Chen Qi berjalan berkeliling, memindahkan semua jenazah di Desa Xun dengan Burung Gagak Api, lalu membawa Lu Haozhi yang telah tunduk dan sekitar seratus tentara mayat untuk menemui Li Meimei dan Xun Yuzao.
Xun Yuzao telah dibujuk oleh Li Meimei hingga berhenti menangis, meski wajahnya masih diliputi kesedihan. Tatapannya pada bekas rumahnya memancarkan kepedihan yang tak terucapkan. Kedua perempuan ini terkejut melihat Chen Qi kembali dengan banyak "orang". Chen Qi hanya menjelaskan secara singkat asal-usul Lu Haozhi dan pasukan mayat tersebut.
Li Meimei dalam hati terkagum-kagum, bergumam: "Bajingan ini benar-benar punya nasib. Pertama mendapat gadis secantik Xun Yuzao, lalu dapat tentara mayat hasil ramuan baru Wang Changsheng. Mungkin saja nanti bisa dapat barang apa lagi."
Xun Yuzao sedang diliputi perasaan sedih, tak ada perhatian untuk hal lain. Namun kepulangan Chen Qi membuatnya merasa lebih tenang. Diam-diam ia mendekat ke sisi Chen Qi, menggenggam tangan lelaki itu, seolah hanya dengan cara ini hatinya bisa tentram. Chen Qi pun tak punya kata-kata untuk menghibur rubah kecil ini. Setelah berpikir sejenak, ia berkata: "Delapan Siluman Danau Tai dan Wang Changsheng musuh besar kita tak akan segera kembali ke Gunung Zhu Yin. Mari kita tinggal sementara di sini beberapa hari. Kakak Kedua Lu! Tolong bantu kumpulkan saudara-saudara untuk mencari kayu dan genteng yang masih layak dari reruntuhan, perbaiki rumah utama agar bisa ditinggali."
Lu Haozhi mengangguk setuju, lalu menyampaikan perintah pada anak buah mayatnya untuk mencari barang berguna di reruntuhan bangunan. Para mayat ini memiliki konstitusi khusus, kekuatan mereka bertambah berkali-kali lipat dibanding saat masih hidup. Bekerja tanpa kenal lelah, menjelang malam mereka telah memperbaiki rumah utama terbesar di Perkebunan Xun hingga layak huni.
Chen Qi tak peduli dengan urusan ini. Sejak tadi ia mencari tempat sepi untuk berlatih cara terbang.
Setelah Diagram Titik Akupuntur Emas Burung Matahari muncul di halaman Kitab Emas yang memuat Formasi Burung Gagak Api, Chen Qi mulai berlatih sesuai petunjuk sehingga bisa berubah menjadi burung gagap api. Namun karena dasarnya manusia, meski bisa berubah wujud, ia belum mahir mengendalikan tubuh barunya sehingga kesulitan terbang. Waktu itu Nyamuk Darah sudah menyusul, Chen Qi tak sempat berlatih. Kini saat ada kesempatan, ia berusaha keras.
Chen Qi juga berpikir dalam hati, jika bisa terbang, dirinya akan memiliki banyak ruang gerak. Bahkan jika menghadapi musuh yang tak bisa dihadapi, cukup mengembangkan sayap dan terbang, siapa yang bisa menangkapnya? Karena itu, ia sangat serius berlatih mengendalikan tubuh burung gagak api.
Meski burung terlahir dengan sayap, tetap perlu latihan untuk bisa terbang. Chen Qi yang aslinya manusia, memiliki pola pikir manusia yang mengakar. Mengendalikan tubuh burung gagak api sangat sulit. Setelah berlatih 4-5 shichen di tempat sepi, ia baru bisa terbang ke pucuk pohon seperti ayam jago peliharaan. Untuk terbang lebih tinggi, sayapnya hanya bisa mengepak-ngepak tak berdaya.
Melihat langit mulai senja, Chen Qi menghentikan transformasi burung gagak api. Dalam hati ia bergumam: "Ternyata latihan terbang tak bisa diselesaikan dalam sehari. Akan kulanjutkan besok. Tapi jika waktuku habis untuk latihan terbang, kapan bisa melatih Kitab Taishang Ganying dan Formasi Burung Gagak Api?"
Setelah lama merenung, tiba-tiba Chen Qi berseru garang: "Katanya anak burung yang tak mau meninggalkan sarang akan didorong paksa oleh induknya. Di ujung hidup dan mati, mereka akhirnya bisa terbang. Sekarang ada musuh besar seperti Delapan Siluman Danau Taihu. Jika bertemu lagi dengan siluman yang lebih hebat dari Nyamuk Darah, pasti aku tewas. Toh sudah jalan buntu, tak perlu takut mati! Aku harus mengambil risiko!"
