Tahun 2234, 11 Desember, Universitas Rhein, Laboratorium Rahasia.
Brak.
Mesin penjelajah waktu yang baru saja berhasil diluncurkan, tiba-tiba mengeluarkan suara berat bergema dari dalam. Gao Yang, Akademisi Gao Wen, dan Liu Feng di laboratorium tertegun, saling memandang satu sama lain.
"Hah? Apa yang terjadi?"
Gao Yang menggaruk kepala:
"Jangan-jangan mesin penjelajah waktu kalian ini rusak! Apa Lin Xian benar-benar berhasil dikirim kembali?"
"Pasti sudah dikirim."
Liu Feng buru-buru mengoperasikan layar:
"Baru sesaat lalu, sinyal biologis Lin Xian memang menghilang, berat kabin teleportasi juga berkurang..."
Gao Yang segera mendekat, mengetuk kubah kabin teleportasi:
"Hey! Siapa di dalam sana! Kau manusia atau hantu?!"
Brak brak brak!
Dari dalam kabin terdengar tiga ketukan, dua panjang satu pendek - kode rahasia yang sudah disepakati sebelumnya.
"Itu Lin Xian! Lin Xian!"
Gao Yang berteriak bersemangat, memanggil Gao Wen:
"Cepat, buka ini, keluarkan Lin Xian. Dasar... Baru saja melintasi ke tahun 1952 sudah balik lagi, waktu sesingkat itu buat apa?"
Tak lama, Gao Wen memutar buka kubah kabin, menunduk melihat sepasang telapak kaki Lin Xian.
Gao Yang dan Gao Wen masing-masing menarik satu kaki, membantu Lin Xian keluar.
"Aduh!"
Gao Yang memandangi saudaranya yang putih bersih:
“Lin Xian, kenapa kau tidak pakai baju! Di mana kulit berang-berangku!”
Lin Xian berdiri dengan kedua kaki di bumi, mengusap pelipisnya, pulih dari pusing akibat perjalanan lintas waktu:
“Kulit berang-berang itu sudah lama tak tahu kulempar ke mana.”
“Ngomong-ngomong, sekarang tanggal dan jam berapa? Aku menghabiskan total seminggu di tahun 1952, berapa lama waktu yang berlalu di dunia ini?”
Robot tempat sampah paduan hafnium VV meluncur membawa jas putih laboratorium:
“Sampah! Sampah! Menemukan sampah!”
Secara bersamaan, layar kecilnya menampilkan tanggal dan waktu terkini.
Lin Xian menerima jas putih itu dan mengenakannya, lalu melirik ke layar:
“Ini... Bukankah ini waktu kepergianku? Aku kembali hanya dalam satu detik?”
Liu Feng mengangguk:
“Meski sulit dijelaskan, kenyataannya memang demikian.”
“Dari perspektifmu, mungkin kau benar-benar mengalami seminggu penuh di tahun 1952; Tapi di sisi kami... rasanya baru saja kau pergi, lalu langsung muncul kembali.”
“Ini membuktikan bahwa aliran waktu antara kita tidak sinkron.”
Gao Yang berputar mengelilingi Lin Xian.
Memeriksa apakah ada lengan atau kaki yang hilang:
“Iya, katanya jarang-jarang pulang, kenapa tidak tinggal lebih lama, buat apa buru-buru kembali.”
“Cepat?”
Lin Xian menggelengkan kepala, tersenyum getir:
“Kalian tidak tahu, nyaris saja aku tidak bisa kembali! Hanya selisih sedikit saja, tali layang-layangku akan putus.”
Penjelasan Lin Xian tidak berlebihan.
"Saat itu, Einstein mengakui semua fakta pada Lin Xian, sekaligus mengajukan banyak pertanyaan."
"Saat itu juga."
"Lin Xian merasa setiap tarikan napasnya salah, seolah satu hembusan napas berlebih akan membuat Einstein menangkap petunjuk dari panjang-pendek aura, lalu mengubah garis dunia."
"Layang-layang reyengan di tengah badai besar."
"Tali layang-layang itu tinggal seutas benang lagi putus."
"Oleh karena itu,"
"Lin Xian tidak ragu sedikitpun."
"Langsung memutuskan merangkak menyusuri tali layang-layang, kembali seketika ke ruang-waktu tahun 2234."
"Syukurlah,"
"Pelarian berhasil, kembali dengan selamat."
"'Tali layang-layang?'"
"Akademisi Gao Wen, Gao Yang, dan Liu Feng saling memandang satu sama lain, sama sekali tak paham ucapan Lin Xian:"
"'Apa itu tali layang-layang? Apa maksudmu sebenarnya?'"
"Lin Xian melambaikan tangan:"
"'Ini tidak penting, bicarakan nanti.'"
"Dia menengadah, memandangi Liu Feng:"
"'Pertama-tama pastikan dulu, apakah Partikel Ruang-Waktu Terjerat kita sudah terkonsumsi sepenuhnya.'"
"Liu Feng maju mendekat."
"Membuka kapsul kedap mesin penjelajah waktu."
"Kerumunan mengintip ke dalam..."
"Kosong."
"Partikel Ruang-Waktu Terjerat yang sebelumnya saling melilit, berputar, dan bergolak kini menghilang sepenuhnya, tak menyisakan jejak."
