Chen Qi telah mengembangkan tiga aliran Energi Naga Sejati melalui Taisang Hualong Jue. Aliran pertama menelan kekuatan magis Teratai Api Murni, berevolusi menjadi Panji Dewa Naga Surgawi Delapan Bagian yang kini telah meracik Sembilan Lapis Larangan, layak disebut sebagai alat ritual tingkat satu. Aliran kedua menelan energi ilusif dari Tabung Giok Ungu, berubah menjadi gulungan kitab suci yang memuat mantra 「Jalan」. Kitab ini telah membentuk Empat Lapis Larangan, meski belum mencapai tingkat alat ritual terendah, namun menyimpan daya penghancur luar biasa dengan misteri yang setara Panji Dewa Naga.
Panji Dewa Naga Surgawi Delapan Bagian adalah senjata pertumpahan darah dengan daya penghancur tak terbatas dalam duel energi. Sedangkan kitab suci ini adalah alat ritual khusus. Saat Energi Naga berevolusi menjadi kitab, Chen Qi langsung memahami fungsinya. Kitab bernama 「Klasik Empat Kaisar Langit」 ini mampu melahap segala energi magis dan mengubahnya menjadi Fu khusus - Uang Fu Jatuh Harta. Uang ritual ini dapat merampas prasasti dari alat ritual musuh, sayangnya kitab ini belum sepenuhnya terlatih, bahkan Sembilan Lapis Larangan pun belum utuh, sehingga belum bisa menghasilkan Uang Fu Jatuh Harta.
Gelombang ketiga Energi Naga Sejati yang baru diolah ulang masih lemah daya penghancurnya. Meski Chen Qi telah memberikan semua Fu Vajra untuk dikikis habis oleh energi ketiga ini, tetap tak bisa menyaingi dua energi sebelumnya. Biksu Agung Berjubah Merah ini memasukkan kekuatan magisnya ke dalam Pagoda Vajra, namun justru memberi keuntungan tak senonoh bagi Chen Qi. Si pencuri kecil ini sedang bingung bagaimana memperkuat energi ketiga itu, tiba-tiba ada yang menyodorkan kekuatan ke mulutnya. Dengan mengalirkan Taisang Hualong Jue, ia mengikis habis kekuatan itu dengan perasaan bahagia tiada tara. Setelah satu dua shichen meramu, sang biksu merah yang kekuatan spiritualnya tinggal 20-30% ini malah semakin gembira. Dalam hati ia bergumam: "Rupanya alat ritual yang kudapat secara tak sengaja ini lebih misterius dari perkiraanku. Dengan kekuatanku yang meramu setengah hari belum juga bisa menembus beberapa lapis kekangan, mungkin benda ini termasuk alat kelas empat, bahkan lima atau enam. Jika benar begitu, aku Biksu Ruyi akan jadi kaya raya!"
Biksu berjubah merah yang sedang berbunga-bunga ini mengeluarkan dua keping Fu dari pelukannya. Setelah mengubahnya menjadi kekuatan Buddha murni untuk memulihkan tenaga, ia bermeditasi selama beberapa shichen sebelum bersemangat mulai meramu Pagoda Vajra kembali.
Xu Li dan Ying Ying telah berlatih jurus Ilmu Tulang Besi lebih dari seratus kali hingga tubuh mereka basah keringat. Keduanya baru berhenti setelah benar-benar kehabisan tenaga. Berkat kekuatan Gulungan Giok Ungu, mereka tidak hanya membuka tingkat awal Empat Alam Hati Dao, tetapi juga telah menelan ramuan langka surgawi sehingga kemajuan latihan Ilmu Tulang Besi mereka begitu cepat. Namun setelah mencapai lapisan keempat Ilmu Tulang Besi, meski kecepatan latihan mereka masih sepuluh kali lebih cepat dari orang biasa, tidak mungkin lagi menembus satu lapisan hanya dalam beberapa shichen.
Saat keluar dari kondisi meditasi bela diri, mereka baru menyadari Chen Qi sedang memegang kitab sutra tak berhuruf sambil mengendalikan kekuatan magis untuk menciptakan tiga energi naga berwarna emas yang terus mengikis habis energi spiritual yang bocor dari luar pagoda. Mereka segera berlari ke jendela Pagoda Vajra dan baru tahu bahwa pagoda tempat mereka tinggal telah diambil orang. Melihat Chen Qi sama sekali tidak panik, mereka pun tenang. Mengabaikan biksu berjubah merah di luar, mereka menghampiri Chen Qi dan bertanya sambil tersenyum: "Tuan Ketujuh, apa yang sebenarnya terjadi?"
Chen Qi tersenyum: "Dia ingin meramu Pagoda Vajaraku. Kebetulan aku sedang butuh kekuatan magis, jadi terpaksa kuterima dengan senyum. Tunggu sampai kekuatannya habis kukikis, baru kita bisa ngobrol."