Chen Qi berasal dari latar belakang perampok gunung, menjalankan bisnis tanpa modal. Sering berada di ujung hidup dan mati, sifatnya mengandung keberanian liar, tak takut mengambil risiko. Memikirkan ini, Chen Qi bahkan tidak menunggu hari kedua. Tak peduli malam telah tiba, ia menyusuri belakang Desa Xun, tak jauh terdapat gunung terpencil yang menjulang tinggi.
Chen Qi memanjat puncak gunung dalam satu tarikan napas. Melihat ke bawah, gunung ini tidak terlalu tinggi, hanya sekitar seratus zhang. Namun tak perlu dikatakan orang hidup yang melompat sulit selamat, bahkan sebatang besi mentah yang jatuh pun akan penyok.
Chen Qi menarik napas dalam-dalam dua kali mengumpulkan Energi Zhen, berseru kencang: "Jika Tuhan memberkati, aku Chen Qi yang melompat dari sini akan langsung bisa terbang. Jika takdir tak berpihak, mati terjatuh pun tak apa. Lagi pula aku hanya bajingan yatim piatu yang tak ada yang peduli, mati pun tak ada yang meneteskan air mata."
Setelah bergumam beberapa mantra, Chen Qi melompat dengan gesit. Energi Zhen Huo Ya mengalir ke seluruh tubuhnya, menembus 72 titik api, seketika berubah menjadi burung api yang seluruh tubuhnya berkobar, sayap terkembang, mengepak dengan dahsyat.
Chen Qi melayang di udara, desau angin menderu di telinga. Sayapnya mengepak keras, tapi tubuhnya terasa sangat berat. Ia memaksakan tenaga mengepak sayap, tetap tak bisa stabil, terus terjatuh ke bawah.
Setelah kehabisan tenaga mengepak sayap tanpa hasil, barulah Chen Qi teringat satu hal yang ia lupakan.
“Mengapa tubuhku terasa begitu berat? Secara logika, tenaga kepakan kedua sayapku seharusnya mampu menerbangkan batu sebesar kepalan tangan, gaya jatuh sudah cukup……”
Chen Qi pada dasarnya tidak memiliki bimbingan Shifu, jika tidak mustahil dia diizinkan mengambil resiko sebesar ini. Meski telah membuka 72 titik api dan bisa berubah menjadi wujud asli burung gagak api, tubuhnya tetap berupa tubuh manusia - daging dan darah yang padat, tulang-tulang rapat yang sangat berat. Kemampuan burung terbang mengarungi langit, selain karena memiliki sepasang sayap, ringannya tubuh juga faktor kunci. Tulang burung berongga sehingga bisa mengepakkan sayap.
Mantra Formasi Burung Gagak Api mengharuskan pembukaan 365 titik akupuntur di seluruh tubuh dan pemurnian struktur tulang menjadi kosong baru bisa benar-benar terbang. Saat ini dengan 72 titik api yang terbuka, dia hanya bisa berubah menjadi burung gagak api, paling-paling seperti ayam itik yang terbang ke pucuk pohon atau atap rumah, tak mampu mencapai ketinggian.
Meski Chen Qi samar-samar menyadari hal ini, dia tidak sepenuhnya memahami inti masalah. Melihat tanah semakin dekat dan dirinya pasti akan hancur berkeping-keping, hatinya menjadi tenang. Tiba-tiba dia membatalkan transformasi burung gagak api, mengaktifkan Energi Naga Sejati untuk melindungi diri. Bersamaan itu, dua ekor burung gagak api dipanggilnya keluar.
Taisang Hualong Jue telah membuka 90 titik akupuntur, sedikit lebih rendah dibandingkan energi Zhen burung api yang telah meramu dua ekor burung api. Namun ketika Chen Qi memanggil kedua burung api, energi Zhen burung api kehilangan dua sumber utamanya, sehingga energi Zhen burung api menjadi jauh lebih lemah dibandingkan energi Naga Sejati.
Chen Qi langsung membuat penilaian terbaik: melindungi diri dengan energi Naga Sejati sambil memanggil dua burung api untuk mencengkeram bahunya. Salah satu burung api adalah Burung Perintis - salah satu dari lima perintis bawahannya Qin Tong, satunya lagi Ying Jiuxiao dari Delapan Siluman Danau Taihu, keduanya siluman besar yang bisa berubah wujud manusia. Meski begitu, momentum jatuh Chen Qi terlalu kuat. Baru ketika mendekati tanah ia sadar situasinya, panggilan dua burung api hanya bisa sedikit meredam gaya jatuh, tetap tak bisa menghindari nasib menjadi remukan daging.
Semakin di ujung hidup dan mati, Chen Qi justru semakin tenang. Meski belum menemukan solusi, ia tak mau menyerah pada takdir.
