Wu Yan Shen dan Hati Iblis Huangquan yang berubah menjadi seorang pendeta Tao dan biksu, seolah sedikit ragu. Mereka menoleh ke arah istana, lalu tanpa menghiraukan Chen Qi dan Xu Shu, langsung menerbangkan cahaya siluman dan aura iblis mereka menjauh.
Xu Shu yang baru lolos dari maut, melihat Chen Qi "berani mati" menyelamatkannya, sementara sang "sahabat" Pendeta Tao Dewa Kematian justru kabur lebih dulu. Seketika timbul perasaan bahwa persahabatan lama bisa terasa asing, sementara pertemuan singkat justru terasa akrab. Ia membungkuk hormat dalam-dalam sambil berseru: "Terima kasih, Master Zhiguan! Aku Xu Shu memang gegabah datang ke sini. Tapi Master tidak hanya memaafkan, malah mengorbankan nyawa untukku. Ke depan, perintah Master apapun, biar api maupun air, takkan kutolak setengah kata pun."
Chen Qi mengusap keringat di dahinya - sebenarnya lebih karena malu. Dengan senyum getir penuh rasa kompleks di hati, ia berkata: "Membantu atas dasar moralitas, tak perlu diucapkan seperti itu."
Chen Qi yang menolak "memberi bantuan demi balasan" membuat Xu Shu semakin mengaguminya, langsung menganggap Chen Qi sebagai orang paling layak dijadikan sahabat seumur hidup, nada bicaranya penuh keakraban. Sambil menghadapi pria ini, Chen Qi diam-diam menarik kembali Wu Yan Shen dan Hati Iblis Huangquan ke dalam Tai Hui Hei Guang. Tak lama kemudian, cahaya pedang menyambar kilat, berputar-putar tiga kali di atas Kuil Shoushou Wanjin sebelum memburu ke kejauhan. Meski Chen Qi tahu kekuatan si pemilik pedang takkan sanggup mengejar Wu Yan Shen dan Hati Iblis Huangquan, hatinya berdesir kaget karena ilmu pedang orang ini hampir menyamai Gu Guiling.
Tanpa perlu ditanya, Xu Shu yang merasa sudah "bermusuhan dulu baru bersahabat" dengannya langsung berseru kagum: "Beliau adalah salah satu dari Dua Zhenjun termasyhur di dinasti ini, pamanku Xu Hongzu. Ilmu pedangku warisan langsung dari paman, tapi kudapal dengan payah - tadi nyaris kubinasakan oleh dua siluman itu..."
Chen Qi tak menyangka Xu Shu punya pelindung sehebat ini. Ia menahan keterkejutan, berpikir dalam hati: "Untung tadi memilih Lin Xi yang wajahnya penuh kesialan sebagai target, tidak mencekik Xu Shu. Kalau sampai menyinggung ahli pedang sehebat ini, meski punya cara untuk mengelak, tetap riskan... Daripada mencari pelaku sebenarnya, lebih baik habisi semua yang mencurigakan - emang ada tipe orang kayak gitu sih."
Baru setelah itu Chen Qi memiliki niat, membalas percakapan Xu Shu dengan setengah hati, lalu berdalih ada urusan dan bergegas kembali ke halaman rumahnya. Bagaimanapun juga Lin Xi sudah mati, urusan mencari Tiang Qing Shen pun akhirnya tidak terselesaikan, akhirnya Chen Qi mendapat keuntungan dengan memperoleh sebuah alat ritual secara cuma-cuma.
Setelah tiba di halaman rumahnya, Chen Qi langsung mengeluarkan Tiang Qing Shen. Pertama-tama ia mencoba menyapukan energi Xuanhuang, seketika menghapus kekangan yang ditanamkan Biksu Zhizhen di permukaan alat ritual ini. Kemudian ia mengerahkan kekuatan magis Taisang Hualong Jue, mencoba untuk meramu benda ini. Teknik Taisang Hualong Jue paling ahli dalam mengikis cap energi Zhen, memungkinkan peramuan berbagai alat ritual tanpa perlu memahami mantra khusus.
Saat Chen Qi memasukkan energi Xuanhuang ke dalam Tiang Qing Shen, cap hasil ramuan Lin Xi di dalam alat ritual ini mulai terkikis lapis demi lapis.
Asal-usul Tiang Qing Shen cukup misterius, bahkan Lin Xi pun memperolehnya secara tak sengaja. Ia merasakan ada sesuatu yang istimewa dari alat ini, rela mengorbankan waktu latihan yang seharusnya untuk meningkatkan tingkat kultivasinya demi meramu benda ini hingga sempurna. Kini dengan kematiannya, Tiang Qing Shen akhirnya jatuh ke tangan Chen Qi. Saat meramu tiang ini, tiba-tiba Chen Qi merasakan getaran yang sangat familiar, namun sejenak ia tak bisa mengingat di mana pernah merasakan sensasi serupa, sehingga tidak bisa menahan diri untuk sedikit teralihkan.
