"Bagus! Tak kusangka sebagai pemula yang baru belajar, aku bisa berhasil meracik satu tungku pil obat!"
Chen Qi mengerahkan Metode Larangan Awan Xiaozhutian, mengalirkan Energi Zhen yang sangat lembut ke dalam api tungku. Dengan tarikan halus, puluhan Ningzhen Dan melompat keluar namun tetap terbungkus teknik ini, mencegah sisa-sisa energi obat menyebar.
Chen Qi tertawa lebar, mengambil botol giok dan menyimpan semua pil itu. Tanpa pikir panjang, dia melemparkan ramuan langka lainnya ke dalam tungku. Tindakannya hanya didorong rasa ingin tahu, tanpa menyadari keberuntungan besar yang baru saja dialaminya. Pemula biasa belajar meramu pil selalu gemetar ketakutan di bawah bimbingan guru, membutuhkan pengalaman bertahun-tahun menguasai tingkat penguasaan api. Siapa yang berani seperti Chen Qi? Menggunakan bahan berharga untuk uji coba, bahkan menjadikannya sebagai trik relaksasi.
Para Master Alkimia Besar sepanjang zaman pasti akan memaki-maki atau terpana melihat kelakuan si pencuri kecil ini.
Tidak ada yang mengejutkan, puluhan batch pil berikutnya semuanya dihancurkan oleh Chen Qi. Namun ketika dia telah menyia-nyiakan 60-70% dari 100 bahan langka, tiba-tiba dia memahami suatu rahasia. Berturut-turut berhasil meramu lebih dari sepuluh batch Ningzhen Dan. Dengan keberhasilan ini, teknik meramu pil Chen Qi resmi memasuki tahap mahir. Si pencuri kecil ini mulai memasukkan sisa bahan secara sistematis. Meski hasilnya masih fluktuatif, dia telah benar-benar menguasai cara mengendalikan api dan mengolah bahan. Batch-batch terakhir menunjukkan peningkatan kualitas dan kuantitas yang signifikan.
Setelah menghabiskan 100 bahan langka hingga bersih, Chen Qi menaruh Ningzhen Dan yang berhasil di rak ruang eliksir. Dengan perasaan puas, dia segera pergi untuk melanjutkan latihan spiritualnya.
Tanpa diketahui sejak kapan, Pendeta Tao Ma telah berdiri di luar ruang eliksir. Menyaksikan Chen Qi mematikan api tungku dengan santai, ekspresinya berubah-ubah. Namun akhirnya tak berkata sepatah pun. Hanya memandangi Chen Qi yang sedang asyik bertapa dengan tatapan penuh arti, sebelum akhirnya mengibaskan jubahnya dan kembali ke tempat semula untuk merenung.
Chen Qi membuat keributan besar. Awalnya Pendeta Ma tidak ingin menghiraukan, namun seiring satu demi satu tungku ramuan langka hancur, Pendeta Ma pun tak bisa diam. Saat ia berlari hendak menghentikan Chen Qi, kebetulan tungku pertama Ningzhen Dan si pencuri kecil keluar. Pendeta Ma menahan diri dan diam-diam menyaksikan Chen Qi menghabiskan 100 bahan ramuan Ningzhen Dan hingga bersih.
Entah karena pertimbangan apa, dari awal sampai akhir Pendeta Ma sama sekali tidak muncul keinginan untuk menghalangi Chen Qi.
Chen Qi menetap di Istana Giok, setiap hari selain berlatih, ia menyantap Ningzhen Dan buatannya seperti permen. Di Markas Gunung Tianma, kebiasaan makannya yang rakus - menyantap daging setengah matang yang direbus air putih - hampir membuat otaknya meletus. Setelah kabur ke Yangzhou, lalu ke Gunung Wuqi, ia merebut Gua Emas-Perak sebagai wilayahnya.
Hidupnya jarang menikmati makanan enak. Meski Wan Fang sangat mencintainya, kemampuan memasaknya payah sehingga tidak bisa memuaskan selera Chen Qi.
Meskipun Chen Qi telah memperkosa sebagian besar ramuan langka, ia berhasil meramu dua tiga puluh tungku Ningzhen Dan. Setiap tungku Ningzhen Dan memproduksi puluhan hingga ratusan butir, total terkumpul lebih dari seribu butir. Obat ini memiliki khasiat membersihkan energi kotor dari tubuh, dan tidak berbahaya meski dikonsumsi berlebihan. Selama tujuh delapan hari Chen Qi terus memakannya, menelan dua tiga ratus butir. Tubuhnya mengeluarkan kotoran dalam jumlah besar setiap hari, hingga fisiknya menjadi jernih dan lincah.
