《Mahayana Sutra Vajra Kekosongan Agung Kebahagiaan Tertinggi》Chen Qi memperolehnya secara tidak sengaja. Meski telah mempraktikkannya sendiri, kemajuan kultivasinya selalu aneh - bagaimanapun ia berlatih, tidak ada perkembangan berarti, namun tiba-tiba mencapai pencapaian. Hal ini membuat Chen Qi merasa kurang mantap. Meski kini ia telah menguasai empat kemampuan kecil: Metode Samādhi Vajra, Langkah Suci Setiap Langkah Menumbuhkan Teratai, Formasi Vajra-Garbha Dua Dunia Sepuluh Arah, dan Nyanyian Naga Surgawi, jika ditanya kemampuan kecil apa lagi yang akan muncul berikutnya, Chen Qi benar-benar tak tahu.
Karenanya Chen Qi tidak terlalu menghargai gulungan sutra ini, dengan mudahnya mengajarkannya pada orang lain tanpa merasa sayang.
Dulu ia mengajarkan 《Mahayana Sutra Vajra Kekosongan Agung Kebahagiaan Tertinggi》pada Xu Li dan Ying Ying, kemudian pada Rongrong. Kini para jing kelelawar kecil di Pagoda Vajra hampir semua bisa menghafalnya terbalik tanpa salah. Sutra ini dilantunkan ribuan kali setiap hari oleh puluhan ribu suara di Pagoda Vajra, sudah bukan lagi rahasia esoterik.
Chen Qi memberikan anugerah ini karena Keluarga Kelelawar telah tulus menyerah dan melalui berbagai cobaan, menjadi pasukan pribadinya yang kesetiaannya tak diragukan. Ia memisahkan mereka dari pasukan siluman biasa, menganugerahkan kehormatan khusus. Jika ada anggota Keluarga Kelelawar yang memahami Dharma Buddha dan menguasai kemampuan kecil, bukan hanya klan ini akan berkembang, Chen Qi pun akan mendapat manfaat.
Fu Ji merasa senang di hati, segera pergi ke pasukan siluman dari Gunung Fuling untuk menyebarkan perintah Chen Qi. Di antara siluman Gunung Fuling, sebagian yang mengenal Chen Qi menjadi gelisah, sementara yang tidak mengenalnya menunjukkan sikap meremehkan. Bahkan banyak siluman yang ingin mempermalukan tuan baru ini, menunjukkan bahwa mereka pun adalah "tuannya" yang tak boleh diremehkan.
Namun anggota Keluarga Kelelawar, setelah mendengar Chen Qi membuka Pagoda Vajra, sembilan puluh persen bersedia pindah ke dalam untuk berlatih. Karena Chen Qi menyimpan empat murid perempuan di pagoda tersebut dan sering mengundang Wan Fang untuk berlatih bersama, pagoda ini biasanya diperbesar di depan Gua Emas-Perak dan jarang dimasukkan kembali ke dalam tubuh.
Dengan kembalinya murid-murid terbaik Keluarga Kelelawar ke Pagoda Vajra, suara lantunan mantra dari pagoda kuno ini tiba-tiba menggelegar. Cahaya keemasan menerjang langit, disertai aksara Sanskrit beterbangan dalam cahaya, menjadikan Gunung Lima Qi bagaikan negeri dongeng.
Siluman-siluman lain ada yang iri, ada yang cemburu, tapi tak sedikit pula yang meremehkan.
Pada pagi hari kedua, Fu Ji menerima perintah Chen Qi untuk mengatur pasukan siluman dan menunggu tuannya Dawang Elang memulai latihan. Namun para siluman itu sejak awal tidak tunduk pada Fu Ji, bagaimana mungkin mau patuh? Si tua ini sibuk selama dua-tiga shichen, tetap gagal mengumpulkan seluruh pasukan. Hatinya dipenuhi kegelisahan. Tiba-tiba Pagoda Vajra memancarkan cahaya terang. Chen Qi membuka telapak tangan, sepuluh benih api sejati beterbangan dan mendarap di tubuh sepuluh siluman bangsa burung.
Kesepuluh siluman burung itu tak mengerti mengapa Chen Qi memilih mereka. Mereka menjerit-jerit aneh, namun bagaimana mungkin melepaskan diri dari kekuatan ilmu Tao kuno ini? Dalam waktu singkat, Chen Qi telah berhasil memindahkan kesepuluh siluman itu ke dalam titik akupuntur tubuhnya. Dengan suara dingin ia membentak: "Dalam sepuluh tarikan napas, bariskan diri di depan Gua Emas-Perak! Siapa terlambat—BUNUH TANPA AMPUN!"
