Luar angkasa... hadiah...
Pada momen ini.
Lin Xian tiba-tiba merasakan ular pemakan ekor ruang-waktu kembali menyelesaikan lingkaran tertutup.
Pada pesawat antariksa di ketinggian 20.000 meter dulu, dalam aksi penangkapan Partikel Ruang-Waktu, Chu Anqing yang menyentuh partikel tersebut mulai sadar akan beberapa memori. Kemudian dengan nekad ia bersikeras keluar kabin dan melompat, berhasil menangkap Partikel Ruang-Waktu yang sangat penting itu untuk dirinya sendiri.
【Hadiah】
Partikel Ruang-Waktu itu adalah hadiah paling berharga yang Chu Anqing berikan untuk dirinya sendiri, memungkinkannya mulai menyentuh inti kebenaran dan menguasai inisiatif.
Mungkinkah...
Memori yang disadari Chu Anqing saat itu adalah memori dari CC tiang generasi pertama yang sekarang?
Roda ruang-waktu berputar.
Pertemuan dan perpisahan saling bersilangan.
Mungkin, kisahnya dengan Chu Anqing sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1952.
"Hey!"
Di depan, CC yang sudah berjalan jauh berteriak:
"Kenapa kau melamun lagi, Lin Xian! Cepat ikut, masih banyak wahana yang harus kita mainkan!"
Melihat Lin Xian masih tertegun di tempat.
CC tidak ingin menyia-nyiakan waktu berharga di taman hiburan. Ia berlari kecil kembali, menarik tangan Lin Xian dan menuntunnya maju:
"Kenapa kau selalu bengong? Rasanya dalam 24 jam sehari, setidaknya 20 jam kau habiskan untuk melamun."
Lin Xian mengikuti di belakangnya, tertarik menuju wahana komidi putar:
"Aku bukan melamun, hanya sedang memikirkan sesuatu."
"Haha, jangan-jangan kau menganggap serius omonganku tadi?"
CC menoleh, matanya berkelip-kelip membentuk bulan sabit imut, tersenyum manis:
"Aku hanya bercanda. Bumi baik-baik saja, buat apa aku ke luar angkasa?"
“Lagipula, walau saya tidak pernah bersekolah, tapi pengetahuan paling dasar sudah diajarkan nenek kepada kami... Luar angkasa kan bukan mal atau toko mainan, mana mungkin ada hadiah yang dijual?”
“Bahkan sebaliknya, alasan luar angkasa disebut [kosong] justru karena tidak ada apa-apa di sana, bahkan udara pun tidak. Jadi jangan berharap～ Meski saya benar-benar pergi, tidak akan bisa membawakan hadiah untukmu.”
“【Masa iya... masa iya harus memetik bintang untukmu?】”
Lin Xian mendengarkan, tersenyum tanpa bicara.
Bintang.
Di《Kompetisi Hacker Dunia》, kecerdasan buatan super VV justru mengoperasikan satelit Starlink Elon Jusk untuk menghadiahkan "bintang segi lima" kepada Chu Anqing.
Hanya bisa dikatakan, keluguan masa kecil memang tak terkekang.
Meski CC generasi pertama yang sekarang ini segera berusia 20 tahun, jelas bukan termasuk anak-anak.
Tapi di era kuno dan kolot ini, orang-orang memang lebih naif; ditambah lagi CC juga tidak bersekolah, kedewasaan mentalnya belum matang.
Karena itu, di mata Lin Xian yang 7 tahun lebih tua darinya...
CC di hadapannya memang terlihat seperti anak kecil "kekanak-kanakan".
“Kau mau naik komidi putar?”
Lin Xian memandangi antrian panjang seperti naga, tak mengerti mengapa proyek komidi putar ini begitu ramai pengunjung.
Setelah diamati lebih teliti.
Ternyata, anak-anak kecil yang menyuruh orangtua mereka mengantri.
Untuk proyek yang lebih menegangkan seperti roller coaster atau roda terbang, anak-anak kurang berminat, sementara orang dewasa juga tidak mengizinkan karena pertimbangan keamanan.
Jadi, proyek santai seperti komidi putar atau cangkir berputar yang cocok untuk anak-anak justru paling mendominasi pasar.
“Tentu saja harus main!”
CC menarik lengan Lin Xian berdiri di ujung antrian, berkata serius:
“Sekali-kali kita datang ke taman hiburan, kalau tidak main semua wahana sampai habis bagaimana bisa? Itu pasti sangat merugi. Mungkin seumur hidupku, hanya kali ini kesempatanku datang ke taman hiburan, aku harus benar-benar menghargainya.”
“Baiklah.”
