Lin Xian memandangi CC, tidak berbicara.
Akhirnya.
Dia mengangguk:
“Baiklah.”
Tidak berkata lebih banyak, mengusap ubun-ubun lembut CC, tersenyum berkata:
“Kalau begitu……ayo kembali ke Brooklyn.”
Mungkin bagi CC, perubahan hidup yang terlalu besar dalam beberapa hari ini membuatnya sulit menerima dan mempercayainya.
Lin Xian sangat memahami hal ini.
Saat dia pertama kali menyadari bahwa dunia mimpi adalah dunia nyata 600 tahun kemudian, dalam hatinya juga ada penolakan serupa.
Beberapa hari lalu, CC sebagai gadis miskin di Brooklyn, tak memiliki apa-apa, mengembara di jalanan, bahkan mencium aroma hotdog pun merupakan kemewahan yang takkan terwujud.
Namun sekejap mata.
Dia menginap di hotel tertinggi se-Manhattan, menyantap hidangan termewah, mengenakan gaun tercantik, menghadiri pesta dansa paling eksklusif...
Siapapun yang mengalami perubahan drastis seperti ini pasti akan meragukan kenyataan layaknya "Alice in Wonderland", menjadi mudah cemas.
Apalagi kini sedang masa Perang Dingin dimana masyarakat dunia menganggap perang nuklir bisa pecah kapan saja; cahaya putih meledak dari bom hidrogen dan awan jamur raksasa juga meledakkan kesadaran CC kembali ke realita.
Lin Xian meminta pelayan mengantarkan koper besar.
CC memasukkan semua baju, perhiasan, dan berbagai barang yang dibelinya di Manhattan ke dalamnya, tak meninggalkan jejak apapun di kota asing nan gemerlap ini.
Kemudian.
Kembali ke rumah keluarga.
Kali ini, ketika taksi mereka melewati Jembatan Brooklyn kembali, segalanya sudah berbeda.
Saat datang dengan motor ditiup angin malam, helaian rok gaun pengantin putih berkibar di udara; saat pulang duduk di dalam mobil, pakaian mewah mereka tersusun rapi.
Satu-satunya kerutan adalah saat CC memutar-mutar ujung lengan Lin Xian, hingga mobil benar-benar melewati Jembatan Brooklyn, barulah dia menghela napas lega dan melepaskan jarinya.
Pukul tiga sore.
Keduanya menginap di sebuah hotel di Brooklyn Heights.
Kamarnya tidak besar, sebuah kamar standar dengan dua ranjang. Di ruang seluas lebih dari 20 meter persegi ini, terdapat dua ranjang tunggal, satu set meja-kursi, dan sebuah TV hitam-putih.
Syarat dan eksklusivitasnya tentu tidak bisa dibandingkan dengan Manhattan, tapi sudah termasuk yang terbaik di Brooklyn, setidaknya sangat higienis.
CC sangat menyukai lingkungan sempit tapi hangat seperti ini.
Setelah masuk, dia tertawa cekikikan lalu menerjang ke salah satu ranjang:
"Lihat kan, aku sudah bilang dari dulu, kamar kecil seperti ini lebih nyaman. Kamar yang terlalu besar benar-benar bikin orang tidak merasa aman. Ternyata dibanding Manhattan... aku lebih suka Brooklyn."
Lin Xian tersenyum tipis, mendorong koper besar CC ke sudut ruangan lalu duduk di kursi:
"Sebelumnya kau bilang mimpi seumur hidupmu adalah bisa tinggal di Manhattan. Sekarang tidak ingin lagi? Begitu saja menyerah?"
"Ya... tidak juga bisa dibilang menyerah sih."
CC memeluk bantal lalu bangun dari posisi duduk, menatap Lin Xian:
"Soal mimpi, yang penting sudah tercapai bukan? Lagipula Manhattan sudah pernah dikunjungi, atap Empire State Building juga sudah didaki, tidak ada lagi penyesalan."
Lin Xian membuka koper perak yang direbut dari tangan geng kriminal itu.
Isinya masih tetap belasan tumpukan dolar AS hijau, sama sekali tidak berkurang.
"Di era ini, uang sebanyak ini benar-benar sulit untuk dihabiskan……"
"Apakah masih ada hal yang ingin kau lakukan? Atau… sesuatu yang kau inginkan?"
Lin Xian menunjuk uang di dalam koper:
"Kita masih punya banyak uang yang belum terpakai."
"Haruskah benar-benar dihabiskan?"
CC memiringkan kepala, tampak sangat bingung:
"Uang-uang ini bisa disimpan dulu, Bagaimanapun hidup di masa depan masih panjang."
