Chen Qi di sisi ini sudah siap mengibaskan, siap kapan saja mengadakan pertempuran dahsyat. Namun remaja berbaju hitam itu sepertinya sama sekali tak punya pikiran lain, hanya menyorotkan kedua matanya yang berbinar-binar ke dua murid perempuannya, menjilat bibir sambil tersenyum genit: "Baiklah, baiklah! Guru dan murid jarang bisa bicara dari hati ke hati begini, buat apa bahas hal-hal tak penting? Rongrong, Zhizhi cepat biarkan gurumu melihat, apakah kalian sudah bertambah tinggi?"
Remaja berbaju hitam itu tersenyum sangat mesum. Rongrong dan Zhizhi yang sudah siap, dengan cekatan membentuk mantra tangan. Dua bayangan serangga aneh muncul di atas kepala mereka, kekuatan magis masing-masing meningkat puluhan kali lipat. Di sekujur tubuh mereka muncul energi negatif aneh yang samar-samar.
Semangat Chen Qi tiba-tiba melonjak. Dalam hati ia berseru: "Ternyata inilah trik Sekte Tian Gu sehingga murid-murid berlevel kultivasi rendah bisa menyaingi ahli. Entah berapa ekor Wang Chong yang mereka pelihara. Jika semua murid bisa sekuat ini, kekuatan Sekte Tian Gu sungguh luar biasa."
Remaja hitam itu tertawa terbahak: "Jangan kira pemberian Qing Wang Shen dan Wu Wang Shen dari Shiniang bisa membuat kalian melawan gurumu. Wu Cai Shen-ku kebetulan bisa mengatasi dua Wang Chong kalian!" Di antara alisnya berdenyut-denyut, lalu menyemburkan sinar pelangi yang membentuk jaring cahaya warna-warni, terlihat sangat misterius.
Rong Rong dan Zhi Zhi bersama-sama terkejut, berteriak: "Bukankah Istri Guru sudah menyita Wu Cai Shen milikmu? Bagaimana bisa dikembalikan?"
Pemuda berbaju hitam marah: "Istri Guru adalah istriku, tentu tidak akan melawan keinginanku. Waktu itu hanya pertengkaran suami-istri, makanya Wu Cai Shen-ku disita. Tentu saja kemudian dikembalikan. Kalian berdua murid durhaka! Jika kalian menyerah dan membiarkan gurumu ini 'melepas hasrat', mungkin aku akan memaafkan. Jika tidak, Wu Cai Shen-ku tidak main-main..."
Chen Qi yang mendengar semakin tidak nyaman, bergumam dalam hati: "Pemimpin Sekte Gu Tian ini sungguh tak tahu malu! Berani memaksa muridnya sendiri untuk berbuat mesum? Kekuatan magisnya biasa saja, tapi begitu Wu Cai Shen parasitnya keluar, langsung setara kultivasi tingkat Ning Sha. Kalau cuma segini, seharusnya aku bisa mengalahkannya. Lebih baik... uji dulu kedalamannya."
Chen Qi sekarang sudah berpengalaman dalam pertarungan internal. Ia tahu manfaat taktik yang tepat. Saat melawan tiga bujang hitam dulu, penggunaan mantra Tun Ri Shen Yuan Bian dan Huo Yu Jian memberinya keuntungan. Kali ini ia akan mengikuti pola yang sama. Dengan gerakan pikiran, tubuh fisiknya masuk ke Tungku Dewa Matahari sementara wujud Kera Api Penelan Matahari dikeluarkan.
Setelah berubah menjadi wujud asli Kera Api Penelan Matahari, Chen Qi tak ragu lagi. Tangan berbulu lebatnya meraih udara, mengumpulkan energi Api Sejati Matahari di telapak tangan hingga terkondensasi menjadi sebuah benih api sejati.
Tun Ri Shen Yuan Bian memiliki total 13 mantra turunan, tujuh di antaranya tumpang tindih dengan mantra yang dibawa Formasi Huo Ya. Dari tujuh mantra yang tumpang tindih ini, terdapat larangan awan api dan benih api sejati.
Larangan awan api merupakan salah satu teknik penghilangan diri terkuat dalam elemen api, hampir semua ilmu api Tao mencakup mantra ini. Benih api sejati adalah mantra eksklusif dari aliran api matahari sejati, jarang ditemukan dalam teknik Dao api lain. Baik Formasi Huo Ya maupun Tun Ri Shen Yuan Bian yang berfondasi pada api matahari sejati, secara alami memuat mantra ini.