Tindakan keras Chen Qi bagai halilintar itu membuat gentar. Siluman-siluman burung yang ditaklukkannya adalah yang paling kuat di antara pasukan. Tiba-tiba saja lenyap ditelan ritual Chen Qi. Para siluman yang tak paham misteri ilmu Tao ini mengira siluman-siluman itu telah dihancurkan oleh api sejati. Meski ada yang curiga mengapa tuannya khusus memilih siluman burung, mereka hanya mengira Chen Qi benci pada unggas besar, tak menyangka ada maksud lain.
Seketika, di depan Gua Emas-Perak telah berkumpulnya gerombolan siluman, bercampur dengan enam tujuh ratus prajurit manusia. Sebagian dari mereka adalah mantan anak buah Chen Qi di kota kabupaten Xiaopei, sebagian lagi yang baru bergabung. Bisa bertahan hidup di Gunung Fuling yang dipenuhi siluman, kemampuan bela diri para prajurit ini pun tak biasa, kalau tidak tentu sudah dimakan sesama siluman di pasukan.
Melihat pasukan siluman ini, di hati Chen Qi sempat terlintas untuk menindas mereka sekaligus dengan Formasi Vajra-Garbha Dua Dunia Sepuluh Arah. Namun akhirnya ia tak sampai hati melakukan tindakan kejam seperti itu. Ia hanya memarahi mereka habis-habisan, membagi pasukan siluman menjadi sepuluh regu masing-masing berisi 100-200 siluman, memilih sepuluh kapten, dan menetapkan zona penempatan di Gunung Lima Qi, baru kemudian memerintahkan pasukan itu untuk bubar.
Beberapa siluman wanita berparas cantik khusus dipilih Chen Qi untuk dikirim kembali ke Gua Emas-Perak melayani Xun Yuzao dan Wan Fang dkk. Sebagian lagi dipilihkan untuk melayani Lima Gadis Luofu dan Xia Yuniang.
Kedatangan mendadak pasukan siluman ini membuat Lima Gadis Luofu dan murid-murid Sekte Xuanxuan terkejut. Meski Chen Qi telah melarang keras masuknya siluman wanita ke Gua Emas-Perak kecuali yang telah dipilihnya kembali sebagai pelayan, tetap saja hal ini menimbulkan kekhawatiran besar di antara mereka.
Perlu diketahui, kebiasaan siluman memakan manusia memang kerap terjadi.
Lima Gadis Luofu dan sebagian besar murid sekta Xuanxuan, meski menyandang gelar pertapa Tao, tingkat kultivasinya tidak terlalu tinggi. Bahkan mungkin kalah dengan karakter-karakter paling kuat di antara pasukan siluman bawahan Chen Qi.
Kemampuan Chen Qi menghajar pasukan siluman hingga tunduk patuh, tidak lantas membuat Lima Gadis Luofu dan murid-murid sekta Xuanxuan menjadi tidak takut. Terutama Xia Yuniang yang khawatir jika lengah sedikit, murid dan putrinya akan ditelan siluman. Wilayah Yanzhou yang makmur jarang ada siluman, tidak seperti Provinsi Yan yang penuh perang dan siluman berkeliaran.
Awalnya Lima Gadis Luofu ingin belajar mantra dari Chen Qi di dekat lokasi. Meski Chen Qi jarang memperhatikan mereka, Wan Fang sering mengobrol dengan saudari-saudarinya dan diam-diam menyebarkan Kutukan Pembasmi Jiwa Tujuh Pembunuh Bintang Terbang. Karena kejadian ini, Mo Qiwen sang shijie (kakak senior) Lima Gadis Luofu pasrah memutuskan ikut pindah ke Pagoda Vajra bersama Wan Fang.
Xia Yuniang masih ragu terhadap Chen Qi, belum mengajukan permintaan serupa. Ia ingin memastikan benar-benar ada risiko bahaya baru bertindak.
Di sisi Chen Qi, Gunung Lima Qi semakin ramai dikelola, dan namanya mulai terkenal di empat kabupaten Yangzhou. Namun, Li Xuanyi justru semakin membencinya. Meski bersekutu dengan Li Shishi, Li Xuanyi yang berwawasan tinggi segera menyadari bahwa kekuatan magis Li Shishi jauh di bawahnya, sama sekali tak bisa membantu dalam pertarungan melawan Chen Qi. Li Xuanyi ingin memaksa Li Shishi memanggil orang-orang sakti dari markas besar Sekte Bunga Persik. Tapi Li Shishi berulang kali menolak. Baru saja ia berhasil merapikan cabang Prefektur Fuyang, masa iya mau cari masalah di depan Pemimpin Sekte demi menjaga gengsi?
Lagipula, meski posisinya di Sekte Bunga Persik cukup tinggi, tetap saja ia tak bisa sembarangan memanggil para sesepih sekte.
Mana ada murid tingkat Ning Sha yang bisa seenaknya menyuruh sesepih tingkat Lian Gang? Tanpa alasan dan dalih yang kuat, Li Shishi bahkan tak berani punya niat seperti itu.
