Chen Qi dengan tenang mengumpulkan kembali kekuatan magisnya. Taisang Heiguang Fa yang telah menyerap penuh Air Hitam sungai Yin, berubah menjadi Cahaya Hitam pelindung. Di sekitar si pencuri kecil ini, kilat dan api seolah berkobar. Hanya dengan getaran halus, batu tembok kota di bawah kakinya hancur menjadi debu halus. Setelah pertempuran ini, energi kotor yang diserap Taisang Heiguang Fa benar-benar melimpah. Meski terbatas oleh tingkat kultivasi Taisang Hualong Jue sehingga tidak bisa mencapai tingkat lebih tinggi, kekuatan yang mencapai batas maksimal ini mampu menopang seluruh tubuh Chen Qi, membuat si pencuri kecil ini melayang tanpa menyentuh debur.
Chen Qi memandang dari kejauhan para murid Qingcheng yang sedang mengendalikan mantra petir dan kilat, memaksa Air Hitam sungai Yin terkumpul di satu titik. Ia tahu pertempuran ini hampir berakhir. Tinggal menunggu para murid Qingcheng ini benar-benar memusatkan Air Hitam sungai Yin, maka ia bisa menarik kembali mantranya dan menyelesaikan perbuatan mulia ini.
Tiba-tiba Li Xuanyi berkata pada Chen Qi: "Saudara Tao Wang Zhong, mari kita tarik kembali kekuatan magis bersama-sama. Biarkan orang-orang Qingcheng itu kalang kabut. Lihatlah mereka yang meremehkan kita. Jika kita berhenti, mereka pasti akan sibuk menyelamatkan warga kota. Dalam kesibukan itu, pasti banyak kelucuan yang bisa kita tonton."
Chen Qi dalam hati menyeringai sinis, berpikir: "Li Xuanyi ini benar-benar bukan wadah yang pantas menampung Jalan Suci. Trik kecil seperti ini mungkin bisa membuat anggota sekte Qingcheng kalang kabut sebentar, tapi semua jerih payah kami selama ini, segala upaya yang kami sia-siakan, akan menjadi percuma. Rasa simpati warga Kota Prefektur Fuyang terhadap kita, mungkin akan lenyap seketika. Urusan baik seperti ini, kalau tidak dilakukan ya sudah, tapi sekali kita melakukannya, mengapa tidak disempurnakan? Apalagi trik kecil seperti ini, apa bisa menyelesaikan masalah? Hanya akan mendatangkan beban bagi diri sendiri."
Tidak setuju dengan gaya Li Xuanyi, ia pura-pura merenung dan berkata: "Ini sangat tidak tepat. Bagaimana jika orang-orang Qingcheng gagal menyelamatkan mereka? Bukankah banyak warga biasa akan tewas mengenaskan? Aku sudah melakukan ini, harus kusempurnakan. Persaingan ego seperti ini sama sekali tidak perlu."
Li Xuanyi menyeringai dingin dan membentak: "Tanpa aku, kau pikir bisa menghentikan Air Hitam Sungai Yin? Jika aku menarik kembali kekuatan magisku, sanggupkah kau bertahan sendirian? Orang-orang Qingcheng sudah menghina seperti ini, aku pasti tidak akan mengalah. Kau mau jadi orang baik, silahkan saja..." Dalam hatinya muncul niat lain: "Jika Chen Qi tidak tahu diri, aku pun tidak segan untuk sekalian merebut Pagoda Vajramu."
Melihat Chen Qi masih berpikir, Li Xuanyi menggeram keras dan dengan cepat menarik kembali Bendera Delapan Unsur.
Chen Qi: Meski Hukum Cahaya Hitam Taihui milik Chen Qi khusus menaklukkan Air Hitam Sungai Yin, namun tingkat kultivasinya terbatas. Begitu Bendera Delapan Unsur pergi, Cahaya Hitam langsung goyah. Li Xuanyi membentak: "Masih belum tarik kembali kekuatan magismu? Biarkan para petinggi Sekte Qingcheng yang sibuk!"
Chen Qi menggeram bagaikan naga mengamuk, raut wajahnya tak lagi ragu melainkan murka: "Li Xuanyi, bagaimana kau tega mempermainkan nyawa ribuan warga demi ego semata? Aku takkan sepertimu! Nasib seluruh Kota Prefektur Fuyang ada di tangan kita. Segera lepaskan mantramu dan bantu aku melindungi..."
Chen Qi tak hanya mengerahkan Nyanyian Naga Surgawi, tapi juga mantra inti Taisang Hualong Jue. Teriakannya menggema ratusan li, terdengar hingga ke seluruh Kota Fuyang bahkan para murid Qingcheng. Melihat Li Xuanyi benar-benar menarik kekuatannya, mana mungkin Chen Qi ikut berulah? Urusan ini jelas akan merugikan. Chen Qi mengaktifkan kekuatan magisnya sendiri, mendorong Pagoda Vajra hingga Fu terbang keluar. Dengan tatapan dingin, kekuatan Pagoda Vajra yang menyatu dengan Hukum Cahaya Hitam Taihui akhirnya menahan Air Hitam Sungai Yin.