Xu Li dan Ying Ying lalu duduk di samping Chen Qi, mengamatinya yang sibuk mengikis habis kekuatan magis yang mengalir dari luar sambil terus meramu kitab sutra tersebut.
Meskipun Chen Qi tahu bahwa gulungan "Tianhuang Jinjing" ini memiliki banyak misteri, terutama koin Luo Bao Qian yang memiliki berbagai kegunaan ajaib, namun karena tingkat kekangan di dalamnya terlalu rendah, saat ini masih belum bisa digunakan. Tiga aliran Energi Naga Sejati yang mengikis habis kekuatan magis Biksu Ruyi tidak memerlukan banyak perhatian Chen Qi. Ia pun merenungkan untuk meramu beberapa lapis kekangan tambahan pada alat ritual ini.
Taisang Hualong Jue memiliki keajaiban tak terbatas. Setelah aliran kedua Energi Naga Sejati Chen Qi berevolusi menjadi "Tianhuang Jinjing", halaman Kitab Emas yang berisi Taisang Hualong Jue mulai menampilkan berbagai metode Tianhuang Jinjing. Mengikuti mantra yang muncul di Kitab Emas, Chen Qi mengalirkan kekuatan magis Taisang Hualong Jue untuk meramu perlahan kitab suci ini. Awalnya ia hanya mencoba-coba, namun "Tianhuang Jinjing" ternyata sangat kompatibel. Di bawah dorongan kekuatan magisnya, kekangan di dalamnya mulai mengalami perubahan baru.
Saat itu, Biksu Ruyi telah menghabiskan seluruh kekuatan magisnya. Ia tidak memiliki lagi Fu untuk dihamburkan, sehingga terpaksa berlatih meditasi sendiri untuk memulihkan diri. Chen Qi menarik kembali tiga aliran Energi Naga Sejati sekaligus, memasukkannya ke dalam proses meramu "Kitab Emas Kaisar Langit". Delapan Panji Dewa Naga Surgawi telah mencapai Sembilan Lapis Larangan, benar-benar alat ritual tingkat satu. Aliran Energi Naga Sejati yang dilepaskan dari sini merupakan yang paling kuat. Aliran ketiga yang baru dirasakan Chen Qi meski paling lemah, namun telah menelan delapan sembilan keping Fu serta sebagian kecil energi magis Biksu Ruyi, sehingga cukup signifikan. Dua aliran energi ini bersatu dengan satu aliran Energi Naga Sejati dalam "Kitab Emas Kaisar Langit", seketika mendorong lapisan-lapisan larangan dalam alat ritual ini berkembang pesat.
Saat ChenQi meramu Kitab Emas Kaisar Langit, alat ritual ini memancarkan daya hisap dahsyat bagai pusaran, terus-menerus menelan Yuan Qi langit-bumi. Namun untuk menumbuhkan satu lapisan larangan, dibutuhkan energi magis yang terlalu besar. Meski persediaan ChenQi melimpah, tetap tak mencukupi. Si pencuri kecil ini bukan tipe keras kepala. Segera ia teringat pada Biksu Ruyi di luar Pagoda Vajra, dalam hatinya bergumam: "Biksu ini juga bukan orang baik, tepat untuk ditelan sebagai bahan meramu Kitab Emas Kaisar Langit."
Chen Qi langsung bertindak. Tiga aliran Energi Naga Sejati tiba-tiba berpisah, lalu seperti tali yang berpilin menjadi satu, terbang keluar dari Pagoda Vajra bagai laso. Dengan gerakan cepat, mereka menjerat Biksu Ruyi dan menariknya paksa masuk ke dalam pagoda. Biksu berjubah merah yang sedang bersuka ria ini, yang tadinya memandang Pagoda Vajra di telapak tangannya dengan berkhayal, sama sekali tak menyadari serangan tiba-tiba Chen Qi. Sebelum sempat bereaksi, tiga aliran energi itu sudah meledak di sekelilingnya.
Biksu Ruyi yang panik tak tahu apa yang terjadi. Dengan teriakan keras, ia melemparkan gelang emas dari lengan bajunya. Badannya bergetar saat mengerahkan Shenzu Tong - seni langkah teratai sakti. Memanfaatkan daya tolak gelang emas, ia segera kabur. Chen Qi tak menduga sang biksu masih memiliki trik seperti ini. Tiga aliran energinya hanya sempat menjerat gelang emas itu, membiarkan Biksu Ruyi lolos.
