“Baiklah, Douglas.”
Einstein mengubah posisi duduknya, memandang penuh minat ke mulut besar gorila di seberang:
“Saya sangat tertarik dengan pemikiranmu dan ingin mendengarnya. Tapi... benarkah kau tidak mempertimbangkan untuk melepas penutup kepala sementara ini?”
“Jangan salah paham, bukan maksudku merusak suasana Halloween-mu. Hanya saja gorila ini... bagaimana ya, membuatku merasa agak tidak nyaman.”
Lin Xian tetap tidak bergeming.
Tentu saja dia tidak bisa melepas penutup kepala.
Bagaimana jika Einstein di hadapannya ini benar-benar ketua Klub Jenius masa depan? Jika membiarkannya melihat wajahnya sejak dini, bukankah itu akan langsung menelanjangi kebohongannya?
Einstein yang sekarang jelas belum memiliki kemampuan mahatahu. Pasti dia tidak tahu siapa orang di balik penutup kepala ini.
Hanya dengan cara ini, garis dunia bisa tetap stabil, memastikan bahwa saat dirinya bergabung ke klub sebagai Jenius kesembilan Rhein, itulah pertemuan pertama yang sesungguhnya dengan Einstein.
“Saya juga ingin melepas penutup kepala dan berbincang dengan Yang Mulia, Tuan Einstein.”
Suara parau Lin Xian terdengar serba salah dan penuh penyesalan:
“Namun sangat disayangkan, penutup kepala ini sulit dipasang dan membutuhkan teknik khusus... Saya pun membutuhkan bantuan profesional stylist untuk memakainya. Jika dilepas sekarang, nanti di bagian menari saya akan sangat canggung.”
“Jika Yang Mulia benar-benar merasa tidak nyaman, bagaimana kalau saya ganti posisi dan duduk di sebelah Yang Mulia? Dengan begitu Yang Mulia hanya akan melihat pipi kiri saya, tidak perlu melihat mulut berdarah kera besar ini.”
Einstein terdengar tertegun sejenak.
Sungguh tak terduga.
Pemuda bernama Douglas ini... logika berpikirnya benar-benar unik...
“Baiklah.”
Ia tak menemukan alasan untuk menolak, menggeser kursinya ke samping dan mengosongkan tempat duduk sebelumnya.
“Terima kasih.”
Lin Xian bangkit dari seberang dan duduk di sebelah Einstein, mengambil tempat duduk aslinya.
Sejak saat itu.
Posisi duduk mereka yang awalnya berseberangan berubah menjadi berdampingan, jarak semakin dekat, hubungan di antara mereka pun terasa semakin akrab.
“Tuan Einstein, pandangan saya sangat berbeda dengan Yang Mulia.”
Lin Xian berkata dengan lembut:
“【Saya berpikir Yang Mulia bukanlah pesakitan sejarah, malah lebih mirip juru selamat yang menciptakan perdamaian abadi.】”
“Heh.”
Einstein tersenyum getir:
“Douglas... Mengapa kau memiliki pemikiran bodoh seperti ini?”
“Harus kau ketahui, saat ini baik Amerika maupun Soviet sudah memiliki bom atom. Prinsip bom atom sendiri tidak rumit, mungkin dalam puluhan tahun ke depan banyak negara akan memilikinya.”
“Ah... Kotak Pandora telah terbuka. Manusia menguasai kekuatan yang bukan hak mereka. Jika ini terus berlanjut, di masa depan di manapun bom atom dijatuhkan, akan menyebabkan puluhan ribu nyawa melayang dan sebuah kota hancur lebur.”
“Jadi, panggilanmu padaku sebagai juru selamat perdamaian... bagiku ini adalah ironi paling puncak.”
Namun.
Lin Xian menggelengkan kepala dengan tenang:
“Tuan Einstein, arah pemikiran Yang Mulia keliru. Keahlian Yang Mulia di bidang fisika tak tertandingi, tapi tarik-ulur hubungan internasional dan situasi antarnegara adidaya... ini adalah ilmu pengetahuan yang tak kalah dengan 《Relativitas》.”
