan gratis, jadi tidak perlu memikirkannya terlalu jauh.
Menarik kembali pandangan.
Lin Xian kembali melihat ke dermaga di sebelah kiri dan bawah.
Gereja terletak di area yang lebih tinggi, perlu menuruni puluhan anak tangga panjang untuk mencapai dermaga di bawah.
Saat itu tepat pagi hari.
Para pekerja di dermaga sudah mulai sibuk sejak lama, para penumpang pun ramai hilir mudik naik dan turun kapal, sangat meriah.
Dibandingkan dengan para buruh dermaga yang berpakaian compang-camping, orang-orang yang turun dari kapal pesiar dan kapal dagang terlihat sangat anggun.
Kebanyakan pria mengenakan jubah panjang hitam yang rapi, dipadukan dengan topi nilon hitam dan syal panjang, di mata Lin Xian sangat bernuansa film hitam-putih.
Sebaliknya, pakaian wanita modern era 50-an justru sangat mencolok warnanya.
Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu - berbagai warna ada semua, tapi semuanya terlalu terang, bahkan cenderung berlebihan.
Inilah ciri khas zamannya.
Di era tempat Lin Xian tinggal, wanita yang berani memakai warna mencolok seperti kuning dan hijau terang pasti dicap "kampungan", tapi di Amerika era 50-an ini, justru dianggap "modern".
“Jangan terus melihat, Lin Xian, kita segera pergi ke gereja.”
CC menarik lengan Lin Xian, berjalan ke kanan:
“Ibadah hampir dimulai, tidak boleh terlambat datang ke ibadah.”
Keduanya berjalan di jalanan berbatu menuju gereja di ujung jalan.
Kerikil kecil di lantai menusuk-nusuk kaki Lin Xian sampai sakit.
Berharap……
Sebentar lagi bisa mendapat anugerah dari Tuhan.
Saat sampai di ujung rumpun pohon holly, Lin Xian melihat di luar gereja sudah dipasang wajan besar dan tenda. Di dalam wajan sedang direbus sup jagung kental, di sebelahnya tersedia roti yang tampak sangat keras dan tebal.
“Ada pembatasan jumlah?”
Lin Xian memang sudah pusing karena kelaparan.
“Satu bagian per orang.” jawab CC.
“Jumlahnya agak sedikit ya...”
Lin Xian memandangi ukuran roti-roti itu:
“Mungkin tidak cukup untuk para pekerja fisik ini?”
CC mengangguk:
“Tapi dengan begini... lebih banyak orang bisa terhindar dari kelaparan. Lagipula dana sumbangan jemaat juga terbatas, tentu ingin membantu sebanyak mungkin orang.”
Dia memeriksi Lin Xian dari atas ke bawah.
Tinggi badannya, juga berotot. Postur tubuh sebesar ini memang sulit dikenyangkan.
“Tenang saja.”
Dia menatap Lin Xian:
“Nanti rotiku akan kubagi separuh untukmu.”
“Aduh, jadi malu. Sudahlah. Aku cuma perlu sedikit isi kandungan, nanti bisa cari cara la...”
“Tidak apa-apa.”
CC menyela Lin Xian, menggelengkan kepala:
“Saya tidak bisa makan sebanyak itu. Dari penampilanmu, kau sudah kelaparan lama. Kau saja yang makan lebih banyak.”
“Saya hanya berharap kau bisa bersikap normal nanti, jangan sampai memalukan atau membuat saya kerepotan. Kau... bagaimana ya, penampilanmu sekarang sama sekali tidak seperti seorang Kristen, malah mirip pencuri Indian.”
“Mengapa kau menekankan kata 【Indian】?”
Lin Xian menatap CC:
“Kau harus bersyukur hidup di era ini. Andai berada di Amerika puluhan tahun kemudian, ucapanmu tadi sudah membuat polisi memburumu.”
“Saya hanya mengatakan yang sebenarnya.”
CC menarik-narik lengan baju pendek Lin Xian:
“Karena baju yang kau pakai ini dari kulit binatang... Awalnya kukira mataku salah lihat. Tapi setelah merabanya, Ya Tuhan! Pakaianmu benar-benar terbuat dari kulit hewan. Sulit dibayangkan betapa menderitanya hidupmu sampai tak punya baju yang layak.”
Lin Xian bingung antara ingin tertawa dan menangis.
Nilai setelang berang-berang ini di era manapun termasuk barang mewah, tapi di zaman ini malah dianggap memalukan:
“Penampilanku... benar-benar menyedihkan dan memilukan?”
CC mengangguk:
“Sangat menyedihkan. Tak punya sepatu, pakai kulit binatang tipis di cuaca dingin begini... Bahkan di kawasan kumuh Brooklyn, tak ada orang yang lebih mengenaskan darimu.”
“Kalau begitu... baguslah.”
Lin Xian tersenyum tipis, menatap patung Yahweh dan pola Bunda Maria yang terpahat di dinding gereja:
“Berkat dirimu, aku sudah memikirkan cara untuk mendapat anugerah Tuhan secara gratis nanti.”
“Kau, kau mau apa sebenarnya?” CC mengerutkan alut dengan penuh kewaspadaan.
“Heh, tunggu saja dan lihat.”
Lin Xian melewati CC, meletakkan kedua tangannya di pintu kayu ganda.
Kreek——
Sinar matahari dan Lin Xian bersama-sama memasuki gereja yang suci...