Pada saat yang sama, Chen Qi membuka blokade Pagoda Vajra. Suara lebih dari 20 ribu Jing kelelawar kecil yang melantunkan mantra bergema ke seluruh penjuru Kota Prefektur Fuyang. Hanya dalam sekejap, Chen Qi merasakan kekuatan ikhlas dari doa warga kota yang meningkat puluhan hingga ratusan kali lipat. Sinar ajaib Xuanhuang di tubuhnya menerjang langit kesembilan, menembus lapisan atmosfer Tiangang yang tak terhitung jumlahnya.
Namun meski mengerahkan seluruh kekuatan magisnya, Chen Qi jelas tak mampu bertahan selama Li Xuanyi. Dalam sepersekian detik, seluruh pembuluh darahnya mendidih. Setiap pori-pori di tubuhnya mengeluarkan tetesan darah. Si pencuri kecil ini sebenarnya tak perlu sekacau ini - andai saja dia menggunakan pil Longhu Huntian, Lima Mata Dewa, dan enam Cacing Raja lainnya, situasinya pasti lebih baik daripada hanya mengandalkan kekuatan magisnya sendiri.
Tapi Chen Qi punya rencana tersembunyi. Dengan sengaja dia bertindak demikian. Li Xuanyi terkejut, tak mengerti mengapa Chen Qi rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan warga kota. Dalam hati dia mengumpat: "Dengan adanya orang dari Sekte Qingcheng, buat apa kau mati-matian? Baiklah, aku akan rebut Pagoda Vajra-nya dan pergi. Lihat berapa lama dia bisa bertahan!"
Li Xuanyi mengendarai Bendera Delapan Unsur, terbang ke udara. Dengan kekuatan magisnya, dia melepaskan seribu Bunga Teratai Api Murni yang menyelimuti Pagoda Vajra, berusaha menyita alat ritual ini.
Chen Qi geram dalam hati: "Keparat ini berani memanfaatkan kesempatan dalam kebakaran. Tunggu saja kuberi pelajaran mematikan!"
Chen Qi diam-diam mengerahkan dua pedang terbangnya, bersiap menghajar Li Xuanyi habis-habisan. Awalnya dia tak ingin mengekspos pedang Bi Gang dan Bai Hong. Benda ini adalah peninggalan Qingcheng, jika terlihat oleh anggota sekte Qingcheng, mana mungkin tetap di tangannya? Dulu dua mantan murid Qingcheng Bai Ranhua dan Li Yuangong memintanya mengembalikan Pil Longhu Huntian dan dua pedang terbang ke Qingcheng. Chen Qi menganggap mereka sudah sekarat dan linglung - barang berharga seperti ini, hanya orang bodoh yang mau mengembalikannya dari jarak sepuluh ribu li.
Chen Qi tak percaya Qingcheng akan memberi imbalan berarti meski dia mengembalikan harta itu. Malah curiga dia terlibat kematian Bai Ranhua dan Li Yuangong. Chen Qi terbiasa mengukur hati orang hina dengan standar junzi, sering lihat orang baik malah celaka, jadi tak mau ikut-ikutan.
Tapi Li Xuanyi berani mencoba menarik Pagoda Vajra miliknya, Chen Qi tak bisa diam lagi. Pagoda Vajra terlalu berharga baginya, mustahil dia biarkan direbut Li Xuanyi.
Baru saja Chen Qi bersiap, suara dingin menggema dari langit. Pria itu membentak: "Kukira kau orang berprinsip karena berhasil menyelesaikan urusan itu. Ternyata pengkhianat licik yang merampas alat kawan sendiri! Pergi kau! Kalau bukan karena kau juga membantu, sudah kusambar petir kau!"
Di langit, seberkas kilat petir jatuh mengguncang Bendera Delapan Unsur milik Li Xuanyi. Li Xuanyi masih ingin mengandalkan alat ritual ini untuk bertahan, namun mana mungkin pengetahuannya setara Chen Qi? Tak disadarinya bahwa mantra kilat yang dilancarkan sosok selevel ini bukanlah sesuatu yang bisa dihadapinya. Kilat-kilat di angkasa saling menyilang membentuk jaring raksasa, begitu menjerat ke bawah, puluhan gumpalan kilat meledak beruntun. Li Xuanyi tak mampu bertahan lama, tubuhnya dihujani kilat hingga energi Zhen-nya hampir tercerai-berai, Bendera Delapan Unsur-nya retak-retak. Barulah ia tersadar akan bahaya, buru-buru mengendalikan cahaya pelarian dan kabur.