49 mantra Formasi Huo Ya hampir seluruhnya berbasis pada benih api sejati sebagai inti, lalu berkembang menjadi berbagai variasi. Tun Ri Shen Yuan Bian juga demikian, benih api sejati yang dikultivasi melalui teknik Dao ini menjadi fondasi bagi 13 mantra transformasi kera penelan matahari.
Namun benih api sejati Tun Ri Shen Yuan Bian berbeda signifikan dengan Formasi Huo Ya. Proses pemadatannya jauh lebih sulit. Benih api Formasi Huo Ya menggunakan Api Sejati Kelinci sebagai api sumber, mampu menaklukkan burung kecil dan mengubah burung biasa menjadi gagak api yang memiliki spiritualitas alami. Sedangkan Tun Ri Shen Yuan Bian memadatkan api Xiantian kemurnian tertinggi - benih apinya bebas dari sedikit pun kotoran, lebih murni dan berkekuatan dahsyat, hanya bisa melahirkan esensi api dari api sejati. Karenanya Chen Qi saat ini hanya memiliki satu wujud asli Tun Ri Shen Yuan ini.
Benih api sejati yang dipadatkan sementara oleh Chen Qi hanya bisa disebut embrio, belum memiliki perubahan spiritual. Tapi si pencuri kecil ini memang bukan berniat demikian. Ia melafalkan dalam hati mantra lain dari Tun Ri Shen Yuan Bian, kedua tangannya menarik-narik, benih api ini pun memanjang menjadi tongkat api raksasa. Mantra unik dari Tun Ri Shen Yuan Bian ini bernama Da Ri Huo Yan Bang, khusus digunakan untuk pertarungan fisik.
Chen Qi meraih tongkat berapi ini, dalam tiga langkah seolah memadatkan bumi, menerjang ke hadapan remaja berbaju hitam. Tongkat di tangannya terpuntir dan menekan titik, mengeluarkan aura seakan mampu meruntuhkan gunung. Perwujudan Tun Ri Huo Yuan meski seluruh tubuhnya tersusun dari Da Ri Zhen Huo, tenaganya tak kalah dengan binatang purba. Apalagi Chen Qi memang ahli bela diri, serangan tongkat ini merupakan senjata ampuh yang luar biasa. Da Ri Huo Yan Bag menyambar tepat di titik antara jaring cahaya Wu Cai Shen, menembus celah jaring itu.
Pemuda berbaju hitam sama sekali tidak menyangka, juga tidak menyadari ada orang di sekitarnya. Ia hanya melihat Rongrong dan Zhizhi, dua murid perempuannya keluar, lalu nafsu tiba-tiba muncul. Ia mengikuti mereka sambil mengandalkan Raja Ulat Warna-warni yang sudah direbutnya kembali, berniat berhadapan langsung. Chen Qi mengintip dengan Metode Penglihatan Langit dan Pendengaran Bumi, karena tidak berada di dekat lokasi, ia pun tak bisa mendeteksi lebih awal. Ketika si pencuri kecil ini menyerang, wujud asli Kera Api Penelan Matahari dipadukan dengan Langkah Teratai Suci aliran Buddha, seketika sudah berada di hadapannya. Pemuda berbaju hitam ini tak sempat bereaksi, terpaksa nekat melepaskan Raja Ulat Warna-warninya, menghadang langsung ke ujung tongkat Api Matahari Agung.
Chen Qi melihat perubahan ekspresi mengerikan pada wajah pemuda berbaju hitam itu, seberkas cahaya pelangi terbang dari antara alisnya menghantam tongkat Api Matahari-nya. Hatinya berdebar, tangannya menekan lebih kuat sambil berpikir: "Mari kita lihat apakah Api Sejati Matahari ortodoks ini bisa membakar habis Raja Ulat ini."
Chen Qi yang menggunakan Panah Bulu Api gagal membunuh Raja Ulat dalam tubuh tiga bujang berbaju hitam, hatinya terus-menerus kesal. Energi Zhen Burung Gagak Api bukanlah Api Sejati Matahari paling murni, daya bakarnya agak inferior. Ingin melihat bagaimana Api Sejati Matahari ortodoks bekerja, ia menghunjamkan tongkatnya dengan sekuat tenaga.
Tongkat Api Matahari Agung menghantam cahaya berwarna itu, Chen Qi mendengar jeritan menyayat hati yang bukan berasal dari Serangga Raja Shen Wucai, melainkan dari mulut remaja berbaju hitam. Sesuatu yang mengerikan terjadi pada tubuh remaja itu: matanya melotot hampir keluar dari soket, mulut terbuka lebih lebar dari kuda, tenggorokan memancarkan suara gemericik, jeritannya melengking dan menyiksa, bergema lama tak pudar.