Setiap manusia terlahir dengan kotoran yang tersembunyi dalam tubuh. Hanya setelah membuka seluruh titik akupuntur tubuh dan melalui belasan tahun pemrosesan bertahap, kotoran ini bisa dikeluarkan. Atau jika mampu memadatkan energi jahat dan memurnikan energi Gang, latihan dengan energi Gang-Sha dapat membersihkannya secara instan.
Meski Chen Qi tidak memiliki kedua metode tersebut, dengan kekuatan Ningzhen Dan ia berhasil membersihkan energi kotor dalam tubuhnya. Meski tidak langsung meningkatkan kultivasinya, tubuhnya menjadi lebih cocok untuk latihan Tao, meningkatkan bakat spiritualnya secara signifikan - suatu pencapaian yang tak bisa disamakan dengan sekadar menaikkan level kultivasi biasa.
Si pencuri kecil ini menyadari imbalannya, jadi agak tertarik meramu pil. Tapi karena pil Ningzhen di tangannya belum habis, memaksanya meramu pil lagi yang butuh usaha besar terasa tidak worth it. Selama dia fokus latihan spiritual ini, beberapa peristiwa besar berturut-turut terjadi. Seluruh sekte Qingcheng waspada setengah mati. Murid-murid di bawah para sesepih juga tegang, hanya Chen Qi yang sama sekali tidak tahu, asyik berlatih saja.
Pada hari ini, Chen Qi selesai merenungkan empat teknik Jalan. Tiba-tiba semangatnya bangkit, memamerkan jurus bela diri sambil meliuk-liuk di Istana Yuding. Ilmu bertarungnya terasah dari berbagai pertarungan sengit, mengutamakan kesederhanaan dan improvisasi. Setelah serangkaian jurus ini, hatinya dipenuhi kejutan dan sukacita.
Ilmu Tulang Besi yang Chen Qi asah selama 7-8 tahun telah berubah menjadi kekuatan tubuh Vajra sejati. Setiap kali menggunakan tubuh Vajra ini, meski merasa teknik Buddha ini dashyat, banyak detail rumit yang sulit dikontrol sempurna, meninggalkan celah-celah kecil. Tapi kali ini, setiap jurusnya mengalur natural. Kekuatan bisa dikeraskan atau dilunakkan sesuai kehendak, aliran energi dalam tubuh sepenuhnya tunduk pada kendalinya.
“Kenapa kemampuan tubuh Vajra sejati saya sepertinya meningkat lagi? Menurut logika, saya sudah melatih tubuh Vajra sejati sampai level 30. Untuk mencapai kemajuan lebih lanjut, seharusnya butuh tahap latihan yang memakan waktu. Apakah karena saya baru-baru ini mengonsumsi Ningzhen Dan yang membersihkan energi kotor dalam tubuh, membuat raga menjadi lebih lentur dan lembut? Bahkan area-area mikro yang sebelumnya tak bisa dijangkau energi Zhen sekarang bisa dialiri, sehingga kekuatan magis tubuh Vajra sejati juga bertambah?”
Chen Qi toh bukan murid resmi aliran Buddha, dan tak ada yang mengajarinya dasar-dasar kultivasi Dharma Buddha.
Setelah Indra Penciuman Buddha terbuka, seseorang bisa membedakan energi murni dan energi campur aduk dalam Yuan Qi langit-bumi, lalu memisahkan energi kotor tersebut sehingga hanya menggunakan energi murni untuk latihan. Proses ini secara alami memiliki efek pemurnian tubuh-pikiran sebagai persiapan membuka indra peraba. Hanya dengan membuka Indra Penciuman yang mampu menyerap energi murni dalam volume besar, fondasi untuk melatih indra peraba akan kokoh.
Meski Chen Qi telah membuka Indra Penciuman, tingkat kultivasinya masih dangkal dan sebagian besar waktunya dihabiskan untuk empat teknik Jalan, bukan melatih kemampuan supernatural aliran Buddha. Dengan kecepatan latihannya, setelah membuka Indra Penciuman, setidaknya butuh 30-50 tahun untuk membersihkan energi kotor dalam tubuhnya guna mempersiapkan dasar kuat bagi latihan indra peraba.
Namun berkat konsumsi Ningzhen Dan dalam jumlah besar, Chen Qi berhasil memurnikan raganya 90% lebih cepat, telah menyiapkan fondasi terkuat untuk pembukaan indra peraba.
