"Fu!"
Begitu Zhenren Taxue mengeluarkan serangan, hampir semua orang langsung tahu trik yang digunakannya - sebuah Fu yang dirakit oleh kultivator selevel Lian Gang. Hanya saja Fu ini dipenuhi energi pedang tak bertepi, sudah jelas Fu ini merupakan cadangan yang disiapkan Zhenren Taxue.
Pedang Terbang Tiga Bilah milik Zhenren Ta Xue, meski jumlahnya banyak, namun semuanya hanyalah alat ritual tingkat satu atau dua, yang tingkat tiganya pun jarang, tidak bisa berubah menjadi pedang pelangi, hanya bisa memancarkan cahaya pedang sepanjang satu chi lebih, kecepatan terbangnya juga tidak tinggi. Karena itu Chen Qi bisa menggunakan teknik tongkatnya untuk menangkis satu per satu. Namun kekuatan Fuqian teknik pedang ini hampir menyamai serangan total dari ahli yang telah meramu Energi Positif. Cahaya pedang bagai pelangi, panjangnya lebih dari sepuluh zhang, melilit seperti sabuk giok. Chen Qi yang tidak waspada, meski menggunakan teknik tongkat untuk menangkis, hanya bisa menggeser sebagian cahaya pedang itu, sisa panjangnya tetap melilit.
Si pencuri kecil ini untuk sementara tidak punya trik lain, hanya bisa mengerahkan tubuh Vajra sejati untuk menahan pukulan itu dengan keras.
Cahaya pedang menyentuh tubuh, mengiris tubuh Vajra sejati hingga berbunyi "xiu xiu". Tapi skenario yang dibayangkan Chen Qi dimana tubuh Vajra-nya tertebas cahaya pedang tak terjadi. Si pencuri kecil ini lega di hati, mengerahkan tenaga Vajra sepenuhnya, tersenyum kecut sambil menghancurkan cahaya pedang itu, baru kemudian menyadari. Seandainya cahaya pedang ini berasal dari pedang terbang tingkat tinggi, tubuh Vajra 27 lapis Chen Qi pasti hancur seketika. Tapi cahaya pedang ini hanyalah manifestasi dari Fuqian teknik pedang, meski energi pedang yang terkandung di dalamnya setara dengan serangan total ahli yang telah meramu energi pedang, bagaimana mungkin energi vital dan kekuatan magis yang terkonsentrasi ini bisa menyaingi pedang sejati? Meski momentumnya kuat, ketajamannya tetap kurang.
Jika dibandingkan, bahkan Pedang Guiyuan level empat pun lebih tajam daripada energi pedang yang dihasilkan koin mantra teknik pedang ini.
Namun koin Fu memiliki keunggulan: ketika kekayaanmu melimpah dan bisa menghamburkan sepuluh ribu koin sekaligus, bahkan musuh yang tingkat kultivasinya lebih tinggi pun akan kabur pontang-panting.
Awalnya Chen Qi memperoleh lebih dari dua ribu koin Fu dari Bai Ranhua dan Li Yuangong - dua mantan murid Sekte Qingcheng yang dikeluarkan. Meski kekuatan magis Zhenren Taxue tidak kalah dengan mereka, dia juga mentok di realm Lian Gang, tak bisa maju lagi. Energi magis yang terkumpul tak bisa digunakan, akhirnya dikristalkan menjadi koin Fu. Meski kekayaannya tak sebanyak Bai Ranhua dan Li Yuangong yang berlatih di pegunungan terpencil dan menabung setiap koin, Zhenren Taxue yang sering membelanjakan koin Funya masih menyimpan ratusan koin.
Dalam pertempuran ini, Zhenren Taxue tak menyangka Chen Qi begitu menyebalkan. Selisih dua level, Pedang Guiyuan-nya pun tak mampu melukai biarawati kecil ini. Dengan geram, dia menghamburkan semua tabungan koin Fu-nya. Awalnya masih segan, hanya melemparkan satu-dua koin. Tapi saat Chen Qi mengerahkan Tubuh Vajra Sejati dan memompa energi magisnya, Zhenren Taxue terpaksa melemparkan koin Fu-nya secara besar-besaran, mengubahnya menjadi cahaya pedang untuk menebas Chen Qi.
Di sisi lain, Chen Qi dalam hati mengeluh pilu.
Meski masih bisa bertahan, setiap Fu Vajra teknik pedang mampu mengikis satu dua persen kekuatan magisnya. Jika bukan karena persiapan Chen Qi sendiri yang menyimpan banyak Fu Vajra di Pagoda Vajra, serta kemampuan mengambilnya dari jarak jauh melalui Bilah Giok Ungu, pertarungan ini takkan terjadi - si pencuri kecil pasti sudah menyerah sejak awal.