Pada saat ini, Pilar Shen Qing yang telah berhasil diramu oleh Chen Qi dan hendak dimasukkan ke titik akupuntur dalam tubuhnya tiba-tiba bergetar beberapa kali, beresonansi dengan suatu benda yang ditahan Chen Qi dalam Formasi Vajra-Garbha Dua Dunia Sepuluh Arah. Chen Qi yang penasaran segera mengeluarkan benda tersebut dari formasi - ternyata sebuah piringan biasa. Benda ini didapat Enam Gadis Luofu dari gua dewa kuno. Karena terlalu angker, Mo Qiwen menukarnya dengan Chen Qi menggunakan alat ritual lain. Saat itu Chen Qi juga belum bisa mengungkap misteri piringan ini, sehingga terus-menerus ditahan dalam Formasi Vajra-Garbha Dua Dunia Sepuluh Arah.
Entah bagaimana, piringan ini tiba-tiba saling beresonansi dengan Pilar Shen Qing. Dengan memegang kedua benda ini, Chen Qi merasakan adanya hubungan misterius antara pilar dan piringan. Rasa ingin tahunya membara, dengan tepukan tangan, Pilar Shen Qing berubah menjadi sinar hijau yang terserap ke dalam piringan. Piringan yang telah mendapatkan Pilar Shen Qing ini mulai berputar cepat, semakin membesar hingga mencapai lebar belasan meter, berbentuk seperti dua piringan yang menyatu, dengan pintu-pintu misterius muncul di permukaannya.
Hati Chen Qi dipenuhi keanehan, namun karena Pilar Shen Qing sudah diramunya, ia menyapu energi Xuanhuang ke piringan ini. Kali ini, dengan mudah Chen Qi berhasil meramu alat ritual berbentuk piringan ini hingga sempurna.
Begitu benda ini selesai diramu, Chen Qi langsung merasakan sebuah lubang muncul di piringan itu, seolah ada daya hisap dahsyat. Penasaran, ia mengeluarkan Hati Iblis Huangquan dan menyusuri daya hisap piringan tersebut melewati lubang itu. Chen Qi yang telah menempelkan sebuah niat pada Hati Iblis Huangquan itu tiba-tiba menggigil hebat saat jantung iblis itu melewati lubang. Hati Iblis Huangquan berubah tanpa kendali menjadi naga siluman bersisik kuning gelap, dengan teratai merah berputar kencang di atas kepala yang memancarkan api merah melindungi naga itu.
Chen Qi memandang sekeliling. Di bawahnya ada gumpalan energi berbentuk telur raksasa berukuran puluhan juta li, dikelilingi pusaran energi positif (Zhengqi) yang bergulung-gulung seperti ombak dahsyat. Di sekitar gumpalan itu terbentang ruang kosong tak berujung, dengan sebuah istana langit mengorbit mengikuti pola misterius. Posisi Chen Qi saat ini terpisah ribuan juta li dari gumpalan energi dan istana langit tersebut.
Saat Chen Qi sedang bingung menebak tempat ini, tiba-tiba terdengar lolongan panjang. Seekor "siluman" aneh muncul di ruang hampa, memancarkan energi siluman dahsyat setingkat pemurnian Gang. Meski agak terkejut, Chen Qi tak panik. Naga siluman hasil transformasi Hati Iblis Huangquan itu mengayunkan cakar raksasa dengan teknik bela diri khas jalan Buddha.
Meskipun Chen Qi hanya mengayunkan cakar secara sembarangan, ia cukup yakin bisa melukai parah musuh tingkat Lian Gang mana pun. Namun monster aneh itu tiba-tiba mengaum keras, gerakan tubuhnya menyatu kembali dengan ruang kosong seolah lenyap tak berbekas. Walau belum pernah menghadapi musuh dengan teknik siluman, Chen Qi tak gentar. Ia mengeluarkan aura iblis untuk mengganggu stabilitas dimensi. Bahkan jika monster ini mencoba mendekat, "aura iblis" akan memaksanya keluar dari dimensi bayangan.
Strategi Chen Qi cukup tepat. Begitu monster itu menyelusup dalam radius puluhan zhang di sekitarnya, aura iblis segera memaksa makhluk itu muncul kembali. Kali ini Chen Qi tak main-main. Hati Iblis Huangquan-nya telah membuka lima indra, mampu mengendalikan 32 trik Buddha tingkat dasar, kekuatan tempurnya luar biasa. Ia yakin bisa mengalahkan seekor siluman.
