Sejak awal mengajarkan Kitab Gunung Padi kepada Empat Pahlawan Yanzhou, Chen Qi sudah mempersiapkan rencana darurat ini.
Si pencuri kecil ini menggerakkan tangannya, seberkas Cahaya Hitam pun melesat keluar - inilah metode Tai Hui Hei Guang Fa.
Tai Hui Hei Guang Fa merupakan ilmu siluman kuno yang berbeda dari metode aliran mana pun, pada dasarnya bukan untuk dilatih manusia. Hanya prajurit Yin dan jenderal siluman yang terlahir dari energi kotor yang bisa menahan polusi energi najis pada tubuh mereka.
Begitu niat membunuh Chen Qi muncul, ratusan Siluman Tengkorak langsung mengitari pandangannya. Siluman Tengkorak diramu dari jenazah manusia yang dipadukan energi kotor bawah tanah, daya penghancurnya biasa saja. Dulu Air Hitam Sungai Yin telah mengikis habis tak terhitung makhluk hidup, tulang-belulang mereka mengambang di dalamnya. Tai Hui Hei Guang Fa Chen Qi yang telah melahap begitu banyak Air Hitam Sungai Yin, kini dengan konsentrasi pikiran seketika meramu sisa tulang-belulang itu.
Chen Qi mengayunkan tangannya, semua Siluman Tengkorak itu pun terlempar. Setelah setengah hari berlalu, mereka kembali dengan riuh rendah. Setelah menyelesaikan urusan ini, Chen Qi tidak lagi mempedulikannya. Ia menarik kembali Tradisi Cahaya Hitam Taihui dan menunggu kepulangan Wan Fang.
Wan Fang mengutus para pelayan prefektur untuk mengundang kembali saudari-saudari seperguruannya. Enam Gadis Luofu bereaksi berbeda saat mendengar kabar dari Wan Fang bahwa Chen Qi kembali merombak Gua Emas-Perak Gunung Lima Qi. Mo Qiwen Sayap Menyentuh Awan, sang kakak senior, masih ingin pergi ke Gunung Lima Qi. Xu Qing Pedang Bunga (kakak kedua) dan Bian Wanqing Dewi Pembantai Naga (kakak ketiga), setelah mengalami bencana besar itu, telah patah hati dan hanya ingin hidup tenang, sama sekali tidak berminat lagi mengejar jalan imortalitas. Wan Fang sendiri tentu harus "mengikuti suami seperti angsa mengikuti embun". Dua adik junior yang tersisa, Jin Lingxi (kelima) dan Yang Qingqing (keenam), berada dalam kebimbangan - tidak bisa mengikuti kakak senior maupun kakak kedua dan ketiga, telah kehilangan arah.
Meski tahu kekuatan magis Chen Qi luar biasa, Wan Fang juga menyadari bahwa si pencuri kecil itu telah jelas-jelas menyatakan banyak mantra tidak bisa diajarkan kepada mereka. Walaupun tubuhnya sendiri sudah direbut paksa, Chen Qi hanya mengajarkan beberapa mantra kecil pada Wan Fang, yang paling hebat hanyalah Kutukan Pembasmi Jiwa Tujuh Pembunuh Bintang Terbang.
Wan Fang juga tahu, dengan ilmu sihir ini, tidak hanya tidak bisa mencapai Jalan Suci, pencapaian di masa depan pun akan terbatas. Karena Chen Qi tidak bisa mengajarkan ilmu Tao, mengikutinya pun tak ada artinya. Kakak kedua Xu Qing si Pedang Bunga dan kakak ketiga Bian Wanqing si Dewi Pembantai Naga memilih untuk tidak ikut ke Gunung Lima Qi karena alasan ini.
Tapi shijie Mo Qiwen si Sayap Menyentuh Awan masih belum menyerah. Dia tahu dengan mengikuti Chen Qi masih ada secercah harapan, sementara berlatih di rumah sama sekali tak memberi jalan keluar. Bahkan jika Ling Youzi kembali dan mengajarkan semua ilmunya, tetap tidak akan membuat mereka mencapai banyak hal.
Setelah berdiskusi panjang, enam saudari seperguruan tetap tidak bisa mengambil keputusan. Enam Gadwa Luofu ini memiliki ikatan yang sangat erat. Sejak bergabung di bawah bimbingan Ling Youzi, mereka sering berkumpul - dalam sebulan bisa 17-18 hari bersama - tak ada yang tega berpisah.
Mo Qiwen si Sayap Menyentuh Awan yang gagal membujuk dua saudarinya akhirnya tidak bisa menahan diri dan menghela napas: "Meski kalian tidak ingin mengejar jalan suci, bisakah kalian menemani aku dan Wan Fang berkunjung ke Gunung Lima Qi? Cukup beberapa hari saja?" Dengan permintaan sejujur ini, Xu Qing dan Bian Wanqing pun akhirnya setuju. Lagipula Gunung Lima Qi tidak terlalu jauh, kembali ke Kota Prefektur Fuyang juga mudah.