Chen Qi sambil mengendalikan tongkat hitam jelmaan Hati Iblis Huangquan untuk menangkis seratus tiga pedang Guiyuan milik Zhenren Taxue, juga harus mengaktifkan kekuatan magisnya. Tubuh Vajra sejati dan Metode Samādhi Vajra dipaksakan hingga batas maksimal agar tak terluka oleh Fu Vajra teknik pedang sang Zhenren. Mengendalikan dua aliran energi ini bagi si pencuri yang mampu membagi konsentrasi menjadi tujuh, sebenarnya masih bisa diatasi. Hanya saja, karena saat ini hanya bisa menggunakan kekuatan Buddha, perlahan ia mulai tertandingi.
Apalagi, hantaman Fu Vajra teknik pedang Zhenren Taxue yang mendarat di tubuhnya - meski tubuh Vajra sejati tangguh - tetap menyisakan rasa perih. Serangan total dari ahli yang telah meramu Energi Positif memang tak mudah ditahan. Tubuh Vajra Chen Qi terus-menerus berada di ambang kehancuran, lalu dipulihkan sempurna berkat Fu Vajra, membentuk siklus tempering spiritual yang disertai penderitaan tak terperi - sebuah bentuk kultivasi yang unik.
Chen Qi awalnya masih bisa melancarkan serangan balik, namun saat Taixue Zhenren bahkan mengeluarkan teknik pedang Fu, Chen Qi tak lagi mampu membalas. Bahkan teknik Langkah Suci Setiap Langkah Menumbuhkan Teratai tak bisa menyelamatkannya dari serangan teknik pedang Fu tersebut, apalagi mengejar Taixue Zhenren. Dari tangan Taixue Zhenren, semburan cahaya pedang pelangi terus melesat, menghujam keras ke tubuh Chen Qi. Setiap kali, orang-orang mengira biksu licik kecil ini pasti akan terbelah dua oleh Taixue Zhenren, namun Chen Qi selalu bertahan dengan Tubuh Vajra Sejatinya.
Meski Tubuh Vajra Sejati sangat perkasa, Chen Qi hanya bisa melindungi raganya sendiri. Setelah Taixue Zhenren menghujani tujuh delapan kali serangan teknik pedang Fu, jubah dan kasaya Chen Qi sudah compang-camping diterjang energi pedang. Saat serangan ke-sepuluh kalinya datang, hampir tak sehelai benang pun tersisa di tubuh Chen Qi.
Beruntung sinar teratai emas di kaki Chen Qi berpendar terang, sementara burung merak agung yang tercipta dari Metode Samādhi Vajra pelindungnya juga memberikan efek samar-samar. Para penonton hanya bisa melihat siluet tubuh putih yang samar. Namun para putri bangsawan dan gadis-gadis terpelajar yang menyaksikan pertarungan ini berbisik-bisik, "Pantas dijuluki Biksu Giok, kulitnya benar-benar putih dan halus, lebih mulus dari kami para perempuan. Entah bagaimana dia melatih tubuhnya hingga sekuat ini, bahkan pedang cahaya sepanjang itu tak bisa melukainya."
Lebih lagi ada perempuan yang hatinya berdebar-debar diam-diam berbisik: "Lihat tubuhnya kekar, biksu kecil di selangkangan juga tampan, tidak tahu latihan Huanxi Chan-nya bagaimana, bagaimana bisa mendapatkan biksu tampan seperti ini memeluk dalam pelukan, memanggil 'Kakak Yuseng' beberapa kali... Kalau bukan karena pertandingan ini, mana ada kesempatan melihat tubuh lelaki?"
Berbeda dengan kekaguman penonton perempuan, Chen Qi menganggap pertarungan ini sebagai aib besar. Hanya saja tingkat kultivasinya belum cukup, tidak seperti praktisi tingkat Lian Gang yang bisa mengkonsentrasikan energi Gang dan Sha menjadi jubah kebal senjata. Meski terluka dalam pertarungan, cukup edarkan energi sebentar maka langsung pulih. Pasti tidak akan mengalami keadaan memalukan seperti dirinya.
Hanya saja semua trik yang bisa digunakan Chen Qi sudah habis. Jika menggunakan cara lain, statusnya pasti terbongkar. Dalam keadaan seperti ini, Chen Qi bertarung habis-habisan sambil menggerutu dalam hati: "Aku ingin lihat berapa banyak Fu Qian si tua berbulu ini simpan, lihat siapa yang persediaannya lebih banyak atau daya tahanku lebih kuat."
Begitu niat ini muncul, Chen Qi menghentikan Langkah Teratai Suci dan mendarat di arena. Ia mengayunkan tongkat hitamnya membentuk lingkaran pertahanan rapat, menggunakan tubuh Vajra sejati untuk menghadapi teknik pedang dan Fu Qian Taixue Zhenren, bertekad mengadu kesabaran sampai akhir.
