Dua ekor Burung Gagak Api berhasil menghindari Luan Xi, mengulurkan cakar ke arah Li Yanyan. Namun saat ini, sorot mata Li Yanyan dipenuhi rasa jijik. Pedang Lingjiu dan Pisau Canglang di tangannya bertabrakan keras, mengeluarkan gemerincing logam. Roh suci Serigala Kelabu dan Burung Lingjiu kembali diserapnya ke dalam senjata. Dengan gerakan dahsyat, pedang dan pisau menyambar tepat ke leher kedua Burung Gagak Api...
Luan Xi yang mengendalikan energi pedang melesat ke angkasa, dalam sekejap telah menebas tujuh Burung Gagak Api hingga membuat Chen Qi sangat kesakitan hati. Chen Qi yang sibuk menghadapi pengejaran tanpa henti Luan Xi sama sekali tak sempat memperhatikan Li Yanyan, sehingga ia tak menyadari perubahan yang terjadi pada gadis itu.
"Gadis kecil ini benar-benar kejam! Akan kujauhkan dia untuk memberi Li Yanyan kesempatan melarikan diri. Lebih dari itu... aku tak sanggup."
Chen Qi sendiri nyaris tak bisa menyelamatkan diri, apalagi melindungi wanita di sisinya. Setelah berubah menjadi wujud asli Burung Gagak Api, banyak titik akupunturnya telah berpindah ke 72 Apertur Api, membuatnya tak bisa mengalirkan Taisang Hualong Jue maupun melepaskan Serangan Meriam Naga Sejati. Satu-satunya andalan hanyalah kawanan Burung Gagak Api piaraannya untuk menghalau Luan Xi.
Ketika Chen Qi telah terbang sejauh lebih dari sepuluh li, ia kehilangan kontak dengan lebih dari sepuluh Burung Gagak Api. Hatinya terasa tercabik-cabik, namun tak berani sedikitpun memperlambat laju.
Luan Xi mengendalikan energi pedang, mengejar tanpa henti. Namun energi pedang ini pada dasarnya bukan hasil pelatihannya sendiri. Setelah menebas beberapa Burung Gagak Api, energi ketiga Pedang Pemusnah Cinta ini pun akhirnya menyebar. Kehilangan energi pedang, ia tak bisa terbang lagi. Hanya bisa menatap tak berdaya Chen Qi si bajingan itu menjauh, dikawal puluhan Burung Gagak Api.
"Guru mewariskan lima energi pedang padaku, tiga sudah terpakai. Dua sisanya tak boleh disia-siakan. Bajingan ini takkan luput dari cengkeramanku. Setelah berhasil memindahkan bibit cinta hasil tempaan Li Yan-yan, dan meningkatkan level Membasmi Cinta, pasti bisa kubunuh dia dengan tanganku sendiri. Merebut kembali Kitab Suci Leluhur Tianhe... Tak perlu terburu menghamburkan..."
Chen Qi mengerahkan seluruh Energi Zhen Burung Gagak Api, terbang sejauh seratus li sebelum akhirnya kehabisan tenaga. Ia menarik kembali transformasi wujud asli burung gagak api dan mendarat di tanah. Setelah menghitung, hanya tersisa 37 ekor burung gagak api. Kerugian ini membuat Chen Qi memaki-maki sambil kesakitan hati. Untungnya beberapa burung gagak api terkuat tidak sempat dibunuh Luan Xi, memberinya sedikit hiburan.
Setelah menderita kerugian besar ini, Chen Qi tak berani langsung kembali ke kota kabupaten Xiaopei. Saat terbang di langit tadi, ia melihat ada sebuah benteng kota tak jauh dan memutuskan untuk menghindar ke area ramai penduduk di sana.
“Aku hanya perlu menyamar di antara kerumunan orang, si nona kecil itu pasti takkan bisa menemukanku. Cukup beri aku beberapa bulan lagi untuk merampungkan transformasi Burung Gagak Api, sehebat apapun kemampuannya, takkan bisa menggangguku. Balas dendam bisa kutunda dulu.”
Chen Qi pertama-tama mencari tempat tersembunyi untuk berlatih meditasi selama dua shichen. Ia memulihkan sebagian Energi Zhen Burung Gagak Api-nya, meski belasan burung gagak api yang hilang tak tergantikan. Belasan titik akupuntur di tubuhnya kini kosong tanpa benih api sejati. Menyadari latihan spiritual tak bisa diselesaikan dalam sehari, ia tak terlalu memikirkannya. Mengandalkan ilmu silatnya, ia memilih bagian tembok kota yang rendah dan memanjat masuk.
Chen Qi sadar statusnya problematis, ditambah tiga lembar Kitab Emas yang dibawanya membuat banyak pihak mencarinya. Karena itu ia tak berani masuk melalui gerbang kota.
