Longhu Zongshe Tongyu Wanshou Zhenfa mencakup segala hal. Chen Qi bahkan telah memadatkan seluruh energi jahat dan memurnikan seluruh energi Gang. Bahkan energi negatif yang dibutuhkan Huo Ya Zhen dan Tun Ri Shen Yuan Bian telah dipadatkan. Namun si pencuri kecil ini ragu-ragu, tidak tahu apa konsekuensinya jika terus melatih mantra inti Tun Ri Shen Yuan Bian dan Huo Ya Zhen sambil tetap memadatkan energi jahat dan memurnikan Gang dari teknik Dao lainnya.
Tepat saat ia mencoba mencapai terobosan ke tingkat Dan Cheng, energi Yin-Yang tiba-tiba menelan kekuatan dua teknik Dao tersebut sekaligus, membuat Chen Qi terkejut.
Setelah Teknik Kultivasi Longhu Zongshe Tongyu Wanshou Zhenfa menelan Formasi Burung Gagak Api (Huo Ya Zhen) dan Transformasi Kera Dewa Penelan Matahari (Tun Ri Shen Yuan Bian), struktur sentral yang sebelumnya menggunakan Teknik Pembunuhan Macan Putih (Baihu Qisha) dan Kekacauan Tanpa Pemimpin (Qunlong Wushou) sebagai poros utama untuk mengendalikan ratusan mantra lainnya pun runtuh. Kedua mantra baru ini, setelah terintegrasi ke dalam Longhu Zongshe Tongyu Wanshou Zhenfa, menolak tunduk. 72 ekor Burung Gagak Api dan Tungku Dewa Matahari masing-masing menunjukkan kekuatan dominannya, membentuk situasi empat kutub yang saling bersaing.
Energi Yin-Yang secara spontan mengalir, mengubah berbagai Yuan Qi yang diserap menjadi energi negatif (sha qi) yang dibutuhkan Formasi Burung Gagak Api dan Transformasi Kera Dewa Penelan Matahari. Sejak Longhu Zongshe Tongyu Wanshou Zhenfa berhasil memurnikan energi Gang dan Sha, proses tidak perlu lagi melalui transformasi Chaos Yuan Qi terlebih dahulu. Efektivitasnya pun meningkat drastis. Chen Qi akhirnya membuka cadangan energi negatif yang tersimpan dalam 36 Batang Bilah Giok Ungu, membiarkan kedua teknik Dao ini menyerapnya habis-habisan.
Dengan tingkat kultivasi sudah mencapai puncak Lian Gang, proses pemadatan energi negatif (ning sha) untuk kedua teknik Dao ini berlangsung sangat cepat. Ditambah persediaan energi negatif yang melimpah, hanya dalam tujuh delapan shichen (14-16 jam), Formasi Burung Gagak Api dan Transformasi Kera Dewa Penelan Matahari telah berevolusi. Keduanya mulai menyeruak ke langit mengikuti aliran energi Yin-Yang, menerobos sembilan lapisan atmosfer Tiangang, menelan intisari energi Gang dari langit kesembilan.
Selama tiga hari berturut-turut, kedua teknik Dao ini telah menyelesaikan proses pemurnian Gang. Mantra Formasi Burung Gagak Api mengalami peningkatan drastis, 72 benih api sejati asli berevolusi menjadi lebih dari 500 benih. Meskipun benih baru belum diolah menjadi Burung Gagak sehingga daya penghancurnya sedikit berkurang, kekuatan Formasi Burung Gagak Api telah mencapai tingkat yang tak terbayangkan. Transformasi Kera Dewa Penelan Matahari melatih api sejati matahari paling murni, proses pemurnian Gang-nya pun lebih mudah dibanding Formasi Burung Gagak Api. Api burung matahari yang membara dalam Tungku Dewa Matahari berhasil membuka lebih dari sepuluh lapisan kekangan pada alat ritual yang berasal dari halaman Kitab Emas ini, meningkatkan kekuatan Tungku Dewa Matahari secara signifikan.
Awalnya hanya ada dua benih api sejati dalam Tungku Dewa Matahari. Benih api dari Transformasi Kera Dewa Penelan Matahari berbeda dengan benih Formasi Burung Gagak Api, sangat sulit untuk menambah jumlahnya. Namun di bawah dampak hebat teknik (memadatkan energi jahat) dan (memurnikan energi Gang), Tungku Dewa Matahari berhasil melahirkan tujuh benih api baru. Meski tingkat kekangan mantra api sejati matahari di dalamnya bervariasi, mereka telah mencapai fase embrio sehingga Chen Qi bisa kapan saja memisahkan tujuh Kera Penelan Matahari.
Berbagai teknik api yang berasal dari Transformasi Kera Dewa Penelan Matahari dan Formasi Burung Gagak Api telah terintegrasi ke dalam Longhu Zongshe Tongyu Wanshou Zhenfa (Teknik Pengendalian Segala Makhluk). Semua mantra yang dikuasai Chen Qi kini telah menyatu tanpa batas, terolah menjadi satu kesatuan utuh.