Setelah Zhenren Tapak Salju melemparkan lebih dari seratus keping Fu berturut-turut, hatinya dipenuhi keterkejutan. Dalam hati ia berpikir: "Bagaimana kekuatan magis bajingan kecil ini bisa begitu tahan lama? Jika terus begini, persediaan Fu-ku mungkin habis sebelum aku bisa mengalahkannya. Perlu diketahui, satu keping Fu tingkat pertama saja sudah setara dengan satu tahil emas - bahkan dengan emas sekalipun, sangat sulit menukarnya dengan Fu. Setiap keping Fu yang kukumpulkan selama ini, bila dilempar ke pasar, bisa membuat keluarga pejabat atau pengusaha kaya rela menyerahkan harta pusaka leluhur sebagai bentuk berbakti. Tapi di sini aku menghamburkannya sia-sia, sungguh keterlaluan, pemborosan yang..."
Seharusnya Zhenren Tapak Salju melemparkan semua Fu-nya dengan garang untuk efek maksimal. Namun karena Fu tersebut terlalu berharga, setelah melemparkan seratus keping lebih, hatinya mulai menyesal dan tak tega melanjutkan pemborosan. Ia kembali menggunakan teknik pedang Guiyuan untuk menusuk, enggan memakai teknik Fu pedangnya lagi.
Chen Qi mengembalikan Energi Zhen-nya, melihat Taxia Zhenren masih licik, enggan turun ke tanah, hanya menginjak ruang kosong, gerakan tubuhnya melayang tak menentu, mengendalikan Pedang Guiyuan untuk menyerangnya. Di dalam hati, Chen Qi berpikir: "Langkah Suci Setiap Langkah Menumbuhkan Teratai dari Hati Iblis Huangquan, meski sangat lihai dalam perubahan, tapi hati iblis ini belum sepenuhnya dilatih. Masih belum bisa digunakan untuk bertarung dengan praktisi tingkat Lian Gang, hanya bisa memberi efek kejutan. Semua kemampuan kecil Buddhis lainnya tidak cocok untuk serangan jarak jauh... Jika begini terus, bagaimana caraku menyerang tubuh Taxia Zhenren?"
Chen Qi meremas batang hitam yang merupakan wujud asli Hati Iblis Huangquan. Ingin melemparkannya, tapi selama batang ini berada dalam genggamannya tertutup energi Buddha, semua orang tak bisa melihat keanehan. Kalau terlepas dan terbang, aura iblisnya terdeteksi, asal-usul Hati Iblis Huangquan dan Mantra Raja Vajra terbongkar, maka Chen Qi benar-benar akan binasa tanpa kuburan.
"Ini tidak bisa diteruskan. Aku harus mencari cara menipu bajingan ini turun, bertarung jarak dekat, mengandalkan Langkah Suci Setiap Langkah Menumbuhkan Teratai untuk membunuhnya sekaligus. Kalau dia tidak mau turun, aku tak bisa mengejarnya, bukankah berarti hanya bisa menerima pukulan?"
Dalam hati Chen Qi telah menyusun beberapa rencana. Dia tahu Taxia Zhenren dalam pertarungan ini juga punya niat menang, takkan mau berdamai atau menyerah. Lagipula Taxia Zhenren dua tingkat lebih tinggi dalam kultivasi. Kalau sampai tak bisa menang, pasti akan menjadi bahan tertawaan.
"Lao zama tua ini pasti lebih terburu-buru dariku untuk mengakhiri pertarungan ini dan mengalahkanku sepenuhnya. Karena dia pasti panik, aku harus tetap tenang. Asalkan dia menunjukkan kelemahan akibat kepanikannya, dengan Langkah Suci Setiap Langkah Menumbuhkan Teratai, serangan pasti akan berhasil. Bagaimanapun, tongkat hitam hasil transformasi Hati Iblis Huangquan ini bukanlah benda biasa. Meski dia telah meramu Energi Positif, jika terkena pukulan tongkat ini, pasti akan menderita kerugian besar."
Chen Qi awalnya merasa cemas, tapi lambat laun berhasil meredam kegelisahannya. Hati Dao-nya tenang bagai sumur tanpa riak, bahkan akhirnya dia memilih untuk duduk. Dengan perlindungan ring pertarungan, ia bisa menghemat tenaga untuk bertahan.
Seperti dugaan, ketika Chen Qi tetap tenang, Ta Xue Zhenren justru mulai panik. Diam-diam dia berpikir: "Aku adalah Pejabat Suci tingkat dua pemerintah, praktisi besar yang telah meramu Energi Positif. Tapi sudah lama bertarung belum juga menang. Jika kabar ini tersebar bahwa aku bahkan tak bisa mengalahkan biksu licik yang baru membuka tiga indra, paling banter empat indra di jalan Buddha, bukankah itu akan mempermalukanku? Harus lebih keras lagi, kalahkan dia secepatnya..."