Kabupaten Hu ini merupakan yang terbesar di antara 19 kabupaten di Kabupaten Tiandu. Legenda mengatakan di sebuah gunung dekat Kabupaten Hu tersimpan kendi ajaib peninggalan dewa kuno. Setiap tahun, kendi itu memancarkan air mirip arak dari mata airnya. Karenanya pemandangan ini menjadi asal nama daerah: Gunung Kendi dan Kabupaten Kendi.
Populasi Kabupaten Hu mencapai 70-80 ribu jiwa, menjadikannya kota terbesar di Kabupaten Tiandu setelah empat prefektur Panlong, Chenliu, Daming, dan Tianyun. Andai bukan karena kemiskinan kronis yang melanda sejak zaman kuno, kabupaten ini sudah lama naik status menjadi prefektur kelima Kabupaten Tiandu.
Setelah menyusup ke Kabupaten Hu, Chen Qi segera mencari taman kosong yang terlantar untuk melanjutkan latihan spiritualnya. Mengetahui betapa tangguhnya Luan Xi, ia bersembunyi di taman terpencil ini selama tujuh delapan hari. Dalam periode ini, Chen Qi akhirnya berhasil mengisi ulang 72 titik api dalam tubuhnya dengan Benih Api Sejati, memulihkan sekitar 80-90% kekuatannya saat bertarung dengan Luan Xi. Untuk selusin lebih Burung Gagak Api yang masih kurang, Chen Qi tak bisa segera mengisinya, hanya bisa menunggu kesempatan menaklukkan siluman burung lainnya.
Setelah kekuatan magisnya pulih, Chen Qi segera meninggalkan taman terlantar itu. Ia tak berniat berlama-lama di Kabupaten Hu, ingin kembali ke Kabupaten Xiaopei untuk melihat sisa pasukannya terakhir kali. Ia harus memutuskan apakah akan memimpin mereka menyusup ke Pegunungan Fuling atau menjadi perampok keliling di perantauan.
Namun tak lama setelah meninggalkan taman, Chen Qi menyaksikan kekacauan di beberapa jalan Kabupaten Hu. Sepasukan prajurit memasuki gerbang kota dengan gegap gempita, mengganggu ketenangan warga.
Dari sembilan belas kabupaten di Jun Tiandu, sembilan telah dikuasai Raja Siluman Api Suanni. Sepuluh sisanya, termasuk Kabupaten Xiaopei, hanya dijaga pasukan minimal oleh Zhao Mancha - cukup untuk menjaga ketertiban kota, tapi tak memadai untuk pertahanan. Namun pasukan yang baru masuk ini berjumlah minimal dua tiga ribu orang, sehingga menimbulkan keributan luar biasa.
Chen Qi bersembunyi di balik tembok halaman di sisi jalan, mengamati pasukan ini memasuki kota. Hatinya tak bisa menahan seruan dalam hati: "Mengapa pasukan ini terlihat sangat familiar?" Baru saja berpikir demikian, ia melihat pemimpin pasukan itu adalah Zhao Hongpao yang pernah beberapa kali dikalahkannya. Jenderal muda ini telah menghilangkan aura muramnya, menggandeng seorang pemuda tampan sambil bercanda mesra.
Sorot mata Chen Qi menyapu cepat, melihat di belakang pemuda tampan itu terdapat 500 siluman. Para siluman ini telah mencapai tingkat kultivasi "melatih energi memasuki meridian" dan mampu berubah wujud manusia, dengan aura siluman yang sangat kuat—jelas bukan siluman rendahan. Melihat beberapa siluman burung di antara mereka, hati Chen Qi langsung berdebar. Dalam hati ia bergumam: "Aku Chen Da Dangjia memang selalu dapat apa yang kuinginkan. Dari mana asal pemuda ini? Mengapa banyak siluman berwujud manusia melindunginya? Lupakan, fokusku adalah menghitung berapa siluman burung yang bisa kugunakan untuk meramu Formasi Burung Gagak Api..."
Beberapa siluman yang telah berubah wujud manusia masih menyisakan beberapa ciri bentuk asli, sehingga dengan sekali pandang langsung bisa diketahui jenis siluman apa mereka. Namun ada pula siluman berkultivasi tinggi dan licik yang wujud manusianya sama sekali tak menyisakan jejak asli. Setelah lama mengamati, Chen Qi tetap tak bisa mengidentifikasi semua siluman di belakang pemuda itu. Dalam ketergesaannya, ia mulai mempelajari mantra dari Kitab Emas Formasi Burung Gagak Api secara dadakan, mempraktikkan teknik baru yang tertulis di sana.
