Chen Qi tertegun sejenak, dalam hati berpikir: "Mengapa Shen Fan Tianlong Babu ini agak mirip Panji Hun Tian dari Heshan Dao? Hanya daya penghancurnya jauh lebih besar dari Panji Hun Tian, mungkin alat ritual berbentuk umbul-umbul memiliki fungsi yang serupa..."
Chen Qi mencoba mengendalikan Shen Fan Tianlong Babu ini. Delapan sinar keemasan yang dipancarkan bendera suci ini hanya mampu menjangkau 7-8 zhang (±26m). Kekuatan sinar ini setara dengan 3-5 ekor kuda liar. Di bawah kendali niatnya, batu seberat ratusan kati (±60kg) dapat terangkat dari tanah dengan mudah, bahkan mampu mencabut pohon besar seukuran pelukan dua orang dewasa beserta akar-akarnya.
Meskipun efek Panji Shen Tianlong Babu saat ini agak mirip dengan alat ritual Heshan Dao, Hun Tian Fan, yang diperoleh Chen Qi, dan asap hitam yang dikeluarkan Hun Tian Fan bahkan sepuluh kali lebih banyak, efek keduanya sama sekali tidak bisa dibandingkan. Asap hitam yang dikeluarkan Hun Tian Fan memiliki gaya jatuh yang sangat lemah, bahkan pedang baja biasa bisa memotongnya, seperti kabut atau asap, sama sekali tidak sekuat cahaya keemasan yang dikeluarkan Panji Shen Tianlong Babu, dan tidak selincah cahaya keemasan dari Panji Shen Tianlong Babu.
Panji Shen Tianlong Babu ini merupakan transformasi Energi Naga Sejati yang dilatih Chen Qi, hampir menjadi bagian dari tubuhnya. Begitu terpikir olehnya, tanpa perlu mantra mengaktifkan, delapan cahaya keemasan ini dapat dikendalikan sesuka hati.
Setelah mencoba mempraktikkannya, Chen Qi tergerak hatinya dan memanggil seekor Burung Gagak Api, lalu melepaskan Panah Bulu Api ke arah depannya sejauh beberapa meter. Chen Qi menggabungkan delapan cahaya keemasan dan berusaha menggulungnya. Ternyata panah api itu berhasil digulung, namun kemudian panah tersebut meledak dahsyat. Delapan cahaya keemasan dari Panji Shen Tianlong Babu langsung terlepas, hancur berkeping-keping menjadi bintang-bintang keemasan.
Chen Qi baru saja mengaktifkan Metode Samādhi Vajra, memunculkan bayangan pagoda, sehingga tidak terluka. Namun karena daya penghancur Panji Shen Tianlong Babu masih agak lemah, membuat si pencuri kecil ini menggelengkan kepala.
"Sebuah alat ritual tertinggi bisa diramu hingga 72 lapis Larangan Disha. Panji Shenfan Delapan Naga Surgawi ini hanya memiliki 8 lapis larangan, dayanya tak sesuai harapanku, tapi masih bisa dikonversi. Hanya saja proses meramu alat ritual ini sangat sulit, entah kapan aku bisa meningkatkan lapisan larangan dalam panji ini secara bertahap."
Chen Qi menarik kembali delapan sinar keemasan yang berasal dari Panji Shenfan Delapan Naga Surgawi. Kedua telinganya bergerak halus, sudah mendengar pasukan pengejar semakin dekat. Meski Diao Xue berhasil memaksa Luan Xi dan Hou Dongchen mundur, dia sama sekali mengabaikan dua siluman besar. Kini Delapan Siluman Taihu dan Liao Jin beserta anak buahnya yang mengejar.
Sebenarnya dengan kecepatan mengendalikan angin kedua siluman besar ini yang lambat plus keterlambatan tadi, seharusnya Chen Qi sudah jauh meninggalkan mereka. Diao Xue enggan menghalangi karena: pertama, siluman-siluman ini memiliki kekuatan magis yang besar, sulit dihentikan hanya dengan sekali pertarungan. Kedua, teknik meloloskan diri mereka payah, saat mereka menyusul, dia sudah bisa menyelesaikan Chen Qi. Karena pertimbangan ini Diao Xue membiarkan mereka. Tapi kini setelah Diao Xue gagal, Delapan Siluman Taihu dan Liao Jin si siluman besar justru jadi pihak yang mengambil keuntungan.
Chen Qi menengadah ke arah jalan belakang, melihat dua gumpalan angin hitam masing-masing berukuran sekitar satu hektar. Ia tersenyum kecut lalu berlari ke arah berlawanan. Pepatah "orang bijak tak menantang bahaya", meski Delapan Siluman Taihu tersisa tujuh dan pasukan Liao Jin juga berkurang, total lebih dari dua puluh siluman besar—Chen Qi tak mau berkonfrontasi langsung.