"'Bagus.'"
"Lin Xian menghela napas lega:"
"'Ternyata dugaan kita benar. Karena sifat khusus Partikel Ruang-Waktu Terjerat, harus ada perjalanan pulang-pergi utuh untuk mengonsumsinya sepenuhnya.'"
“Ini juga bisa dianggap merampungkan satu beban pikiran. Ke depannya kita tak perlu lagi khawatir ada ‘The Terminator’ penjelajah waktu seperti itu yang akan membunuh kita.”
Liu Feng mengangguk:
“Kalau begitu Lin Xian, apakah beberapa misi yang direncanakan sebelumnya sudah selesai kamu selesaikan dalam perjalanan waktu kali ini?”
Gao Yang juga penasaran mendekat:
“Iya iya, cepat ceritakan pada kami, ke mana saja kamu pergi sebenarnya? Melakukan hal apa?”
Akademisi Gao Wen bahkan semakin bersemangat, seperti lalat menggosok tangan:
“Bagaimana kalau kita cari ruang rapat, selagi ingatanmu masih jelas, cepat lapor dan rangkum berbagai hal, susun kembali alur berbagai misteri.”
Lin Xian menggelengkan kepala:
“Urusan-urusan ini ditunda dulu. Sekarang... ada hal yang lebih penting harus kulakukan.”
“Gao Yang, siapkan pesawat tercepat untukku.”
Gao Yang penuh tanya:
“Di dalam Universitas Rhein sendiri sudah ada bandara. Kita punya banyak pesawat, kamu bisa langsung naik pesawat pribadi.”
“Tapi masalah utamanya... kamu baru saja kembali dari perjalanan waktu, terburu-buru mau ke mana?”
Lin Xian berbalik badan.
Menatap ke seberang samudra yang jauh:
“Amerika.”
Katanya dengan lembut:
“Brooklyn.”
BOOM——
Pesawat pribadi kecil lepas landas dari bandara internal Universitas Rhein, terbang menuju Amerika dengan kecepatan maksimum.
Gao Yang awalnya ingin ikut Lin Xian, tapi ditolak.
Dia ingin menemui Einstein.
Pergi sendirian saja yang terbaik.
Saat berpisah dengan Einstein pada tahun 1952, Einstein mengatakan bahwa ia memperoleh kemampuan mengintip masa depan, tubuh yang tak menua dan tak mati, serta berencana menggunakan tempat perlindungan bawah tanah di lahan pertanian sebagai pangkalan rahasia.
Semua petunjuk ini saling terkait, jawabannya sudah tak perlu dijelaskan lagi——
【Einstein sendiri adalah pendiri sekaligus ketua Klub Jenius.】
Dugaan Lin Xian.
Perjalanan batin Einstein selama bertahun-tahun mungkin seperti ini:
Awalnya, Einstein merasa putus asa dengan masa depan umat manusia dan terus-menerus depresi; namun setelah dibujuk Douglas, perasaannya membaik dan menganggap pemuda ini sebagai teman beda generasi yang sangat dekat dan dipercayainya.
Kemudian, Einstein mendapatkan inspirasi dari rekaman ledakan bom hidrogen dan berhasil menghitung jawaban konstanta alam semesta yaitu 42.
Di sini muncul fenomena aneh yang sulit dijelaskan secara ilmiah. Menurut Einstein, dua partikel ruang-waktu tiba-tiba muncul dari celah di belakangnya, satu mengenainya dan satunya lagi terbang ke arah Lin Xian, namun akhirnya mengenai CC generasi pertama.
Hasilnya, CC berubah menjadi serpihan bintang biru yang lenyap, dan memulai siklus terlahir kembali setiap 24 tahun dalam rentang waktu ratusan tahun; sedangkan Einstein mendapatkan tubuh abadi yang berhenti menua, umur setara bulan, serta kemampuan melihat masa depan yang palsu dan asli.
Terdapat beberapa kontradiksi yang tak bisa dijelaskan di sini:
1、Sama-sama menghitung konstanta alam semesta 42 secara tiba-tiba, mengapa fenomena ganjil terjadi di sekitar Einstein, sementara di tempat Ayah Dalimao Chen Heping justru tenang dan tidak terjadi apa-apa.
2、Partikel Ruang-Waktu yang sama, saat mengenai orang berbeda, mengapa menghasilkan konsekuensi berbeda; Apakah penyebabnya terletak pada CC dan Einstein, atau pada sifat Partikel Ruang-Waktu itu sendiri?
3、Masa depan yang dilihat Einstein tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Inilah poin yang paling mengandung makna tersirat.
Tali layang-layang di belakang kepala Lin Xian sebenarnya adalah manifestasi lain dari 【Zhong Ruang-Waktu】.
Selama tali layang-layang tidak putus, berarti masa depan garis dunia ini pasti merupakan sejarah yang pernah dialami Lin Xian.
Garis dunia bersifat seketat ini, persis seperti koordinat ruang-waktunya yang unik——
【Betapapun berliku dan rumitnya garis dunia, selama berdiri di garis dunia yang sama, pasti hanya akan melihat sejarah dan masa depan yang sama.】
Contohnya garis dunia 0.001764.
Di garis dunia ini, perang nuklir tahun 1991 tidak pernah meletus.