Lin Xian mengangkat tangan pasrah:
“Lagipula tiket sudah dibeli, harganya juga mahal... Kau benar, hari ini kita akan main sampai puas, sampai taman hiburan tutup malam nanti, sampai kau merasa cukup.”
Saat itu, komidi putar sudah dipenuhi penumpang.
Pegawai menutup pintu pembatas lalu menyalakan saklar.
Musik riang menggema, komidi putar mulai bergoyang naik-turun, membawa para gadis yang tertawa terbahak berputar mengelilingi sumbu tengah.
Mainan seperti ini... bagi Lin Xian sudah pasti terlalu kekanak-kanakan, tapi bagi CC yang polos dan belum pernah ke taman hiburan, ini justru sesuai.
“Giliran kita, akhirnya tiba juga.”
Setelah menunggu tiga putaran penuh, Lin Xian dan CC baru bisa naik komidi putar; CC duduk di kuda kecil merah muda di depan, sedangkan Lin Xian di kuda besar biru di belakang.
Ia menunjuk ke 【Cincin Emas】 yang tergantung di tiang panjang depan:
“CC, kau lihat cincin emas itu?”
“Di mana?”
CC melihat ke kiri-kanan, lalu segera menemukan targetnya:
“Kulihat, itu untuk apa?”
“Itu namanya Cincin Emas.”
Lin Xian mulai menjelaskan dengan sabar:
“Asalkan bisa menangkap cincin itu, kita bisa naik komidi putar gratis satu putaran lagi; tapi mengingat tiket ini sudah all-inclusive gratis semua, mungkin fungsi cincin itu adalah untuk mengantri tanpa perlu mengantri, memungkinkanmu naik lagi satu putaran.”
“Ada hadiah seperti itu juga!”
CC menatap tajam cincin emas itu, tidak sabar:
“Menangkapnya... tidak terlalu sulit juga.”
“Memang... Lihatlah kelas rival-rivalmu di sini.”
Lin Xian melirik ke sekeliling, para "prajurit" di atas kuda-kudaan itu hampir semuanya anak kecil berlengan pendek dan berkaki pendek.
Apa bedanya dengan mahasiswa yang mengalahkan anak TK?
CC dengan lengan panjang dan kaki jenjang, ditambah bakat alami di bidang antariksa, selama dia mau, bisa terus menerus mengulang naik komidi putar ini tanpa batas.
Tak lama, musik mulai berbunyi, kuda-kudaan mekanis yang agak kaku mulai berputar.
CC memandang lurus ke cincin emas tanpa berpaling.
Anak-anak lain menjulurkan tangan mencoba meraih cincin, tapi karena tangan mereka pendek, ditambah gerakan naik-turun kuda yang goyah dan tongkat gantung cincin emas yang berayun tak beraturan, beberapa kali percobaan mereka berakhir dengan kegagalan.
Akhirnya.
Kuda CC berputar mendekati tongkat itu——
Dengan refleks cepat dan penglihatan dinamis yang tak terkalahkan, dia menyambar cincin emas itu!
“Hehe, Lin Xian lihat!”
Dia memasangkan cincin emas di jari telunjuk kanannya, menggoyang-goyangkan tangan kecilnya ke arah Lin Xian:
“Mirip cincin tunangan tidak?”
Lin Xian tersenyum tipis:
“Kan memang cincin, bukankah arti cincin itu sama dengan cincin?”
“Boleh aku bawa pulang?” CC mengedipkan mata besarnya yang penuh antisipasi.
“Pasti tidak boleh.”
Lin Xian berkata:
“Ini prop permainan. Begitu komidi putar berhenti, harus dikembalikan ke pegawai. Tapi kamu boleh naik satu putaran lagi.”
“Ah... baiklah.”
CC getir, terpaksa melepas cincin dari jari telunjuk, menggenggamnya di telapak tangan kiri.
Putaran kedua, CC kembali menangkap cincin emas.
Putaran ketiga, lagi-lagi dia.
Putaran keempat, tetap dia.
Putaran kelima, bocah gemuk di belakang menangis. CC menghiburnya sambil menyodorkan cincin:
“Nih, ambil ya bocah gemuk, ini untukmu.”
Bocah gemuk menerima cincin emas, wajahnya berseri:
“Terima kasih Kakak! Ini untukmu!”
Bocah itu cukup paham sopan santun, menyerahkan permen lolipop pelangi berbalut plastik ke CC.
Setelah putaran ini berhenti.
CC turun dari kuda kayu, membawa permen lolipop mendekati Lin Xian:
“Hasil tak terduga.”
“Benar-benar hebat.” Lin Xian memberikan jempol.
“Mari kita bagi dua.”
CC memegang kedua sisi permen lolipop pelangi, berusaha membelahnya.