“Saya ingin menjelaskan sebuah konsep pada Yang Mulia, bisakah Yang Mulia memahaminya?”
Lin Xian berbicara kata demi kata:
“【Deterensi Nuklir】.”
Einstein memandangi pipi kiri gorila sambil mengerutkan alut:
“Deterensi nuklir?”
Dia menggumamkan kata itu, tenggelam dalam perenungan.
Lin Xian di sisi ini tidak mengganggu Einstein, segera merasakan "benang layang-layang" di belakang kepalanya.
Bagus.
Persis seperti perkiraannya, "benang layang-layang" tetap kokoh dan kuat, tidak putus; ini menunjukkan alur masa depan dan garis dunia tidak berubah karenanya.
Ruang-waktu saat ini tetap berada pada garis dunia 0.0001764.
Lin Xian tidak terkejut dengan ini.
Dia juga baru memberitahukan konsep 【deterensi nuklir】 pada Einstein lebih awal setelah yakin sepenuhnya tidak akan memicu perubahan garis dunia.
Einstein yang berada di tahun 1952 ini jelas belum mengetahui istilah 【deterensi nuklir】.
Sesuai perkembangan sejarah normal, konsep deterensi nuklir baru akan secara resmi diusulkan oleh pemerintahan Eisenhower Amerika Serikat setahun kemudian, pada akhir tahun 1953.
Inti dari deterensi nuklir adalah dengan mengandalkan kekuatan nuklir yang mutlak superior sebagai pengawas, melancarkan pembalasan nuklir menyeluruh untuk memeras dan mengancam musuh, sehingga membuat pihak lawan takut akan serangan balik nuklir dan tidak berani melancarkan serangan.
Terlepas dari apakah Einstein benar-benar Ketua Klub Jenius atau bukan.
Pada momen ini, memberitahukan konsep ini kepada Einstein satu tahun lebih awal sama sekali tidak akan memicu perubahan garis dunia, karena——
【Baik Einstein yang sebenarnya maupun Ketua Klub Jenius, mereka semua bisa hidup sampai tahun 1953 untuk melihat kabar ini dengan mata kepala sendiri. Bagi mereka, ini adalah fakta yang sudah ditetapkan untuk diketahui.】
Apalagi.
Deterensi nuklir sendiri sudah ada di tahun 1952 saat ini, hanya saja masih dalam tarik-ulur tersembunyi dan belum terang-terangan.
Einstein dalam sejarah aslinya, meski mengetahui keberadaan deterensi nuklir di tahun 1953, tetap putus asa terhadap masa depan dan mengakhiri hidupnya karena depresi di tahun 1955.
Artinya, ada satu poin kunci——
【Mengetahui atau tidaknya deterensi nuklir tidak mempengaruhi penilaian pesimis Einstein terhadap masa depan umat manusia.】
Alasan Lin Xian mengangkat hal ini di sini.
Hanya ingin melihat sikap sebenarnya dari Einstein.
Jika Einstein bisa terbujuk olehnya, maka itu menunjukkan dia berkemungkinan besar bukan Ketua Klub Jenius; Hasil deduksi ini sangat jelas, karena sekalipun di abad ke-21 puluhan tahun kemudian dimana deterensi nuklir telah menjamin perdamaian jangka panjang... Ketua Klub Jenius tetap bersikap pesimis terhadap masa depan manusia dan masih berusaha menciptakan masa depan indah dengan mengandalkan para jenius.
“Jika Einstein tidak bisa membujuk dirinya sendiri, masih bertekad menganggap manusia tidak punya masa depan... maka kecurigaannya cukup besar, mungkin masih ada rahasia lain pada dirinya.”
Lin Xian menyandar ke belakang, bersandar di sandaran kursi, melanjutkan:
“Yang Mulia secerdas ini, pasti bisa membayangkan bagaimana dampak deterensi nuklir terhadap tatanan dunia begitu terbentuk.”