Mungkin di garis dunia lain perang ini benar-benar ada, tapi itu tidak penting. Selama garis dunia 0.001764 tidak memiliki sejarah ini, maka baik melihat ke depan maupun ke belakang dari posisi manapun di sungai waktu, mustahil melihat perang nuklir ini.
Di sinilah muncul titik kontradiksi. Jika masa depan yang dilihat Einstein benar adanya, maka tali layang-layang Lin Xian harus putus, dan garis dunia akan bergeser ke garis dunia lain tempat perang nuklir 1991 meletus.
Sekali pun belakangan, Einstein menemukan cara untuk mencegah perang nuklir ini dan memutar kembali garis dunia, itu harus menunggu hingga 【jangkar yang tidak dapat ditarik kembali】.
Singkatnya.
Einstein tahun 1952 sama sekali tidak mungkin bisa bermimpi ke Mimpi kesembilan sementara tali layang-layangnya belum putus, sekaligus melihat perang nuklir global tahun 1991 yang tidak berdasar.
"Dua orang yang berdiri di puncak gunung yang sama tidak mungkin melihat dua pemandangan berbeda."
Duduk di pesawat yang melaju kencang, Lin Xian menutup matanya dan berkata dengan lembut:
"Sejarah dan masa depan juga demikian."
"【Saya dan Einstein sama-sama berdiri di tahun 1952, tidak mungkin melihat dua masa depan yang berbeda.】"
"Mengingat masa depan yang saya alami adalah nyata, umat manusia tidak musnah di tahun 1991, maka visi masa depan yang Einstein lihat di tahun 1952... pasti palsu."
Memverifikasi kesimpulan ini tidak sulit.
Nanti saat tiba di Brooklyn, langsung konfrontasi dengan Einstein saja.
Sekarang adalah tahun 2234, markasnya sendiri.
Lin Xian tidak perlu khawatir tentang putusnya tali layang-layang, perubahan ruang-waktu, atau lompatan garis dunia... Dia bebas dari kekhawatiran, bisa melakukan semua yang diinginkan.
Maka, lanjutkan perenungan, menganalisa perjalanan batin Einstein.
Setelah mendapatkan kemampuan maha tahu untuk mengintip masa depan, Einstein pasti melihat mata biru Douglas, delapan puluh persennya akan mengira Douglas juga memiliki kemampuan serupa.
Sekali lagi merasa sejalan dengan Douglas, Einstein mengundang Douglas untuk bersama-sama menyelamatkan dunia dan masa depan umat manusia.
Hanya saja...
Sebagai entitas asli Douglas, Lin Xian telah kabur sebelum tali layang-layang putus.
Einstein pasti tidak akan menyerah dalam upaya menyelamatkan dunia.
Karena itu, dia mendirikan Klub Jenius untuk mencegah tragedi kehancuran diri manusia.
Selama bertahun-tahun ini, Einstein pasti telah melakukan banyak upaya, namun hasilnya... tetap tidak memuaskan.
Saat ini, Lin Xian belum mengetahui "masa depan kehancuran diri manusia" apa lagi yang pernah dilihat Einstein selain perang nuklir 1991, namun masa depan yang dilihat Einstein memang berbeda dengan Lin Xian...
Semua masa depan yang dilihat Lin Xian menunjukkan dunia hancur oleh cahaya putih penghancuran dunia.
Sedangkan masa depan yang dilihat Einstein sebagian besar adalah kehancuran diri manusia.
"Selalu merasa ada konspirasi tersembunyi di balik semua ini."
Pesawat perlahan turun menembus lapisan awan.
Di luar jendela kabin.
Penerangan daratan Amerika terlihat jelas.
200 tahun merupakan waktu yang panjang bagi manusia, namun sangat singkat bagi bumi.
Garis pantai dan pegunungan Amerika tidak menunjukkan perubahan sedikitpun.
Tapi di daratan...
Segalanya telah berganti wajah.
……
Setelah mendarat, Lin Xian langsung menaiki mobil menuju suburb barat Brooklyn.
Sepanjang perjalanan menyaksikan pemandangan jalanan.
Sudah tidak ada satupun yang terasa familiar.
“Empire State Building sudah menghilang, Jembatan Brooklyn pun sudah direnovasi hingga tak lagi dikenali, apalagi menara lonceng yang pernah digantung terbalik oleh Spider-Man, jalan tinggi tempat CC menyalakan kembang api…”
Semuanya lenyap.
Tergerus masa, larut dalam arus waktu.
Inilah mungkin yang disebut kesepian era.
Lin Xian menghela napas pelan.
Saat tinggal di tahun 2025, ia bisa merasakan diri sebagai orang hidup; namun di tahun 2234 ini, Lin Xian merasa seperti hantu.
Perasaan ini tak begitu terasa saat Gao Yang, Akademisi Gao Wen, Liu Feng, Elon Jusk ada di sekitarnya. Tapi kini, sendirian di Amerika yang asing, kesepian itu bagai banjir dan binatang buas yang datang kembali, membuatnya sesak napas di daratan.
Sungguh…
Tak ada tempat yang familiar, tak ada pemandangan yang dikenal, tak ada orang yang dekat…
“Hah?”
Tiba-tiba.
Lin Xian memandangi pertanian tua yang muncul tiba-tiba dalam pandangannya, tertegun sesaat.