Lin Xian bingung antara ingin tertawa dan menangis, menghentikannya:
“Kau tidak perlu selalu membagi segala sesuatu menjadi dua untukku.”
Ia teringat roti keras setengah yang dicelupkan ke sup jagung kemarin pagi, dan setengah hotdog yang dibagi CC untuknya tadi siang.
"Gadis ini, benar-benar memikirkan dia dalam segala hal, semua ingin dibagi separuh."
"Kau saja yang makan, kau belum pernah mencoba permen lolipop kan?"
"Kalau begitu aku juga belum mau makan dulu."
CC memasukkan permen lolipop pelangi ke dalam saku:
"Nanti saat kita benar-benar kelaparan, baru kita makan ini."
...... Kemudian CC menjelajahi setiap wahana dengan cara yang terprogram, perhitungan sempurna, menikmati setiap wahana dengan penuh kebahagiaan dan penghargaan.
Matanya bagai kamera, dengan serius merekam material ini dalam otaknya, menandainya sebagai momen paling membahagiakan dan puncak dalam hidup.
Senja menjelang, malam tiba, berbagai fasilitas taman hiburan mulai menyala, wahana malam perlahan dibuka.
Lin Xian dan CC bersama-sama menyaksikan pertunjukan sirkus hewan, menonton teater dongeng, akhirnya... tiba di wahana penutup -
Bianglala.
"Perjalanan di taman hiburan biasanya diakhiri dengan bianglala."
Lin Xian berbisik lembut.
"Kenapa?" CC penasaran.
"Aku juga tidak tahu."
Lin Xian menggelengkan kepala:
"Ini seperti aturan tak tertulis, atau... semacam konvensi alami. Menurutku bianglala gerakannya lambat, santai, cocok untuk penutup?"
"Selain itu bianglala membawamu tinggi menggapai langit melihat seluruh taman hiburan, memberi kesan merangkum semua kenangan."
"Baiklah."
CC mengangguk, menghembuskan napas panjang dari hidung:
"Memang sudah waktunya berakhir, semua wahana sudah dicoba, tinggal bianglala saja."
Saat itu.
Speaker di taman hiburan mengeluarkan pengumuman, mengatakan taman hiburan akan tutup dalam setengah jam, semua wahana hanya menyisakan putaran terakhir, harap para turis memperhatikan waktu.
Keduanya tiba di roda raksasa.
Masuk ke dalam kabin kecil.
Setelah pegawai mengunci pintu kabin, roda baja raksasa membawa mereka menjauh dari lantai, perlahan naik.
CC menempel di kaca jendela, menyaksikan lentera neon di luar.
Penerangan warna-warni taman hiburan membentuk lukisan indah di lantai; perlahan, roda raksasa mencapai titik tertinggi, memamerkan garis langit Brooklyn dari ketinggian maksimal; sementara Manhattan yang dipenuhi gedung-gedung tinggi di kejauhan... tetap tak terjangkau.
CC memandang ke luar sambil berbisik:
"Ini mungkin... tempat tertinggi dan terjauh yang pernah kukunjungi, aku belum pernah melihat pemandangan seperti ini."
"Kau masih muda."
Lin Xian menatapnya:
"Ini bukan batasmu, masih ada tempat yang lebih tinggi dan lebih jauh menantimu."
"Hari yang sangat menyenangkan dan membahagiakan..."
CC menoleh, memandang Lin Xian:
"Sungguh terima kasih Lin Xian, meski kita baru kenal kurang dari dua hari, tapi kau sudah mengajakku mengalami begitu banyak hal yang tak pernah kubayangkan sebelumnya."
Dia menghitung dengan jari-jarinya:
"Kau mengajakku ke Brooklyn Heights melihat Manhattan,"
"membawaku ke taman hiburan, naik komidi putar dan roda raksasa,"
"juga menginap di hotel, tidur nyenyak,"
"Semua ini adalah pengalaman pertamaku... Sungguh beruntung bisa merasakan begitu banyak 'pertama kali' bersamamu."
“Ah iya, bagaimana bisa lupa hot dog?”
Dia tersenyum kecut, lesung pipi kecil di sudut bibirnya samar-samar terlihat:
“Hot dog adalah makanan terenak di dunia ini! Nomor satu sedunia!”
Lin Xian menatap CC, tidak berkata-kata.
Hot dog.
Benarkah ini makanan terenak di dunia?
Jelas, tidak.
Ada puluhan ribu makanan yang lebih enak dari hot dog di dunia ini.
Hanya saja, bagi CC... dia hanya pernah makan hot dog.
Dunianya hanya seluas itu.
Di dunianya, hot dog adalah nomor satu sedunia, keyakinannya tak tergoyahkan.
“Nih, ini permen untukmu.”