Chen Qi mengerahkan teknik Langkah Teratai Suci, kecepatannya sedikit melebihi angin hitam yang dikendalikan dua siluman besar itu. Dalam waktu lebih dari satu shichen, ia telah menempuh lebih dari seratus li, meninggalkan Delapan Siluman Taihu dan jenderal siluman Liao Jin bawahan Raja Terbang tak berbekas.
Chen Qi mengaktifkan kebijaksanaan pendengarannya, memastikan tak ada desau angin dari belakang. Baru ia berhenti di tepi anak sungai, menciduk air untuk membasahi tenggorokan. Saat hendak mencari tempat berlindung, terdengar desingan anak panah. Tangannya bergerak refleks melepaskan dua sinar emas yang langsung membelit tiga anak panah.
Chen Qi menyapu pandangannya ke sekeliling, baru menyadari dirinya telah terkepung musuh tanpa disadari.
Di antara tiga orang yang memimpin, Chen Qi mengenal dua di antaranya. Satu adalah Xing Wuji yang pernah dirampas burung nasar spiritualnya, satunya lagi Xing Yueying yang juga mengalami nasib serupa. Meski Chen Qi tidak mengenal yang ketiga, dengan jari kaki pun bisa ditebak – pastilah murid Gunung Lingjiu juga. Berbeda dengan Xing Wuji dan Xing Yueying yang datang sendirian ke daratan tengah, murid Gunung Lingjiu ini membawa pasukan hampir seratus orang, semuanya prajurit garang dari wilayah barat. Anak buahnyalah yang baru saja melepaskan anak panah secara tiba-tiba ke arah Chen Qi.
Bagi praktisi ilmu Tao yang lemah dalam bela diri, mungkin saja terperosok di selokan – tewas oleh hujan panah pasukan berkuda ini. Tapi Chen Qi justru mempelajari bela diri sebelum mendalami Tao. Setelah melalui berbagai pengalaman, latihan ilmu silatnya tak diabaikan. Malah berhasil mencapai level delapan dalam seni bela diri eksternal 'Ilmu Tulang Besi'. Ditambah keberhasilannya baru saja meramu Panji Naga Surgawi ke lapisan kekangan kedelapan, dengan mudahnya ia mematahkan serangan panah dan menggagalkan penyergapan musuh.
Melihat Chen Qi, Xing Wuji langsung berang. Menyaksikan Chen Qi menghindari serangan memanah dari tangan kanan shixiong-nya, ia mengangkat busur besar yang selalu dibawanya. Begitu jari menarik tali busur, tiga anak panah beraura serigala hijau melesat deras.
Chen Qi juga tidak memandangnya, hanya melambaikan tangan. Tiga Panah Bulu Api pun melesat, meledak saat terkena angin, langsung menghancurkan tiga Panah Serigala Hijau milik Xing Wuji sebelum sempat berubah wujud menjadi serigala. Setelah melalui banyak latihan, kontrol Chen Qi atas Panah Bulu Api telah mencapai tingkat kesempurnaan. Distribusi daya tiga Panah Bulu Api tadi sangat presisi, cukup untuk menghancurkan Panah Serigala Hijau Xing Wuji tanpa menyia-nyiakan setitik pun energi magis.
Menyaksikan serangan seniornya kurang efektif, Xing Yueying pun mengangkat busur pendeknya. Tingkat kultivasinya jauh melampaui Xing Wuji. Sekali tembak, tujuh Panah Serigala Hijau melesat, dan dia menembakkan tujuh putaran berturut-turut—total 49 anak panah. Sebelum mencapai jarak setengah, semua panah telah berubah menjadi serigala hijau yang mengaum dan berlarian. Penguasaan Xing Yueying atas Teknik Panah Serigala Abu-abu sudah mencapai tingkat yang luar biasa, membuat sang senior yang berdiri di sampingnya mengangguk pelan, berkomentar dalam hati: "Adik seperguruan Xing Wuji bakatnya tidak buruk, hanya kurang tekun. Teknik Panah Serigala Abu-abu-nya baru mencapai tingkat kelima, jauh kalah dengan adik junior. Teknik Xing Yueying mungkin sebentar lagi akan menyamai levelku. Asalkan dia bisa mencapai terobosan di tingkat ketiga latihan energi, dia akan menjadi murid kedua terkuat di generasi ini di Shenlang Gong..."
Murid Shenlang Gong ini sangat sombong. Tingkat kultivasi Teknik Panah Serigala Abu-abunya bahkan melebihi Xing Yueying, telah mencapai tingkat kesembilan belas mantra. Tidak hanya energi internalnya sangat kuat, daya penghancur Panah Serigala Hijau yang sama juga tiga kali lipat lebih besar dari Xing Yueying. Ia sengaja ingin menguji tingkat kultivasi Chen Qi, sehingga menolak menyerang lebih dulu, hanya menyuruh Xing Wuji dan Xing Yueying yang maju untuk menguji.