Cahaya berwarna kecil yang digunakan untuk menahan serangan tongkat api itu tetap kokoh bagai batu karang saat ditusuk Chen Qi. Namun saat remaja hitam mulai menjerit, cahaya itu terpental kembali masuk ke titik antar-alisnya. Chen Qi tersentak menyadari bahkan Api Sejati Matahari-nya yang termurni pun tak mampu melukai Serangga Raja ini, tapi ia paham ini karena tingkat kultivasinya belum mencapai 72 lapis larangan – seandainya sudah, sang serangga pasti sudah terbakar menjadi abu.
Gagal dalam serangan pertama, Chen Qi membubarkan tongkat apinya menjadi energi Api Sejati Matahari yang diserap kembali ke tubuh untuk diproses. Alih-alih, ia mengeluarkan mantra Ular Api Wushuang: 49 ular api langsung menerjang, seketika mengurung anak muda berbaju hitam itu dengan erat. Kali ini Chen Qi berniat memasak perlahan dengan api kecil.
Chen Qi dan remaja berbaju hitam itu bertarung, gerakan mereka cepat seperti kelinci terbang dan elang menyambar, hanya dalam sekejap mata. Rongrong dan Zhizhi yang menyaksikan pertarungan ini terpana. Melihat Chen Qi berhasil menjebak remaja itu, mereka berteriak: "Kakak, cepat gunakan mantra untuk menyegel guru kami! Jika tidak, Wu Cai Shen dalam tubuhnya akan kabur!"
Chen Qi yang diingatkan oleh kedua gadis itu segera mengeluarkan Pagoda Vajra. Begitu pagoda itu turun, tepat pada saat itu semburan cahaya pelangi mencoba melarikan diri dari tubuh remaja berbaju hitam, namun langsung terperangkap dalam pagoda. Rongrong dan Zhizhi saling bertukar pandangan penuh tekad, lalu berseru: "Kakak, masukkan kami juga ke dalam alat ritual segelmu! Kami punya cara untuk menaklukkan Wu Cai Shen. Sekalipun kau punya banyak trik, takkan bisa membunuhnya!"
Chen Qi sempat berniat mencoba menggunakan pedang terbang Bi Gang dan Bai Hong, tapi mendengar permintaan kedua gadis itu, ia langsung menyambar dan memasukkan mereka ke Pagoda Vajra. Remaja berbaju hitam yang sudah kehilangan perlindungan Wu Cai Shen langsung dikikis habis oleh mantra ular api dalam sekejap. Tingkat kultivasinya yang masih sebatas 'melatih energi memasuki titik akupuntur' memang terlalu rendah. Chen Qi tak merasa rugi meski tak sempat menyerap darah kehidupan dan Yuan Qi-nya. Dengan tepukan tangan, jenazah yang telah hancur itu berhamburan, menyisakan secarik cermin perunggu kecil.
Chen Qi asal mengambil dan meliriknya, langsung tahu bahwa kemampuan remaja berbaju hitam tadi menyamar dan menyelam tanpa terdeteksi adalah berkat cermin perunggu ini. Ia menyimpan benda itu sembarangan, lalu mengamati Pagoda Vajra. Di atas kepala Rongrong dan Zhizhi tergantung bayangan serangga, mungkin Qingwang Shen dan Wuwang Shen, yang sedang mati-matian mengendalikan kekuatan magis warisan guru untuk memanggil Shen Pelangi.
Namun cahaya pelangi itu menolak ditundukkan. Malah menyemburkan benang pelangi untuk menjerat kedua gadis. Melihat bahaya, mereka menggigit gigi, memecahkan jari tengah, dan memercikkan darah ke atas kepala. Qingwang Shen dan Wuwang Shen segera menampakkan wujud asli. Cahaya pelangi pun menjerit aneh memperlihatkan bentuk sebenarnya: tiga raja serangga bertarung sengit dalam Pagoda Vajra. Shen Pelangi adalah laba-laba besar berwarna-warni, Qingwang Shen berupa ulat hijau, sementara Wuwang Shen adalah laba-laba bermuka lima. Masing-masing memancarkan aura keganasan setara energi positif para ahli. Chen Qi tercengang, baru menyadari bahwa ketiga bujang hitam, kedua gadis, dan remaja hitam tadi semua meminjam kekuatan raja serangga ini.
Hanya saja kekuatan magis mereka sendiri terlalu lemah, tidak hanya tidak bisa memaksimalkan kemampuan asli Serangga Gu Raja ini, malah membuat kekuatan serangga-serangga tersebut lebih lemah dibanding saat dioperasikan oleh tubuh fisik mereka sendiri.