Wan Qi sedang sibuk mengurus urusan adik perempuannya di rumah, sementara Sima Zhuoliao, Bai Jili, dan Wang Fuzhi bersama-sama mempelajari mantra sihir. Setelah mencuri Kitab Gunung Padi milik Chen Qi, Sima Zhuoliao secara tak langsung menjadi pemimpin trio mereka. Ketiganya sejak lama sudah mulai menjaga jarak dengan Wan Qi. Karena khawatir dengan hubungan adiknya yang mendekati Chen Qi, Wan Qi pun tak terlalu memperhatikan Sima Zhuoliao dan kawan-kawan.
Ketiganya telah berhasil menguasai mantra Siluman Tengkorak dari Kitab Gunung Padi. Sekitar seribu lebih Siluman Tengkorak beterbangan mengelilingi masing-masing tubuh mereka. Sima Zhuoliao menyeringai dingin: "Saudara-saudara, Wan Qi sudah tak menganggap kita sebagai saudara seperguruan. Untuk apa lagi kita pedulikan dia? Dia mengandalkan adiknya untuk menjalin hubungan dengan Tuan Tujuh, tapi sang Tuan tak mau mengindahkannya. Bahkan ketika orang Sekte Qingcheng datang, dia tak memperkenalkan kita. Masih perlukah kita mempertahankan ikatan seperti ini? Sekarang kita sudah menguasai ilmu Tao, lebih baik tinggalkan Kota Prefektur Fuyang dan mencari takdir dewa."
Wang Fuzhi menambahkan: "Benar, Tuan Tujuh tak berniat memperkenalkan kita pada imam perang. Tinggal di Kota Prefektur Fuyang mana mungkin kita bisa bertemu dewa? Jika bertiga kita berkelana, mungkin nasib baik akan menghampiri kita."
Saat mereka sedang berdiskusi, tiba-tiba selembar kelopak persik berjatuhan. Sima Zhuoliao mengangkat jari, dua Siluman Tengkorak langsung terbang mengejar. Anehnya, kelopak itu hanya jatuh perlahan, namun langsung membuat dua siluman itu kehilangan hun dan terjatuh tak berdaya.
Seorang pemuda berbaju kuning muda memandang dingin ketiga orang itu, berdiri di bubungan bangunan tinggi, bergumam kesal: "Ternyata cuma orang-orang kelas rendah ini, melepaskan siluman tengkorak untuk mengganggu latihanku. Kapan orang-orang Heshan Dao bisa semena-mena di Kota Prefektur Fuyang? Meski Aliran Peach Blossom kami mengalami beberapa kegagalan di sini, bukan berarti mereka bisa menghina kami."
Sima Zhuoliao, Wang Fuzhi, dan Bai Jili tidak melihat pemuda berbaju kuning ini. Melihat siluman tengkorak Sima Zhuoliao dijatuhkan, mereka mengira jumlah yang dikirim terlalu sedikit. Mereka segera melepaskan siluman tengkorak masing-masing, menutupi kediaman mereka, berusaha menemukan musuh yang bersembunyi. Pemuda itu tersenyum sinis, menjulurkan jari panjangnya menekan tiga titik tak kasat mata. Di dahi ketiganya muncul titik darah merah gelap, dan mereka seketika menjadi mayat.
Pemuda itu menggunakan teknik "Serbuk Persik Terbang" khas Aliran Peach Blossom. Mantra ini menyergap lawan tanpa terlihat, bahkan Chen Qi pernah terperangkap sebelumnya. Hanya berkat ilmu Tao khusus yang dipelajarinya, dia bisa menetralisir serangan itu.
Begitu Sima Zhuoliao, Bai Jili, dan Wang Fuzhi tewas, ribuan siluman tengkorak hasil ritual mereka langsung lepas kendali. Berputar-putar tak karuan di udara, mereka menerjang kediaman Keluarga Wan.
Setelah menyelesaikan urusan Zhou Yunsheng, Wan Qi juga merasa senang. Meski Chen Qi telah memperingatinya melalui mulut Wan Fang, Wan Qi bisa merasakan bahwa Chen Qi masih toleran dan perlindungannya terhadap adiknya tidak berkurang sedikitpun. Oleh karena itu, Wan Qi tetap penuh keyakinan, yakin bahwa jalan yang dipilihnya ini benar.
Saat Wan Qi sedang sibuk mengurus berbagai urusan di prefektur, tiba-tiba ia mendengar suara di langit. Ketika menengadah, terlihatlah ribuan Siluman Tengkorak. Dengan panik, ia segera melepaskan siluman tengkorak hasil meramunya. Awalnya ia tak mengerti maksud kedatangan mereka, namun ketika siluman-siluman itu saling mendekat, Wan Qi tak bisa merasakan aura pemiliknya. Seketika ia tersentak, menyadari bahwa Sima Zhuoliao dan kawan-kawan pasti sedang dalam masalah.
Sebenarnya Wan Qi adalah tipe sahabat sejati, hanya belakangan agak mengabaikan Sima Zhuoliao dkk. Tak disangka, baru sehari setengah tak bertemu, Sima Zhuoliao, Wang Fuzhi, Bai Jili dan yang lain sudah tertimpa musibah. Saat Wan Qi hendak menggunakan siluman tengkoraknya untuk menyita siluman hasil meramu kawan-kawannya, tiba-tiba energi negatif berwarna merah muda menyambar wajahnya.