“Berhenti!”
Teriaknya. Setelah mobil berhenti, ia membuka pintu dan turun, berdiri di luar jeruji pertanian yang tetap sama seperti dulu – bahkan rerumputan dan pepohonan persis seperti tahun 1952.
Identik sempurna.
Benar-benar tak ada bedanya!
Sulit dipercaya, pertanian di lokasi yang sama tahun 2234 ini setiap detailnya tak meleset sedikit pun dari tahun 1952!
Tak mungkin salah.
Ia baru saja meninggalkan pertanian tahun 1952 ini, baru berputar-putar di sini, mana mungkin ia keliru?
“Tapi……”
Lin Xian menjilat bibir.
Hampir 300 tahun waktu berlalu.
Empire State Building runtuh, Jembatan Brooklyn terkikis, tak ada bangunan beton bertulang yang bisa bertahan 300 tahun—tapi pertanian tua reyok ini secara ajaib berhasil.
Dia mendekat, meraba pagar kayu lapuk.
Lalu menatap beberapa rumah tua dengan batu bata yang masih baru.
Dia paham.
Mungkin...
Inilah "Pertanian Theseus".
Meski jeruji, tata letak, rumah, bahkan semak dan pohon persis seperti tahun 1952, sebenarnya semua ini baru—material baru yang direplika sesuai bentuk aslinya.
Lin Xian menginjak kerikil berderit, memasuki rumah-rumah satu per satu.
Sebelum membuka pintu, dia sudah tahu isinya.
Kreek...
Ruang kiri terbuka, memamerkan ranjang bertingkat peninggalan pekerja tahun 1952.
Kreek...
Ruang seberang berisi tumpukan kain lapuk dan jaring laba-laba.
Kalau begitu.
Gudang terakhir...
Lin Xian menuju bangunan lapuk di utara, mendorong pintu.
Persis seperti ingatannya.
Gudang penuh peralatan kuno, dan... di sudut, pasti tersembunyi lift sederhana menuju bunker bawah tanah.
Lin Xian menarik napas dalam-dalam.
Udara sarat debu dan beban waktu.
“Dia dengan mudah menemukan 'Lift Theseus' itu, materialnya adalah paduan hafnium yang mulia, namun modelnya merupakan desain kuno dari tiga abad silam.”
“Menekan tombol, lift perlahan turun diiringi suara gesekan kabel baja paduan hafnium.”
“Beberapa belas detik kemudian.”
“Penerangan terang benderang, tiba-tiba lapang.”
“Di ruang bawah tanah yang luas itu, menyerupai ruang pertemuan virtual Klub Jenius, terpajang sembilan kursi tinggi berukiran kayu hitam.”
“Di bawah langkah, empat di kiri dan empat di kanan, delapan kursi kosong melompong. Hanya kursi di anak tangga paling atas... yang diduduki seorang tua bertopeng 《Einstein yang Murung》.”
“Saat ini.”
“Orang tua berusia itu menengadah, memandangi Lin Xian yang turun dari lift sederhana:”
“'Rhein.'”
“Suaranya berwibawa dan berat:”
“'Sungguh tak kusangka, kau bisa menemukan tempat ini.'”
“Lin Xian terkekeh pendek:”
“'Einstein, kau sengaja merenovasi peternakan di permukaan berkali-kali demi mempertahankan bentuk aslinya... Pasti karena takut seorang teman lama tersesat, bukan?'”
“Dia berjalan ke bawah sorotan lampu.”
“Menengadah.”
“Memandangi orang tua di kursi yang tiba-tiba menegakkan pinggang:”
“'Einstein, aku datang mengambil jam tanganku.'”
“BAB 33 Newton”
“Einstein menopangkan kedua lengan kurusnya di kursi, bangkit berdiri:”
“'Rhein...'”
“Suaranya gemetar.”
“Seluruh tubuhnya bergetar.”
“'Tidak...'”
Dia mengangkat perlahan topeng 《Einstein yang Murung》 dari wajahnya dengan tangan kanannya, lalu menjatuhkannya.
Di baliknya terpapar wajah yang sangat familiar bagi Lin Xian.
Baru saja—tepat 300 tahun lalu—pada tahun 1952, ia telah berkali-kali bertemu fisikawan terhebat dalam sejarah ini:
Albert Einstein.
Ternyata benar ia abadi.
Waktu berhenti menggerogoti tubuhnya.
Baik penampilan, rambut, hingga kerutan di wajah... semuanya identik dengan pria berusia 70 tahun di tahun 1952, tidak meleset sedikit pun.
Sebelum ini,
tak seorang pun bisa menebak bahwa di balik topeng Einstein—ternyata benar-benar Einstein!
Ini adalah strategi brilian nan sempurna.
Di saat yang sama...
juga menyembunyikan kilau biru tajam di kedua matanya, menghindari perhatian yang tak perlu.
Kini,
sepasang mata biru yang melintasi zaman itu menatap Lin Xian melewati karpet selebar belasan meter, melampaui 300 tahun sejarah. Bibirnya bergetar dalam keterkejutan, suara parau yang tak terpercaya keluar:
"Douglas... Douglas?"
Lin Xian mengangguk.
Senyum tipis mengembang:
"Einstein, sudah lama tak berjumpa."