Setelah berkali-kali didesak dan Li Shishi tetap bersikukuh menolak, Li Xuanyi akhirnya kehabisan akal. Jiwa Li Xuanyi yang sudah terkontaminasi Bunga Teratai Api Murni menjadi kacau. Dalam keadaan tak waras, ia malah memberikan satu bunga Teratai Api Murni kepada Li Shishi. Melihat Li Xuanyi mengendalikan kekuatan bunga merah itu dengan gagah perkasa, padahal level mereka setara tapi dirinya tak bisa bertahan lama dalam pertarungan, Li Shishi pun dengan senang hati menerimanya.
Li Shishi juga tidak menyangka, saat Bunga Teratai Api Murni ini masuk ke tubuhnya, langsung memicu Sha Persik-nya. Seluruh kekuatan magisnya berubah menjadi kekuatan Teratai Merah. Dibanding Li Xuanyi, Li Shishi memiliki pengetahuan lebih luas. Ia tahu ini berbahaya, namun usaha membalikkan kekuatan Teratai Merah sama sekali mustahil. Bahkan jika ia ingin mengorbankan sebagian kekuatan untuk mengusir Api Suci Teratai Merah, tetap tak berhasil.
Melihat Li Shishi terkontaminasi kekuatan Api Suci Teratai Merah, Li Xuanyi bukannya menghibur malah berulang kali mendorongnya. Ia terus-menerus memuji betapa hebat kekuatan ini, dan mengatakan bahwa asal bisa merebut Pagoda Vajra dari Chen Qi, mereka bisa meramu Energi Positif. "Saat itu tiba, bahkan para ahli eliksir dari berbagai sekte pun belum tentu bisa melawan."
Li Xuanyi menjanjikan banyak visi indah, namun Li Shishi hanya bertanya mengapa Chen Qi tidak mempelajari kekuatan magis sehebat ini. Setelah berdiskusi berhari-hari, Li Shishi akhirnya tahu bahwa "Wang Zhong" yang disebut Li Xuanyi tak lain adalah si pencuri kecil Chen Qi. Namun keduanya tidak memahami latar belakang Chen Qi, juga tidak tahu julukan mana yang biasa digunakannya. Karena pembangunan Kuil Qilang dimulai, mereka pun menetapkan sebutan resmi untuk Chen Qi.
Li Xuanyi tidak bisa menjawab pertanyaan ini dan menghindari topik tersebut. Setelah beberapa hari, kekuatan magis Li Shishi telah sepenuhnya berubah, jiwanya menjadi kacau-balau, dan ia tak lagi mengingat perkara ini.
Kekuatan internal Li Shishi tidak kalah dari Li Xuanyi, apalagi dia memiliki alat ritual Pedang Terbang Peach Blossom. Setelah Li Shishi mengubah seluruh kekuatan magisnya menjadi metode Teratai Merah, Li Xuanyi merasa harapan balas dendamnya semakin nyata. Mereka berdiskusi selama beberapa hari, akhirnya memutuskan untuk berangkat ke Gunung Lima Qi mencari Chen Qi.
Chen Qi yang sedang melatih Taisang Hualong Jue dan mengatur Gunung Lima Qi, melihat kemakmuran wilayahnya meningkat setiap hari, sama sekali tidak menyangka akan ada yang datang mencarinya. Sebagian besar waktunya dihabiskan dalam meditasi di Pagoda Vajra, selain berlatih ilmu Tao, juga memindahkan energi doa yang terkumpul dari kuil-kuil Qilang di empat kabupaten Yangzhou.
Suatu hari, pasukan siluman bawahan Chen Qi sedang patroli di gunung. Tiba-tiba langit dipenuhi awan merah berkilauan dengan ribuan teratai merah beterbangan. Pemimpin pasukan siluman ini telah membuka hampir 100 titik akupuntur, kemampuan bela dirinya setara ahli dunia manusia. Berkat dukungan tuannya yang sakti, nyalinya semakin besar. Dengan tombak panjang baja di tangan, dia melemparkan senjatanya ke langit sambil...
...dengan suara menggelegar si pemimpin pasukan siluman berteriak: "Orang aneh macam apa yang berani berbuat onar di Gunung Lima Qi?"
Baru saja Ia mengucapkan kalimat itu, dari langit turunlah sekuntum Bunga Teratai Api Murni yang melayang-layang. Bunga itu berputar di atas kepala pasukan siluman ini lalu menyusup masuk ke Dantian-nya. Kekuatan magis pasukan siluman ini sebenarnya sudah sangat mumpuni bagi siluman biasa, tapi bagi Bunga Teratai Api Murni ini justru dianggap terlalu lemah. Hanya sekejap, seluruh kekuatan magisnya telah dikikis habis oleh Bunga Teratai Api Murni...