Saat Wan Qi hampir berteriak dalam hati "Aku pasti mati!", terdengar teriakan nyaring seorang wanita. Sebuah kekuatan mantra melesat menghadang energi negatif itu. Ternyata Wan Fang bersama saudari-saudarinya yang sedang dalam perjalanan ke tempat Chen Qi, melihat ada yang menyergap kakaknya, segera bertindak. Meski Kutukan Pembasmi Jiwa Tujuh Pembunuh Bintang Terbang milik Wan Fang adalah trik andalan Raja Siluman Wu Tong Shen, tingkat kultivasinya masih terlalu rendah untuk mengeluarkan daya penghancur sebenarnya dari jurus ini. Energi merah muda persik itu hanya terhenti sejenak sebelum menghancurkan mantra Wan Fang dan terus melanjutkan serangannya.
Wan Qi mengerahkan lima enam Siluman Tengkorak untuk bertahan, tapi tak satu pun bisa menahan Sha Persik ini. Dengan perasaan tak berdaya, dia menyaksikan energi jahat itu menghantam dadanya. Mulutnya terasa manis, dan segera menyemburkan darah. Melihat kakaknya terluka, mata Wan Fang memancarkan aura dingin. Dia mengeluarkan Labu Emas-Perak, siap bertarung mati-matian. Tiba-tiba, lengkingan tajam terdengar—Chen Qi akhirnya bertindak di saat kritis.
Chen Qi mengerahkan Taisang Hualong Jue yang baru dikuasainya. Energi Xuan Huang berubah menjadi sinar menyilaukan, di dalamnya terlihat Bendera Suci Naga Surgawi Delapan Divisi berkibar. Delapan cahaya keemasan berputar-putar, dengan sekali kibasan berhasil memadamkan Sha Persik itu. Sekaligus melindungi semua orang di lokasi.
Suara Chen Qi bergema penuh amarah, "Siapa yang berani melukai Saudara Wan?"
Pemuda Berjubah Kuning itu sedikit terkejut, ia sama sekali tak mengenal Chen Qi. Hubungan Chen Qi dengan Delapan Pahlawan Yangzhou hanya diketahui oleh lingkaran dalam mereka. Awalnya, dua sesepih dan seorang kepala Aliran Peach Blossom tewas di gua dewa kuno, sementara semua yang mengetahui rahasia dalam aliran itu juga telah tiada. Pemuda berjubah kuning ini adalah utusan baru Aliran Peach Blossom yang dikirim untuk membangun kembali markas Prefektur Fuyang. Baru saja ia sedang bermeditasi, tiba-tiba diganggu sekelompok siluman tengkorak yang hampir membuatnya mengalami gangguan energi jahat, membuat aliran energi Zhen-nya kacau. Jika tidak segera menyadari bahaya dan mengumpulkan kembali energi Zhen-nya, meski tak sampai tewas dan ilmunya lenyap, setidaknya tingkat kultivasinya akan turun drastis. Meski begitu, ia masih harus bertapa keras selama beberapa bulan untuk menyembuhkan cedera tersembunyi akibat gangguan selama meditasi.
Karena itulah Pemuda Berjubah Kuning ini murka sekali, menemui tempat tinggal Sima Zhuoliao dan kawan-kawan lalu langsung menyerang. Setelah melihat siluman tengkorak hasil ritual Sima Zhuoliao dkk terbang menjauh setelah kematian mereka, ia pun mengejar dengan maksud mencabut sampai ke akar-akarnya. Tak disangka, ia malah bertemu lawan tangguh. Dalam kondisi terluka, ia mempertimbangkan tak bijak bertarung sekarang. Dengan senyum dingin, ia membentak: "Hari ini aku masih ada urusan, tak bisa menemani. Kau bisa lindungi dia sehari, tapi tak selamanya. Saat aku kembali nanti, nyawa orang ini pasti kuambil."
Pemuda Berjubah Kuning menggerakkan tangan, seketika menghancurkan puluhan Siluman Tengkorak lalu terbang menjauh. Chen Qi tidak mengejarnya, buru-buru berseru: "Adik Wan Fang, aku punya Ningzhen Dan pemberian Zhenren An Shiqing dari Qingcheng. Segera berikan pada kakakmu! Pil ini paling ampuh menggantungkan Yuan Qi, luka seberat apapun bisa ditanggulangi."
Pada saat yang sama, si pencuri kecil ini diam-diam menekan energi Xuanhuang ke bawah. Wan Qi bagai tertimpa serangan maut Gunung Tai, menjerit keras sambil memuntahkan darah setinggi langit. Ketika Chen Qi mengendalikan kekuatan magisnya untuk mengirimkan Ningzhen Dan dari jarak jauh, Wan Qi sudah mati kaku. Wan Fang menangis histeris, sementara lima anggota Enam Gadis Luofu lainnya tak kuasa menahan rasa iba...
Balas dendam ayah Chen Qi akhirnya terlampiaskan sampai tuntas!