"Kuberi tahu kan? Aku pasti akan datang untuk mengambil jam tangan itu. Apa kau sudah menjaganya dengan baik?"
Einstein menggigit bibir bawahnya, telapak tangan menutupi mata saat tubuhnya kembali terjatuh ke kursi.
Lin Xian tak bisa melihat ekspresinya.
Tapi ia bisa merasakan...
【Einstein sedang menderita.】
Dibandingkan dengan rasa bersemangat, kerinduan, tersentuh, sukacita reuni... yang lebih dominan adalah kesakitan.
Mengapa sebenarnya tokoh besar ini menderita?
Mungkin.
Selama 300 tahun ini, Einstein sangat berharap bisa bertemu kembali dengan Douglas, namun juga sangat takut akan pertemuan itu.
Dulu di tahun 1952, dia tidak melihat masa depan dimana akan bertemu Douglas lagi; sedangkan Douglas saat itu bersikukuh bahwa hari pertemuan itu pasti akan datang...
【Masa depan yang kontradiktif, pasti salah satunya adalah palsu.】
Jika.
Semua ini.
Semua yang pernah dia lihat adalah palsu... Lalu selama ini, sebenarnya apa yang telah dia lakukan?
"Tidak, Douglas, ada yang tidak beres di sini."
Einstein menengadah.
Di pupil biru tua yang terang, terpancar melankoli yang dalam:
"Padahal kau juga terkena Partikel Ruang-Waktu, tapi mengapa... matamu kembali menjadi hitam?"
Lin Xian menggelengkan kepala:
"Masih ingat pertanyaan terakhir yang kusampaikan di perkumpulan Klub Jenius? Awalnya kukira kau yang berbohong, tapi sekarang... Kau tidak berbohong, melainkan sama sekali tidak bisa melihat sejarah itu."
"Di tahun 1952, benar ada seorang gadis yang berubah menjadi serpihan bintang biru lalu menghilang; Partikel Ruang-Waktu lainnya tidak mengenaimu, tapi mengenai gadis itu; Jika kau bisa melihat semua masa depan, seharusnya kau sudah tahu bahwa aku baru saja kembali menggunakan mesin penjelajah waktu dari tahun 1952."
"Alasan persis di sini, sejarah yang tidak kamu lihat karena pingsan itu telah sangat menyesatkan penilaianmu. Douglas bukanlah penduduk asli tahun 1952, melainkan seorang penjelajah waktu, yaitu... aku."
"Mata biruku juga bukan hasil terkena Partikel Ruang-Waktu sepertimu, melainkan pengaruh dari Penolakan Ruang-Waktu. Kau yang secerdas ini, berada di puncak IQ manusia, dengan penjelasan sejauh ini... mungkin sudah menyadari banyak hal?"
……
Lin Xian mendengarkan kata-kata Douglas, teman lamanya dari masa lalu.
Einstein menutup matanya.
Menundukkan kepala.
Seperti anak yang berbuat kesalahan.
Selama 300 tahun ini, tak sedetik pun ia berhenti merindukan reuni dengan Douglas.
Tapi betapapun garis dunia dan lintasan masa depan telah berubah-ubah, bayangan Douglas tak pernah muncul dalam visi masa depannya.
Teman baik ini seolah menguap dari dunia manusia, seperti tak pernah eksis.
Tapi ia tak pernah menyerah.
Seperti kata Lin Xian tadi, peternakan di permukaan telah ia renovasi berkali-kali. Setiap detail direplikasi sempurna sesuai kondisi saat Douglas pergi di tahun 1952, mulai dari pagar kayu hingga susunan bata.
Tujuan semua ini... kekhawatiran bahwa suatu hari Douglas tak akan menemukannya lagi di Brooklyn yang terus berubah.
Tata letak setiap rumah, posisi lift sederhana, hingga pemandangan jalan di sekitar - semuanya membeku seperti film era lama, abadi dalam tahun 1952.
Einstein tahu betul, jika suatu hari nanti Douglas benar-benar muncul di hadapannya... apa sebenarnya arti semua ini.
Seperti hari ini.
Lin Xian menceritakan sejarah yang tak terlihat padanya, lalu datang sebagai Douglas untuk mengambil jam tangan itu.
Semua ini tak perlu dijelaskan lagi.
"Jam tanganmu, aku menyimpannya dengan baik."
Einstein duduk di kursi kayu hitam tanpa bangun; dia mengangkat lengan yang lemah, menunjuk ke [oven] di atas meja sudut:
"Aku akui, Douglas, aku tak menyangka kau akan datang mengambil jam tangan ini suatu hari nanti... Tapi aku tak pernah ingkar janji, meski tak bisa melihat momen ini, aku tetap menepati janji."
Lin Xian melangkah mendekat.
Memandangi oven yang berdebu tapi masih terlihat baru.
Perasaan ini sangat aneh.
Model oven ini sudah kuno, terlihat berusia tua dari sekali pandang, debu di atasnya juga menunjukkan sudah lama diletakkan di sini.
Tapi mengapa... masih tetap baru seperti ini?
Dengan penuh tanya.
Lin Xian membuka oven yang tidak terlalu besar ini——
Semburat cahaya biru yang intens menyinari wajahnya.
Terlihat...
Di dalam oven, sebuah Partikel Ruang-Waktu secara misterius mengambang di tengah!