Chen Qi sendiri telah menguasai perubahan Naga Sejati, sehingga mengendalikan Naga Siluman Huang Quan pun lancar. Saat cakar raksasanya menggapai, dua trik Buddha meluncur: satu berubah menjadi pisau emas, satu lagi menjadi gada Vajra. Dua alat ritual Buddha ini menyerbu bersamaan. Tubuh naganya bergetar, bunga teratai emas bermekaran di bawah kaki—menggunakan Langkah Suci Teratai aliran Buddha—dalam sekejap telah mendekati tubuh siluman itu.
Siluman ini sebenarnya cukup celaka. Ia belum pernah bertemu orang sakti seperti Chen Qi, mengira lawannya sama seperti makhluk biasa yang bisa ditaklukkan dengan mudah menggunakan raga perkasa dan kekuatan magis yang bisa menghilang ke ruang kosong, lalu ditelan masuk perut. Tak disangka, Chen Qi yang telah melalui ratusan pertempuran dan baru-baru ini mendapat bimbingan dari Gu Guiling, memiliki penglihatan tajam dan pengalaman berlimpah. Tanpa persiapan, siluman itu langsung terkena dua serangan kecil Chen Qi. Meski mengandalkan kulit tebal, dada dan punggungnya tetap terluka parah dengan percikan darah beterbangan, tampak sangat mengenaskan.
Meski terluka berat oleh serangan Chen Qi, siluman ini belum menyerah. Dengan teriakan aneh, ia hendak menghilang lagi ke ruang kosong untuk menyerang "musuh licik" ini secara mendadak. Namun Chen Qi sudah menggunakan Langkah Suci Setiap Langkah Menumbuhkan Teratai untuk mendekatinya. Walau Langkah Suci milik Chen Qi sendiri baru mencapai level "memendekkan bumi", Hati Iblis Huangquan yang memiliki cultivasi lebih dalam telah membuka indra kelima ajaran Buddha, sehingga Langkah Suci ini berhasil meningkat ke level "menginjak teratai".
Setiap langkahnya meninggalkan bunga harum yang menyangga kaki, dalam sekejap mampu menempuh ribuan li, melayang di udara tak kalah dengan teknik terbang mana pun dari aliran Tao.
Chen Qi mengandalkan Langkah Suci Setiap Langkah Menumbuhkan Teratai, mendekati tubuh siluman ini. Dengan Tubuh Neraka Iblis yang telah diraihnya dan kekuatan fisiknya yang luar biasa, tanpa sempat menggunakan mantra apapun, dia langsung mengerahkan cakar raksasa dan mencengkeram tubuh siluman itu dengan keras.
Meski tubuh fisik siluman ini kuat, namun hanya setara dengan Naga Siluman Huang Quan yang belum meraih Tubuh Neraka Iblis. Ketika Chen Qi mengaktifkan Hati Iblis Huangquan, mengembangkan tubuh naga siluman dan merampungkan Tubuh Neraka Iblis, siluman ini tak lagi mampu melawan. Cengkraman Chen Qi menghantam kepala siluman itu, kemudian lima cakar mengerahkan tenaga sekuatnya, langsung menghancurkan tengkorak siluman tersebut.
Setelah siluman ini mati, asap hitam pekat dari tubuhnya mengalir deras seperti air pasang ke dalam Hati Iblis Huangquan. Tanpa perlu Chen Qi aktif menyerap, energi itu dengan sendirinya terserap. Setelah menelan energi spiritual "siluman" ini, energi vital dalam Hati Iblis Huangquan meluap hingga hampir merobek perutnya. Segera duduk bersila, mengalirkan Hukum Cahaya Hitam Tai Hui dan Kutukan Raja Vajra untuk mencerna manfaat yang didapat dari menelan siluman ini.
Setelah Chen Qi membunuh siluman itu, di sekitar Hati Iblis Huangquan tiba-tiba muncul puluhan siluman sejenis yang sangat mirip. Meski membunuh satu siluman tingkat Lian Gang bukan masalah, tapi puluhan siluman sejenis? Lebih baik bunuh diri! Si pencuri kecil ini pun terkejut, dengan sigap mengaktifkan piringan ritual untuk memanggil kembali Hati Iblis Huangquan.
Chen Qi bisa merasakan lubang pada piringan ritual itu menghubungkan ke ruang kosong yang berbahaya. Tapi pengalaman sebelumnya mengajarkannya: tempat itu bukanlah wilayah yang bisa diakses sembarangan...