CC mengeluarkan permen lolipop pelangi dari saku, memegang kedua ujungnya dengan kedua tangan lalu membelahnya menjadi dua:
“Kita tidak punya uang untuk makan malam, pasti kau lapar kan? Makan permen ini dulu saja.”
“Harus berterima kasih pada bocah gemuk itu, menukar cincin emas gratis dengan lolipop besar ini, kita benar-benar untung besar.”
Lin Xian menerima setengah bagian permen pelangi itu.
Bentuk setengah lingkaran, mirip busur derajat yang biasa ada di tempat pensil.
Dia memasukkan permen itu ke mulutnya.
“Manis?" tanya CC.
Lin Xian mengangguk:
“Manis.”
……
Bulan mulai naik, taman hiburan tutup, para turis terakhir berjalan keluar pintu gerbang, hari bermain pun berakhir.
CC berjalan di depan menuju halte bus, tapi menyadari Lin Xian tidak mengikutinya.
“Lin Xian?”
Dia menoleh:
“Kenapa kau diam terpaku lagi di sana?”
"Terlihat Lin Xian menyimpan tangan di saku, berdiri di tempat, sama sekali tidak berniat naik bus."
"Maaf CC."
Lin Xian berkata:
"Sangat menyesal, kita tidak punya uang untuk naik bus pulang."
"Hm?"
CC memiringkan kepala:
"Kau sebelumnya, bukannya sudah menghitung semua uang dengan tepat?"
"Ada kesalahan hitung."
Lin Xian mengangkat tangan pasrah:
"Saya tidak menyangka hot dog di Coney Island harganya 5 sen, jadi... uang kita habis tepat, tidak tersisa sedikitpun."
"Oh, begitu ya."
CC sama sekali tidak mempermasalahkan, dengan santai:
"Kalau begitu kita pulang jalan kaki saja. Meski jalan kaki juga bisa sampai ke wilayah semula."
？
Lin Xian memandangi CC, terkejut dengan sikapnya:
"Sikapmu sangat stabil ya."
Dia berdecak kagum:
"Saya kira kau akan menggerutu padaku."
"Mana mungkin!"
CC mendengus pelan:
"Apa yang kau pikirkan Lin Xian... Hari ini saya terus-menerus memakai uangmu, kau membelikan hot dog, mengajak saya main ke taman hiburan, mana mungkin saya membalas budi dengan kejahatan, malah menggerutumu? Kau anggap saya seperti apa..."
"Lihat, bagaimanapun kita berdua tidak punya keluarga, jadi pulang atau tidak juga tidak masalah. Kita jalan ke arah pulang, cari taman atau kolong jembatan untuk tidur semalam... Bagi gelandangan, tidur di mana saja sama saja."
Lin Xian mengangguk:
"Awalnya memang seperti itu rencanaku, tapi sekarang, saya punya 【Rencana B】 yang baru."
CC memicingkan mata:
"Rencana B? Kau mau apa?"
Lin Xian tersenyum tipis:
“Kau benar sebelumnya, spesialisasi Pulau Coney bukan cuma hot dog dan taman hiburan... tapi juga geng kriminal!”
“Anggota geng itu punya uang banyak, dan sebagian besar hasil ilegal. Ayo kita cari masalah, buat keributan, curi sedikit uang mereka. Itu bisa dibilang merampok orang kaya untuk menolong orang miskin, sekaligus memberantas kejahatan.”
“Apa?”
CC membuka mata lebar-lebar, mengira salah dengar:
“Tidak, kau bercanda apa! Itu kan geng! Kau lihat sendiri tadi pagi... anggota geng semuanya bawa pistol, dan biasanya beroperasi berkelompok di malam hari. Kalau kau cari masalah dengan mereka... bukankah itu sama dengan mencari mati?”
Lin Xian tidak menghiraukan:
“Bawa pistol ya? Hmm, bagus, sekalian upgrade peralatanku.”
“Lin Xian, kau gila!” CC berteriak.
“Masih ingat kata-kataku pagi tadi?”
Lin Xian menyela, tangan menyelip di saku celana:
“Kubilang... pahitnya kehidupan kita sudah berakhir. Geng receh begini, pantaskah ditakuti? Mereka cuma mesin uang kita.”
CC mendekat, memandang Lin Xian dengan tatapan penuh perhatian, berjinjit menempelkan telapak tangan di alut Lin Xian:
“Kau tidak demam?”
“Heh, tunggu saja buktinya.”
Lin Xian penuh percaya diri melepaskan tangan kecil CC dari dahinya, menatap bulan purnama di langit:
“Mulai sekarang, Lin di Brooklyn adalah Lin Xian! Biarkan geng-geng Pulau Coney ini...”
“...menyambut ayah baptis baru mereka!”