Perangkat yang berbentuk oven ini, ternyata juga merupakan Penangkap Partikel Ruang-Waktu; memiliki kesamaan konsep dengan penanak nasi Liu Feng dan kulkas kecil Jusk.
Dia membungkuk, melihat ke dalam oven.
【Partikel Ruang-Waktu ini karena sudah terikat, pasti tidak memiliki aktivitas. Namun percikan listrik biru yang intens di permukaannya menunjukkan masih mengandung energi.】
【Tak disangka, Einstein ternyata juga menyimpan partikel ruang-waktu. Tidak diketahui kapan diperolehnya, tapi dilihat dari model oven, kemungkinan lebih awal daripada milik Liu Feng dan Jusk.】
【Karena partikel ruang-waktu ini dalam kondisi "non-aktif namun berenergi", penggunaan detektor maupun observatorium tidak bisa mendeteksinya.】
【Dari sini terlihat...】
【Tak ada yang yakin berapa banyak partikel ruang-waktu yang masih ada di bumi, hanya tidak terdeteksi saja.】
【Bersamaan.】
【Lin Xian juga memperhatikan, di dalam oven selain partikel ruang-waktu terdapat kotak hadiah kecil persegi putih.】
【Persis jam tangan yang dibeli CC generasi pertama dengan seluruh hartanya untuk diri sendiri.】
【Masalahnya, kotak hadiah ini juga terlihat "terlalu baru".】
【Kotak kertas apa yang bisa bertahan 300 tahun tanpa lapuk?】
【Lin Xian memicingkan mata.】
【Jangan-jangan...】
【Ini juga "Jam Tangan Theseus"?】
【Dia tidak menginginkan hasil seperti ini. Sekalipun jam di dalamnya berkarat menjadi gumpalan cairan hitam, Lin Xian tetap akan menghargainya.】
【Dia hanya menginginkan jam tangan 20 dolar asli itu, utuh atau rusak tidak masalah, yang penting yang asli.】
【Seperti membaca kekhawatiran Lin Xian, Einstein bermata biru di kursi hitam itu perlahan berkata:】
“Tenang saja, Douglas, ini adalah salah satu karakteristik partikel ruang-waktu biasa. Asalkan memiliki kekuatan, kita bisa mempertahankan【keadaan waktu terhenti】dalam area kecil di sekitarnya.”
“Area ini sangat kecil, kira-kira sebesar oven, jadi aku tidak menipumu... Aku memang menyimpan jam tanganmu dengan baik, masih baru seperti semula; jam tangan ini juga sama berharganya bagiku.”
Ternyata begitu.
Lin Xian sebelumnya benar-benar tidak mengetahui pengetahuan ini.
Karena partikel ruang-waktu biasa miliknya selalu disimpan di brankas Bank Thyme, tidak pernah dibuka untuk dikonfirmasi.
Sementara jam tangan memang tidak bermasalah, Lin Xian juga tidak terburu-buru mengeluarkannya. Prioritas utama sekarang... harus menyelesaikan masalah yang dihadapi Einstein terlebih dahulu.
Dia menutup pintu oven.
Berbalik dan berjalan mendekati Einstein:
"Einstein, katakan padaku, seperti apa masa depan yang kau lihat sebelumnya?"
Wajah Einstein berkerut:
"Masa depan yang kulihat, semuanya adalah manusia menghancurkan diri sendiri karena berbagai alasan... Tanpa terkecuali, semuanya berasal dari kehancuran diri; entah karena menguasai kekuatan yang tak terkendali, atau proyek-proyek besar yang lepas kendali."
"Aku berusaha mati-matian mencegah semua ini, mengubah semua ini... bersama para jenius di Klub Jenius. Tapi kami tetap tidak menemukan masa depan yang sempurna, setiap garis dunia selalu berakhir dengan kehancuran diri manusia."
“Kecuali… garis dunia yang satu ini sekarang. Garis dunia inilah yang paling sempurna, di mana umat manusia bersatu tanpa pernah terjadi sebelumnya, teknologi berkembang pesat tak tertandingi… hingga ribuan tahun, puluhan ribu tahun, ratusan juta tahun kemudian… peradaban manusia tetap terus hidup dan berkembang di alam semesta.”
Saat mengatakan ini.
Nada suara Einstein melemah.
Saat melihat Lin Xian, dia telah memahami jawabannya:
“【Douglas… apakah saya… salah melihat?】”
Lin Xian tidak berbicara.
Dia mengerti.
Kebenaran ini… terlalu kejam bagi orang tua yang berniat menyelamatkan masa depan, tapi justru dimanfaatkan orang untuk menutup masa depan itu.
“Saya tidak terlalu yakin.”
Lin Xian berbicara dengan halus:
“Saya perlu menanyakan beberapa pertanyaan untuk memastikannya.”
Dia menengadah, mengajukan pertanyaan pertama:
“Konstanta alam semesta 42… sebenarnya apa?”
Namun…
Einstein menggelengkan kepala:
“Saya tidak tahu.”
Suaranya lirih:
“Momen terdekat saya dengannya adalah saat menghitung angka 42. Saya hanya berhasil memperoleh angka itu, tapi sama sekali tidak mengerti makna atau kegunaan 42.”