Chen Qi juga tak sungkan, mana peduli asal-usul alat ritual Biksu Ruyi ini? Tiga aliran Energi Naga Sejati langsung membanjiri masuk, seluruh lapisan larangan pada gelang keemasan ini pun seketika pecah berantakan. Chen Qi agak terkejut, baru menyadari bahwa alat ritual ini ternyata barang kelas tiga yang sangat berharga. Namun baginya, betapa berharganya benda luar tetap tak sebanding dengan peningkatan kekuatan magisnya sendiri. Tanpa ragu, ia terus melanjutkan proses pemindahan dengan kekuatan Taisang Hualong Jue (Teknik Kultivasi Naga Tertinggi). Alat ritual kelas tiga ini meski belum mencapai 27 lapisan larangan tingkat kesempurnaan, namun sudah memiliki 25 lapisan larangan. Bukan milik Biksu Ruyi, melainkan pinjaman dari seorang shixiong (senior) yang bernama Gelang Vajra. Barang yang dianggap shixiong-nya sebagai nyawa sendiri ini akhirnya berhasil dipinjam setelah Biksu Ruyi merengek-rengek dengan alasan ekspedisi pencarian gua dewa kuno di Yangzhou yang penuh risiko, harus menggunakan alat ritual ini sebagai pelindung diri agar bisa pulang hidup-hidup.
Walau Biksu Ruyi telah melarikan diri, hatinya tetap tersayat, bergumam dalam hati: "Vajra Cincin Buddha ini kupinjam dari Senior Sheluo setelah berdebat mati-matian. Bagaimana aku bisa mempertanggungjawabkannya jika hilang dari genggamanku?" Saat ini, ia belum tahu apakah Pagoda Vajra yang bermasalah atau ada sesuatu yang terkurung di dalamnya. Mengandalkan Dharma Buddha-nya, ia masih berusaha merebut kembali cincin itu. Chen Qi mana mungkin memberinya celah? Dua aliran Energi Naga Sejati mengikis esensi Vajra Cincin Buddha, sementara satu aliran terkuat yang berasal dari Panji Dewa Naga Asta Kelas terbang keluar, berusaha menangkap Biksu Ruyi kembali.
Biksu Ruyi menyatukan kedua telapak tangan, memancarkan cahaya Buddha dari tubuhnya yang berubah menjadi Panji Dewa Guntur Agung. Ia menggunakan teknik pertahanan khas Buddha: Metode Samādhi Vajra. Hanya saja, Dharma Buddha-nya tidak membentuk Pagoda Emas, melainkan panji sakti ini. Ribuan Kilatan Naga Surgawi berputar mengelilingi Biksu Ruyi, bertubrukan dengan Energi Naga Sejati yang dilontarkan Chen Qi. Walau Chen Qi membagi konsentrasinya di dua tempat, ia tetap terkoordinasi rapi tanpa kepanikan. Vajra Cincin Buddha yang merupakan alat ritual Buddha tingkat tiga dengan 25 lapisan larangan ini terus dikikis oleh dua aliran Energi Naga Sejatinya, membuat kekuatan meramu Kitab Emas Kaisar Langit meningkat berkali-kali lipat secara drastis.
Kitab Kaisar Langit mendapatkan kekuatan magis ini, lapisan kekangan di dalamnya mulai terangkat satu per satu. Baru separuh besar kekuatan magis Cincin Vajra yang ditelan, Kitab Kaisar Langit sudah penuh energi, lapisan kekangannya langsung naik ke level kedelapan. Merasakan alat ritual ini akan mencapai breakthrough, Chen Qi memasukkan sisa puing Cincin Vajra sepenuhnya. Kitab Kaisar Langit bergetar dahsyat, gulungan kitab tanpa huruf ini memunculkan karakter "Tian Huang" di sampul depan, aksara kuno berlapis emas yang memancarkan aura kuno dan kebijaksanaan pepatah zaman purba.
Seluruh tubuh Chen Qi bergetar. Kitab Kaisar Langit berhasil diramu sampai lapisan kekangan kesembilan, menjadi alat ritual tingkat satu. Energi Naga Sejati-nya pun berlipat ganda kekuatannya, terbang keluar dari Pagoda Vajra.
Biksu Ruyi yang sudah kewalahan melawan seuntai Energi Naga Sejati, melihat menara kecil ini mengeluarkan untai energi emas kedua yang sama. Meski berat meninggalkan alat ritual dan Cincin Vajra yang tertinggal, dia hanya bisa menghela napas dalam hati. Gerakan tubuhnya bergetar, lalu menghilang tanpa jejak. Chen Qi yang baru merampungkan peramuannya belum menstabilkan energi magis, sehingga tak sempat mengejar. Si pencuri kecil ini menarik kembali tiga untai Energi Naga Sejati ke dalam tubuhnya, duduk bersila di dalam Pagoda Vajra sambil mengalirkan Taisang Hualong Jue, mulai memurnikan alat ritual tingkat satu yang baru diramunya ini.
Setelah waktu yang lama, Chen Qi tiba-tiba mengeluarkan teriakan panjang penuh kemenangan. Dengan gerakan santai, sebutir Fu ungu-emas bersayap melesat dari telapak tangannya, berputar mengelilingi tubuhnya seperti burung pipit.