"Walau aku cuma pencuri kecil, pernah mengalami takdir ajaib, mainin wanita yang dulu meremehkanku, lawan musuh sepuluh kali lebih kuat. Matipun tak menyesal. Tapi kalau memang harus mati, meski tak ada penyesalan, aku tetap akan bertahan sampai akhir. Taisang Hualong Jue - MELEDAKLAH!"
Chen Qi pada saat genting antara hidup dan mati ini, mengerahkan keberanian sejati dan kegagahan hingga ke tulang sumsum. Tanpa menyisakan sedikit pun, ia mengaktifkan Taisang Hualong Jue dengan kekuatan sepuluh kali lebih dahsyat dari biasanya. Dengan merusak puluhan titik akupuntur sepanjang jalur energinya, kekuatan itu meledak keluar dari kedua cakarnya. Chen Qi berusaha membombardir tanah dengan Taisang Hualong Jue, berharap bisa meraih kesempatan hidup di ujung maut.
Setelah Taisang Hualong Jue meruntuhkan lebih dari sepuluh titik akupuntur, perubahan aneh tiba-tiba terjadi. Tepat saat Chen Qi mengerahkan Energi Naga Sejati sekuat tenaga untuk menghantam tanah, seluruh titik akupuntur yang terbuka di tubuhnya bergetar serempak. Energi Naga Sejati bangkit dari Dantian, menerobos 108 titik akupuntur, lalu menyembur deras dari telapak tangannya membentuk siluet naga keemasan yang menghunjam keras ke tanah. Ledakan ini melambungkan tubuhnya puluhan zhang ke udara. Dua burung api di bahunya mengepakkan sayap mati-matian, akhirnya berhasil menahan gaya jatuh dari ketinggian ratusan zhang, menyelamatkan Chen Qi dari gerbang kematian.
Setelah melancarkan serangan itu, seluruh tubuh Chen Qi kehabisan tenaga. Ia membiarkan dua burung api menariknya terbang menuju Desa Xun. Saat memasukkan kesadarannya ke dalam Dantian, Chen Qi melihat sebuah mantra baru muncul di Kitab Emas yang memuat Taisang Hualong Jue. Judul mantra itu adalah "Meriam Naga Sejati".
Zhenlong Pao () bukanlah mantra latihan, melainkan mantra yang bisa dipelajari setelah membuka 108 titik akupuntur. Mantra ini relatif sederhana: mengumpulkan Energi Naga Sejati () lalu melepaskannya melalui kedua telapak tangan, mirip teknik telapak tangan kosong () atau pukulan jarak jauh () yang digunakan praktisi bela diri biasa, hanya daya penghancurnya 10 kali lebih dahsyat.
Setelah membaca metode pengaliran energi Zhenlong Pao, Chen Qi bergumam: "Walau gagal menguasai teknik terbang mandiri, tapi di ujung hidup dan mati aku berhasil membuka belasan titik akupuntur dan meramu Zhenlong Pao. Ini seperti kehilangan di timur tapi mendapatkan di barat. Tapi Formasi Burung Gagak Api () harus lebih sering dilatih. Bisa terbang di langit itu memberi banyak keuntungan tak terkatakan. Meski dua burung gagak api ini bisa membawaku terbang, kelincahannya terlalu rendah. Orang biasa pun bisa menjatuhkanku dengan panah."
Pikiran Chen Qi kacau. Walau samar-samar menyadari penyebab kegagalannya terbang, ia belum bisa memastikan. Ia memutuskan untuk fokus berlatih Formasi Burung Gagak Api dan menunda latihan terbang. Langkah ini justru mengarahkannya ke jalan lurus ().
Chen Qi kembali ke Perkebunan Xun, Lu Haozhi, Li Meimei, dan Xun Yuzao sudah menunggunya di rumah besar yang telah diperbaiki. Melihat mereka telah menyiapkan makanan, Chen Qi tak bisa menahan senyum kecil, dalam hati bergumam: "Meskipun basis ini agak lemah, tapi aku Chen Da Dangjia akhirnya punya sekelompok anak buah. Dibandingkan waktu di Gunung Tianma, meski punya gelar Kepala Divisi Ketujuh, tak ada satu pun prajurit tangguh, hanya dua nenek tua yang tak bisa bekerja. Sekarang keadaannya sudah jauh lebih gemilang."
Sejak kecil dibesarkan di markas besar Gunung Tianma, impian Chen Qi hanyalah menjadi kepala perampok besar dengan ratusan anak buah yang bisa diperintah, dan selalu ada domba gemuk lewat di kaki gunung. Meski sekarang impiannya telah berubah setelah mempelajari mantra sihir, esensinya tetap sama. Tiba-tiba merasakan dikelilingi pengawal, hatinya dipenuhi kepuasan.