"Hmm……"
Lin Xian terdiam sejenak.
【Hidup di masa depan… tinggal beberapa hari lagi.】
Sekarang, waktu telah memasuki bulan November.
Meskipun tanggal ulang tahun pasti CC tiang pertama tidak diketahui, tapi pasti semakin dekat.
Sangat mungkin dalam beberapa hari ke depan, besok lusa, atau bahkan besok, adalah ulang tahun ke-20 CC.
Sampai saat ini, CC masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berubah menjadi Tiang Milenium.
Tapi mungkin, perubahan dari orang biasa menjadi Tiang Milenium adalah sesuatu yang terjadi dalam sekejap; Bagaimanapun… hidup CC sudah mulai memasuki hitungan mundur.
Tujuan Lin Xian datang ke tahun 1952 adalah untuk menyaksikan sejarah ini, dan menggunakan titik ini sebagai dasar untuk menemukan metode menyelamatkan Tiang Milenium.
Dia tidak bisa mengubah sejarah, juga tidak boleh mengubahnya.
Untuk mencegah tali layang-layang yang menghubungkan ruang-waktu tahun 2234 di belakang kepalanya putus, dia hanya bisa menyaksikan CC berubah menjadi serpihan bintang biru yang lenyap, tanpa bisa melakukan intervensi apapun.
Ini sudah…
Menjadi kedua kalinya dia menyaksikan gadis Tiang Milenium menghilang.
Dia merasa sangat bersalah.
Benar-benar merasa bersalah.
Jadi.
Satu-satunya yang bisa dia lakukan sekarang adalah seperti lentera ajaib Aladin, mewujudkan keinginan CC, memperbaiki penyesalan CC, membuat waktu hidupnya yang terbatas ini lebih bahagia dan beruntung.
"Tenang saja, uangnya tidak akan habis."
Lin Xian tersenyum sambil menepuk koper, melanjutkan:
"Lihatlah, kita sudah menghambur-hamburkan uang begitu lama tapi isi koper ini sepertinya tidak berkurang sedikitpun. Jadi apapun mimpi, keinginan, atau penyesalanmu, katakan saja, aku akan membantu mewujudkannya."
"Benar-benar tidak ada lagi, Lin Xian."
CC tersenyum manis:
"Dengan semua perhatian yang kau berikan, sekarang aku sudah sangat beruntung. Benar-benar merasa tidak ada sedikitpun penyesalan dalam hidup ini."
"Tidak perlu terburu-buru, kau bisa memikirkannya lagi."
Lin Xian bersandar di kursi:
"Bagaimanapun juga, sekarang kita tidak ada urusan lain. Mimpi dan penyesalan seumur hidupmu, tentu tidak hanya pergi ke Manhattan saja kan?"
"Pasti masih ada keinginan lain, baik besar maupun kecil. Sejujurnya... uang di koper ini kan hasil tidak halal, lebih baik kita habiskan secepatnya daripada menyimpannya."
CC sepertinya mulai terbujuk.
Memang benar.
Jika uang di koper ini terlihat oleh geng kriminal itu, pasti akan menimbulkan masalah lagi. Lebih baik cepat-cepat dihabiskan saja agar lebih aman.
Dia menutup mata, mulai merenung.
Jelas-jelas sekarang sudah sangat beruntung dan bahagia, bahkan rasanya kebahagiaan itu hampir meluap.
Masih adakah penyesalan yang tersisa?
"Masih adakah keinginan lain?"
Tenggelam dalam kenangan masa lalu, tiba-tiba muncul di benaknya sebuah harapan paling polos yang telah lama mengendap, terpendam, bahkan telah dikuburkan dan dilupakan oleh dirinya sendiri——
"【Kembang api】."
CC berkata dengan lembut.
Dia terkekeh pendek, bulan sabit melengkung dan lesung pipi kecil muncul di pipinya yang elok:
"【Jika benar-benar bisa mengucapkan permohonan lagi... Aku ingin sekali melihat kembang api yang mekar khusus untukku!】"
Lin Xian langsung menahan napas.
Kembang api.
Sungguh tak disangka, kata itu akan terdengar di sini.
Seolah-olah sejarah telah menyelesaikan Lingkaran Tertutup pada momen ini.
Kalimat yang sama pernah diucapkan CC 600 tahun kemudian, dengan obsesi yang sama terhadap kembang api.
Itu terjadi di akhir Mimpi Ketujuh.
Lin Xian bercanda bertanya pada CC, jika suatu hari dia bisa melewati ulang tahun ke-20, hadiah apa yang ingin dia terima?