“Kita punya alasan untuk percaya, dalam puluhan tahun ke depan, negara-negara kaya raya itu akan memiliki senjata nuklir sekaligus menguasai hak suara seluruh dunia; sementara negara-negara besar ini, untuk menjamin hak dan status mereka tidak direbut, pasti akan mencari cara membatasi penyebaran senjata nuklir, menghalangi negara lain memilikinya.”
Einstein menengadah:
“Pemikiranmu ini, aku tidak bisa bilang realistis.”
“Meski teori yang kau ajukan punya kelayakan tertentu... toh prinsip bom atom tidak rumit, tapi menciptakan bom atom adalah hal yang sangat sulit, membutuhkan banyak sentrifugal super dan bijih uranium.”
“Memang, membuat reaktor nuklir tidak terlalu sulit, tapi kemurnian uranium dan presisi teknik yang dibutuhkan untuk bom atom jauh di luar kemampuan negara-negara kecil.”
“Tapi masalahnya, konflik antar negara kecil itu biasanya tidak bisa meningkat jadi perang dunia. Untuk benar-benar memicu konflik tingkat dunia, tetap butuh partisipasi negara pemilik senjata nuklir... Dalam situasi ini, bagaimana membatasi negara-negara besar menggunakan senjata nuklir?”
Lin Xian tersenyum tipis:
“Jadi, inilah yang disebut [deterensi nuklir] antar negara besar.”
“Tuan Einstein, Anda seharusnya tidak sulit memahami prinsip deterensi nuklir. Asalkan Rencana pembalasan nuklir dan sistem serangan balik nuklir sudah dikerahkan dengan baik, negara mana pun dapat meluncurkan bom atom seketika saat diserang nuklir, menghancurkan ibukota lawan, membakar giok bersama batu biasa, musnah bersama-sama.”
“Tak bisa dipungkiri, dalam kondisi ini begitu salah satu pihak melanggar tata krama, pasti akan memicu reaksi berantai nuklir. Bom atom akan mulai dijatuhkan secara membabi buta di seluruh penjuru dunia; sekalipun peradaban manusia tidak punah, akan mengalami kerusakan parah dengan konsekuensi yang sangat mengerikan. Tak ada satu negara pun yang bisa lolos dari dampaknya... Amerika tidak bisa, Uni Soviet juga tidak.”
“Tapi dari sudut pandang lain, mungkinkah ini justru sesuatu yang baik?”
“Sesuatu yang baik?”
Einstein menengadah:
“Konsekuensi kepunahan umat manusia... bisa dianggap sebagai hal baik?”
“Tentu saja.”
Lin Xian mengangkat tangan pasrah:
“Justru karena konsekuensinya terlalu mengerikan dan tak tertanggung oleh negara mana pun. Maka bahkan Amerika dan Uni Soviet di masa kini pun harus sangat berhati-hati... Begitu deterensi nuklir terbentuk, semua pihak paham bahwa begitu bom atom pertama dilempar, pasti akan disusul ratusan bahkan ribuan bom atom balasan.”
“Taktik yang merugikan musuh seribu sekaligus diri sendiri seribu ini... negara bodoh macam apa yang akan berani memulai konflik terlebih dahulu?”
“Tuan Einstein, coba Anda ingat kembali mengapa negara-negara besar berani terlibat dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II... Alasan utamanya adalah karena tidak adanya senjata pemusnah massal seperti ini. Negara-negara kuat bisa menekan dan menguasai musuh tanpa mengalami kerusakan di wilayah mereka sendiri, sekaligus menuai keuntungan dari perang.” “Sebaliknya, justru karena sekarang ada senjata pemusnah massal ini, tidak peduli seberapa kuat sebuah negara, mereka harus mempertimbangkan apakah wilayah mereka sendiri bisa bertahan dari serangan balasan nuklir... Saya yakin Anda juga paham, dengan perkembangan teknologi roket, bom atom akan semakin sulit dipertahankan. Bahkan jika bisa dicegat di udara, daya ledak bom atom justru lebih besar ketika meledak di udara dibandingkan di darat.”