Chen Qi tahu Level-nya masih rendah, melatih berbagai mantra tidak hanya akan mengganggu tahap latihan, tapi juga belum tentu bisa spesialisasi. Lebih baik meningkatkan daya penghancur Panah Bulu Api. Makanya ia tidak terburu-buru mempelajari mantra lain. Tapi karena sekarang butuh, ia tak peduli lagi. Segera mempraktikkan teknik "Pedang Mata Emas Api Mengalir" yang tercatat dalam Kitab Emas Formasi Burung Gagak Api.
Teknik ini mengharuskan memadatkan tingkat api ke dalam pupil ganda, mengubahnya menjadi energi pedang api sejati untuk melukai musuh. Selain untuk melawan musuh, juga bisa membuka Mata Jasmani, melihat banyak hal yang tak terlihat mata biasa. Awalnya Chen Qi tidak berniat melatihnya. Kini demi mengidentifikasi berapa siluman burung di balik pemuda tampan itu, ia terpaksa mempelajarinya secara dadakan.
Untungnya mantra dalam Kitab Emas Formasi Burung Gagak Api berasal dari dasar mantra Formasi Burung Gagak Api, berakar pada Energi Zhen Burung Gagak Api yang telah memadatkan benih api sejati. Chen Qi telah lama berlatih benih api sejati ini hingga mahir. Dari titik api dalam tubuhnya, ia memisahkan dua gumpalan benih api sejati dan memindahkannya ke kedua matanya. Diam-diam mengikuti mantra Pedang Mata Emas Api Mengalir, ia menyatukan dua gumpalan benih api ini dengan matanya. Tak lama kemudian, matanya memerah. Saat mengaktifkan mantra Pedang Mata Emas Api Mengalir dan melihat keluar, ia benar-benar bisa melihat energi siluman yang keluar dari tubuh pasukan siluman itu bermanifestasi dalam berbagai tanda. Berdasarkan ini, Chen Qi segera mengidentifikasi bahwa dari 500 pasukan siluman tersebut, 18 di antaranya adalah siluman burung.
Sambil bersukacita, Chen Qi mengalihkan pandangannya ke pemuda tampan itu. Ia melihat energi berbentuk naga sejati terbang dari kepala pemuda itu, melesat setinggi belasan zhang ke langit sebelum akhirnya mengkristal menjadi satu kesatuan.
Chen Qi langsung terkejut. Ia tahu persis arti tanda ini - pertanda energi negatif menerjang langit, kemampuan yang hanya dimiliki ahli kultivasi Pintu Sekte level tinggi atau siluman besar yang telah meramu energi negatif. Ditambah dengan energi siluman berbentuk naga-ular di kepala pemuda itu, Chen Qi menyimpulkan dengan keyakinan 90% bahwa pemuda ini adalah siluman jenis naga air.
"Untungnya Chen Qi telah melatih Dharma Vajrasamadhi dan melatih indera pendengaran. Saat ini, dengan memaksimalkan pendengarannya, ia hanya bisa menangkap kata-kata terputus dari angin: Kakak Bulan... Raja Naga Hitam, persatuan melalui pernikahan, adikku, Kakak Zhao, Raja Suanni Api... dan lain-lain. Chen Qi langsung teringat surat yang pernah dirampasnya dari bajak laut yang dibunuhnya, yang menyebutkan rencana Raja Naga Hitam melamar anak perempuan Zhao Mancha untuk putranya.
"Aku ingat putra Raja Naga Hitam bernama Yue Xindeng. Pemuda tampan ini pasti putranya? Pantas saja iring-iringannya megah, membawa 500 pasukan siluman... Benar, pasukan pelindungnya kebanyakan makhluk air. Sepertinya Zhao Mancha mengirim putranya menemui kakak ipar."
Chen Qi terus berkhayal. Ia tak tahu nasib Kota Kabupaten Xiaopei di bawah Zhao Hongpao - apakah sudah direbut saat ia pergi, atau pasukan ditarik untuk menyambut Pangeran Naga Kecil Yue Xindeng.
Pangeran Naga Kecil Yue Xindeng dan Zhao Hongpao memasuki Kabupaten Hu dengan pasukan masing-masing, lalu menduduki kediaman bupati. Kabupaten Hu sudah lama tak punya bupati selain ratusan tentara, jadi mereka tak melanggar aturan. Chen Qi mengikuti pasukan dari belakang, menunggu sampai kedua pemimpin masuk kediaman resmi dan menempatkan pasukan di rumah-rumah penduduk sekitar, baru mulai mengincar lokasi 500 pasukan siluman Pangeran Naga Kecil.
Chen Qi pada dasarnya adalah orang yang kurang ajar, bagaimana mungkin dia takut pada Xiao Longwang Yue Xindeng? Meski tahu Yue Xindeng adalah siluman besar tingkat Ning Sha, dia tidak berniat bertarung. Yang diinginkannya hanyalah merekrut 18 burung siluman bawahan Yue Xindeng ke dalam pasukannya.