Saat itu CC langsung menjawab tanpa berpikir panjang:
"Kembang api. Aku sangat ingin menerima... kembang api yang khusus untukku sendiri."
Jawaban ini di luar dugaan Lin Xian.
Dia benar-benar tak menyangka keinginan CC bisa begitu sederhana namun fantastis; bahkan CC sendiri tak tahu mengapa dia berpikir demikian, hanya mengatakan bahwa obsesi itu selalu ada di benaknya.
Demikian pula, Lin Xian kemudian baru tahu bahwa ketika Chu Anqing tiba-tiba terbangun, dia juga akan menggumamkan kata "kembang api". Rupanya dalam mimpi Tiang Milenium-nya, dia juga bermimpi tentang alur cerita yang berkaitan dengan kembang api.
Dan sekarang.
Yang sebenarnya sudah jelas.
Baik mimpi Chu Anqing, maupun obsesi CC...
Mungkinkah semuanya berasal dari CC generasi pertama tahun 1952 ini?
Dialah sumber dari semua ini.
Titik mula segalanya.
"Hei, apa saya terlalu bersikap kasar tanpa alasan?"
CC menggaruk kepala sambil tertawa:
"Sebenarnya saya hanya bicara sembarangan, kau tidak perlu memikirkannya. Saya memang sangat menyukai kembang api, juga suka menontonnya... Tapi selalu tidak ada kesempatan bagus, soalnya di Brooklyn ini jarang ada yang menyalakan kembang api."
"Di Manhattan sering ada kembang api, tapi terlalu jauh, terlihat hanya titik-titik kecil, tidak bisa melihat jelas. Jadi sejak kecil saya ingin melihat kembang api milik saya sendiri, meledak di atas kepala saya, memenuhi langit mengelilingi saya, menerangi seluruh langit malam!"
"Tapi setelah tumbuh dewasa, saya tahu pemikiran seperti ini terlalu tidak realistis, jadi sudah lama saya tinggalkan. Baru teringat lagi karena kau terus meminta saya untuk memikirkannya."
"Apa susahnya itu?"
Lin Xian mengangkat tangan pasrah:
"Menyalakan kembang api saja, ini keinginan yang paling mudah diwujudkan."
"Benarkah?" Mata CC berbinar-binar.
"Tentu saja."
Justru Lin Xian yang penuh tanya, apa susahnya menyalakan kembang api?
"Asalkan uangnya cukup, langit pun bisa kami hancurkan."
Dia bangkit dari lantai:
"Sementara kau sudah mengungkapkannya, sebagai 'lentera ajaib Aladin' ini aku harus mewujudkan keinginanmu. Tenang saja, malam ini aku akan mempersiapkan segalanya. Entah malam ini atau besok malam... akan kugelar pertunjukan kembang api yang menyinari seluruh Brooklyn!"
Langsung eksekusi.
Setelah menyantap makan malam sederhana, Lin Xian dan CC pergi bersama ke berbagai toko untuk bertanya-tanya.
Tapi... situasinya agak canggung.
Di New York, penjualan dan pembakaran kembang api ketinggian dilarang total.
Kembang api kecil yang bisa dipegang tangan masih boleh dijual dan dinyalakan, tapi kembang api besar ketinggian diawasi ketat.
Mungkin ini faktor zaman, atau karena banyak gedung pencakar langit di New York yang perlu pertimbangan keamanan. Untungnya, Lin Xian sangat memahami budaya Amerika.
Di wilayah kekuasaan ini, kemampuan super terbesar adalah kemampuan uang.
Sekelibat uang dolar AS diputar-mainkan di jari... wajah sang bos yang tadinya patuh hukum langsung berubah:
"Batuk-batuk, larangan ini sebenarnya tidak mutlak. Setiap tahun selalu ada yang menyalakan kembang api ketinggian! Polisi sibuk sekali, mana sempat memburu semuanya!"
"Tenang saja, menyalakan kembang api adalah tindakan pribadi kami, pasti tidak akan merepotkanmu! Tapi... masalah utamanya sekarang adalah, meski kami berani nyalakan, tapi kami juga tidak punya stok kembang api."
“Memang sulit mengatur pembakaran kembang api secara pribadi, tapi penjualan di toko jauh lebih mudah dikontrol. Seluruh New York tidak ada yang berani menjual kembang api ketinggian, biasanya harus membeli di Pennsylvania sebelah, lalu mengangkutnya ke Brooklyn untuk dibakar.”
Lin Xian menepuk uang tunai ke tangan bos:
“Tidak apa-apa, katakan saja kapan paling cepat saya bisa melihat kembang api saya.”