“Bahkan… saya sama sekali tidak bisa memahami mengapa konstanta yang seharusnya sangat kecil ini… ternyata merupakan bilangan bulat?”
“Selama hampir 300 tahun setelahnya, penelitian saya tentang konstanta alam semesta tidak mengalami kemajuan. Tapi yang pasti, konstanta alam semes——”
Tiba-tiba! Einstein seperti disensor, sepasang tangan tak terlihat mencekik tenggorokannya, membuatnya tak bisa bersuara!
Tubuhnya oleng hampir terjatuh dari kursi.
Mata terbelalak, napas tersengal-sengal:
"Bagaimana... Bagaimana mungkin... Aku..."
【Penghindaran Paksa】.
Adegan ini tak terduga bagi Lin Xian maupun Einstein, Penghindaran Paksa ternyata terjadi pada Einstein!
Einstein menggigit giginya, keringat membasahi alutnya, menatap Lin Xian:
“42——”
Lagi-lagi sensor yang sama.
Seperti panggilan telepon yang tiba-tiba terputus, ponsel yang disenyapkan, jaringan internet yang mendadak hilang.
Plooong.
Einstein limbung, tubuhnya terjatuh ke depan dan tergeletak di bumi.
"Einstein!"
Lin Xian segera berlari mendekat, berusaha menopang Einstein.
Tapi dia menemukan...
Transparan.
Transparan!
Tubuh Einstein ternyata menjadi transparan!
Persis seperti... Huang Que yang pernah memicu Penghindaran Paksa!
Einstein langsung memahami segalanya.
Hatinya tersiksa.
Batuk keras membuat air mata mengalir dari sudut matanya; tubuhnya bergetar menumpahkan serpihan bintang biru dalam jumlah besar.
Tapi dia tetap tak menyerah.
Dengan susah payah membuka mata, pupil birunya yang hampir tak bersinar menatap tajam Lin Xian, suaranya lemah:
"Cahaya putih penghancuran dunia yang kalian sebut... Gadis Tiang Milenium... Aku sama sekali... Tak bisa melihat... Yang bisa kulihat hanyalah--"
Lagi-lagi sensor yang memutus tiba-tiba.
Einstein sama sekali tak bisa berkata-kata.
Tubuhnya semakin tipis seperti sayap capung, Lin Xian menopangnya yang hampir tak berbobot:
"Jangan, Einstein. Berhenti bicara dulu."
Lin Xian terlalu familiar dengan adegan ini...jangan memicu penghindaran paksa, atau akhirnya pasti lenyap.
Meski banyak hal masih belum terungkap.
Namun Lin Xian bisa memahami penderitaan Einstein, mengerti bahwa Einstein adalah korban, memahami hati nurani baik Einstein serta takdir kejam yang dipermainkan:
"Jangan kau lanjutkan lagi, tunggu dulu, kita akan cari cara nanti."
Lin Xian berusaha membujuk Einstein.
Tapi dengan getir menyaksikan... orang tua yang abadi ratusan tahun ini kini telah menangis tersedu-sedu, penuh penyesalan.
Air mata mengalir di wajah keriputnya, belum sempat menetes ke bumi, telah berubah menjadi serpihan bintang biru yang lenyap.
Pada detik ini, Einstein paham sepenuhnya.
【Dia telah ditipu.】
Tidak hanya itu...
【Dia juga dimanfaatkan, diarahkan, melakukan banyak kesalahan tak tertolong... Bukan penyelamat dunia dan masa depan, justru menjadi pesakitan peradaban manusia!】
Tubuhnya yang sudah sangat lemah.
Masih berjuang bangkit, merangkak ke sisi kursi kayu hitam, menekan sebuah tombol...
Dor.
Suara berat bergema dari aliran listrik yang terhubung.
Komputer sekitar, layar, server mulai berkelip, seolah ada sesuatu yang diluncurkan.
Einstein akhirnya membalikkan badan, terbaring lemas di lantai...
Ini satu-satunya yang bisa dia lakukan terakhir kali, bantuan terakhir untuk Douglas, juga harapan terakhir untuk memperbaiki segalanya.
Dengan pandangan lemah dan kosong, dia menatap Lin Xian. Cahaya biru di matanya telah sepenuhnya meredup:
“I'm sorry……for everything……”
Brr——
Brr——
Brr——
Sisa-sisa warna Einstein berubah menjadi gumpalan biru di lantai, tercecer menjadi debu bintang, beterbangan di udara, dan menghilang...
Lin Xian jongkok di tempat dengan wajah kebingungan.
Semua ini terjadi terlalu cepat, terlalu mengejutkan.
Belum sempat dia menanyakan apapun, Einstein sudah lenyap karena penghindaran paksa.
Pasti ada konspirasi di balik semua ini.
Pasti ada yang sengaja menciptakan semua ini!
Berdiri.
Memandangi server jaringan yang berkelip di sekeliling.
Ini petunjuk terakhir yang Einstein tinggalkan untuknya.
Di detik-detik terakhir nyawanya, Einstein mengerahkan sisa tenaga untuk meluncurkan program ini. Pasti... pasti ada tujuannya, pasti ada yang ingin dia sampaikan!
Didit.
Setelah dua bunyi pendek.
Semua mesin di sekeliling menjadi stabil.