Terutama tubuh Vajra sejati merupakan metode untuk melatih raga. Meski Chen Qi telah menempa tubuh fisiknya dan masih jauh dari pemahaman indra peraba, peningkatan kultivasi tubuh Vajra sejati ini justru yang paling langsung. Walau tak bisa langsung meningkatkan level kultivasi, ini membuat tubuh Vajra sejati Chen Qi di kemudian hari lebih mudah berkembang dalam perjalanan kultivasinya.
Meski Chen Qi gembira dengan peningkatan kultivasinya, ia juga merasa pasrah karena peningkatan itu terjadi di bidang yang salah. Empat teknik Jalan yang ia pelajari utama, setiap kali naik level sangat sulit. Namun kesadaran sejati aliran Buddha justru terbuka tiba-tiba tanpa tanda, secara misterius menembus satu level. Setelah mempraktikkan jurus tinju beberapa saat, Chen Qi tersenyum getir sambil berpikir: "Andai aku benar-benar mencapai indra peraba lebih dulu, mungkin harus mengubah haluan dan beralih ke praktik Dharma Buddha. Dengan《Mahayana Sutra Vajra Kekosongan Agung Kebahagiaan Tertinggi》dan《Longxiang Vajra Sutra》, serta meminta Xu Li dan Ying Shao mengungkapkan《Sutra Raja Kemenangan Penakluk Segala Ilmu》dari guru mereka, dengan tiga kitab ini meski masih sulit mencapai indra keenam Buddha dan membentuk relik, tetap lebih masuk akal daripada mengubah Yuan Qi biasa menjadi energi jahat menggunakan energi Xuanhuang."
Chen Qi masih larut dalam pikiran kacau saat suara merdu tiba-tiba bergema dari langit-langit Istana Yu Ding.
“Paman Master Ma Bochang, murid Yin Sexue dari aliran Guru Zhu, khusus datang meminta bantuan Paman untuk membuka tungku dan meracik sepanci Ningzhen Dan.”
Chen Qi agak tertegun, menginjakkan kaki ringan sehingga teratai emas bermekaran di bawahnya, menopang si pencuri kecil itu perlahan naik ke angkasa. Ia melirik ke luar Istana Yu Ding, melihat seorang gadis cantik. Meski tak mengenalnya, ia tetap sopan berkata: "Shijie, adik Chen Qi yang baru masuk perguruan. Guru sedang tekun bermeditasi, tak bisa diganggu. Jika Shijie tak keberatan, silakan masuk ke Istana Yu Ding untuk menunggu guru bangun."
Perempuan yang mengaku Yin Sexue itu menyeringai mendengar nama Chen Qi: "Kaukah sampah yang energi Zhen-nya terkontaminasi energi kotor sampai tak bisa latihan itu? Kecuali Paman Ahli Pil Qing turun tangan, mustahil kau bisa membersihkan najis dalam tubuhmu dan mempelajari ilmu Tao tingkat tinggi. Ngapain nekat nongkrong di Sekte Qingcheng?"
Ucapan pedas Yin Sexue membuat Chen Qi tersipu malu. Meski si pencuri tahu dirinya tak gagal berlatih ilmu Qingcheng karena praktik Hukum Cahaya Hitam Tai Hui, namun ketidakmampuannya memadatkan energi jahat tetap menghalanginya mempelajari Mantra Petir Qingcheng. Walau tak menyesali pilihan dan tak berniat menghapus kekuatan magisnya untuk mulai dari nol, ia sangat tak suka orang menyentil soal ini.
Chen Qi seketika berubah wajah, berkata dingin: "Kalau Shijie Yin tidak berniat menunggu guruku bangun, silakan sesuka hati. Aku juga harus melanjutkan latihan dan menyelesaikan pelajaran hari ini." Meski Yin Sexue sedikit menyindir Chen Qi, itu hanyalah kebiasaan belaka. Di lubuk hatinya, ia tak menyadari Chen Qi telah membenci sikapnya. Dengan wajah ceria ia berkata: "Aku datang mencari Shibo Ma Bochang. Urusanmu apaan, si bocah? Cepat beri tahu dia. Kalau urusanku sampai terganggu, kau yang tak bisa tanggung jawab."
Chen Qi tersenyum kecut: "Urusanmu kenapa harus jadi tanggunganku? Sekalipun kau celaka, itu urusanmu sendiri. Jangan coba-coba lempar kesalahan ke tubuhku."