“Besok malam pasti tidak masalah!”
Bos menepuk dada dan perutnya:
“Malam ini saya akan mengendarai pick-up... tidak, bayaranmu terlalu banyak! Saya akan mengajak semua saudara mengendarai pick-up ke Pennsylvania membeli kembang api! Mengisi semua truk pick-up sampai penuh!”
“Besok pagi datang ke sini, beri tahu saya waktu dan lokasi pembakaran yang diharapkan, lalu kamu tidak perlu mengurus apapun lagi. Malamnya berdiri di spot wisata terbaik menikmati kembang api! Kami pasti menjamin setiap kembang api akan meluncur ke langit! Mengubah malam menjadi siang!”
Sebuah transaksi sempurna tercapai.
Lin Xian dan bos berjabat tangan:
“Bisa diandalkan.” “Kerja sama yang menyenangkan!”
……
Malam hari.
Lin Xian dan CC tidur di ranjang masing-masing, CC terus berguling-guling di tempat tidur, terlalu bersemangat untuk tidur.
Dia membalikkan badan.
Membungkus diri dengan selimut, memandangi siluet Lin Xian di ranjang seberang:
“Lin Xian, kau benar-benar terlalu baik padaku, aku tidak tahu bagaimana harus membalasmu.”
“Kamu tidak perlu membalasku.” Lin Xian berkata lembut.
“Masa bisa begitu.”
Dengan cahaya bulan, CC memandangi bagian belakang kepala Lin Xian:
“Saya juga harus……melakukan sesuatu untukmu. Kau telah melakukan begitu banyak hal untukku, mewujudkan begitu banyak keinginanku, tapi aku sama sekali tidak membantumu.”
“Jangan bicara begitu.”
Lin Xian yang juga terbungkus selimut membalikkan badan, memandangi CC di seberang ranjang yang diterangi cahaya bulan:
“Kau telah lebih banyak membantuku, itu adalah kebaikan yang tak bisa kulunasi seumur hidup.”
“Ah?”
CC tertegun:
“Apa yang kau bicarakan Lin Xian? Kita baru kenal beberapa hari... Aku, aku jelas-jelas belum membantumu sama sekali.”
“Mungkin hanya di hari pertama kita bertemu, membawamu kabur dan mengajakmu makan gratis di gereja; kalau dipaksakan, mungkin hanya memberimu dua roge——”
“【Berjanji suatu hari nanti ke luar angkasa akan membawakanmu hadiah; serta memberikan kesempatan mengucapkan permohonan yang kusimpan belasan tahun untukmu, berharap kau bisa menjadi juru selamat seperti yang diinginkan.】”
“Tapi semua janji ini hanya omong kosong... Jangan kau anggap serius.”
Lin Xian terkekeh pendek, menutup matanya:
“Ini sudah cukup, ini... sangat berharga.”
……
Keesokan harinya, 2 November 1952.
Lin Xian bangun dan bersiap ke toko kembang api untuk berkomunikasi lebih lanjut dengan sang bos:
“CC, kau ikut?”
CC di ranjang menggelengkan kepala:
“Aku tidak ikut. Tadi malam kurang tidur, aku akan menunggu di sini sampai kau kembali.”
“Baik.”
Lin Xian mengangguk:
“Jangan pergi ke mana-mana, tetap di sini ya.”
Setelah berpesan, dia mengunci pintu rumah dan pergi dari penginapan.
Pemilik toko kembang api sangat menepati janji.
Uang yang diterima benar-benar dikerjakan.
Dia bersemangat memberitahu Lin Xian, semalam dia begadang pergi ke Pennsylvania membeli 10 truk kembang api; dan "Pasukan Mati"-nya sudah siap, menunggu perintah Lin Xian. Malam ini mereka akan mengebom Brooklyn!
"Di mana lokasi terbaik untuk menyalakan kembang api?"
Lin Xian bertanya:
"Kau yang ahli, berikan saran."
"Brooklyn Heights Promenade, tempat terbaik untuk menyalakannya."
Bos memberikan saran profesional:
"Tidak ada gedung tinggi di sana, pandangan terbuka, dekat sungai, dan ada cukup lahan. Untuk lokasi menonton, saya sarankan cari atap gedung di sekitar sini."
Lin Xian mengangguk.
Kalau di sekitar sini...
Tahun 1952 saat ini, bangunan tertinggi di Brooklyn apa ya?
Otaknya memutar pengetahuan terbatas yang dimiliki, teringat sebuah bangunan ikonik—
Williamsburg Savings Bank Tower!