Chen Qi tidak gentar menghadapi "lawan lama" Xing Yueying ini. Kultivasinya semakin meningkat setiap hari, sebelumnya Xing Yueying sudah kabur kalah, kali ini Chen Qi lebih percaya diri bisa mengalahkannya dalam waktu singkat. Namun Chen Qi juga bingung, mengapa Xing Yueying menyumbat jalannya di tempat ini.
Chen Qi tidak tahu, di padang rumput terdapat beberapa teknik bebas yang bisa melacak mangsa. Karena perang bertahun-tahun di padang rumput, berbagai negara dan suku memperebutkan sumber air, padang rumput, populasi, dan ternak, hampir setiap hari terjadi puluhan perang dengan formasi tempur. Sehingga penduduk wilayah barat hampir semua terlatih dalam perang, dalam melacak musuh, memprediksi inisiatif lawan, dan merencanakan taktik, setiap orang punya keahlian.
Xing Yueying telah memperhitungkan bahwa Chen Qi mungkin akan kabur tanpa bertempur. Karena itu dia menolak bergabung dengan Luan Xi, Diao Xue, Delapan Siluman Taihu, Liao Jin, Hou Dongchen untuk menunggu di bukit tanah, melainkan mencari sesama murid sebagai pembantu sambil bersembunyi di sekitar, menunggu Chen Qi masuk perangkap.
Chen Qi tahu kehebatan Teknik Panah Serigala Abu-abu Xing Yueying. Meski yakin tak takut, ia tetap tak bisa lengah. Ia tetap melepaskan 72 anak panah Api Bulu, menyapu tiga penerus Shenlang Gong sekaligus. Xing Yueying dan Xing Wuji masih bisa bertahan dengan menggunakan Teknik Panah Serigala mereka untuk menahan serangan Chen Qi.
Meski jumlah anak panah Serigala Hijau ilusinya lebih sedikit, Xing Wuji masih bisa bertahan dengan bantuan Xing Yueyang. Tapi baik Xing Wuji maupun Xing Yueying, di bawah peningkatan tingkat kultivasi Chen Qi, sama sekali tak punya tenaga lagi untuk membantu shixiong mereka. Mereka hanya bisa melihat Chen Qi mengarahkan 20-30 anak panah Api Bulu langsung ke shixiong mereka.
Penerus Shenlang Gong itu awalnya tak ingin memulai serangan. Tapi setelah Chen Qi melepaskan 72 anak panah Api Bulu yang menyaputnya juga, ia akhirnya tertawa hehe sambil berkata: "Dengan keterampilan kucing berkaki tiga macam ini, kau pikir bisa menyaingi mantra Shenlang Gong? Serahkan Kitab Suci Tianhe Laozu, aku akan memberimu pengampunan dan merekomendasikanmu menjadi murid luar sekte kami. Jika tetap membangkang, jangan salahkan aku nanti!"
Shixiong Agung ini tidak menggunakan panah, kedua tangannya mencengkeram dan membentuk bayangan dua serigala hijau di kepalan tangannya. Ini adalah Jurus Serigala Abu-abu yang hanya bisa dipelajari setelah menguasai Teknik Panah Serigala Abu-abu hingga level lima belas. Murid Shenlang Gong yang telah memahami seni bela diri gaib ini tak lagi membutuhkan alat ritual berbentuk panah, mereka bisa mematerialkan Panah Serigala Hijau secara langsung. Namun daya penghancur panah versi ini jauh melebihi sebelumnya.
Shixiong Agung Shenlang Gong mengumpulkan energi kepalan Serigala Hijau, menghantam dari jarak jauh. Pukulannya membelah udara bagai mengoyak langit, energi yang mampu menelan bulan dan menghabisi matahari ini menghadang beberapa Panah Bulu Api terdepan. Dengan kekuatan kasar, Shixiong Agung Shenlang Gong hanya memutar pergelangan tangannya, memadamkan tujuh delapan Panah Bulu Api Chen Qi. Sisanya dipaksa mengambang di udara oleh hembusan energi Serigala Hijau-nya.
Chen Qi diam-diam kagum, berpikir: "Ketika bertemu Xing Wuji dulu, kulihat kekuatan magisnya biasa-biasa saja, Shenlang Gong pun tak kuhiraukan. Tapi setelah bertemu Xing Yueying, aku harus mengakui bahwa murid-murid Shenlang Gong memang luar biasa. Kini menghadapi murid Gunung Lingjiu ini, sepertinya jauh lebih hebat dari Xing Yueying, apalagi dia membawa 100 lebih pasukan yang semuanya berkemampuan tinggi..."