Chen Qi juga tidak tahu apakah situasi ini baik atau buruk, tetapi tepat setelah dia menggunakan energi Yin-Yang untuk memindahkan Formasi Burung Gagak Api dan Transformasi Kera Dewa Penelan Matahari, ketika hendak benar-benar menyempurnakan Elixir Emas, muncul kekuatan tak kasatmata yang tak terdefinisikan menghalangi terobosannya ke tingkat Dan Cheng. Saat dia merenung mengapa tidak bisa menyempurnakan Elixir melalui pelatihan energi, tiba-tiba muncul kekuatan misterius dari dalam Pagoda Vajra yang langsung diserap habis oleh energi Yin-Yang. Dengan memperoleh kekuatan misterius ini, Chen Qi seketika memecahkan teka-teki, merenungi kekosongan, dan memahami apa yang kurang dalam upayanya meramu Elixir Emas?
Setelah beberapa kali mencoba, Chen Qi tetap tak bisa menembus rintangan terakhir. Kekuatan misterius yang berasal dari Pagoda Vajra ternyata terlalu lemah untuk mendukungnya meramu Elixir Emas. Setelah melakukan kalkulasi dalam hati dan menyadari masih kurang satu tingkat breakthrough, dia menghela napas panjang dan menarik kembali semua kekuatan magisnya.
"Taisang Hualong Jue sepertinya terkait dengan kekuatan doa, memadatkan energi jasa. Energi Yin-Yang ini juga tampaknya berhubungan dengan sesuatu. Hanya dengan memahami misteri inilah aku bisa mencapai tingkat penyempurnaan eliksir..." Hati Chen Qi berdebar kencang, seolah memahami sesuatu namun tetap kabur. Kehalusan makna ini bukan hanya sulit dipahami Chen Qi, bahkan praktisi dari Tiga Sekte Enam Jalan di Sembilan Provinsi dan Empat Wilayah Dayun pun belum tentu mengerti kunci utamanya.
Chen Qi dapat merasakan, kekuatan misterius di dalam Pagoda Vajra berasal dari Kitab Burung Gagap Api yang ditulisnya dan beberapa muridnya. Para biksu dari Kuil Datuoluoni serta lebih dari 20 ribu jing kelelawar kecil juga memancarkan energi walau sangat lemah. Kekuatan ini menyatu dengan energi Yin-Yang, melahirkan perubahan baru dalam dualitas tersebut.
Meski mengalami pencerahan, Chen Qi tidak menyadari bahwa energi Xuanhuang dan Yin-Yang sama-sama termasuk dalam Lima Energi Primordial. Xuanhuang mewakili jasa kebajikan, sedangkan Yin-Yang mewakili prinsip moral.
Moral harus diajarkan, ilmu disebarkan untuk memahami rahasia ilahi!
"Dengan mengajar murid-murid, aku akan mendapat berkah takdir untuk mencapai tingkat Dan Cheng."
Chen Qi merenung dalam hati, tiba-tiba tersadar. Sebuah senyum getir muncul di wajahnya: "Orang lain bisa maju bertahap dalam kultivasi, tapi aku harus merenungkan sendiri segalanya. Teknik Taisang Hualong Jue memaksaku berbuat baik untuk mengumpulkan energi doa. Teknik Longhu Zongshe ini malah mengharuskan aku membina banyak murid dan menulis kitab untuk mencapai terobosan. Pantas saja ilmu Tao kuno membutuhkan pewarisan guru-murid - persyaratannya memang aneh bin ajaib."
Chen Qi sama sekali tidak tahu bahwa ilmu Tao yang ia pelajari bahkan di zaman kuno pun sudah tidak terlihat. Sang pemberi empat halaman Kitab Emas ini bukan hanya menguasai pengetahuan kuno-modern dan memiliki kekuatan magis tak terbatas, tetapi juga kebijaksanaannya yang luar biasa, sehingga mampu menciptakan berbagai ilmu Tao yang belum terpikirkan oleh pendahulunya.
Si pencuri kecil ini merenung lama, akhirnya menyerahkan niat untuk segera membentuk Elixir Emas, lalu menyimpan Pagoda Vajra. Ia pun mengasingkan diri di Kuil Maha Dharani. Setelah bermeditasi selama tujuh hari tujuh malam di kuil ini, Chen Qi mengerahkan nyanyian naga surgawi, mulai mengajarkan mantra dari Kitab Burung Gagap Api, serta melepaskan pasukan siluman yang tertekan dalam Formasi Vajra-Garbha Dua Dunia Sepuluh Arah dan yang ditampung di Istana Awan Api, total mencapai lebih dari 10.000 makhluk. Ia memerintahkan pasukan siluman ini untuk mendengarkan ajarannya.
Setelah mengajar lebih dari sepuluh hari, Chen Qi kembali melepaskan para biksu dari Kuil Maha Dharani di Pagoda Vajra serta lebih dari 20.000 kelelawar kecil, lalu mulai berkhotbah tentang tiga kitab suci Buddha.
Saat Chen Qi menyampaikan ajaran, bunga langit berhamburan. Tidak hanya pasukan siluman, jing kelelawar, dan biksu agung di bawahnya yang beruntung mendengar, bahkan burung dan binatang liar di sekitarnya, makhluk gaib gunung dan hantu pohon pun diam-diam datang mendengarkan khotbahnya. Bahkan warga sekitar sesekali ikut hadir. Selama tiga empat bulan Chen Qi tinggal di Kuil Maha Dharani, kuil ini berubah menjadi wilayah pegunungan yang ramai. Setiap hari tak terhitung jumlah burung dan binatang liar, makhluk gaib gunung, hutan dan masyarakat sekitar yang datang mendengarkan ajarannya, hidup rukun bersama pasukan siluman, jing kelelawar, dan biksu agung di bawah Chen Qi.