“Jadi, izinkan saya menyimpulkan.”
Lin Xian batuk dua kali, membersihkan tenggorokannya yang parau:
“Tanpa persamaan massa-energi Anda, tanpa bom atom, perang bagi negara-negara besar hanyalah permainan kepentingan dengan biaya yang hampir nol. Tapi justru karena ada bom atom, ada deterensi nuklir, ada rantai reaksi nuklir... Ini sangat meningkatkan risiko negara-negara besar memulai perang global, membuat inisiasi perang menjadi lebih berhati-hati, bahkan mustahil.”
“Kecuali negara-negara ini mengumumkan bahwa mereka tidak akan menggunakan senjata nuklir dalam perang di masa depan... Ini jelas lelucon yang luar biasa, negara mana yang mau membuat janji seperti itu?”
“Faktanya justru sebaliknya, negara-negara besar pasti akan mencari alasan untuk memprioritaskan penggunaan senjata nuklir. Contohnya... Jika Anda menyerang kapal induk saya, saya akan menggunakan senjata nuklir untuk menyerang wilayah Anda; jika Anda menyerang bendungan saya, saya juga akan menggunakan senjata nuklir untuk menyerang wilayah Anda.”
“Ada benarnya.”
Einstein menopang dagu, mengangguk dengan serius:
“Begitu memiliki senjata nuklir, tak ada negara yang akan menyembunyikannya. Justru pasti akan mengumumkan seluas-luasnya, membuat negara lain paham mereka bukan lawan main, bahkan siap saling menghancurkan.”
“Memang begitu.”
Lin Xian menangkap nada bicara Einstein yang mulai ringan:
“Jadi...kembali ke pernyataanku tadi, Yang Mulia masih menganggap itu sebagai sindiran?”
“【Percayalah, persamaan konversi massa-energi Yang Mulia akan membawa perdamaian terpanjang dalam sejarah; Anda bukan pesakitan umat manusia, melainkan juru selamat perdamaian.】”
Begitu kata-katanya menggema.
Sesi menari pesta kostum dimulai.
Lampu utama ruang pertemuan meredup, pancaran laser berputar gila-gilaan, suara riang namun ganjil bergema; keriakan dan teriakan meledak di lantai dansa, kepala-kepala manusia bergoyang mengikuti irama musik.
Akhirnya senyum tipis merekah di wajah Einstein.
Dia menggelengkan kepala.
Terkekeh pendek:
“Terima kasih, Douglas. Bertemu denganmu sungguh menyenangkan.”
“Walau aku tak yakin masa depan akan berkembang sesuai asumsimu, tapi...sementara ini aku juga tak menemukan celah dalam skenariomu.”
“Deterensi nuklir, domino nuklir, ketakutan negara-negara adidaya akan perang...Hm, ini teori-teori yang menarik untuk dikaji lebih dalam.”
“Bagaimanapun, terima kasih, Douglas.”
Einstein berdiri dengan khidmat dan mengulurkan tangan kanannya ke Lin Xian:
"Berkat percakapanmu denganku, perasaanku sekarang jauh lebih baik. Sekaligus untuk masa depan umat manusia, muncul sedikit optimisme."
"Entah mengapa, mendengar kau memanggilku juru selamat, mendengar kau mengatakan persamaan konversi massa-energiku akan membawa perdamaian abadi bagi manusia... Haha, kata-kata ini memang memberikanku kelegaan dan rasa tersentuh."
Lin Xian segera berdiri dan menjabat tangan Einstein:
"Merupakan kehormatan bagiku bisa membuat Yang Mulia merasa lebih baik, Tuan Einstein."
"Hahahahahahahahahahahahaha!!"
Tertawa keras yang familiar kembali menggema.
Lin Xian dan Einstein menoleh, melihat seorang dengan tubuh penuh warna dan kepala berdebu kapur kembali menyerbu.
Terlihat dia menarik lengan Einstein ke arah lantai dansa:
"Apa lagi yang kau tunggu saudaraku! Pesta dansa sudah dimulai! Ayo menari!"