Kemudian, laser rekaman holografik memancar, menggunakan udara dan dinding sebagai layar, memproyeksikan realitas virtual ke dunia nyata.
Ruang bawah tanah gelap dan kuno itu lenyap. Penerangan warna-warni mengubah seluruh ruang bawah tanah menjadi aula emas——
【Lokasi Perkumpulan Klub Jenius!】
Lin Xian memandang sekeliling, melihat aula yang familiar ini...
“Dia tahu, semua ini hanyalah pencitraan virtual yang mirip efek 3D mata telanjang, bukan teknologi baru. Ini sudah terwujud sejak awal abad ke-21.”
Hanya saja.
Setelah 200 tahun perkembangan, teknologi ini semakin matang. Kini tak perlu memakai helm VR atau kacamata VR untuk mencapai efek realitas virtual mata telanjang.
“Tapi... apa artinya semua ini?”
Lin Xian menatap delapan kursi kayu hitam di bawahnya.
Empat di kiri dan empat di kanan - dulu pernah diduduki delapan jenius dari berbagai negara dengan ideal dan keyakinan berbeda.
Tak perlu diragukan lagi.
Saat ini juga, perkumpulan Klub Jenius yang telah terhenti 200 tahun lebih... kembali dibuka.
Tak ada Einstein、
Tak ada pemberitahuan、
Belum juga sampai jam 00:42 waktu rapat、
Benarkah... masih ada yang akan datang?
Lin Xian mengarahkan pandangan ke atap lentera kristal mewah. Sinar laser menyorot wajahnya, membentuk topeng Kucing Rhein.
Sinar laser berteknologi tinggi ini bergerak mengikuti gerakan tubuh dan kepalanya, terus mempertahankan topeng virtual itu di wajahnya.
Kini, dia kembali menjadi anggota ke-9 Klub Jenius, NO.9 Rhein.
Tapi...
Apa artinya perkumpulan yang hanya dihadiri dirinya sendiri?
Lin Xian tidak kembali ke kursinya yang paling belakang di sebelah kanan. Ia berbalik dan duduk di kursi nomor 1 milik Einstein.
Duduk.
Pandangan lurus ke depan.
Menghadap sepasang pintu cokelat di ujung karpet.
"Tidak akan ada yang datang ke pertemuan ini."
Dia berkata dengan lembut.
Copernicus, Da Vinci, Gauss, Turing—semuanya sudah meninggal.
Ketua Einstein juga telah lenyap.
Newton, Galileo, Jusk—meskipun masih hidup—tidak akan datang tiba-tiba tanpa pemberitahuan saat sistem perkumpulan diaktifkan... Takkan ada yang muncul.
Kreek——
Tepat saat Lin Xian berkesimpulan demikian.
Di depan, sepasang pintu kayu coklat tiba-tiba didorong terbuka oleh sepasang lengan kekar...
Lin Xian menengadah.
Matanya menatap seorang pemuda bertopeng Newton yang mendorong pintu masuk dan melangkah mantap.
Itu adalah【NO.3 Newton】!
"Wahahahahaha……"
Pemuda bertopeng Newton itu tertawa terbahak, sambil melangkah perlahan di atas karpet, bertepuk tangan melihat Lin Xian:
"Benar-benar tak kusangka Klub Jenius bisa berkumpul lagi! Einstein tak pernah melakukan kesalahan, jadi... karena muncul hal di luar prediksinya, hanya ada satu kemungkinan."
"Rhein, ke mana Einstein pergi? Dan kau—mengapa duduk di tempat Einstein?"
Lin Xian menghela napas panjang melalui hidungnya.
Dari balik topeng virtual Kucing Rhein, dia menatap si tua kekanak-kanakan Newton:
"Einstein... sudah meninggalkan dunia ini."
"Oh ho?"
Newton berjalan di atas karpet wol, nada suaranya tanpa kejutan:
"Ternyata sesuai dengan tebakanku—Einstein mati, lalu seseorang mengambil alih dan menghidupkan kembali Klub Jenius."
“Jadi……Rhein, apakah kau yang menemukan Einstein, membunuhnya, lalu ingin menjadi Ketua Klub Jenius yang baru?”
Lin Xian duduk tegak di podium.
Menggelengkan kepala:
“Saya sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu.”
“Hahaha, begitu ya? Tapi……lalu kenapa kau masih duduk di posisi Einstein?”
Newton mengangkat tangan pasrah:
“Tapi tidak masalah. Kalau begitu, mari manfaatkan kesempatan langka ini untuk ganti posisi juga.”
Sambil berkata demikian.
Newton berbalik arah, tidak menuju ke kursi nomor 3 yang semestinya menjadi miliknya, melainkan berjalan ke seberang……ke kursi nomor 2 milik rival lamanya, Copernicus yang telah lama berseteru.
Setelah duduk mantap.
Melepas topeng bergambar potret Newton dari wajahnya, melemparkannya ke kursi di seberang.
Brak.
Topeng itu menghantam kursi nomor 3, terpental dua kali, lalu jatuh ke lantai.
Newton menyisir rambutnya ke belakang kepala.
Lalu menyilangkan kaki, tersenyum memandangi pemuda di podium:
“Mari berkenalan kembali, Lin Xian.”
“Mulai sekarang kau bisa memanggilku……【Copernicus】!”