Chen Qi saat itu juga telah merasakan bahwa perlindungan Kota Prefektur Fuyang telah diambil alih orang lain. Ia segera menggigit ujung lidah hingga berdarah, menyemburkan darah segar untuk menarik kembali kekuatan magis ke dalam tubuhnya, lalu mulai bermeditasi di menara kota.
Setelah berpura-pura bermeditasi selama setengah shichen, tiba-tiba langit terbelah membentuk celah sepanjang sepuluh ribu li. Dari celah itu memancar cahaya lima warna misterius, nada surgawi nan gaib, serta aroma mistis dan kabut keberuntungan yang menerjang. Untaian cahaya dewa dan awan-awan suci pun berjuntai. Seluruh alam semesta dipenuhi kekuatan agung, bahkan Chen Qi pun seketika menyadari bahwa kendalinya atas Yuan Qi langit-bumi telah terputus total, tak lagi bisa merasakan gelombang aliran Qi apapun.
Chen Qi tercengang, menengadah ke langit. Di balik awan-awan, tampak samar-samar sebuah istana langit bertingkat tiga puluh tiga. Banyak pohon permata dan bunga giok bertebaran, awan kemuliaan dan lentera langit berputar-putar, sari-sari jade dan ambrosia terserak, menciptakan pemandangan surgawi yang jauh melebihi kemegahan para peramu energi duniawi.
Chen Qi melihat Pendeta Janggut Hitam dari Sekte Qingcheng mengirimkan sebuah Fu ke atas. Tak lama kemudian, istana langit itu menurunkan ratusan sinar hitam, menyedot Air hitam Yin yang telah dipadatkan menjadi gumpalan. Bersamaan itu, dari istana langit berhamburan energi suci berbentuk naga-harimau, binatang mitos, dan bunga ajaib. Energi suci yang sangat murni ini membuat para murid Qingcheng sibuk menggunakan mantra masing-masing. Begitu mendapatkan segumpal energi, mereka langsung meramunya dengan mantra warisan Qingcheng.
Di sisi Chen Qi, banyak energi suci berbentuk melayang mendekat. Si pencuri kecil ini hendak meniru para murid Qingcheng. Namun saat mencoba meramu energi itu, wajahnya tiba-tiba berubah pucat. Sorot matanya menembus istana langit yang misterius, menatap jauh ke kedalaman tak terduga. Perasaannya saat ini sulit diungkapkan—Taisang Hualong Jue yang selama ini mandek di tahap persepsi, tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda terobosan.
Tingkat persepsi latihan energi vital ini bukanlah merasakan sembarang Yuan Qi langit-bumi, melainkan harus merasakan energi langit yang selaras dengan teknik Jalan yang dilatih sendiri. Misalnya, Chen Qi yang melatih Formasi Burung Gagak Api (Huo Ya Zhen) dan Transformasi Kera Dewa Penelan Matahari (Tun Ri Shen Yuan Bian) harus merasakan energi Api Sejati Matahari (Da Ri Zhen Huo). Sedangkan teknik Longhu Zongshe Tongyu Wanshou Zhenfa yang melatih puluhan hingga ratusan jenis Yuan Qi langit-bumi memiliki tingkat kerumitan persepsi yang jauh lebih tinggi.
Namun teknik Taisang Hualong Jue yang dipelajari Chen Qi, meskipun telah berusaha keras, tetap tidak bisa merasakan adanya jenis Yuan Qi apapun di alam semesta yang selaras dengan teknik Jalan ini. Bahkan tidak ada satu pun Yuan Qi langit-bumi yang mampu beresonansi dengan Taisang Hualong Jue. Chen Qi bahkan tidak tahu energi Zhen yang dihasilkan dari teknik ini memiliki kemiripan dengan Yuan Qi jenis apa, atau termasuk dalam unsur apa di antara Lima Unsur.
Tapi setelah kemunculan istana langit yang misterius itu, Chen Qi tiba-tiba merasakan getaran Yuan Qi yang samar namun nyata, saling merayu dengan Taisang Hualong Jue miliknya, menciptakan persepsi yang tak terdefinisi namun sangat jelas. Meski tidak tahu sumber Yuan Qi ini, melalui resonansi antara Taisang Hualong Jue dengan energi tersebut, Chen Qi bisa merasakan bahwa sumber energi ini sama sekali tidak berada dalam dunia ini. Sebelumnya, betapapun keras usahanya, ia tak bisa merasakannya. Namun saat istana langit muncul dan merobek lapisan penghalang antara langit-bumi, sumber energi yang sebelumnya terhalang di luar dunia ini akhirnya bisa dirasakan Chen Qi...
Taisang Hualong Jue akhirnya akan mencapai breakthrough tingkat persepsi energi!