"Hei, tunggu dulu."
Einstein melepaskan genggaman Henry Dawson dan kembali menghadap Lin Xian sambil tersenyum:
"Douglas, sungguh ingin melanjutkan percakapan kita. Aku sangat menyukai wawasanmu dan obrolan kita."
"Hanya saja... seperti yang kau lihat, pesta dansa Halloween sudah dimulai. Aku tak ingin mengganggu kesenanganmu. Jika kau tak keberatan, bisakah kita bicara lagi di waktu lain, di tempat yang lebih sepi?"
“Oh, harap kau tidak menolakku, aku sungguh berharap bisa mendapat kesempatan seperti ini... Masih banyak hal yang ingin kudengar pendapatmu.”
Lin Xian mengangguk:
“Tentu saja tidak masalah, aku sangat senang.”
Bisa mendapatkan kesempatan baik seperti ini.
Lin Xian tentu sangat menginginkannya.
Ini jelas merupakan hasil terbesar malam ini.
Einstein punya banyak pertanyaan untuknya, tapi bukankah dirinya juga punya lebih banyak hal yang ingin dipastikan pada Einstein?
Hanya saja... Jika tidak bertemu di pesta dansa penyamaran, bagaimana cara menyamarkan suara dan penampilan di pertemuan berikutnya?
Tidak ada cara.
Hanya bisa lihat situasi saja nanti, cari cara ketika saatnya tiba.
Einstein mengeluarkan kuas dari saku, merobek selembar koran di meja, menuliskan sebuah alamat dengan gesek-gesek-gesek, melipatnya lalu memberikannya pada Lin Xian:
“Ini adalah salah satu pertanian milikku di Brooklyn, meski agak terpencil tapi cukup sepi. Aku akan ke sini pada tanggal 5 November.”
“Aku akan berada di sini dari pagi hingga malam, sangat menantikan pertemuan kita lagi, Douglas.”
Lin Xian menerima kertas kecil bertuliskan alamat itu:
“Aku juga, Tuan Einstein. Aku akan menepati janji tepat waktu.”
Henry Dawson berkedip secepat kilat.
Melirik ke Lin Xian, lalu ke Einstein, tak mengerti bagaimana kedua orang ini bisa begitu akrab.
Dia menunjuk Lin Xian dan bertanya pada Einstein:
“Siapa ini?”
Einstein tersenyum tipis:
“Seorang mahasiswa muda yang punya wawasan mendalam tentang situasi internasional.”
“Wah! Ternyata bisa mendapatkan pengakuan darimu, berarti ini memang tidak biasa!”
Henry Dawson melambaikan tangan pada Lin Xian:
“Halo, King Kong Gorila.”
Lin Xian juga melambaikan tangan padanya:
“Halo, Kuda Pelangi.”
“Wahahahahahahahahahahaha! Aku suka orang ini!”
Henry Dawson kembali meledak dengan tawa nyaring, langsung memeluk Lin Xian, menggunakan rambut pelangi menempelkan jejak serbuk kapur membentuk pelangi di mantel hitam Lin Xian:
“Kuberikan pelangi untukmu!”
Setelah berkata demikian, dia menarik Einstein pergi dengan kecepatan cahaya.
“……”
Lin Xian memandangi duo kombinasi "otak kosong dan wajah masam" yang menghilang ke kerumunan, membersihkan serbuk kapur dari mantel wolnya dengan kesal.
Dia membuka kertas kecil yang diberikan Einstein, melihat alamat yang tertulis di sana——
“Hiss.”
Menarik napas dalam-dalam.
Alamat ini sangat familiar baginya.
Pinggiran barat Brooklyn...
Tepatnya tidak jauh dari panti asuhan tempat CC berada!
Dengan kata lain.
Saat sebelumnya CC dan temannya melihat Einstein beberapa kali lewat depan panti asuhan, tujuan seharusnya adalah peternakan ini.
Apakah ini "sarang musuh" Einstein?
Di dalam peternakan ini...
Rahasia apa yang tersembunyi?