Biasanya, pengetahuan spesifik seperti ini tidak seharusnya diketahui Lin Xian.
Tapi dia pernah menonton film anime terkenal, "Spider-Man: Across the Spider-Verse".
Ada adegan klasik dimana Spider-Man dan Spider-Woman bergantungan terbalik di menara jam Brooklyn, memandang garis cakrawala New York.
Menara jam itu dulunya merupakan titik tertinggi Brooklyn, Williamsburg Savings Bank.
Jika bisa menonton kembang api dari atap menara jam, pasti pengalaman paling sempurna.
Tapi masalahnya...
"Ini adalah sebuah bank, apakah mereka benar-benar mengizinkan orang naik ke atap gedung di malam hari?"
"Sebaiknya tanya dulu."
Waktu mendekati siang, Lin Xian memutuskan kembali ke penginapan terlebih dahulu, membawa CC untuk beraksi bersama.
Kembali dengan taksi.
Mendorong pintu kamar.
"Hah?"
Lin Xian tiba-tiba seperti tersambar petir!
Di dalam kamar, tidak ada seorang pun!
CC tidak ada!
Seketika, seluruh tubuhnya terasa dingin seperti masuk gua es.
Tidak mungkin...
Jangan-jangan!
“CC！”
Lin Xian berteriak keluar.
Dia tidak peduli lagi, langsung mendorong pintu kamar mandi, di dalam tetap kosong.
“CC！！”
Dia berteriak di koridor.
"Datang datang! Di sini Lin Xian!"
Deng deng deng deng, suara lari kecil tergesa-gesa terdengar dari ruang tangga.
CC naik sambil terengah-engah:
"Aku, aku lihatmu lama tidak datang, jadi tidak betah, keluar jalan-jalan di sekitar."
Lin Xian menghela nafas lega:
"Kau benar-benar membuatku kaget setengah mati."
"Kenapa sih～ Masih takut aku hilang ya!"
CC tersenyum kecut pada Lin Xian:
"Tenanglah, aku mengembara di Brooklyn bertahun-tahun tidak pernah hilang, mana mungkin tiba-tiba hilang?"
Lin Xian masuk kembali ke rumah, melirik jam dinding.
Sekarang pukul 11:28 pagi.
Memang, tadi dirinya terlalu panik, bagaimanapun CC tidak mungkin menghilang di waktu ini.
"Ayo, kubawa kau ke suatu tempat."
Lin Xian menutup pintu kamar, membawa CC keluar lagi, naik taksi.
Setelah berjalan beberapa waktu.
"Dari kejauhan, sudah terlihat menara jam ikonik."
"Ternyata, bentuknya persis seperti di film animasi Spider-Man."
"Williamsburg Savings Bank, juga dikenal sebagai Hanson Plaza Satu... Sebelum Gedung Brooklyn dibangun, menara jam ini selalu menjadi titik tertinggi di Brooklyn."
"Ternyata tempat ini terbuka untuk kunjungan malam hari; Satpam memberi tahu Lin Xian bahwa ada banyak perusahaan di gedung ini, bukan hanya bank, jadi bisa datang kapan saja, dan mengisyaratkan bahwa malam ini juga dia yang bertugas."
"Lin Xian paham maksud tersembunyinya, selembar Franklin dengan mudah menyelesaikan segalanya."
"Ayo CC, kita naik dulu melihat-lihat."
"Keduanya naik lift ke puncak menara jam, melihat ke bawah seluruh Brooklyn."
"Inilah titik tertinggi Brooklyn."
"Lin Xian menopang diri di pagar, menunjuk ke Brooklyn Heights Promenade di tepi sungai:"
"Setelah gelap, mereka akan menyalakan kembang api di sana, kalau kau menonton dari sini... itu akan menjadi pertunjukan kembang api megah yang khusus untukmu sendiri."
"Berbalik badan, memandangi CC."
"Tapi mendapatinya berdiam diri menyatukan tangan di belakang punggung, menatap dirinya tanpa bergerak."
？
"Lin Xian agak terkejut."
"Dengan karakter CC yang biasanya bersemangat dan antusias, seharusnya dia sudah menerjang ke pagar sambil berteriak-teriak sekarang."
"Lin Xian menepuk-nepuk pagar:"
"Kau tidak mau melihat pemandangannya dulu? Di sini pemandangannya bagus sekali."
"Namun."
"CC perlahan menggelengkan kepala:"
"Maaf, Lin Xian."
Dia menengadah, wajah serius dan bersalah memandangi Lin Xian:
"Maaf……"
"Ada hal yang selama ini kusembunyikan darimu."
